The Silent Defender

Ruang rapat hari itu dipenuhi dengan aura formal yang terasa kental. Harland, atasan langsung Elea, duduk di ujung meja panjang dengan ekspresi kaku. Elea duduk di kursi sebelah kiri, berusaha tetap tenang meskipun pikirannya masih bergelut dengan rasa sakit hati atas kejadian sebelumnya. Darren duduk di sudut, sedikit bersandar pada kursinya, mengenakan ekspresi santai yang bertentangan dengan ketegangan di ruangan itu.

Namun, di balik sikap santainya, Darren sedang memperhatikan semua orang di dalam ruangan dengan cermat. Matanya beralih sebentar ke Nadia yang duduk di seberangnya. Wajah Nadia terlihat tegang, tetapi ia tetap mencoba menutupi kegugupannya dengan senyuman tipis. Darren tahu bahwa Nadia tidak berniat mengakui kesalahannya. Ia semakin yakin bahwa ia harus turun tangan lebih jauh untuk menyelesaikan masalah ini.

Harland membuka rapat dengan suara tegas, “Saya ingin laporan bulan ini diperbaiki. Kesalahan seperti ini tidak boleh terjadi lagi.”

Elea mengangguk, meskipun hatinya terasa berat. “Tentu, Pak. Saya akan memastikan hal ini tidak terulang.”

Darren, yang sejak tadi diam, akhirnya berbicara. “Sebenarnya, Pak, mungkin kita perlu meninjau ulang prosedur penyerahan dokumen. Kesalahan kecil seperti ini bisa terjadi di mana saja, bukan?”

Harland melirik Darren dengan alis terangkat, terkesan dengan usulan itu. “Saran yang bagus. Kita akan bahas itu di kemudian hari. Untuk sekarang, saya ingin tim fokus pada perbaikan laporan ini.”

Elea menatap Darren sekilas, ada rasa heran di matanya. Darren seolah-olah sedang membelanya, tetapi ia tidak yakin apa motifnya.

Darren tetap berusaha menjaga sikap agar tetap netral, meskipun dalam hatinya ia gelisah. Ia tahu Nadia tidak akan mengaku. Ia hanya menunggu waktu yang tepat untuk mengungkap kebenaran tanpa merusak internal tim. Namun, ia tidak ingin Elea terus diperlakukan tidak adil. Ia merasa Elea terlalu baik untuk menghadapi situasi seperti ini sendirian.

***

Beberapa hari kemudian, Darren dan Lisa duduk di kafetaria kantor. Lisa tampak penasaran, sementara Darren bersandar di kursi dengan lengan terlipat di dada.

“Jadi, kau yakin Nadia pelakunya?” tanya Lisa dengan suara rendah.

Darren mengangguk. “Aku tidak hanya yakin, Lisa. Aku tahu. Tapi aku butuh bukti lebih banyak sebelum menghadap Harland. Aku tidak mau ada celah baginya untuk menyangkal.”

Lisa mengerutkan alis. “Kau tahu, kau kau sedang mengambil besar. Kalau ini gagal, bisa-bisa kau yang disalahkan.”

Darren tersenyum miring. “Itu risiko yang harus aku ambil. Lagipula, aku punya cadangan rencana.”

Lisa menghela napas, menyerah. “Baiklah. Apa yang kau butuhkan dariku?”

“Cukup awasi Nadia. Kalau dia terlihat mencurigakan, beri tahu aku. Aku juga butuh akses ke beberapa arsip lama. Bisa bantu?”

Lisa mengangguk. “Aku akan coba. Tapi hati-hati, Darren.”

Di sisi lain, Elea tengah melewati kafetaria dengan langkah cepat ketika matanya menangkap Darren dan Lisa yang duduk bersama. Mereka terlihat serius, tetapi juga santai. Ada senyuman kecil di wajah Darren, yang entah mengapa membuat dada Elea terasa tidak nyaman.

***

Di koridor kantor, Darren duduk di meja Lisa, memperhatikan layar laptopnya dengan saksama. Keduanya berbicara pelan, nyaris berbisik. Lisa, seorang analis data yang andal, adalah satu-satunya orang yang Darren percaya.

“Kalau kita bisa melacak asal usul transaksi ini,” kata Lisa sambil mengetik cepat, “kita mungkin bisa menghubungkan semuanya. Tapi ini memiliki risiko yang cukup besar, Darren.”

Darren menyandarkan kepala ke kursi, menghela napas panjang. “Aku tahu. Tapi aku tidak bisa membiarkan Elea terus disalahkan. Dia tidak pantas mendapatkan ini.”

Lisa melirik Darren dengan ragu. “Kalau begitu, kenapa tidak langsung bicara padanya? Dia pasti akan membantumu.”

Darren menggeleng. “Dia terlalu keras kepala.”

***

Saat Elea berjalan melewati meja Lisa, ia melihat Darren sedang tertawa kecil bersama Lisa. Pandangan mereka tampak terlalu akrab. Elea berhenti, menatap mereka dengan alis terangkat.

“Darren, Lisa,” panggil Elea dengan nada tegas.

Keduanya menoleh bersamaan. Lisa tampak bingung, sementara Darren hanya tersenyum santai. “Ada apa, Elea?” tanyanya dengan nada menggoda seperti biasanya.

“Jika kalian ingin membahas sesuatu, lakukan di waktu yang tepat. Jangan sampai ini mengganggu pekerjaan kalian,” kata Elea, berusaha terdengar profesional.

Darren menyipitkan mata, lalu tersenyum lebih lebar. “Kenapa? Kau cemburu karena aku lebih banyak menghabiskan waktu dengan Lisa daripada denganmu?”

Mata Elea membesar, pipinya sedikit memerah. “Cemburu? Jangan konyol, Darren. Aku hanya mencoba memastikan semua orang tetap fokus pada pekerjaan.”

Lisa mencoba menyela, “Kami hanya—”

“Lisa, tidak perlu dijelaskan,” potong Elea cepat. Ia menatap Darren lagi. “Aku hanya berharap kau bisa lebih profesional.”

Darren berdiri dari kursinya, mendekati Elea dengan senyum yang tidak hilang dari wajahnya. “Tenang saja, Elea. Aku akan tetap bekerja dengan baik. Tapi, kalau kau benar-benar merasa cemburu, kau bisa bilang. Aku tidak akan keberatan.”

Elea menghela napas panjang, menatap Darren dengan frustrasi. “Darren, berhentilah bersikap seperti anak kecil. Fokuslah pada pekerjaanmu.”

Darren hanya terkekeh, sementara Elea berbalik dan pergi, mencoba mengendalikan emosinya.

Darren menatap punggung Elea yang menjauh, senyum kecil masih menghiasi wajahnya. Ia tahu Elea tidak benar-benar cemburu, tetapi ada sesuatu dalam reaksinya yang membuat Darren semakin penasaran. Elea adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan, dan semakin ia mengenalnya, semakin ia merasa tertarik.

Namun, fokusnya belum berubah. Ia tahu, di balik semua godaan dan candaan ini, tugas utamanya adalah membuktikan kebenaran untuk membersihkan nama Elea.

***

Di ruangannya, Elea langsung membuka percakapan. “Kau tahu, Darren, aku tidak peduli apa yang kau lakukan di luar pekerjaan. Tapi aku butuh timku fokus. Kalau kau terus menghabiskan waktu dengan Lisa tanpa alasan yang jelas, itu bisa memengaruhi produktivitas.”

Darren bersandar di sofa Elea, memasang senyum nakal. “Jadi benar, kau cemburu?”

Elea mengangkat alis, berusaha menahan emosi. “Cemburu? Tolong, Darren. Jangan konyol.”

“Tentu saja kau cemburu,” Darren menggodanya lagi, dengan nada manja yang membuat Elea semakin kesal. “Kau merindukanku, kan? Aku tidak lagi menggodamu belakangan ini. Jangan khawatir, aku masih peduli padamu.”

Elea menghela napas berat, menatap Darren dengan pandangan tajam. “Keluar dari ruanganku sekarang, Darren. Dan berhenti mempermalukan dirimu sendiri.”

Darren hanya tertawa kecil, lalu bangkit dari sofa. “Baiklah, bos. Tapi ingat, aku ini asisten  kesayanganmu.”

Setelah Darren pergi, Elea duduk di kursinya, berusaha menenangkan diri. Ia tahu Darren hanya bercanda, tapi mengapa perasaan kesal itu seolah menghantui pikirannya?

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!