Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup

Pagi itu, suasana di lokasi proyek terasa lebih sibuk dari biasanya. Mesin-mesin berat bergemuruh, para pekerja bergerak cepat dari satu tempat ke tempat lain, dan pengawas proyek sibuk mengawasi pekerjaan yang berjalan. Namun, bagi Raka, semua hiruk-pikuk itu hanya seperti latar belakang samar. Pikirannya dipenuhi dengan langkah berikutnya: bagaimana mengungkap kebenaran tanpa menempatkan dirinya atau orang lain dalam bahaya.

Setelah percakapan intens dengan Pak Hasan, Raka merasa semakin yakin bahwa ini bukan hanya tentang ketidakberesan finansial. Masalah ini jauh lebih dalam, melibatkan oknum berpengaruh yang berusaha menutupi korupsi mereka dengan segala cara. Namun, ia juga tahu bahwa waktu tidak berpihak kepadanya. Setiap hari yang berlalu meningkatkan risiko bahwa ia akan "dihilangkan" dari permainan ini, baik secara fisik maupun profesional.

**Informasi Rahasia dari Dalam**

Siang itu, Raka sedang memeriksa laporan harian ketika ponselnya bergetar. Sebuah pesan dari nomor tak dikenal muncul di layar.

_"Jika kamu ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi, temui saya malam ini di Taman Menteng. Jangan bilang siapa-siapa."_

Pesan itu membuat Raka terdiam sejenak. Siapa pengirimnya? Apakah ini jebakan, atau benar-benar seseorang yang ingin membantunya? Ia memandangi layar ponselnya, mencoba mencari petunjuk dari kata-kata dalam pesan itu, tetapi tidak menemukan apa pun yang mencurigakan.

Setelah beberapa menit berpikir, Raka memutuskan untuk menghadiri pertemuan itu. Meskipun ada risiko, ia tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkan informasi baru.

**Pertemuan di Taman**

Malam itu, Raka tiba di Taman Menteng tepat pukul delapan. Tempat itu cukup sepi, hanya ada beberapa orang yang berjalan-jalan atau duduk di bangku taman. Ia merasa gugup, tetapi mencoba untuk tetap tenang.

Beberapa menit kemudian, seorang pria paruh baya dengan jaket kulit hitam mendekatinya. Pria itu membawa sebuah tas kecil dan menatap Raka dengan sorot mata yang penuh kewaspadaan.

“Raka, kan?” tanya pria itu dengan suara pelan.

“Iya. Anda siapa?” balas Raka.

Pria itu tidak langsung menjawab. Ia memandang sekitar, memastikan tidak ada yang memperhatikan mereka, lalu duduk di samping Raka.

“Saya dulu bekerja di bagian keuangan proyek ini sebelum kamu masuk. Nama saya Haris,” katanya dengan nada rendah.

Raka mengangguk pelan, menunggu pria itu melanjutkan.

“Apa yang kamu temukan baru sebagian kecil dari masalah sebenarnya. Proyek ini sudah diatur sejak awal untuk menjadi mesin pencuci uang bagi beberapa orang di manajemen. Markup harga yang kamu lihat hanyalah salah satu cara mereka mencuri uang proyek,” ujar Haris.

“Kamu punya bukti?” tanya Raka dengan nada serius.

Haris mengangguk. Ia membuka tas kecilnya dan mengeluarkan beberapa dokumen serta flash drive. “Ini adalah data-data transaksi yang saya simpan sebelum saya keluar. Mereka memalsukan invoice, mengalihkan dana ke rekening pribadi, dan bahkan membuat laporan fiktif untuk menyembunyikan kekurangan material.”

Raka memandangi dokumen-dokumen itu dengan perasaan campur aduk. Bukti ini bisa menjadi kunci untuk mengungkap seluruh skandal, tetapi juga menempatkannya dalam bahaya yang jauh lebih besar.

“Kenapa Anda memberikan ini kepada saya?” tanya Raka.

“Saya sudah cukup lama diam. Kalau terus seperti ini, mereka akan terus lolos dari hukum. Saya butuh seseorang yang cukup berani untuk melanjutkan ini, dan saya pikir kamu orangnya,” jawab Haris sambil menatap Raka.

**Pengejaran di Malam Hari**

Setelah pertemuan itu, Raka berjalan cepat meninggalkan taman sambil membawa dokumen-dokumen dari Haris. Namun, di tengah perjalanan pulang, ia merasa ada yang tidak beres. Sebuah mobil hitam tampak mengikutinya dari kejauhan.

Jantungnya berdegup kencang. Ia mencoba mempercepat langkahnya, tetapi mobil itu semakin dekat. Akhirnya, ia memutuskan untuk masuk ke sebuah gang sempit, berharap bisa menghindari perhatian.

Tiba-tiba, dua pria bertubuh besar muncul dari ujung gang dan menghadangnya.

“Lo pikir bisa main-main sama proyek ini, ya?” kata salah satu pria dengan nada mengancam.

Raka mundur selangkah, berusaha tetap tenang. Namun, sebelum ia bisa mengatakan apa pun, salah satu pria itu mengayunkan tinjunya ke arah Raka. Dengan refleks cepat, Raka menghindar, tetapi pukulan itu tetap mengenai bahunya, membuatnya terjatuh ke tanah.

Saat pria itu bersiap untuk menyerang lagi, sebuah suara lantang terdengar dari belakang.

“Hei! Apa yang kalian lakukan?” teriak seorang pemilik toko yang keluar dengan tongkat di tangannya.

Kedua pria itu tampak ragu sejenak, lalu melarikan diri sebelum menarik perhatian lebih banyak orang.

“Mas, kamu nggak apa-apa?” tanya pemilik toko sambil membantu Raka berdiri.

“Terima kasih, Pak. Saya nggak apa-apa,” jawab Raka sambil menahan sakit di bahunya.

Setelah memastikan situasi aman, Raka segera meninggalkan tempat itu. Ia tahu bahwa nyawanya sekarang benar-benar terancam.

**Keputusan Terbesar**

Malam itu, Raka mengunci dirinya di kamar kos. Ia menatap dokumen-dokumen dari Haris sambil mencoba merenungkan langkah berikutnya. Apakah ia akan membawa bukti ini langsung ke pihak berwenang, atau mencoba mencari cara lain untuk melindungi dirinya?

Ia tahu bahwa melawan orang-orang berkuasa ini tidak akan mudah. Namun, ia juga tidak bisa diam. Dengan bukti yang ia miliki sekarang, ia memiliki peluang untuk mengungkapkan kebenaran, meskipun risikonya sangat besar.

“Kalau gue nggak maju sekarang, nggak akan ada yang berubah,” gumamnya dengan penuh tekad.

Pagi itu, sebelum matahari terbit, Raka memutuskan untuk menghubungi seorang jurnalis investigasi yang ia kenal melalui Nadia. Ia percaya bahwa mengungkapkan skandal ini kepada publik adalah satu-satunya cara untuk melawan mereka.

Namun, ia juga tahu bahwa langkah ini akan mengubah hidupnya selamanya.

Setelah memutuskan untuk melibatkan jurnalis investigasi, Raka merasa sedikit lega. Namun, ia juga sadar bahwa waktu tidak berpihak kepadanya. Orang-orang di balik konspirasi ini pasti sudah tahu bahwa ia memiliki bukti kuat untuk melawan mereka. Ia harus bergerak cepat.

Raka menghabiskan malam itu untuk memindai dan menyusun dokumen-dokumen yang ia dapatkan dari Haris. Setiap data diperiksa dengan teliti, memastikan bahwa tidak ada celah yang bisa digunakan untuk menyangkal bukti tersebut.

Ia juga menghubungi Nadia, meminta bantuannya untuk mengatur pertemuan dengan jurnalis investigasi keesokan harinya.

“Raka, kamu yakin mau lanjut?” suara Nadia terdengar khawatir di telepon.

“Aku nggak punya pilihan lain, Nad. Kalau nggak sekarang, kapan lagi?” jawab Raka tegas.

**Langkah Kecil Menuju Kebenaran**

Pagi itu, di sebuah kafe kecil yang jauh dari keramaian, Raka dan Nadia bertemu dengan seorang pria paruh baya bernama Reza, seorang jurnalis investigasi yang dikenal sering membongkar kasus-kasus besar.

Reza membaca dokumen-dokumen yang diserahkan Raka dengan seksama. Sesekali, ia mengangguk dan mencatat sesuatu di buku catatannya.

“Ini data yang luar biasa, Raka,” kata Reza akhirnya. “Kalau ini dipublikasikan, efeknya bisa besar sekali. Tapi kamu juga harus siap dengan konsekuensinya. Orang-orang seperti ini nggak akan tinggal diam.”

“Aku sudah siap, Mas. Aku tahu risikonya,” jawab Raka mantap.

Reza mengangguk dengan wajah serius. “Oke. Aku akan mulai menyelidiki ini lebih dalam dan menyiapkan laporan. Tapi aku butuh waktu. Pastikan kamu tetap aman sampai semua ini siap dipublikasikan.”

Setelah pertemuan itu, Raka merasa seperti beban besar sedikit terangkat dari pundaknya. Namun, ia tahu bahwa ini baru awal dari pertempuran panjang yang akan ia hadapi.

Malam itu, saat kembali ke kosannya, Raka duduk di dekat jendela dan menatap ke luar. Lampu-lampu kota Jakarta tetap bersinar, seperti biasa, memantulkan gemerlap yang tak pernah hilang.

Namun, di balik cahaya itu, ia tahu ada kegelapan yang harus dihadapi.

Meski ancaman mengintai di setiap sudut, Raka tidak merasa gentar. Bagi dirinya, perjuangan ini bukan lagi soal menyelamatkan kariernya atau melindungi dirinya sendiri, melainkan soal menegakkan kebenaran di tengah sistem yang busuk.

“Jakarta, lo keras. Tapi gue nggak akan kalah,” gumamnya sekali lagi, meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia berada di jalan yang benar.

Episodes
1 Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2 Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3 Bab 3 Jalan yang Berbeda
4 Bab 4 Titik Balik
5 Bab 5 Mencari Jalan Baru
6 Bab 6 Keringan dan Keberanian
7 Bab 7 Menghadapi Badai
8 Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9 Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10 Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11 Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12 Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13 Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14 Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15 Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16 Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17 bab 17 Kejaran Berlanjut
18 Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19 Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20 Bab 20 Pengejaran Terakhir
21 Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22 Bab 22 Langkah Pertama
23 Bab 23 Labirin Jakarta
24 Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25 Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26 Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27 Bab 27 Jaring yang Mengencang
28 Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29 Bab 29 Langka Menuju Sarang
30 Bab 30 Titik Balik
31 Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32 Bab 32 Api Dalam Gelap
33 Bab 33 Perang Bayangan
34 Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35 Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36 Bab 36 Antara Dua Dunia
37 Bab 37 Titik Terendah
38 Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39 Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40 Bab 40 Api di Tengah Hujan
41 Bab 41 Jejak Kegelapan
42 Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43 Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44 Bab 44 Awal dari Akhir
45 Bab 45 Berlanjut
46 Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47 Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48 Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49 Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50 Bab 50 Membantu Rina
51 Bab 51 Kehadiran Bayu
52 Bab 52 Bertemu Nadia
53 Bab 53 Pertarungan Bebas
54 Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55 Bab 55 Melawan Ical
56 Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57 Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58 bab 58 Ikut Nadia
59 Bab 59 Adegan awal
60 Bab 60 Tatap Muka
61 Bab 61 Hari Pertandingan
62 Bab 62 Informasi dari Bayu
63 Bab 63 Pembicaraan Kecil
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Chapter 1 Bab 1 Selamat Datang di Jakarta
2
Bab 2 Kos Kosan di Gang Sempit
3
Bab 3 Jalan yang Berbeda
4
Bab 4 Titik Balik
5
Bab 5 Mencari Jalan Baru
6
Bab 6 Keringan dan Keberanian
7
Bab 7 Menghadapi Badai
8
Bab 8 Jalan Baru yang Berliku
9
Bab 9 Pilihan yang Tak Terduga
10
Bab 10 langkah Awal di Jalur Baru
11
Bab 11 Kejutan di Tengah Kesibukan
12
Bab 12 Kebenaran yang Terkuak
13
Bab 13 Konspirasi di Balik Pintu Tertutup
14
Bab 14 Langkah ditengah Ancaman
15
Bab 15 Persengkongkolan yang Terkuak
16
Bab 16 Kejaran Tanpa Henti
17
bab 17 Kejaran Berlanjut
18
Bab 18 Perpecahan dan Perlawanan
19
Bab 19 Perjuangan ditengah Bayangan
20
Bab 20 Pengejaran Terakhir
21
Bab 21 Pintu Gerbang Jakarta
22
Bab 22 Langkah Pertama
23
Bab 23 Labirin Jakarta
24
Bab 24 Jaringan Tak Terlihat
25
Bab 25 di Balik Bayang-Bayang
26
Bab 26 Langkah di Ujung Keputusan
27
Bab 27 Jaring yang Mengencang
28
Bab 28 Jejak di Tengah Kota
29
Bab 29 Langka Menuju Sarang
30
Bab 30 Titik Balik
31
Bab 31 Jalan Gelap Terbuka
32
Bab 32 Api Dalam Gelap
33
Bab 33 Perang Bayangan
34
Bab 34 Kepungan Tak Terduga
35
Bab 35 Jalan Tak Terlihat
36
Bab 36 Antara Dua Dunia
37
Bab 37 Titik Terendah
38
Bab 38 Dibalik Bayang-Bayang
39
Bab 39 Jejak di Tengah Gelap
40
Bab 40 Api di Tengah Hujan
41
Bab 41 Jejak Kegelapan
42
Bab 42 di Balik Bayang Jakarta
43
Bab 43 Pertempuran dalam Bayang-Bayang
44
Bab 44 Awal dari Akhir
45
Bab 45 Berlanjut
46
Bab 46 Perangkap Tak Terduga
47
Bab 47 Akhir dan Awal Baru
48
Chapter 2 Bab 48 Awal Baru
49
Bab 49 Hari Pertama Kerja Bengkel
50
Bab 50 Membantu Rina
51
Bab 51 Kehadiran Bayu
52
Bab 52 Bertemu Nadia
53
Bab 53 Pertarungan Bebas
54
Bab 54 Awal Hari yang Biasa
55
Bab 55 Melawan Ical
56
Bab 56 Dunia yang Lebih Gelap
57
Bab 57 Raka Memutuskan untuk Menerima Tawaran Arman
58
bab 58 Ikut Nadia
59
Bab 59 Adegan awal
60
Bab 60 Tatap Muka
61
Bab 61 Hari Pertandingan
62
Bab 62 Informasi dari Bayu
63
Bab 63 Pembicaraan Kecil

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!