The Beginning of Dangerous Game

Darren menatap Lisa, matanya bersinar dengan kepercayaan diri khasnya. "Aku bahkan berniat lebih dari itu."

Lisa tersentak. "Apa maksudmu?"

"Aku tidak berniat menjadi simpanan siapa pun. Tapi kalau kau bertanya apakah aku serius menyukai Elea... jawabannya, ya. Aku serius. Dan aku tidak akan berhenti di sini," jawab Darren dengan senyum miringnya yang nakal.

Lisa menatap Darren dengan ekspresi campuran antara terkejut dan bingung. "Kau tahu apa yang kau bicarakan, Darren? Dia sudah menikah. Kau akan memperumit hidupnya, hidupmu juga."

Darren menatap Lisa dengan tatapan yang tidak biasa—bukan tatapan polos yang suka bercanda seperti biasanya, tetapi tatapan seorang pria yang sudah memikirkan keputusannya dengan matang. "Lisa, aku tahu apa yang kulakukan. Tapi terima kasih atas kekhawatiranmu."

Lisa menggelengkan kepala, merasa tidak yakin bagaimana harus bereaksi. "Kau gila, Darren. Tapi aku harap kau tahu apa yang kau lakukan."

Darren tersenyum kecil, lalu berkata dengan nada menggoda, "Tentu saja aku tahu. Lagipula, hidup akan membosankan tanpa sedikit tantangan, bukan?"

Lisa menghela napas panjang sebelum meninggalkan Darren. Di dalam hati, dia khawatir. Dia memang tahu pernikahan Elea dengan Adrian tidak harmonis, tetapi itu bukan alasan bagi Darren untuk masuk ke dalam hidup wanita itu dengan cara yang seperti ini.

***

Elea merasa ada yang memperhatikannya. Ia mengangkat pandangannya dan melihat Darren dengan cepat mengalihkan matanya ke layar komputer. Elea mengerutkan kening.

"Darren, kau tidak sedang mengerjakan laporanmu?" tanyanya, suaranya cukup keras sehingga beberapa orang menoleh.

Darren tersenyum, mengangkat cangkir kopinya seolah menutupi rasa malunya. "Aku sedang mencari inspirasi, Elea."

"Inspirasi?" Elea mengulanginya dengan nada skeptis.

"Ya, inspirasi. Kau tahu, kadang melihat seseorang yang penuh dedikasi bisa sangat memotivasi," jawab Darren, matanya berbinar.

***

Kantor Elea begitu sepi malam itu. Suara gemerisik kertas dan ketukan keyboard memenuhi ruang kerja yang biasanya ramai oleh suara telepon dan obrolan para karyawan. Lampu-lampu kantor yang modern dan terang benderang menyorot wajah Elea yang terlihat serius menatap layar komputernya. Sebuah dokumen penting harus selesai malam ini, dan Elea tidak memiliki pilihan lain selain lembur bersama dua rekan kerjanya, Lisa dan Darren.

Lisa duduk di seberang meja, tampak gelisah sambil terus memeriksa ponselnya. Darren, di sisi lain, terlihat lebih santai, bersandar di kursinya dengan senyum iseng di wajahnya, memainkan pena di tangannya. Meski perannya sebagai "junior" seharusnya membuatnya lebih tekun, Darren sering kali terlihat lebih tertarik pada Elea daripada pekerjaannya.

"Aku sudah kirim revisi ke emailmu, Elea," kata Lisa akhirnya, suaranya terdengar tegang. "Tapi aku benar-benar harus pergi. Ibuku baru saja masuk rumah sakit. Aku harus ke sana sekarang."

Elea mendongak dari layar komputernya, alisnya mengerut tanda khawatir. "Apa yang terjadi? Apa dia baik-baik saja?"

Lisa mengangguk cepat, meski matanya berkaca-kaca. "Dokter bilang tidak terlalu serius, tapi aku harus ada di sana. Aku minta maaf jika harus meninggalkan kalian—"

"Pergilah," potong Elea lembut. "Keluarga lebih penting. Darren, kau bisa mengantar Lisa, kan?"

Namun, sebelum Darren sempat menjawab, Lisa buru-buru menolak. "Oh, tidak perlu. Aku bisa naik taksi." Ia melirik Darren dengan senyum yang menyiratkan sesuatu, dan Darren balas menatapnya dengan ekspresi yang sama. Seperti ada kesepakatan diam-diam di antara mereka, sesuatu yang membuat Elea merasa sedikit curiga.

"Kenapa kalian berdua saling menatap seperti itu?" tanya Elea sambil mengangkat alis, nada suaranya tajam.

"Ah, tidak apa-apa," jawab Darren dengan santai. "Dia hanya... memberi jalan untukku, kurasa." Matanya berbinar dengan godaan, sementara Lisa terkikik kecil sebelum mengambil tasnya dan bergegas pergi.

Setelah pintu tertutup di belakang Lisa, Elea kembali menatap layar komputer, mencoba mengabaikan perasaan aneh yang muncul dari interaksi singkat itu. Darren, di sisi lain, terlihat semakin nyaman, bersandar di meja kerja Elea sambil mengawasinya dengan penuh perhatian.

"Kenapa kau tidak mau mengantar Lisa?" Elea akhirnya bertanya, memecah keheningan.

Darren tersenyum, kali ini lebih lembut. "Kau lebih membutuhkan aku di sini, Elea."

Elea mendesah panjang, tidak berniat memperpanjang percakapan. Meski begitu, ada sesuatu dalam nada suara Darren—sebuah kesungguhan yang sulit diabaikan. Ia memutuskan untuk tidak menjawab, memilih fokus pada pekerjaannya.

***

Pukul sembilan malam, suara jam dinding menggema di ruangan yang kini hanya dihuni mereka berdua. Elea menggosok pelipisnya, mencoba mengusir rasa lelah yang mulai menyerang. Dokumen di mejanya hampir selesai, hanya tinggal beberapa penyesuaian kecil.

"Kau boleh pulang duluan, Darren," katanya tiba-tiba. "Aku bisa menyelesaikan ini sendiri."

"Dan meninggalkanmu sendirian di sini? Itu bukan aku, Elea," jawab Darren tanpa ragu. "Aku akan menunggumu sampai semuanya selesai. Kalau perlu, aku akan mengantarmu pulang."

Elea mendongak, menatap Darren dengan ekspresi tak percaya. "Mengantarku pulang hanya untuk melihatku bertengkar lagi dengan Adrian? Tidak, terima kasih."

Ada keheningan sejenak setelah itu, suasana menjadi lebih berat. Darren menatap Elea, ekspresinya berubah serius. "Aku tidak mengerti, Elea. Bagaimana bisa kau menikah dengan pria seperti Adrian?"

Pertanyaan itu seperti pukulan. Elea membeku, tangannya berhenti mengetik. "Apa maksudmu?" tanyanya pelan, meski nada suaranya mengandung peringatan.

Darren mengangkat bahu, tapi matanya tidak berpaling dari Elea. "Kau terlalu baik untuknya. Dia bahkan tidak terlihat mencintaimu. Kau pantas mendapatkan seseorang yang lebih baik."

"Apa kau merasa cukup mengenalku untuk mengatakan itu?" balas Elea dingin, matanya menatap Darren dengan tajam.

"Ya," jawab Darren tegas. "Aku mengenalmu lebih dari yang kau kira, Elea."

Elea memalingkan wajah, berusaha mengabaikan debaran aneh di dadanya. "Kau tidak tahu apa-apa tentang pernikahanku, Darren," katanya, suaranya melembut. "Adrian dan aku... kami memiliki hubungan yang rumit, tapi aku mencintainya."

"Tapi apakah dia mencintaimu?" Darren bertanya, nadanya lebih lembut kali ini. "Setiap kali kau berbicara tentangnya, yang kudengar hanya luka dan kekecewaan."

Elea tidak menjawab. Ia menundukkan kepala, menyadari bahwa Darren mungkin benar. Tapi itu bukan sesuatu yang ingin ia bahas, terutama dengan Darren, pria yang baru beberapa minggu bekerja sebagai asistennya.

"Kau tidak akan mengerti," katanya akhirnya, kembali mengetik. Tapi ada getaran kecil dalam suaranya, sesuatu yang Darren tangkap dengan sangat jelas.

Darren tidak mengatakan apa-apa lagi, tapi matanya terus mengawasi Elea, penuh dengan campuran rasa penasaran dan perlindungan. Bagi Darren, Elea bukan hanya atasan yang tangguh dan mandiri. Ia adalah teka-teki, seseorang yang Darren ingin pahami lebih dalam—dan mungkin, seseorang yang Darren ingin jaga, bahkan dari dirinya sendiri.

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!