His Eyes, Her Silence

Restoran barbeque itu penuh dengan aroma daging panggang yang menggugah selera. Asap tipis mengepul dari panggangan di meja-meja tamu, bercampur dengan suara tawa dan obrolan hangat. Interiornya didominasi kayu gelap dengan lampu gantung bergaya industrial yang memancarkan cahaya keemasan. Elea, mengenakan blazer biru navy yang membuatnya terlihat profesional meski suasananya santai, berusaha menjaga jarak dari keramaian yang membuatnya sedikit gelisah.

Setelah kejadian sore itu di ruangannya, Elea merasa ada yang berubah dalam caranya melihat Darren. Biasanya, ia bisa dengan mudah mengabaikan sikap manja pria itu, tapi sisi maskulin Darren yang ditunjukkannya tadi sore, dengan tatapan serius dan nada suara rendah yang nyaris memerintah, membuat Elea tidak nyaman.

Manager mereka, Pak Ronald, seorang pria paruh baya yang ramah, melambaikan tangan, mempersilakan semua untuk duduk. Rekan-rekan kerja dari berbagai divisi berkumpul, termasuk Lisa, Nadia, dan Harvey, yang diam-diam menaruh perhatian pada Elea sejak lama.

Tim Darren dan Elea telah memesan meja besar. Tawa dan obrolan ringan terdengar riuh, mencairkan formalitas pekerjaan mereka. Elea duduk di salah satu ujung meja, berusaha fokus pada makanan di depannya, meskipun ia tahu mata Darren tidak berhenti mengawasinya.

Darren, yang berdiri di dekat panggangan, tampak sibuk membantu mengurus daging untuk semua orang. Namun, pandangannya sesekali mencuri ke arah Elea, menikmati bagaimana wanita itu tampak berusaha keras untuk mengabaikannya.

Di sisi lain meja, Lisa dan beberapa rekan kerja lain terlibat dalam obrolan santai, sementara Nadia terlihat sibuk dengan ponselnya. Di antara mereka, Harvey, berjalan mendekati kursi Elea dengan membawa minuman.

"Elea, boleh aku duduk di sini?" tanya Harvey dengan senyum ramah.

Sebelum Elea bisa menjawab, Darren muncul dari arah belakang dengan langkah santai. "Ah, kebetulan kursi ini kosong," katanya sambil menarik kursi itu dan duduk tanpa menunggu persetujuan siapa pun. "Maaf Harvey. Aku sudah janji pada Elea membantunya memanggang daging." katanya dengan nada santai namun tegas, meletakkan piringnya yang berisi daging panggang di meja dan langsung duduk di samping Elea tanpa basa-basi.

Harvey mengerutkan kening, tapi ia memilih untuk tidak mempermasalahkannya. "Baiklah, Darren. Kau menang malam ini." Ia tertawa kecil, lalu pindah ke kursi lain.

Elea melotot ke arah Darren, merasa seharusnya protes, Darren selalu saja punya cara untuk mendominasi situasi. "Kau tidak perlu melakukan itu."

Darren hanya tersenyum lebar, tanpa rasa bersalah sedikit pun. "Melakukan apa? Aku hanya ingin duduk di sini. Apa itu salah?"

Elea mendesah, memilih untuk tidak menanggapi.

***

Ketika obrolan mulai mencair di meja, Elea sibuk memanggang daging di depan mereka. Darren, tanpa diminta, menyingsingkan lengan kemejanya dan mulai membantu. Ia tampak fokus, meski sesekali menyelipkan komentar nakal.

"Kenapa kau tidak duduk di dekat Lisa?" tanya Elea, mencoba terdengar biasa saja. Ia bahkan tidak menatap Darren, lebih tertarik pada daging yang mulai berubah warna.

Darren mengangkat bahu sambil membantu Elea membolak-balik daging di atas panggangan. "Aku lebih suka duduk di dekat wanita yang jelas-jelas cemburu tapi tidak mau mengakuinya," jawabnya, dengan senyum penuh godaan.

Elea mendadak berhenti menggerakkan penjepit dagingnya. Ia menoleh, menatap Darren dengan alis terangkat. "Aku tidak cemburu, Darren. Dan aku sudah menikah. Kau tahu itu," katanya tegas, suaranya merendah agar hanya mereka berdua yang mendengar.

"Ya, aku tahu," kata Darren santai, masih fokus pada daging di panggangan. "Tapi aku juga tahu sesuatu tentang dirimu, Elea. Kau boleh menyangkal, tapi tubuhmu tidak bisa berbohong." Darren tidak gentar. Ia justru tertawa kecil, lalu berbisik, "Kau menikmatinya, kan?"

Elea membeku. Kata-kata itu mengingatkannya pada momen tadi sore di ruangannya, ketika Darren tiba-tiba menyudutkannya dan menunjukkan sisi dirinya yang lebih dominan. Ia menggigit bibirnya, mencoba menguasai dirinya sendiri. Darren sempat menunjukkan sisi dirinya yang berbeda—tenang, percaya diri, dan... memikat. Sisi itu membuat Elea merasa sedikit terganggu.

"Sudah cukup," gumam Elea, mencoba memutus pembicaraan.

Darren mendekatkan wajahnya sedikit, suaranya hampir seperti bisikan. "Aku hanya mengingatkanmu. Kau yang memulainya tadi sore dengan menggigit bibirmu seperti itu. Jangan salahkan aku kalau aku terpancing."

"Jangan mengatakan hal yang tidak  masuk akal, Darren," gumam Elea, suaranya lebih rendah dari biasanya.

Tapi Darren mendekat, matanya bersinar dengan rasa penasaran. "Kau mencoba menghindariku, tapi itu hanya membuatku semakin ingin tahu, Elea. Kau lebih menarik saat mencoba menjaga jarak, tahu?"

Elea menelan ludah. Jantungnya berdetak lebih cepat, tapi ia mencoba menjaga wajahnya tetap dingin. "Darren, kau harus tahu batasmu."

Darren tersenyum lebar, kembali ke posisinya semula. "Aku tahu batasku, Elea. Tapi aku juga tahu kau juga mulai menyukaiku, meskipun kau tidak akan pernah mengakuinya."

Elea tidak tahu harus berkata apa. Ia merasa terjebak di antara ingin marah dan ingin menyerah pada godaan pria itu. Namun, ia memilih diam, berharap obrolan ini segera berakhir.

***

Lisa memperhatikan dari kejauhan, menyadari ketegangan di antara Darren dan Elea. Ia menatap Darren dengan tatapan penuh arti, seolah berkata, “Kau bermain api.” Darren hanya membalasnya dengan anggukan kecil dan senyum nakalnya.

Harvey, yang masih berusaha mengobrol dengan Elea dari seberang meja, menyadari bahwa Elea tampak terganggu oleh sesuatu. Namun, ia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di antara Darren dan Elea.

Nadia, di sisi lain, melirik Darren dengan tatapan penuh rasa ingin tahu. Ia tahu Darren bukan pria sembarangan, tetapi ia tidak pernah menyangka pria itu akan menunjukkan perhatian sebesar itu pada Elea.

Malam semakin larut. Obrolan mulai mereda, tetapi ketegangan antara Elea dan Darren masih terasa. Elea merasa seperti terisolasi di dunia kecilnya sendiri, dengan Darren yang terus mendekat secara fisik dan emosional, meski ia jelas-jelas mencoba menjaga jarak.

Ketika Darren menyodorkan daging yang sudah matang ke piringnya, Elea hanya bisa menghela napas panjang. Darren mungkin terlihat polos di permukaan, tapi di balik itu, pria ini punya niat yang lebih besar—dan Elea takut niat itu bisa membuat pertahanannya goyah.

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!