Bab 20 Lari Pagi

Mamanya Dika heran kalau Dika sudah dua kali di nasehati oleh mamanya Silvi dengan kata-kata yang sama

"Jadi sebelumnya Dika sudah pernah jumpa dengan tante Soraya itu ya"

"Iya ketika pulang ujian sekolah, ketika itu Dika mau mengajak Silvi ke kafe Bidadari tapi keburu mamanya Silvi sudah menjemput jadi kami tidak jadi kesana dan mamanya Silvi nasehati Dika dengan kata-kata jangan pacaran karena masih kecil sebaiknya fokus saja dengan belajar jadi ya Dika anggap saja kami berteman ma"

"Oh begitu ya, jadi kalian bercanda saja ya"

"Iya ma"

"Ya sudah kalau seperti itu, baguslah"

Mobil yang dikendari mamanya Dika dan Dika akhirnya sampai ke rumah mereka dengan selamat hingga akhirnya mereka melakukan aktifitas seperti biasanya. Khusus buat Dika kembali ke kamarnya dengan serangkaian senyum melihat kamarnya dengan segala ke usilan untuk kamarnya sendiri.

"Ternyata asyik juga jadi usil tapi pesan mama tidak boleh melukai, menyakati atau menghilang kan sesuatu"

Dika tertawa sendiri sambil menikmati.kamarnya yang dibuat sesuai kemauannya hingga bukan Dika namanya kalau kamarnya tidak di jadikan bahan teori dan praktek keusilan hingga kamarnya menjadi korban dari sikap usilnya yang berlebihan. Dari jam dinding yang terbalik dengan alasan lebih gampang lihat jam pada posisi tidur yang terlentang, televisi dikamar dibuat miring ke kanan katanya agar enak nonton sambil tiduran. Dari  pulpen merah tapi anak penanya diganti menjadi biru,  pulpen biru anak penanya diganti menjadi hitam dan hitam diganti menjadi merah sehingga kalau ingin meminjam pulpen dikamar Dika, harus coba ditulis dikertas yang lain terlebih dahulu. Dan hal ini pernah terjadi kepada mamanya yang mau menandatangani berkas penting dan meminjam pulpen hitamnya anaknya tanpa minta izin ke Dika tapi ketika menandatangani berkas pentingnya tersebut, mama jadi terkejut karena  yang keluar dari pulpen hitam bukan berwarna hitam tapi warna merah.

"Dikaaaaaaaa!"

Teriak mama ke Dika karena harus mengeprint ulang dan merasa kesal melihat anak satu satunya tersebut. Ketika mamanya mau protes ke Dika maka Dika hanya tersenyum saja karena mama tidak izin terlebih dahulu dan hal ini disampaikan Dika ke mamanya. Dan banyak hal yang lain yang bisa dijumpai dikamarnya Tapi inilah Dika. hingga akhirnya perjalanan waktu sebagaimana biasanya hingga tidak terasa waktunya Dika istirahat di malam hari dan akhirnya pergantian hari dan memasuki waktu Subuh hingga alarm dari Handphonenya Dika berbunyi menandakan Dika harus bangun pagi.

"Jam 04.30,"

Dika bicara dalam Hati sambil siap-siap untuk bangun dari tidurnya

"Alhamdulillah"

Dika segera bangun dan bersyukur kepada Sang Pencipta yang masih membuatnya terbangun dan segera merapikan tempat tidurnya dan melakukan peregangan tubuhnya.

"Ahhh segar banget, nikmatnya udara pagi dan ternyata ketika Dika membuka jendela kamarnya terlihat putri juga sedang membuka jendela kamarnya. Spontan Putri melambaikan tanganya dengan sangat senangnya begitu juga Dika karena sudah beberapa hari ketika ujian.dia tidak ada kontak dengan Putri begitu juga Putri yang saat ini menyapa Dika.

"Lari Pagi yok"

Teriak Putri, yayangnya Dika dirumah dan bisa jadi ada yang lain

"Ok jam 6 ya" teriak Dika

Putri langsung menunjukan jempolnya tanda setuju

Dika juga menunjukan jempolnya dan segera mandi dan melaksanakan sholat subuh dan minum susu yang sudah disiapkan ibunya dimeja makan.

"Dika mau kemana?"

Mamanya Dika bertanya kepada Dika yang sepertinya sudah siap dengan baju kaos dan sepatu untuk olahraga ketika selesai minum susu yang dibuat untuknya

"Dika mau lari pagi bersama Putri ma"

Dika segera menghampiri mamanya dan mencium tangan mamanya

"Dika pergi ya ma"

"Ya nak, hati-hati ya"

Mamanya Dika mengelus kepala anaknya sambil mencium kening anaknya.

Dika membuka pintu dan segera menyapa security yang setia melakukan tugas  pengamanan dirumahnya.

"Pagi pak"

"Pagi nak Dika, mau lari pagi ya"

"Ya pak"

Dika menjawab sambil mengeluarkan HP-nya untuk menghubungi Putri tapi dilihatnya Putri sudah melambaikan tangannya.

"Dika"

Dika langsung mendekati Putri dan memberi setangkai bunga mawar  yang baru saja dipetik dari taman bunga mamanya yang pecinta bunga.

"Ini buat yayang aku yang cantik"

 Dika bicara sambil tersenyum menatap keindahan di wajah Putri yang begitu cantik

"Makasi yayang aku yang ganteng"

"Kalau begini terus bunga ditaman tante Gladis bisa habis"

Putri menyindir Dika sambil tersenyum

"Kan tidak apa apa demi calon menantunya yang cantik bagai bidadari ini"

Putri tersipu malu karena sering di puji Dika kalau berdekatan dengan dirinya apalagi beberapa hari ini mereka tidak bertemu hingga kerinduan di hati mereka sangat dalam sehingga pertemuan mereka saat ini seakan melepas semua kerinduan yang ada. Khusus buat Putri saat ini yang begitu senang sekali mengajak Dika untuk jalan

"Ayo kita jalan"

"Sebentar ya"

Dika seakan menahan untuk tidak jalan

"Kenapa?"

Putri heran sambil memandang wajah Dika yang menatap wajahnya

"Aku ingin mamandang cantiknya Bidadari di pagi hari ini terlebih dahulu"

Membuat Putri tersipu malu ketika dipandang Dika yang benar benar ganteng sebagai cowok saat ini apalagi Dika selalu memuji berlebihan walau dia merasa biasa biasa saja tapi dirinya merasa dihargai sebagai gadis cantik.

"Ayo lari"

Teriak Dika  sambil tertawa ketika Putri terbuai lamunan.karena di puji oleh Dika tapi tiba-tiba Dika sudah mengajaknya berlari bahkan meninggalkan Putri yang masih merasa terbuai dengan sanjungan dan baru sadar ketika Dika tertawa dan mengajaknya berlari.

"Dikaaa........"

Teriak Putri sambil mengejar Dika yang berlari lari kecil

"kamu usil ya"

"Nanti Putri tangkap ya"

Putri berlari mengejar Dika berusaha menangkap Dika tapi semakin dikejar dan didekati Putri maka Dika akan menambah kecepatan larinya sehingga tidak terasa mereka sudah sampai taman dan Dika berenti tapi Putri langsung mencubit pinggang Dika namun Dika hanya tertawa melihat Putri kesal dan akhirnya mereka duduk dikursi taman.

"Kenapa sih Dika usil banget"

"Tapi yayang aku suka kan"

Dika tersenyum kepada Putri.yang kelihatan lagi mengatur pernapasan karena baru selesai berlari

"Tapi jangan kelewatan ya sama Putri"

"Kan tidak pernah Dika kelewatan kalau.kelewatan tinggal dipanggil saja 'Dika sini sudah lewat tu"

Dika tertawa kecil membuat Putri gemes melihat

"Dikaaaa!, bukan itu maksud Putri"

"Iya ya Dika Salah"

"Na.... gitu dong baru benar"

Dika bangkit dari tempat duduknya yang membuat Dika heran

"Loh Putri mau kemana?"

"Biasalah mau Shopping ke Mall"

Sepertinya Putri sudah ketularan Dika dalam bicara yang membuat Dika tertawa hingga Putri melanjutkan kata-katanya

"Putri mau beli air minum botol dulu, mau teh  atau kopi"

"Kopi saja"

"Ok, sebentar ya, jangan kemana-mana ya, awas!"

"Takut ya.....kalau Dika kelain hati" 

"Awas kalau Dika melakukannya!"

Putri meletakan tangannya di pinggang sambil melototkan matanya yang membuat Dika tertawa hingga mengaturkan dua tangannya seperti meminta maaf yang membuat Putri tersenyum dan langsung pergi ke stand minuman untuk membeli minuman yang akan dipesannya

"Teh botol satu ya pak dan kopi panas ya pak"

"Iya non, ini ya Teh botol dan kopi panasnya"

"ini uangnya ya pak, terimakasih ya"

Putri tersenyum sambil membawa minuman yang dia pesan menuju tempat dimana dia dan Dika duduk tapi Putri tidak menemukan Dika

"Na......betul firasat Putri, Dika sudah mulai usil lagi meninggalkan Putri diam-diam atau Putri yang salah bangku ya tapi tidaklah"

Putri mencari Dika ke sekitar lapangan dan bangku-bangku yang du sediakan pihak-pihak pengelola taman tapi tidak menemukan Dika hingga Putri memanggilnya

"Dikaaaa"

Tiba tiba terdengar suara Dika tapi tidak terlihat orangnya

"Hallo cantik"

"Dimana?"

"Lihat ke atas Putri"

Spontan Putri melihat keatas ternyata diatas ada rumah pohon yang mungkin sengaja dibuat oleh penata taman namun tidak berdinding hanya bisa diduduki oleh 2 atau 3 orang.

"oh"

"Ayo Putri naik ke atas"

"Iya tapi bantu ya karena sudah lama Putri tidak memanjat pohon'

"Iya, ini Dika bantu untuk naik"

Putri coba memanjat rumah pohon yang dibantu Dika dan langsung duduk disamping Dika

"Kenapa Putri baru tahu ya, ada rumah pohon disini"

"Dika juga baru tahu hingga Dika coba berada di atas pohon ini ternyata asyik juga"

"Iya ya, oh ya ini minuman kopi panas yang Dika pesan"

"Terimakasih ya Cantik"

Dika langsung menerima kopi dalam cangkir kemasan plastik yang masih hangat dan membukanya hati hati dan segera menikmatinya

"Enak juga kopi walau sedikit asin" kata Dika tersenyum

Mendengar Dika  mengatakan asin, Putri langsung tertawa tapi Dia heran kenapa Dika santai saja dan tidak marah kalau sudah dikerjai oleh Putri

"Dika kenapa tidak marah"

"Untuk apa, karena Dika kan masih bisa melihat yang manis di depan mata Dika saat ini hingga asinnya tidak terasa"

"Ya tidak seru, harusnya Dika terkejut biar nampak seru kalau Putri berhasil mengerjai Dika"

Putri merasa gagal mengerjai Dika yang santai saja malah memuji dirinya manis hingga dia ingin tahu rasa kopi yang diminum Dika

"Putri mau tahu ya apa gak asin kali ya, coba Putri rasa"

Langsung mengambil minuman kopi yang diminum Dika dan coba meminumnya

"Uek, asin banget"

Terpopuler

Comments

Irda Isnaini

Irda Isnaini

belajar usil sama Irda dulu put

2024-12-18

0

Arkan Anis

Arkan Anis

keren banget sir

2025-03-12

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mimpi Yang Aneh
2 Bab 2 Suasana Baru
3 Bab 3 Siapa sih yang Usil?
4 Bab 4 Rebutan Semua Gadis
5 Bab 5 Senyuman Menghanyutkan
6 Bab 6 Keluarga Usil
7 Bab 7 Curiga
8 Bab 8 Penasaran
9 Bab 9 Ketularan Usil
10 Bab 10 Selesai Ujian
11 Bab 11 Pujaan Hati
12 Bab 12 Cinta Pertama
13 Bab 13 Usil is My Hobby
14 Bab 14 Arti Mimpi
15 Bab 15 Mau Saja di Usilin
16 Bab 16 Saling Menghormati
17 Bab 17 Juara Kelas
18 Bab 18 Reuni Para Mama
19 Bab 19 Sindiran Mama
20 Bab 20 Lari Pagi
21 Bab 21 Putri Juga Usil
22 Bab 22 Ketularan Papanya
23 Bab 23 Kemampuan Warisan
24 Bab 24 Bimbinglah dia dengan baik
25 Bab 25 Bidadari cantik
26 Bab 26 Ternyata Kakek dulunya Usil
27 Bab 27 Uji Kemampuan
28 Bab 28 Suasana Menyeramkan
29 Bab 29 Karisma Sang Raja"
30 Bab 30 Kemampuan Mata
31 Bab 31 Coba Kemampuan Baru
32 Bab 32 Baru Menyadari
33 Bab 33 Titisan Sang Raja
34 Bab 34 Rasa yang tidak berpisah
35 Bab 35 Penyemangat Hati
36 Bab 36 Kasihan Putri
37 Bab 37 Sekolah lagi
38 Bab 38 Cemburu
39 Bab 39 Ungkapan Hati
40 Bab 40 Persahabatan tidak Terpisah
41 Bab 41 Ada apa dengan Silvi?
42 Bab 42 Berbagi hati
43 Bab 43 Santai Saja
44 Bab 44 Apa yang Terjadi
45 Bab 45 Di Culik
46 Bab 46 Dia Si Raja Usil
47 Bab 47 Pengawal Sang Raja
48 Bab 48 Ada Apa dengan Aku
49 Bab 49 Bingung Sendiri
50 Bab 50 Kembaran
51 Bab 51 Perkemahan
52 Bab 52 Usil Terencana
53 Bab 53 Perkemahan yang di Tunggu
54 Bab 54 Usil yang Kelewatan
55 Bab 55 Sepertinya Aku Tahu
56 Bab 56 Suara kecemburuan
57 Bab 57 Suara apa itu
58 Bab 58 Siapa Yang Melakukan ini
59 Bab 59 Waspada
60 Bab 60 Penghijauan
61 Bab 61 Pencegatan
62 Bab 62 Jangan Turun
63 Bab 63 Kabar burung
64 Bab 64 Benar atau hanya Gosip
65 Bab 65 Jadi kalian Pacaran ya
66 Bab 66 Gendam
67 Bab 67 Maafkan kami
68 Bab 68 Jadian
69 Bab 69 Belajar Bisnis
70 Bab 70 Hari Kerja Pertama
71 Bab 71 Untuk Mama Saja
72 Bab 72 Sebagai Pemiliknya
73 Bab 73 Anugrah
74 Bab 74 Sesuai Perintah
75 Bsb 75 Siapa mereka
76 Bab 76 Pelaku Utama Kejahatan
77 Bab 77 Benarkah Dia pelakunya
78 Bab 78 Dimas Santoso
79 Bab79 Bukti yang tidak bisa ditolak
80 Bab 80 Pengakuan
81 Bab 81 Syukuran
82 Bab 82 Canggung
83 Bab 83 Saingan
84 Bab 84 Jadikan kami sahabat mu
85 Bab 85 Usil di balas Usil
86 Bab 86 Kemampuan Baru
87 Bab 87 Proklamirkan Cinta
88 Bab 88 Usilnya pak Riza
89 Bab 89 Ujian Kenaikan Kelas
90 Bab 90 Belajar Bersama
91 Bab 91 Serius
92 Bab 92 Ujian Hari Kedua
93 Bab 93 Umpan Nyamuk
94 Bab 94 Terbalik ma
95 Bab 95 Keluarga dari mama
96 Bab 96 Membalas kekesalan
97 Bab 97 Semangat untuk Putri
98 Bab 98 Keluarga suka bercanda
99 Bab 99 Hal yang Mencurigakan
100 Bab 100 Tidak Percaya Sama Sekali
101 Bab 101 Keputusan Sulit
102 Bab 102 Siapa Kau Sebenarnya
103 Bab 103 Kenapa Zaheera menangis?
104 Bab 104 Gangguan di jalan
105 Bab 105 Dulu tidak Percaya
106 Bab 106 Jadi Saksi
107 Bab 107 Kamu Benar Dika
108 Bab 108 Dapat teguran?
109 Bab 109 Kualat
110 Bab 110 Siapa yang Narik?
111 Bab 111 Kami Sudah Pesan
112 Bab 112 Keluarnya Merangkak
113 Bab 113 Rahasia kemampuan Dika
114 Bab 114 Siapa Kalian.sebenarnya?
115 Ban 115 Irda membuat Cemburu Silvi
116 Bab 116 Ujian Terakhir
117 Bab 117 Cuek tapi masih suka
118 Bab 118 Kenapa aku menjauhinya?
119 Bab 119 Gadis lain
120 Bab 120 Tidak Sehebat Dika
121 Bab 121 Terima Raport kenaikan Kelas
122 Bab 122 Kebahagiaan
123 Bab 123 Rencana Liburan
124 Bab 124 Pemain Bagus
125 Bab 125 Latih Tanding
126 Bab 126 Tanding Persahabatan
127 Bab 127 Di Luar Nalar
128 Bab 128 Tawaran khusus
129 Bab 129 Seleksi Pemain
130 Bab 130 Pemain Utama
131 Bab 131 Jadi Pelatih merangkap pemain
132 Bab 132 Jebakan Ban Bocor
133 Bab 133 Rencana menangkap penjahat
134 Bab 134 Menangkap Penjahat
135 Bab 135 Alasan Papa
136 Bab 136 Penghargaan
137 Bab 137 Perencana Sesungguhnya
138 Bab 138 Pujaan Hati
139 Bab 139 Ternyata Kalian Berdua Usil ya
140 Bab 140. Ngapain di Kejar
141 Bab 141 Fitnah yang Aneh
142 Bab 142 Sedikit Sekali
143 Bab 143 Sulap
144 Bab 144 Sudah seperti keluarga sendiri
145 Bab 145 Pantas Betah
146 Bab 146 Syukuran dengan Warga Desa
147 Bab 147 Sebentar saja itu
148 Bab 148 Menjaga Rahasia
149 Bab 149 Candaan Om Fachri
150 Bab 150 Suasana Seru
151 Bab 151 Tanding antar Keluarga
152 Bab 152 Harus Fair Play
153 Bab 153 Imbang
154 Bab 154 Belum Tahu Ma
155 Bab 155 Boleh kan Kita Usil sama Mereka
156 Bab 156 Tidak mungkin Mereka
157 Bab 157 Jadi Selama ini Abang Berdua ya
158 Bab 158 Rencananya Begitu
159 Bab 159 Candaan Ke Akraban
160 Bab 160 Sahabat tapi Mesra
161 Bab 161 Kalau betulan mau ya
162 Bab 162 Di Prank
163 Bab 163 Calon istri
164 Bab 164 Bahaya Mengintai
165 Bab 165 Rencana Matang
166 Bab 166 Menundukan Mata-mata
167 Bab 167 Kerjasama yang Bagus
168 Bab 168 Pewaris Utama
169 Bab 169 Penjebakan
170 Bab 170 Tertangkapnya Buronan Besar
171 Bab 171 Berpasangan
172 Bab 172 Jalan Pagi
173 Bab 173 Nasehati Diri sendiri
174 Bab 174 Kenapa harus memilih
175 Bab 175 Kabar Zaheera akan ke Eropa
176 Bab 176 Acara Perpisahan
177 Bab 177 Ingat Hanya Satu Jam
178 Bab 178 Waktu Kebersamaan
179 Bab 179 Jawab yang Jujur
180 Bab 180 Saya tetap jadi Coach
181 Bab 181 Tim Utama pilihan Dika
182 Bab 182 Persiapan Turnamen
183 Bab 183 Turnamen
184 Bab 184 Di Remehkan
185 Bab 185 Kemenangan Pertama
186 Bab 186 Habis Kita
187 Bab 187 Kemenangan demi kemenangan
188 Bab 188 Mereka Begitu Hebat
189 Bab 189 Masuk Semi Final
190 Bab 190 Persiapan Semi Final
191 Bab 191 Tidak Sepele Lagi
192 Bab 192 Masuk Final
193 Bab 193 Teror di Final
194 Bab 194 Final
195 Bab 195 Babak Tambahan
196 Bab 196 Penasaran
197 Bab 197 Juara Turnamen
198 Bab 198 Kemenangan Sebenarnya
199 Bab 199 Syukuran di Kafe
200 Bab 200 Jadi acara Syukuran kalian ya
201 Bab 201 Akhirnya semua Tahu
202 Bab 202 Terasa lelanya
203 Bab 203 Dika bisa baca pikiran Silvi
204 Bab 204 Siswa Baru
205 Bab 205 Di Persalahlan
206 Bab 206 Kesal
207 Bab 207 Bukan Aku
208 Bab 208 Pembelaan Terhadap Dika
209 Bab 209 Tanggapan Papa
210 Bab 210 Ke Kantor Polisi
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Bab 1. Mimpi Yang Aneh
2
Bab 2 Suasana Baru
3
Bab 3 Siapa sih yang Usil?
4
Bab 4 Rebutan Semua Gadis
5
Bab 5 Senyuman Menghanyutkan
6
Bab 6 Keluarga Usil
7
Bab 7 Curiga
8
Bab 8 Penasaran
9
Bab 9 Ketularan Usil
10
Bab 10 Selesai Ujian
11
Bab 11 Pujaan Hati
12
Bab 12 Cinta Pertama
13
Bab 13 Usil is My Hobby
14
Bab 14 Arti Mimpi
15
Bab 15 Mau Saja di Usilin
16
Bab 16 Saling Menghormati
17
Bab 17 Juara Kelas
18
Bab 18 Reuni Para Mama
19
Bab 19 Sindiran Mama
20
Bab 20 Lari Pagi
21
Bab 21 Putri Juga Usil
22
Bab 22 Ketularan Papanya
23
Bab 23 Kemampuan Warisan
24
Bab 24 Bimbinglah dia dengan baik
25
Bab 25 Bidadari cantik
26
Bab 26 Ternyata Kakek dulunya Usil
27
Bab 27 Uji Kemampuan
28
Bab 28 Suasana Menyeramkan
29
Bab 29 Karisma Sang Raja"
30
Bab 30 Kemampuan Mata
31
Bab 31 Coba Kemampuan Baru
32
Bab 32 Baru Menyadari
33
Bab 33 Titisan Sang Raja
34
Bab 34 Rasa yang tidak berpisah
35
Bab 35 Penyemangat Hati
36
Bab 36 Kasihan Putri
37
Bab 37 Sekolah lagi
38
Bab 38 Cemburu
39
Bab 39 Ungkapan Hati
40
Bab 40 Persahabatan tidak Terpisah
41
Bab 41 Ada apa dengan Silvi?
42
Bab 42 Berbagi hati
43
Bab 43 Santai Saja
44
Bab 44 Apa yang Terjadi
45
Bab 45 Di Culik
46
Bab 46 Dia Si Raja Usil
47
Bab 47 Pengawal Sang Raja
48
Bab 48 Ada Apa dengan Aku
49
Bab 49 Bingung Sendiri
50
Bab 50 Kembaran
51
Bab 51 Perkemahan
52
Bab 52 Usil Terencana
53
Bab 53 Perkemahan yang di Tunggu
54
Bab 54 Usil yang Kelewatan
55
Bab 55 Sepertinya Aku Tahu
56
Bab 56 Suara kecemburuan
57
Bab 57 Suara apa itu
58
Bab 58 Siapa Yang Melakukan ini
59
Bab 59 Waspada
60
Bab 60 Penghijauan
61
Bab 61 Pencegatan
62
Bab 62 Jangan Turun
63
Bab 63 Kabar burung
64
Bab 64 Benar atau hanya Gosip
65
Bab 65 Jadi kalian Pacaran ya
66
Bab 66 Gendam
67
Bab 67 Maafkan kami
68
Bab 68 Jadian
69
Bab 69 Belajar Bisnis
70
Bab 70 Hari Kerja Pertama
71
Bab 71 Untuk Mama Saja
72
Bab 72 Sebagai Pemiliknya
73
Bab 73 Anugrah
74
Bab 74 Sesuai Perintah
75
Bsb 75 Siapa mereka
76
Bab 76 Pelaku Utama Kejahatan
77
Bab 77 Benarkah Dia pelakunya
78
Bab 78 Dimas Santoso
79
Bab79 Bukti yang tidak bisa ditolak
80
Bab 80 Pengakuan
81
Bab 81 Syukuran
82
Bab 82 Canggung
83
Bab 83 Saingan
84
Bab 84 Jadikan kami sahabat mu
85
Bab 85 Usil di balas Usil
86
Bab 86 Kemampuan Baru
87
Bab 87 Proklamirkan Cinta
88
Bab 88 Usilnya pak Riza
89
Bab 89 Ujian Kenaikan Kelas
90
Bab 90 Belajar Bersama
91
Bab 91 Serius
92
Bab 92 Ujian Hari Kedua
93
Bab 93 Umpan Nyamuk
94
Bab 94 Terbalik ma
95
Bab 95 Keluarga dari mama
96
Bab 96 Membalas kekesalan
97
Bab 97 Semangat untuk Putri
98
Bab 98 Keluarga suka bercanda
99
Bab 99 Hal yang Mencurigakan
100
Bab 100 Tidak Percaya Sama Sekali
101
Bab 101 Keputusan Sulit
102
Bab 102 Siapa Kau Sebenarnya
103
Bab 103 Kenapa Zaheera menangis?
104
Bab 104 Gangguan di jalan
105
Bab 105 Dulu tidak Percaya
106
Bab 106 Jadi Saksi
107
Bab 107 Kamu Benar Dika
108
Bab 108 Dapat teguran?
109
Bab 109 Kualat
110
Bab 110 Siapa yang Narik?
111
Bab 111 Kami Sudah Pesan
112
Bab 112 Keluarnya Merangkak
113
Bab 113 Rahasia kemampuan Dika
114
Bab 114 Siapa Kalian.sebenarnya?
115
Ban 115 Irda membuat Cemburu Silvi
116
Bab 116 Ujian Terakhir
117
Bab 117 Cuek tapi masih suka
118
Bab 118 Kenapa aku menjauhinya?
119
Bab 119 Gadis lain
120
Bab 120 Tidak Sehebat Dika
121
Bab 121 Terima Raport kenaikan Kelas
122
Bab 122 Kebahagiaan
123
Bab 123 Rencana Liburan
124
Bab 124 Pemain Bagus
125
Bab 125 Latih Tanding
126
Bab 126 Tanding Persahabatan
127
Bab 127 Di Luar Nalar
128
Bab 128 Tawaran khusus
129
Bab 129 Seleksi Pemain
130
Bab 130 Pemain Utama
131
Bab 131 Jadi Pelatih merangkap pemain
132
Bab 132 Jebakan Ban Bocor
133
Bab 133 Rencana menangkap penjahat
134
Bab 134 Menangkap Penjahat
135
Bab 135 Alasan Papa
136
Bab 136 Penghargaan
137
Bab 137 Perencana Sesungguhnya
138
Bab 138 Pujaan Hati
139
Bab 139 Ternyata Kalian Berdua Usil ya
140
Bab 140. Ngapain di Kejar
141
Bab 141 Fitnah yang Aneh
142
Bab 142 Sedikit Sekali
143
Bab 143 Sulap
144
Bab 144 Sudah seperti keluarga sendiri
145
Bab 145 Pantas Betah
146
Bab 146 Syukuran dengan Warga Desa
147
Bab 147 Sebentar saja itu
148
Bab 148 Menjaga Rahasia
149
Bab 149 Candaan Om Fachri
150
Bab 150 Suasana Seru
151
Bab 151 Tanding antar Keluarga
152
Bab 152 Harus Fair Play
153
Bab 153 Imbang
154
Bab 154 Belum Tahu Ma
155
Bab 155 Boleh kan Kita Usil sama Mereka
156
Bab 156 Tidak mungkin Mereka
157
Bab 157 Jadi Selama ini Abang Berdua ya
158
Bab 158 Rencananya Begitu
159
Bab 159 Candaan Ke Akraban
160
Bab 160 Sahabat tapi Mesra
161
Bab 161 Kalau betulan mau ya
162
Bab 162 Di Prank
163
Bab 163 Calon istri
164
Bab 164 Bahaya Mengintai
165
Bab 165 Rencana Matang
166
Bab 166 Menundukan Mata-mata
167
Bab 167 Kerjasama yang Bagus
168
Bab 168 Pewaris Utama
169
Bab 169 Penjebakan
170
Bab 170 Tertangkapnya Buronan Besar
171
Bab 171 Berpasangan
172
Bab 172 Jalan Pagi
173
Bab 173 Nasehati Diri sendiri
174
Bab 174 Kenapa harus memilih
175
Bab 175 Kabar Zaheera akan ke Eropa
176
Bab 176 Acara Perpisahan
177
Bab 177 Ingat Hanya Satu Jam
178
Bab 178 Waktu Kebersamaan
179
Bab 179 Jawab yang Jujur
180
Bab 180 Saya tetap jadi Coach
181
Bab 181 Tim Utama pilihan Dika
182
Bab 182 Persiapan Turnamen
183
Bab 183 Turnamen
184
Bab 184 Di Remehkan
185
Bab 185 Kemenangan Pertama
186
Bab 186 Habis Kita
187
Bab 187 Kemenangan demi kemenangan
188
Bab 188 Mereka Begitu Hebat
189
Bab 189 Masuk Semi Final
190
Bab 190 Persiapan Semi Final
191
Bab 191 Tidak Sepele Lagi
192
Bab 192 Masuk Final
193
Bab 193 Teror di Final
194
Bab 194 Final
195
Bab 195 Babak Tambahan
196
Bab 196 Penasaran
197
Bab 197 Juara Turnamen
198
Bab 198 Kemenangan Sebenarnya
199
Bab 199 Syukuran di Kafe
200
Bab 200 Jadi acara Syukuran kalian ya
201
Bab 201 Akhirnya semua Tahu
202
Bab 202 Terasa lelanya
203
Bab 203 Dika bisa baca pikiran Silvi
204
Bab 204 Siswa Baru
205
Bab 205 Di Persalahlan
206
Bab 206 Kesal
207
Bab 207 Bukan Aku
208
Bab 208 Pembelaan Terhadap Dika
209
Bab 209 Tanggapan Papa
210
Bab 210 Ke Kantor Polisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!