Darren's Silent Promise

Udara di kantor terasa lebih dingin ketika Elea dan Darren kembali dari makan siang. Langit London, seperti biasa, berwarna kelabu dengan hujan gerimis tipis yang membasahi jalanan. Darren berjalan di sebelah Elea, tangannya dimasukkan ke saku celana, langkahnya santai tetapi matanya terus melirik Elea. Elea terlihat lebih serius, mungkin masih merenungkan obrolan mereka saat makan siang.

Ketika mereka memasuki lobi kantor, mereka berpapasan dengan Nadia yang sedang berdiri di dekat lift. Wanita itu mengenakan blus merah mencolok dan rok pensil yang pas di tubuhnya, dengan raut wajah yang seolah-olah selalu menyimpan hinaan tersembunyi. Matanya menyipit ketika melihat Darren dan Elea berjalan bersama.

"Ah, Elea," suara Nadia terdengar tajam, seperti pisau yang baru diasah. "Kau dan Darren terlihat semakin... dekat."

Darren langsung menghentikan langkahnya, alisnya terangkat. Ia tahu nada sinis seperti itu biasanya tidak membawa hal baik. Elea, di sisi lain, hanya menarik napas panjang dan mencoba untuk tetap tenang.

"Kami baru kembali dari makan siang. Apa ada masalah dengan itu, Nadia?" Elea bertanya dengan suara datar, berusaha mengabaikan provokasi.

Namun, Nadia tidak berhenti. Ia memutar tubuhnya sedikit, matanya berpindah ke Darren, menatapnya dengan pandangan menuduh. "Kau tahu, Darren, Elea itu sudah bersuami. Kau tidak sedang mencoba sesuatu yang... tidak pantas, kan?"

Darren mengerutkan kening, lalu tersenyum kecil, senyum yang penuh dengan kesan berbahaya namun tetap santai. "Sebenarnya, Nadia," katanya sambil melipat tangannya di dada, "apakah ada peraturan perusahaan yang melarang dua rekan kerja makan siang bersama?"

Nadia tampak sedikit terkejut dengan responsnya yang tenang, tetapi ia tetap melanjutkan. "Tentu saja tidak. Tapi orang-orang bisa salah paham. Kau tahu, reputasi seseorang bisa rusak hanya karena kesalahpahaman kecil."

Elea merasa dadanya mulai memanas. Ia sudah terbiasa menghadapi Nadia yang selalu mencari kesempatan untuk menjatuhkan dirinya, tetapi membawa nama Darren ke dalamnya membuatnya semakin geram.

"Reputasi, ya?" Elea akhirnya berbicara, suaranya lebih dingin dari biasanya. "Kau benar, Nadia. Reputasi itu penting. Karena itu, aku yakin orang-orang juga memperhatikan bagaimana seseorang bertindak di kantor, apakah mereka profesional atau lebih suka menghabiskan waktu untuk mengurusi kehidupan orang lain."

Nadia terdiam sejenak, wajahnya memerah karena tersinggung. Namun sebelum ia bisa membalas, Darren melangkah maju sedikit, berdiri di antara Elea dan Nadia, seolah menjadi tameng bagi Elea.

"Aku akan jelaskan sesuatu padamu, Nadia," kata Darren dengan nada yang tetap santai, tetapi ada ketegasan di baliknya. "Aku sangat menghormati Elea, baik sebagai rekan kerja maupun sebagai pribadi. Dan jika ada orang yang merasa perlu mengomentari hubungan profesional kami tanpa alasan yang jelas, aku rasa itu lebih mencerminkan mereka daripada kami."

Nadia menatap Darren dengan ekspresi tidak percaya, seolah tidak menyangka seorang "anak magang" akan berani berbicara seperti itu padanya. Elea, di sisi lain, hanya memandangi Darren dengan pandangan heran, kagum, dan sedikit geli.

"Ngomong-ngomong," Darren melanjutkan, matanya menyipit sedikit, "aku dengar ada laporan tentang seseorang di kantor ini yang mencoba menyabotase rekan kerjanya. Kau tidak tahu apa-apa tentang itu, kan, Nadia?"

Nada suaranya terdengar ringan, tetapi ada ancaman yang tersirat di baliknya. Nadia terlihat gelisah, tetapi ia mencoba untuk menyembunyikannya dengan mendengus kecil. "Aku tidak tahu apa yang kau maksud, Darren. Lagipula, aku tidak punya waktu untuk hal-hal semacam itu."

"Bagus," Darren menjawab, senyumnya kembali melebar. "Karena aku yakin perusahaan ini tidak akan menoleransi perilaku seperti itu."

Nadia tidak mengatakan apa-apa lagi. Ia hanya menatap mereka berdua dengan tajam sebelum melangkah masuk ke dalam lift, pintu logam itu menutup di hadapan mereka.

Begitu Nadia pergi, Elea mendesah panjang, seolah melepaskan beban yang menekan dadanya. "Kau benar-benar berani, ya? Membicarakan sabotase seperti itu di depan Nadia."

Darren hanya mengangkat bahu, tampak tidak terpengaruh. "Kalau dia tidak bersalah, dia tidak akan gelisah. Lagi pula, aku tidak suka melihat seseorang seperti dia merendahkanmu."

Elea menggelengkan kepala, sedikit tersenyum. "Kau sepertinya menikmati drama ini, ya?"

"Sejujurnya? Lumayan," jawab Darren sambil terkekeh kecil. "Tapi aku serius soal Nadia. Dia adalah tipe orang yang akan terus melangkahi orang lain sampai dia dihadapkan dengan seseorang yang lebih kuat darinya."

Elea menghela napas, kembali serius. "Aku tahu. Tapi aku juga tahu tidak mudah menghadapi orang seperti itu di tempat kerja."

Darren menatapnya dengan intens, senyumnya menghilang. "Jangan khawatir, Elea. Aku akan memastikan dia tidak akan mengganggumu lagi."

Kata-kata itu terdengar seperti janji, dan Elea merasakan sesuatu yang aneh di dalam dirinya—campuran antara rasa lega dan perasaan aneh yang sulit dijelaskan. Ada sesuatu tentang Darren yang membuatnya merasa terlindungi, meski ia tahu seharusnya ia tidak terlalu bergantung pada pria itu.

Mereka akhirnya kembali ke meja kerja masing-masing, tetapi pikiran Elea terus melayang-layang. Sementara itu, Darren, yang duduk di meja kecilnya, menatap layar komputernya dengan senyum kecil di wajahnya. Ia sudah memutuskan, Nadia harus diberi pelajaran yang lebih serius.

***

Ruangan kantor kembali ke ritme biasanya setelah makan siang. Suara ketukan keyboard, telepon berdering, dan percakapan antar-rekan kerja mengisi udara. Cahaya matahari sore yang samar memantul di kaca-kaca jendela gedung pencakar langit, menciptakan suasana yang tampak sibuk namun monoton. Elea langsung fokus pada pekerjaannya di meja kepala divisi, mencoba mengabaikan perasaan tidak nyaman setelah berhadapan dengan Nadia.

Sementara itu, di sudut lain ruangan, Darren duduk di meja kecilnya. Posisi mejanya memberinya pemandangan langsung ke arah Elea. Ia memperhatikan Elea yang sedang menunduk membaca laporan keuangan dengan serius. Senyum kecil terlukis di wajahnya. Ia tidak tahu apa yang membuatnya begitu menikmati keberadaan wanita itu, tapi setiap detik bersamanya seperti tantangan baru.

Lisa mendekati meja Darren sambil membawa cangkir kopi. Wanita muda berambut pendek itu sudah lama memperhatikan tingkah Darren yang belakangan ini selalu tampak bersemangat jika bersama Elea.

"Kau kelihatan senang sekali, Darren," kata Lisa sambil menyandarkan tubuhnya di sisi meja Darren. "Senyummu itu tidak hilang sejak kau kembali dari makan siang."

Darren mengangkat alis, berpura-pura tidak mengerti. "Aku? Senyum? Tidak mungkin. Aku kan selalu serius saat bekerja."

Lisa mendengus kecil. "Serius? Darren, jangan bercanda. Kau bahkan tidak berhenti mencuri pandang ke meja Elea sejak tadi."

Darren pura-pura terbatuk, lalu menutupi senyumnya dengan tangan. "Mungkin aku hanya mengagumi profesionalismenya."

Lisa mendekat sedikit, suaranya menurun, lebih serius. "Darren, aku tahu kau menyukai Elea."

Kali ini, Darren benar-benar terkejut. Ia menatap Lisa, tetapi tetap berusaha menjaga ekspresinya tetap santai. "Kau terlalu banyak menonton drama, Lisa."

"Aku serius, Darren." Lisa menatap Darren dengan tatapan tajam. "Aku tidak akan menghakimimu. Aku tahu Elea itu wanita yang luar biasa. Tapi kau sadar, kan, dia sudah menikah?"

Darren terdiam sejenak, lalu menjawab dengan nada ringan. "Tentu aku tahu. Dia bahkan sering menyebutkan suaminya."

Lisa melipat tangannya di dada. "Lalu kenapa kau masih terus mendekatinya? Kau tidak berniat menjadi... simpanannya, kan?"

Pertanyaan itu membuat Darren tertawa terbahak-bahak, menarik perhatian beberapa karyawan lain di ruangan itu. Ia menunduk, menahan tawa, sebelum menjawab dengan nada rendah namun penuh percaya diri. "Simpanannya? Lisa, kau meremehkanku."

Lisa menatap Darren dengan pandangan khawatir. "Lalu apa, Darren? Kau tidak serius, kan?"

Darren menatap Lisa, matanya bersinar dengan kepercayaan diri khasnya. "Aku bahkan berniat lebih dari itu."

***

Terpopuler

Comments

Sherin Loren

Sherin Loren

up nya banyak dan percepat thor

2024-12-17

1

lihat semua
Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!