Burden Without Aid

Hari itu, suasana kantor terasa sibuk. Ruangan terbuka dipenuhi suara ketikan keyboard, percakapan antar rekan kerja, dan bunyi mesin fotokopi yang berdengung di sudut ruangan. Matahari pagi menyinari meja-meja yang dipenuhi berkas, memberikan ilusi kehangatan yang kontras dengan udara dingin AC yang menusuk kulit. Darren duduk di mejanya, pandangannya sesekali mengamati Elea yang sibuk mengetik. Ia tidak bisa tidak memperhatikan bagaimana Elea bekerja—cepat, rapi, dan efisien, tetapi dengan aura ketegangan yang sulit diabaikan.

Sejak pertama kali ia bergabung, Darren sudah memperhatikan bagaimana Elea menjadi pusat dari tim kecil ini. Meski bukan atasan langsung, kehadirannya memberikan pengaruh besar pada rekan-rekan kerjanya. Jika ada masalah, orang-orang cenderung datang padanya. Jika ada tugas mendesak, Elea yang selalu bisa diandalkan. Namun, Darren juga menyadari sesuatu yang lain: beban itu terlalu besar untuk dipikul sendiri, dan Elea jarang sekali meminta bantuan.

“Dia itu seperti mesin,” gumam Darren sambil memutar pena di antara jarinya, berbicara pada dirinya sendiri.

Lisa, rekan kerja yang duduk di sebelahnya, melirik dengan senyum kecil. “Kau berbicara tentang Elea lagi, ya?”

Darren tersenyum jahil, tetapi tidak membantah. “Dia menarik perhatian siapa pun yang memperhatikan. Kau tahu itu.”

Lisa tertawa pelan. “Ya, tapi dia bukan tipe yang mudah didekati. Dia terlalu sibuk untuk urusan pribadi.”

Darren mengangkat alis, lalu menatap Elea lagi. "Mungkin dia hanya butuh seseorang yang cukup sabar untuk menunggunya membuka diri."

Lisa menggeleng sambil tersenyum. "Kau aneh, Darren. Kau tahu itu, kan?"

Darren hanya tertawa kecil.

***

Ia kembali fokus pada Elea. Wanita itu terlihat serius, matanya terpaku pada layar komputer, jari-jarinya menari di atas keyboard. Tetapi ada sesuatu dalam ekspresi Elea yang tidak pernah lepas dari perhatian Darren—garis-garis tipis kelelahan di sekitar matanya, bahu yang sedikit tegang, dan senyum yang hanya muncul ketika diperlukan. Elea adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan, bukan hanya karena rasa ingin tahu, tetapi karena ia merasa ada sesuatu yang tersembunyi di balik dinding kokoh yang Elea bangun.

Darren mengingat bagaimana ia tumbuh di bawah asuhan ayahnya yang keras. Sebagai pewaris perusahaan, ia diajarkan untuk mengamati, membaca situasi, dan memahami dinamika. Itu sebabnya, sejak hari pertama, ia tahu kantor ini memiliki masalah—mulai dari manajemen hingga hubungan antar karyawan. Elea, meskipun bukan pemimpin resmi, sering kali menjadi orang yang menenangkan kekacauan.

Namun hari ini, sesuatu terasa berbeda.

***

Elea baru saja selesai memimpin rapat yang penuh ketegangan. Beberapa anggota timnya berbisik tentang bagaimana ia menghadapi kritik keras dari divisi lain. Elea tetap tenang, memberikan solusi dengan suara yang dingin namun tajam. Tapi Darren tahu—ada sesuatu di balik sikap dingin itu. Ia sering memperhatikan Elea ketika tidak ada yang memperhatikan; ada keletihan yang tampak samar di sudut matanya.

Ketika Elea berjalan melewati mejanya, Darren bersandar di kursinya dan menyeringai.

"Bos besar, ada waktu untuk bercerita bagaimana caramu menyelamatkan tim ini dari kehancuran barusan?" tanyanya dengan nada menggoda.

Elea berhenti, menatap Darren dengan alis terangkat. "Daripada bicara omong kosong, lebih baik kau menyelesaikan laporanmu, Darren," jawabnya tajam, meski sudut bibirnya sedikit terangkat.

"Sudah selesai," Darren menjawab sambil menunjukkan layar monitornya. "Dan kalau kau mau tahu, aku sangat terinspirasi oleh kepemimpinanmu yang luar biasa hari ini."

"Terinspirasi, ya?" Elea mendekat, mencondongkan tubuhnya sedikit. "Kalau begitu, tunjukkan hasilnya di proyek berikutnya. Aku tak punya waktu untuk mengurus anak kecil yang suka bercanda."

Darren pura-pura terkejut. "Anak kecil? Itu kejam sekali. Aku merasa hatiku baru saja dihancurkan."

Elea menghela napas, berusaha menyembunyikan senyum kecil. "Kembali bekerja, Darren."

Namun, setelah Elea pergi, Darren tetap memperhatikannya. Ia tidak benar-benar berniat mengganggunya. Ia hanya menikmati saat-saat ketika Elea menjadi pusat perhatiannya. Elea, di matanya, adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan. Ia tahu ia sering dianggap hanya sebagai anak muda yang belum dewasa, tapi Darren ingin membuktikan bahwa ia lebih dari itu—terutama untuk Elea.

***

Tiba-tiba, suara keras menggelegar dari ruangan supervisor. Semua orang di kantor menoleh, termasuk Darren. Atasan mereka, Harland, berjalan cepat menuju meja Elea dengan wajah merah padam, membawa setumpuk dokumen.

"Elea!" serunya dengan nada tajam.

Elea menghentikan pekerjaannya dan berdiri, wajahnya menunjukkan ketenangan yang rapuh. "Ya, Mr.Harland?"

"Bisakah kau menjelaskan ini?" Harland meletakkan dokumen dengan keras di meja Elea.

Darren memperhatikan dari kejauhan, dahinya berkerut. Harland adalah tipe atasan yang suka menyalahkan orang lain untuk kesalahan yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.

Elea memeriksa dokumen itu dengan cepat. "Pak, ini laporan dari divisi lain. Saya rasa saya tidak terlibat dalam pengerjaannya."

"Tapi namamu tercantum di sini sebagai validator!" Harland membalas dengan nada marah.

"Ya, saya memang memvalidasi dokumen itu, tetapi hanya untuk memastikan formatnya. Isi dan data di dalamnya adalah tanggung jawab tim penyusun." Elea mencoba menjelaskan dengan tenang, meskipun wajahnya mulai memerah karena tekanan.

Namun, Harland tidak mendengarkan. "Jangan beralasan, Elea! Kesalahan seperti ini bisa mencoreng nama perusahaan!"

Darren yang menyaksikan dari tempatnya, mengepalkan tangan di bawah meja. Ia bisa melihat Elea sedang menahan diri untuk tidak membela diri lebih keras, mungkin karena ia tahu bahwa melawan hanya akan memperburuk situasi.

***

"Apa-apaan ini?" Darren berbisik kepada Lisa.

"Itu sudah biasa," jawab Lisa dengan nada getir. "Mr. Harland selalu mencari kambing hitam, dan Elea sering kali jadi sasaran karena dia yang paling terlihat bekerja."

Darren mendesah, matanya masih tertuju pada Elea. “Dia tidak pantas diperlakukan seperti itu.”

Lisa mengangkat bahu. "Dia sudah terbiasa. Tapi tetap saja... itu tidak adil."

***

Elea akhirnya mengangguk kecil, menerima tumpukan dokumen yang dilemparkan Harland ke mejanya. "Saya akan memperbaikinya," katanya pelan.

Harland hanya mendengus sebelum kembali ke ruangannya. Elea kembali duduk, menarik napas panjang sambil memijat pelipisnya. Darren melihat sekilas bagaimana tangan Elea sedikit bergetar. Ia tahu betul rasa frustrasi yang sedang Elea rasakan—ditekan untuk sesuatu yang bukan kesalahannya.

Tanpa berpikir panjang, Darren berdiri dari kursinya.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Lisa dengan bingung.

"Aku sudah cukup melihat semuanya. Ada sesuatu yang harus dilakukan."

Ia melangkah cepat ke arah meja Elea, dengan tekad di matanya yang memancarkan sesuatu yang lebih dari sekadar rasa simpati. Darren tahu ini bukan hanya soal membela Elea, tetapi juga tentang menunjukkan bahwa ia tidak akan tinggal diam melihat ketidakadilan. Apa yang akan ia lakukan selanjutnya? Ia belum sepenuhnya yakin, tetapi ia tahu satu hal: ia tidak akan membiarkan Elea menghadapi semuanya sendirian.

Ketika Elea akhirnya menyadari kehadirannya, ia berkata dengan nada dingin, "Kau seharusnya bekerja, Darren, bukan menguping."

Darren tersenyum kecil, mencoba meringankan suasana. "Aku hanya penasaran apakah aku perlu membelikan kopi untuk seseorang yang baru saja dihujani kritik."

Elea menghela napas panjang. "Aku baik-baik saja. Fokus saja pada pekerjaanmu."

Tapi Darren tahu ia tidak baik-baik saja. Dan di dalam dirinya, ia bersumpah akan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi—bukan hanya untuk tim, tapi untuk Elea.

***

Episodes
1 Unexpected Companionship
2 Endless Conversation
3 Coffee And Unspoken Words
4 Between Love And Ambition
5 In the Archive Room
6 Burden Without Aid
7 Unexpected Help
8 The Silent Defender
9 Dinamika yang Berubah
10 His Eyes, Her Silence
11 Beneath the Quiet Storm
12 The Battle Of Hearts
13 A Shadow in The Archives
14 Echoes in the Corridor
15 Words Between The Lines
16 A Loveless Morning
17 A Glimpse of Trust
18 Darren's Silent Promise
19 The Beginning of Dangerous Game
20 A Challenges of Trust
21 Birmingham Journey
22 The Man Who Stayed
23 Jealousy in The Air
24 More Than Enough
25 A Smile for Someone Else
26 The Veil of Deception
27 Our First Date
28 Permainan Perasaan
29 Darren’s Persistence
30 A Quiet Dinner
31 An Unexpected Beginning
32 Between Love and Deception
33 Shattered Trust
34 The Weight of Tears
35 A Bowl of Warmth
36 A Cry in The Night
37 A Temporary Husband
38 The Battle Of Two Hearts
39 Unraveling Secret
40 Silent Shift
41 The Art of Subtle Provocation
42 A Birthday Invitation
43 Boundaries and Betrayals
44 A Gentleman's Resolve
45 The Invitation
46 His Past
47 Dangerous Proximity
48 Emergency Contact
49 Truths Beneath the Surface
50 A Door Half Open
51 A Dance Between Lies and Truths
52 A Heart Devided
53 The Kiss That Changed Everything
54 Broken Vows, New Beginnings
55 Jealousy in Disguise
56 When Love Hurts
57 A New Beginning
58 The Protector's Promise
59 The Man Behind The Mask
60 Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61 Between Doubt and Desire
62 When He Finally Gave Up
63 Don't Go, Darren
64 When I Could No Longer Deny It
65 More Than Just a Moment
66 Secrets, Love, and New Beginnings
67 A Hidden Love
68 A Secret Between Us
69 A Dangerous Admission
70 Unveiling Darren’s Secrets
71 The Boundaries We Break
72 Temptation in the Boardroom
73 Intrigue Behind the Archives
74 Secrets, Ambition, and Office Romance
75 Love, Conspiracy and Jealousy
76 A Lover's Claim
77 London, Love, and Lies
78 Darren’s True Identity
79 Numbers Don’t Lie, But People Do
80 Digging Into Danger
81 The Man Who Knows Too Much
82 The Bait and the Prey
83 The Moment of Reckoning
84 The Fall of Deception
85 Are We Ready for This?
86 A Battle of Hearts and Loyalties
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Unexpected Companionship
2
Endless Conversation
3
Coffee And Unspoken Words
4
Between Love And Ambition
5
In the Archive Room
6
Burden Without Aid
7
Unexpected Help
8
The Silent Defender
9
Dinamika yang Berubah
10
His Eyes, Her Silence
11
Beneath the Quiet Storm
12
The Battle Of Hearts
13
A Shadow in The Archives
14
Echoes in the Corridor
15
Words Between The Lines
16
A Loveless Morning
17
A Glimpse of Trust
18
Darren's Silent Promise
19
The Beginning of Dangerous Game
20
A Challenges of Trust
21
Birmingham Journey
22
The Man Who Stayed
23
Jealousy in The Air
24
More Than Enough
25
A Smile for Someone Else
26
The Veil of Deception
27
Our First Date
28
Permainan Perasaan
29
Darren’s Persistence
30
A Quiet Dinner
31
An Unexpected Beginning
32
Between Love and Deception
33
Shattered Trust
34
The Weight of Tears
35
A Bowl of Warmth
36
A Cry in The Night
37
A Temporary Husband
38
The Battle Of Two Hearts
39
Unraveling Secret
40
Silent Shift
41
The Art of Subtle Provocation
42
A Birthday Invitation
43
Boundaries and Betrayals
44
A Gentleman's Resolve
45
The Invitation
46
His Past
47
Dangerous Proximity
48
Emergency Contact
49
Truths Beneath the Surface
50
A Door Half Open
51
A Dance Between Lies and Truths
52
A Heart Devided
53
The Kiss That Changed Everything
54
Broken Vows, New Beginnings
55
Jealousy in Disguise
56
When Love Hurts
57
A New Beginning
58
The Protector's Promise
59
The Man Behind The Mask
60
Karyawan Baru yang Terlalu Mempesona
61
Between Doubt and Desire
62
When He Finally Gave Up
63
Don't Go, Darren
64
When I Could No Longer Deny It
65
More Than Just a Moment
66
Secrets, Love, and New Beginnings
67
A Hidden Love
68
A Secret Between Us
69
A Dangerous Admission
70
Unveiling Darren’s Secrets
71
The Boundaries We Break
72
Temptation in the Boardroom
73
Intrigue Behind the Archives
74
Secrets, Ambition, and Office Romance
75
Love, Conspiracy and Jealousy
76
A Lover's Claim
77
London, Love, and Lies
78
Darren’s True Identity
79
Numbers Don’t Lie, But People Do
80
Digging Into Danger
81
The Man Who Knows Too Much
82
The Bait and the Prey
83
The Moment of Reckoning
84
The Fall of Deception
85
Are We Ready for This?
86
A Battle of Hearts and Loyalties

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!