The Battle Of Hearts

Rumah Elea dan Adrian berada di sebuah kawasan elit London, dengan eksterior bergaya townhouse klasik yang dihiasi jendela besar dan pintu berwarna biru tua. Tapi malam itu, kehangatan rumah itu terasa dingin karena sebuah ketegangan.

Saat mereka masuk, Elea langsung melepas sepatu hak tingginya dengan kasar, menyisihkannya ke sudut dekat pintu. Adrian mengikuti di belakang, wajahnya tampak lelah tapi dipenuhi rasa kesal.

“Apa kau tidak pernah berpikir untuk setidaknya menghubungiku kalau kau terlambat?” kata Elea memecah keheningan, nadanya tajam.

Adrian melepaskan dasinya, meletakkannya sembarangan di sofa. “Aku sedang bekerja, Elea. Apa kau ingin aku meninggalkan rapat hanya untuk menjemputmu?”

Elea menatapnya dengan mata tajam. “Itu bukan soal menjemput, Adrian. Aku hanya ingin tahu bahwa kau peduli! Kau bahkan tidak merespons pesanku, apalagi menjawab teleponku!”

Adrian mendengus, berjalan ke arah dapur dan membuka kulkas, mengambil sebotol air mineral. “Kalau kau bisa menunggu di restoran itu selama berjam-jam, kau pasti juga bisa pulang sendiri. Jangan bertingkah seperti aku ini suami yang tidak bertanggung jawab.”

“Karena itulah yang kau lakukan, Adrian!” suara Elea meninggi, tapi ada nada frustrasi yang jelas. “Kau selalu punya alasan. Kerja, rapat, atau apa pun itu. Aku mengerti kau sibuk, tapi apakah aku benar-benar tidak masuk dalam prioritasmu sama sekali?”

Adrian, yang tadinya mencoba untuk tetap tenang, akhirnya membalas dengan nada dingin. “Kau ingin bicara tentang prioritas? Bagaimana denganmu? Bersama pria itu, Darren, sampai larut malam. Kau pikir aku tidak melihat bagaimana dia memandangmu?”

Elea mengernyit, tidak percaya dengan apa yang baru saja ia dengar. “Darren? Astaga, Adrian, dia hanya asistenku, seseorang yang ditugaskan untuk membantu pekerjaanku! Aku tidak punya hubungan apa pun dengannya!”

Adrian meletakkan botolnya dengan keras di atas meja. “Tapi bagaimana dengannya? Apa kau yakin dia tidak punya perasaan terhadapmu? Pria muda, selalu ada di sekitarmu, menatapmu seolah-olah kau adalah pusat dunianya.”

Elea mendekat, suaranya bergetar dengan emosi. “Apa yang kau bicarakan? Aku bahkan tidak tahu apa yang ada di pikirannya! Dan aku tidak peduli! Karena satu-satunya orang yang aku pedulikan adalah kau, Adrian! Tapi lihat bagaimana kau memperlakukanku.”

Adrian terdiam, tapi rahangnya mengeras. Dalam pikirannya, ada perasaan cemburu yang ia sendiri enggan akui. Namun, rasa cemburu itu tidak datang dari cinta yang penuh perhatian, melainkan dari rasa takut kehilangan kontrol.

Sementara itu, Elea merasakan kelelahan luar biasa. Ia mencintai Adrian, tapi semua usaha yang ia lakukan untuk mempertahankan hubungan ini terasa sia-sia.

“Dengar,” kata Adrian akhirnya, nadanya sedikit mereda. “Aku tidak menuduhmu berselingkuh. Tapi aku tahu pria-pria seperti Darren. Dia pasti punya niat lain.”

Elea memalingkan wajahnya, berusaha menahan air mata. “Ini bukan soal Darren, Adrian. Ini soal kita. Tentang bagaimana kau selalu mencurigai aku, sementara kau sendiri bahkan tidak ada di sini ketika aku membutuhkannya.”

Adrian mendesah, berjalan ke arah sofa dan duduk. Ia memijat pelipisnya. “Aku lelah, Elea. Aku lelah dengan semua ini. Aku bekerja keras untuk kita, untuk masa depan kita.”

Elea menatapnya dengan mata yang penuh luka. “Untuk kita? Atau untuk dirimu sendiri? Karena aku tidak merasa kita ini benar-benar sebuah tim, Adrian.”

Ruangan itu hening selama beberapa saat. Hanya terdengar suara jarum jam yang berdetak dari ruang tamu.

Adrian akhirnya berdiri. “Aku tidak ingin bertengkar lagi malam ini. Aku akan tidur di kamar tamu.”

“Seperti biasa,” gumam Elea pelan, nyaris tidak terdengar.

Adrian berhenti sejenak, tapi tidak mengatakan apa-apa. Ia melangkah pergi, meninggalkan Elea berdiri sendirian di ruang tamu dengan perasaan hampa.

Elea berjalan pelan ke arah sofa, duduk dengan tubuh lemas. Ia menatap jendela besar di ruang tamu, melihat pantulan dirinya di kaca. Wanita yang ia lihat di sana tampak begitu rapuh, jauh dari sosok tangguh yang biasa ia tunjukkan di kantor.

Dalam hatinya, Elea tahu ia masih mencintai Adrian. Tapi cinta itu perlahan berubah menjadi sesuatu yang menyakitkan. Ia merasa seperti terus berjuang sendiri dalam hubungan ini, sementara Adrian semakin jauh.

Air mata akhirnya jatuh, tapi Elea cepat-cepat menyekanya. Ia menolak untuk terlihat lemah, bahkan ketika tidak ada yang melihat.

***

Di apartemennya, Darren berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke Sungai Thames. Tangannya mengepal, pikirannya penuh dengan bayangan pertengkaran Elea dan Adrian yang ia duga terjadi malam itu.

“Aku tidak bisa diam saja,” gumam Darren pada dirinya sendiri. “Aku tahu dia mencintai Adrian, tapi pria itu bahkan tidak tahu bagaimana menghargainya.”

Ia mengambil ponselnya, membuka pesan terakhir yang ia kirimkan kepada Elea sebelumnya. Pesan itu belum dibalas.

Darren menghela napas panjang, lalu menatap pantulan dirinya di kaca. “Aku harus melakukan sesuatu. Tapi apa?”

Tatapannya berubah tajam. Sebagai CEO yang terbiasa memimpin, ia tahu satu hal: ia tidak akan membiarkan Elea terus terluka tanpa ia melakukan sesuatu.

Udara malam London yang dingin menyelinap dari celah kecil di jendela, tapi Darren tidak peduli. Kepalanya penuh dengan bayangan Elea—sosoknya yang selalu terlihat tangguh di kantor, tapi semakin sering ia temui, semakin ia sadar ada sisi rapuh yang tersembunyi di balik kekuatan itu.

Ia memutar tubuhnya dan berjalan menuju meja kerjanya yang penuh dengan dokumen dan laptop. Di layar, file tentang Elea dan Adrian terbuka, sebagian besar informasi itu ia kumpulkan tanpa sepengetahuan siapa pun. Ia bukan tipe yang suka mencampuri urusan rumah tangga orang lain, tapi cara Adrian memperlakukan Elea—dingin, tanpa rasa peduli—membuat darahnya mendidih.

Darren membuka salah satu file terbaru, laporan investigasi tentang proyek yang sedang ditangani perusahaan Adrian. Tidak sepenuhnya legal untuk ia akses, tapi sebagai seorang CEO, ia memiliki sumber daya yang memungkinkan. Ia memperbesar salah satu dokumen elektronik yang menunjukkan kesalahan fatal yang melibatkan Adrian. Rupanya, Adrian telah menandatangani kontrak kerja sama dengan perusahaan luar tanpa mematuhi protokol internal. Dampaknya kecil di permukaan, tapi jika ditelusuri lebih dalam, itu bisa menjadi skandal besar.

“Tidak, ini terlalu ekstrem,” Darren bergumam pada dirinya sendiri, melangkah mundur dari layar. Menggunakan informasi ini untuk menjatuhkan Adrian tidak hanya melanggar etika, tapi juga membuat Elea terseret dalam situasi yang lebih buruk.

Tapi pikirannya terus kembali pada satu hal: bagaimana Adrian membuat Elea nyaris menangis malam itu.

“Aku harus membantunya. Tapi dengan cara yang benar,” Darren akhirnya memutuskan, menutup laptopnya.

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!