Echoes in the Corridor

Langkah Elea bergema di lorong sempit, meninggalkan Darren yang masih bersandar di dinding. Ia mencoba meluruskan pikirannya, tapi emosi Darren yang campur aduk membara di balik senyumnya yang biasanya santai. Kali ini, ia merasa kalah, bukan oleh Elea, melainkan oleh ketidakmampuannya mengungkapkan apa yang benar-benar ia rasakan.

Namun, ia bukan tipe orang yang menyerah begitu saja. Dengan gerakan cepat, Darren mendorong tubuhnya dari dinding dan mengikuti Elea yang sudah mendekati lift. Elea tampaknya menyadari langkah Darren di belakangnya, tapi ia tidak menoleh, memilih untuk diam.

"Elea," panggil Darren, suaranya kali ini lebih tenang, hampir lembut.

Elea menekan tombol lift tanpa menoleh. "Aku lelah, Darren. Aku tidak ingin membahas ini lagi malam ini."

"Tapi aku belum selesai," balas Darren cepat, melangkah lebih dekat hingga hanya beberapa meter di belakangnya. "Aku tahu aku mungkin membuat semuanya lebih rumit, tapi niatku bukan untuk memperburuk keadaan."

Elea akhirnya menoleh, wajahnya tetap dingin, meskipun matanya menunjukkan kilatan emosi yang tidak bisa ia sembunyikan sepenuhnya. "Dan kau pikir niat baik saja cukup? Kau bertindak tanpa berpikir panjang, Darren. Ini bukan permainan. Apa kau sadar risiko yang kau ambil tadi?"

"Aku sadar," jawab Darren serius, nada suaranya berubah. "Dan aku juga sadar bahwa kau tidak akan membiarkan siapa pun melindungimu, bahkan ketika kau jelas-jelas membutuhkan itu."

Kata-kata Darren membuat Elea terdiam sejenak. Pintu lift terbuka dengan bunyi lembut, tapi ia tidak masuk. Sebaliknya, ia memandang Darren dengan tatapan yang sulit ditebak.

"Aku tidak butuh dilindungi, Darren," katanya pelan, tapi penuh penekanan. "Aku sudah terbiasa menghadapi semuanya sendiri."

"Ya, aku tahu," Darren menjawab, matanya tidak berpaling dari Elea. "Dan itulah yang membuatku frustrasi. Kau begitu keras kepala sehingga kau menolak untuk membiarkan siapa pun peduli padamu."

Elea menatap Darren, kali ini dengan ekspresi yang lebih lembut, hampir seperti belas kasihan. "Peduli? Darren, kau bahkan tidak mengenalku dengan baik. Kau hanya—"

"Jangan bilang aku tidak mengenalmu," potong Darren, nadanya lebih rendah, tapi sarat emosi. "Aku tahu lebih dari yang kau kira. Aku tahu bagaimana kau selalu menutupi kekecewaanmu dengan sikap dingin. Bagaimana kau menyembunyikan rasa sakit itu dengan sibuk mengurus orang lain, tapi mengabaikan dirimu sendiri."

Elea terdiam, tubuhnya menegang. Kata-kata Darren menembus tembok yang selama ini ia bangun di sekelilingnya. Tapi ia tidak akan membiarkan dirinya terlihat rapuh, terutama di depan Darren.

"Ini bukan tentang aku," katanya akhirnya, suaranya terdengar lebih lembut namun tetap tegas. "Ini tentang bagaimana kau harus belajar mengendalikan dirimu sendiri. Jika kau benar-benar peduli, Darren, maka buktikan dengan bertindak dewasa."

Darren tertawa kecil, nada yang terdengar pahit. "Dewasa? Kau benar. Aku mungkin belum dewasa seperti yang kau inginkan. Tapi aku tahu satu hal, Elea—aku tidak akan pernah membiarkan siapa pun menyakitimu. Tidak Nadia, tidak siapa pun."

Tatapan mereka bertemu dalam keheningan yang tegang. Elea mencoba mencari jawaban di mata Darren, tapi hanya menemukan ketulusan yang membingungkan dirinya. Ia menghela napas panjang, lelah dengan percakapan ini.

"Darren," katanya akhirnya, dengan nada yang lebih lembut. "Aku menghargai niatmu, tapi aku butuh ruang. Tolong, jangan membuat segalanya lebih sulit untukku."

Darren mengangguk pelan, meskipun ada bayangan kekecewaan di wajahnya. "Baiklah. Tapi jangan pernah lupa, Elea—aku ada di sini. Selalu."

Elea tidak menjawab. Pintu lift mulai menutup, dan sebelum Darren bisa berkata apa-apa lagi, ia sudah menghilang di balik pintu logam itu.

Ketika Darren kembali ke meja kerjanya di sudut kantor yang sekarang sunyi, ia duduk dengan berat hati. Pikirannya penuh dengan Elea, dengan segala kontradiksi yang membuatnya tergila-gila dan frustrasi dalam waktu bersamaan.

Di depannya, layar komputer menyala dengan notifikasi email yang belum dibaca. Namun, Darren tidak bisa fokus. Pandangannya tertuju pada ruang arsip di ujung lorong, di mana percakapan mereka baru saja berakhir.

Ia tahu Elea bukan wanita biasa. Ia adalah teka-teki yang sulit dipecahkan, dan Darren selalu menyukai tantangan. Tapi ini lebih dari sekadar tantangan—ini adalah sesuatu yang nyata, sesuatu yang membuatnya merasa hidup.

Dengan senyum tipis, Darren meraih teleponnya, mengetik pesan singkat.

"Kau mungkin tidak butuh perlindungan, tapi aku tetap akan ada. Jangan terlalu lama marah padaku, Elea."

Pesan itu tidak pernah ia kirimkan. Darren hanya menatapnya sebentar, sebelum akhirnya menutup layar ponselnya dan menyandarkan kepala ke kursi.

Di luar, London yang gelap diselimuti kabut tipis, lampu-lampu jalanan berkilauan seperti bintang yang terpantul di permukaan Sungai Thames. Sebuah kota yang penuh rahasia, seperti dirinya. Dan seperti Elea.

***

Elea duduk di mejanya, menatap dokumen yang terbuka di layar laptopnya. Mata cokelatnya yang biasanya tajam kini tampak lelah, sedikit berkabut. Ia mencoba fokus pada angka-angka yang menari di spreadsheet, tapi pikirannya mengembara, kembali ke percakapan dengan Darren di lorong tadi.

Ada sesuatu tentang Darren yang membuatnya gelisah. Pria itu menyebalkan, tidak tahu batas, dan sering membuatnya ingin menarik napas dalam-dalam untuk menahan diri agar tidak kehilangan kesabaran. Tapi ada sisi lain dari Darren yang membuatnya bingung—tatapan matanya yang kadang terlalu tulus, terlalu dalam untuk seseorang yang berusaha terlihat santai dan sembrono.

Suara langkah kaki menggema di lantai, menghentikan lamunan Elea. Ia tidak perlu menoleh untuk tahu siapa yang datang.

"Masih bekerja? Sudah malam, tahu," suara Darren terdengar dari balik bahunya. Nada bicaranya ringan, tapi ada senyum kecil di suaranya yang langsung membuat Elea mendesah pelan.

"Apa yang kau lakukan di sini, Darren? Bukankah magang biasanya pulang lebih awal?" tanyanya tanpa menoleh, mencoba tetap fokus pada layar.

Darren melangkah mendekat, lalu bersandar di sisi mejanya dengan santai. Ia mengenakan kemeja putih yang lengannya digulung hingga siku, rambut hitamnya sedikit berantakan seperti biasa. Tapi mata gelapnya bersinar penuh rasa ingin tahu.

"Magang, kau bilang," Darren menirukan dengan nada meledek, sudut bibirnya tertarik ke atas. "Kau selalu mengingatkanku soal posisi itu, ya? Seperti kau ingin aku tetap di tempatku."

"Karena itu tempatmu," jawab Elea, kini menatapnya. Pandangannya tajam, tapi tidak sepenuhnya tanpa rasa peduli. "Dan magang tidak seharusnya berkeliaran tanpa alasan jelas, apalagi mengganggu karyawan lain."

"Aku tidak sedang mengganggu," Darren membalas, kini dengan nada polos yang dibuat-buat. Ia memiringkan kepalanya, seperti anak kecil yang mencoba memahami sesuatu. "Aku hanya penasaran kenapa seseorang bekerja sekeras itu di jam segini. Kau tahu kan, Elea, hidup bukan hanya soal pekerjaan?"

Elea menahan desahan frustrasi. "Aku tidak butuh nasihat hidup dari seseorang yang bahkan belum serius dengan pekerjaannya."

Darren menatapnya dengan tatapan yang sulit ditebak. Kali ini, senyumnya memudar sedikit. "Dan aku tidak butuh dihakimi oleh seseorang yang berpura-pura tidak peduli pada dirinya sendiri."

Kalimat itu membuat Elea tertegun. Ia mengalihkan pandangannya, tapi Darren sudah menangkap perubahan kecil di wajahnya.

"Sudahlah," katanya, mengubah nada suaranya menjadi lebih ceria. "Aku hanya ingin memastikan kau tidak tertidur di meja kerja. Lalu kau tahu apa yang akan terjadi? Aku harus menggendongmu keluar dari sini."

"Kau tidak akan berani," balas Elea cepat, meskipun ada sedikit senyum yang tersungging di sudut bibirnya.

"Jangan tantang aku," jawab Darren sambil mengangkat alis. Ia mencondongkan tubuhnya sedikit lebih dekat, membuat Elea mundur dengan sikap defensif.

"Darren, menjauhlah," perintahnya, meskipun nadanya lebih lelah daripada marah.

Darren mengangkat kedua tangannya dengan gaya menyerah, lalu melangkah mundur. Tapi tatapan matanya tetap lembut. "Baiklah, baiklah. Aku akan pergi. Tapi serius, kau butuh istirahat, Elea. Jangan terlalu keras pada dirimu sendiri."

Elea tidak menjawab. Ia kembali memalingkan wajahnya ke layar laptop, berharap itu cukup untuk mengakhiri percakapan.

Namun, sebelum Darren pergi, ia menambahkan, "Kau tahu, Elea. Aku tidak selalu seperti ini. Jika kau mau, aku bisa serius. Tapi aku rasa kau lebih suka aku tetap menjadi anak nakal."

Elea menatapnya dengan alis terangkat, tapi Darren sudah berbalik menuju pintu, meninggalkan jejak tawa kecil yang menggantung di udara.

Darren turun ke lobi dengan perasaan campur aduk. Ia sudah bertemu banyak orang selama menyamar sebagai magang, tapi Elea berbeda. Wanita itu memiliki sesuatu yang menariknya—sebuah kekuatan yang tampaknya tak tergoyahkan, tapi di baliknya tersembunyi kerentanan yang membuat Darren ingin melindunginya.

Namun, ada halangan besar di antara mereka: Adrian. Darren tahu Elea mencintai suaminya, meskipun dari yang ia dengar, Adrian jarang ada untuk Elea. Dan di sisi lain, Darren sadar posisinya—baik sebagai magang palsu maupun sebagai CEO pria muda yang mencoba menembus tembok tebal yang dibangun Elea.

"Bagaimana kau akan menyelesaikan ini, Darren?" gumamnya pelan, melangkah keluar ke udara malam London. Angin dingin menusuk kulitnya, tapi itu tidak seberapa dibandingkan dengan perasaan yang berkecamuk di dalam dirinya.

Ia berhenti di tepi trotoar, menatap lampu-lampu yang memantul di Sungai Thames. Kota ini penuh teka-teki, penuh rahasia. Dan Darren merasa, ia menemukan seseorang yang lebih sulit dipahami daripada London itu sendiri: Elea.

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!