Bab 11 Pujaan Hati

Mama menatap Dika seakan curiga kepada Dika namun Dika tersenyum pada mamanya

"Sudah dong Ma, hari ini hanya satu pelajaran jadi bisa cepat pulang"

"Oh gitu, sana cepat ganti baju, kalau mau makan siang ada di meja makan, ambil sendiri ya sayang karena Mama lagi nanggung buat kuenya tapi benar ya kamu selesai ujian."

"Iya mamaku yang cantik, lihat ini Roster ujiannya ma, lihat ini hari Sabtu hanya satu pelajaran ujiannya"

Dika menunjukan Roster atau jadwal ujian kepada mamanya yang terdapat pada kartu ujian

"Iya sayang, bolehkan mama heran kenapa anak mama yang tampan dan imut-imut ini cepat kali pulangnya"

"Ok Ma, I love you Mam"

"I love too sayang. Sana cepat ganti baju dan makan siang sudah mama siapkan"

"Siap ma, akan Dika kerjakan"

Dika langsung pergi ke kamarnya yang ada di lantai dua untuk segera mengganti pakaian sekolah dengan pakaian kasual dan segera berwudhu untuk melaksanakan sholat Zuhur.

"Kebetulan sudah Azan, Bismillah"

Dika segera melaksanakan sholat Dzuhur dengan khusyu dan menyerahkan semuanya pada Allah agar selalu diberi petunjuk hingga akhirnya selesai juga Dika Sholat dan berdoa,

"Alhamdulllah sudah selesai"

Dika merapikan sajadah untuk sholat sambil.iseng-iseng melihat keluar dari jendela kamarnya yang ada di lantai 2, tiba-tiba Dika melihat ada cewek cantik sedang memandang dan melambaikan tangannya kepada Dika

"Siapa ya?, kenapa baru tahu ada cewek cantik yang Bertetanggaan dengan rumahnya"

Dika pun melambaikan tangannya walaupun sambil berpikir siapa gadis cantik itu namun gadis itu bicara kepada Dika

"Hai Dika, apa kabar"

Cewek cantik tersebut memanggil  dan menyapa dirinya sambil tersenyum

"Masya Allah cantiknya, kenapa aku lupa siapa dirinya?, biasanya aku akan tetap mengingat deretan gadis cantik yang pernah ku kenal tapi kenapa aku lupa ya?"

 Dika bicara dalam hati sambil memandang keindahan yang ada di depan matanya hingga Dika beranikan diri untuk bertanya

"Hei cantik, kok tahu namaku?"

"Tahulah, Kamu itu pangeran dihatiku"

 Cewek cantik itu langsung menjawab pertanyaan Dika yang membuat Dika jadi salah tingkah namun bisa segera menguasai dirinya hingga membalas kata-kata gadis cantik tersebut dengan senjata rayuan pulau kelapa alias rayuan mautnya

"Iya ya, apa kamu sang Putri yang selama ini ku cari-cari hingga hati ini jadi kosong menantikan kehadiranmu di hatiku"

Ceplos Dika secara sembarangan tanpa pernah berpikir apa yang dia katakan tapi tiba-tiba

"Nah...kan...kamu masih ingat dengan diriku, ya aku Putri Shafira,"

Cewek cantik itu langsung menjawab kata-kata Dika yang tadi asal bicara tapi ditanggapi cewek cantik itu dengan jawaban kalau Dika masih ingat

"Apa itu namanya, namanya Putri, padahal aku kan asal ceplos saja"

Dika bicara dalam hati sambil mengingat-ingat nama Putri Shafira dan mencoba memandangnya

"Aku baru pindah kemari, masih ingat ketika kita di SD dulu, kamu kasih aku bunga"

"Kasih bunga?, ketika SD?"

Dika bicara pelan hingga terbayang masa lalunya dengan gadis cantik imut-imut yang membuat Dika bergetar pertama kali walaupun masih kecil

"Ternyata dia Putri yang dulu paling cantik dikelasnya ketika masih SD namun waktu itu aku kasih bunga ketika dia pindah sekolah dan waktu itu dia tersenyum, selanjut tidak pernah bertemu lagi dan menganggap tidak akan pernah bertemu lagi dan akhirnya jadi tetangga barunya"

Dika kembali bicara pelan mengingat semua kenangan bersama Putri, seorang gadis yang dia sukai untuk pertama kali dalam hidupnya

"Oh iya, aku ingat kamu memang Putri yang selama ini ku tunggu tungguin ternyata kamu hadir kembali dalam hatiku"

Dika bicara dengan perasaan senangnya karena berjumpa kembali dengan pujaan hatinya yang sudah lama tidak bertemu hingga kali ini benar-benar keluar dari isi hatinya yang paling dalam hingga gadis cantik yang bernama Putri itu.jadi tersipu malu dengan kata-kata Dika hingga dia juga ingin bertemu secara langsung hingga dia buat janji bertemu

"Nanti sore kita jalan ya"

Ok, jam 5 ya, tunggu didepan rumah ya"

"Betul ya, Putri akan tunggu jam lima"

 Putri tersenyum sambil kasih jempol tanda setuju dengan perjanjian mereka

Tiba tiba terdengar suara mamanya memanggil dari depan pintu kamarnya

"Dika"

"Iya ma"

 Terpaksa Dika harus menghentikan pertemuan jarak.jauhnya dengan Putri sambil melambaikan tangan dan memberi kode angka lima, lalu mendengarkan kata-kata mamanya kembali

"Dika, kenapa belum makan, ayo makan siang  sama mama dan Papa"

"Iya ma"

Dika langsung keluar dari kamar ternyata Papanya baru saja pulang dan kelihatan baru selesai sholat zuhur karena masih menggunakan peci dikepalanya

"Hei Papa, suda pulang ya"

"iya nak"

"Tambah ganteng saja Papa ini ya dengan Peci diatas kepala"

Dika memuji papanya sambil langsung mencium tangan Papanya.

"Ini namanya wangi surga"

"Aamiinnn, semoga kita semua masuk surga"

 Papanya Dika langsung mengaminkan sambil berdoa

"Ayo kita duduk"

"iya pa"

Dika dan Papanya langsung duduk di kursi menghadap hidangan yang ada di meja makan sementara mama mengambilkan nasi untuk Papa dan Dika. Tapi ketika Papa mau ambil ayam goreng yang tadi dilihat ada dimeja makan tapi tiba-tiba menghilang

"Ma, tadi ada ayam goreng, kenapa hilang ya ma?

Papanya Dika mencari-cari sementara dia melihat Dika makan pakai ayam goreng dan mama makan pakai ikan goreng.

"Ternyata ada yang menyembunyikannya ya"

Papanya Dika tersenyum sambil berdiri dan melihat piring dikursi dekat Dika yang penuh dengan ayam goreng hingga Dika tertawa

"He he he he, ini Pa, ayam gorengnya"

"Kapan kamu pindai ayamnya, kenapa Papa tidak tahu?"

Papanya Dika heran melihat kecepatan tangan anak satu-satunya ini

"Saat papa terpesona melihat kecantikan mama," kata Dika

Mama langsung tertawa ketika Dika memuji dirinya dan Papa jadi salah tingkah bila ketahuan memandang wajah mamanya yang begitu cantik seperti Bidadari yang kecantikannya tidak pernah pudar

"Kau ini Dika, nanti Papa balas usilnya Dika ya" kata Papa sambil tersenyum

Dika melihat ancaman Papanya hanya tertawa saja karena Dika yakin Papanya terlalu sayang sama dirinya dan tidak akan melakukan balas dendam tapi ketika mau tambah nasi, nasi dimeja sudah hilang.

"Ini papa ya yang menyembunyikan nasi ya"

"Enak saja nuduh,  coba lihat  dan cari, kan tidak ada Papa menyembunyikan"

Papanya Dika kesal karena dia memang tidak ada memindahkan nasi di meja makan

"Ini nasinya"

 Tiba-tiba Mama bicara sambil meletakan nasi kemeja makan

"Kapan mama mindai nasinya"

 Dika dan Papa jadi heran secara bersamaan

'Sejak Papa dan Dika berbalas pantun"

Mamanya Dika bicara sambil tertawa yang ternyata nasi dipindahkan sama mama dan kelihatannya Dika tidak akan pernah usil di dalam keluarganya karena papa mamanya sepertinya lebih ahli daripada dirinya, buktinya kemarin dia kerjain sama mamanya hingga tertidur di depan kamarnya hingga dia sekarang bawa kunci kalau keluar kamarnya takut dikerjain sama mamanya lagi dan kini di meja makan. Mungkin ini karena salah Dika juga yang sudah memulainya hingga akhirnya mereka selesai makan dan ada yang mau Dika tanyakan

"Mama, kita ada tetangga baru ya"

"Iya, dia itu teman mama namanya tante Ratu dan om Rendi, dulu rumahnya di jalan Pelita dan mereka pindah ke kalimantan karena Om Rendi dipindakan kerja kesana"

"Oh begitu ya ma"

"Iya kemarin nelpon mama di telepon sama tante Ratu, aku pindah rumah dekat rumahmu ya Gladis"

Mamanya Dika menjelaskan semua kepada Dika sambil mencontohkan pembicaraan mereka hingga Dika memahaminya

"Jadi tadi pagi mereka baru pindah ketika Dika dan Papa sudah berangkat"

"Iya nak dan si Putri, anaknya tante Ratu kan teman kamu ketika SD"

"Iya mama, tadi sudah jumpa sama si Putri, tambah cantik si Putri ya ma?"

"Cie.... anak Papa  kalau yang cantik cantik tahu saja"

Tiba-tiba Papanya Dika menyela pembicaraan anaknya

"Bakat alami Pa, karena yang cantik adalah keindahan" kata Dika bersyair.

"Nanti jam 5 kami janjian mau jalan, boleh ya ma? sekitar komplek saja"

"Iya, anakku sayang tapi ingat sebelum magrib sudah sampai rumah"

"Iya ma"

Mamanya Dika tersenyum sambil memanggil asisten rumah tangga mereka yang sebenarnya adalah saudara sepupuh mamanya

"Naomi, tolong bereskan meja makan ya"

"Iya kak"

Naomi atau bik Naomi yang biasa dipanggil sama Dika memberekan meja makan. Bik Naomi sudah menikah dengan om Riza yang kini jadi supir Papa dan mereka sudah lama tinggal  dan bekerja sama mereka. Mereka dibuatkan Papa rumah dibelakang rumah papa yang luas dan sudah punya anak satu yang masih SMP benama Jeani

"Iya kak, nanti Naomi permisi mau belanja kebutuhan sehari hari karena sudah habis kak"

"Oh iya, uangnya pakai saja yang dilaci meja kakak ya" kata Gladis mamanya Dika.

"Yang tadi pagi masih ada kak"

"Oh begitu ya, ya sudah kalau ada keperluan dapur, langsung saja ambil ya Mi"

"Ya kak"

"Sekalian keluarkan kue yang kakak buat tadi ya"

"iya kak"

Bik Naomi langsung ke dapur mengeluarkan kue buatan mamanya Dika hingga mereka mengicipi beberapa potong sambil tidak lupa dan papanya memuji kue buatan mamanya Dika hingga tidak terasa waktu bergerak dan berlalu hingga Dika harus menepati janjinya kepada Putri setelah sholat Ashar

"Ma, pa. Dika minta izin untuk menemui Putri ya"

"Iya nak, kamu sudah sholat Ashar"

"Sudah ma"

Dika langsung keluar dari rumah mereka untuk menemui sang pujaan hatinya

Sementara itu ditempat lain, waktu sudah menunjukan jam 5 sore, terlihat seorang gadis cantik memakai baju Kasual yang modis saat ini sedang melihat jam ditangan sampai beberapa kali hingga timbul perasaan kesal di hatinya

"Kemana ya Dika, katanya janji jam 5 sore, apa dia lupa atau kudatangi saja rumahnya ya"

Terpopuler

Comments

Arkan Anis

Arkan Anis

kerenn banget

2025-03-12

0

haliza harahap

haliza harahap

keren sir

2024-12-19

0

khairiA

khairiA

kerenn

2024-12-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Mimpi Yang Aneh
2 Bab 2 Suasana Baru
3 Bab 3 Siapa sih yang Usil?
4 Bab 4 Rebutan Semua Gadis
5 Bab 5 Senyuman Menghanyutkan
6 Bab 6 Keluarga Usil
7 Bab 7 Curiga
8 Bab 8 Penasaran
9 Bab 9 Ketularan Usil
10 Bab 10 Selesai Ujian
11 Bab 11 Pujaan Hati
12 Bab 12 Cinta Pertama
13 Bab 13 Usil is My Hobby
14 Bab 14 Arti Mimpi
15 Bab 15 Mau Saja di Usilin
16 Bab 16 Saling Menghormati
17 Bab 17 Juara Kelas
18 Bab 18 Reuni Para Mama
19 Bab 19 Sindiran Mama
20 Bab 20 Lari Pagi
21 Bab 21 Putri Juga Usil
22 Bab 22 Ketularan Papanya
23 Bab 23 Kemampuan Warisan
24 Bab 24 Bimbinglah dia dengan baik
25 Bab 25 Bidadari cantik
26 Bab 26 Ternyata Kakek dulunya Usil
27 Bab 27 Uji Kemampuan
28 Bab 28 Suasana Menyeramkan
29 Bab 29 Karisma Sang Raja"
30 Bab 30 Kemampuan Mata
31 Bab 31 Coba Kemampuan Baru
32 Bab 32 Baru Menyadari
33 Bab 33 Titisan Sang Raja
34 Bab 34 Rasa yang tidak berpisah
35 Bab 35 Penyemangat Hati
36 Bab 36 Kasihan Putri
37 Bab 37 Sekolah lagi
38 Bab 38 Cemburu
39 Bab 39 Ungkapan Hati
40 Bab 40 Persahabatan tidak Terpisah
41 Bab 41 Ada apa dengan Silvi?
42 Bab 42 Berbagi hati
43 Bab 43 Santai Saja
44 Bab 44 Apa yang Terjadi
45 Bab 45 Di Culik
46 Bab 46 Dia Si Raja Usil
47 Bab 47 Pengawal Sang Raja
48 Bab 48 Ada Apa dengan Aku
49 Bab 49 Bingung Sendiri
50 Bab 50 Kembaran
51 Bab 51 Perkemahan
52 Bab 52 Usil Terencana
53 Bab 53 Perkemahan yang di Tunggu
54 Bab 54 Usil yang Kelewatan
55 Bab 55 Sepertinya Aku Tahu
56 Bab 56 Suara kecemburuan
57 Bab 57 Suara apa itu
58 Bab 58 Siapa Yang Melakukan ini
59 Bab 59 Waspada
60 Bab 60 Penghijauan
61 Bab 61 Pencegatan
62 Bab 62 Jangan Turun
63 Bab 63 Kabar burung
64 Bab 64 Benar atau hanya Gosip
65 Bab 65 Jadi kalian Pacaran ya
66 Bab 66 Gendam
67 Bab 67 Maafkan kami
68 Bab 68 Jadian
69 Bab 69 Belajar Bisnis
70 Bab 70 Hari Kerja Pertama
71 Bab 71 Untuk Mama Saja
72 Bab 72 Sebagai Pemiliknya
73 Bab 73 Anugrah
74 Bab 74 Sesuai Perintah
75 Bsb 75 Siapa mereka
76 Bab 76 Pelaku Utama Kejahatan
77 Bab 77 Benarkah Dia pelakunya
78 Bab 78 Dimas Santoso
79 Bab79 Bukti yang tidak bisa ditolak
80 Bab 80 Pengakuan
81 Bab 81 Syukuran
82 Bab 82 Canggung
83 Bab 83 Saingan
84 Bab 84 Jadikan kami sahabat mu
85 Bab 85 Usil di balas Usil
86 Bab 86 Kemampuan Baru
87 Bab 87 Proklamirkan Cinta
88 Bab 88 Usilnya pak Riza
89 Bab 89 Ujian Kenaikan Kelas
90 Bab 90 Belajar Bersama
91 Bab 91 Serius
92 Bab 92 Ujian Hari Kedua
93 Bab 93 Umpan Nyamuk
94 Bab 94 Terbalik ma
95 Bab 95 Keluarga dari mama
96 Bab 96 Membalas kekesalan
97 Bab 97 Semangat untuk Putri
98 Bab 98 Keluarga suka bercanda
99 Bab 99 Hal yang Mencurigakan
100 Bab 100 Tidak Percaya Sama Sekali
101 Bab 101 Keputusan Sulit
102 Bab 102 Siapa Kau Sebenarnya
103 Bab 103 Kenapa Zaheera menangis?
104 Bab 104 Gangguan di jalan
105 Bab 105 Dulu tidak Percaya
106 Bab 106 Jadi Saksi
107 Bab 107 Kamu Benar Dika
108 Bab 108 Dapat teguran?
109 Bab 109 Kualat
110 Bab 110 Siapa yang Narik?
111 Bab 111 Kami Sudah Pesan
112 Bab 112 Keluarnya Merangkak
113 Bab 113 Rahasia kemampuan Dika
114 Bab 114 Siapa Kalian.sebenarnya?
115 Ban 115 Irda membuat Cemburu Silvi
116 Bab 116 Ujian Terakhir
117 Bab 117 Cuek tapi masih suka
118 Bab 118 Kenapa aku menjauhinya?
119 Bab 119 Gadis lain
120 Bab 120 Tidak Sehebat Dika
121 Bab 121 Terima Raport kenaikan Kelas
122 Bab 122 Kebahagiaan
123 Bab 123 Rencana Liburan
124 Bab 124 Pemain Bagus
125 Bab 125 Latih Tanding
126 Bab 126 Tanding Persahabatan
127 Bab 127 Di Luar Nalar
128 Bab 128 Tawaran khusus
129 Bab 129 Seleksi Pemain
130 Bab 130 Pemain Utama
131 Bab 131 Jadi Pelatih merangkap pemain
132 Bab 132 Jebakan Ban Bocor
133 Bab 133 Rencana menangkap penjahat
134 Bab 134 Menangkap Penjahat
135 Bab 135 Alasan Papa
136 Bab 136 Penghargaan
137 Bab 137 Perencana Sesungguhnya
138 Bab 138 Pujaan Hati
139 Bab 139 Ternyata Kalian Berdua Usil ya
140 Bab 140. Ngapain di Kejar
141 Bab 141 Fitnah yang Aneh
142 Bab 142 Sedikit Sekali
143 Bab 143 Sulap
144 Bab 144 Sudah seperti keluarga sendiri
145 Bab 145 Pantas Betah
146 Bab 146 Syukuran dengan Warga Desa
147 Bab 147 Sebentar saja itu
148 Bab 148 Menjaga Rahasia
149 Bab 149 Candaan Om Fachri
150 Bab 150 Suasana Seru
151 Bab 151 Tanding antar Keluarga
152 Bab 152 Harus Fair Play
153 Bab 153 Imbang
154 Bab 154 Belum Tahu Ma
155 Bab 155 Boleh kan Kita Usil sama Mereka
156 Bab 156 Tidak mungkin Mereka
157 Bab 157 Jadi Selama ini Abang Berdua ya
158 Bab 158 Rencananya Begitu
159 Bab 159 Candaan Ke Akraban
160 Bab 160 Sahabat tapi Mesra
161 Bab 161 Kalau betulan mau ya
162 Bab 162 Di Prank
163 Bab 163 Calon istri
164 Bab 164 Bahaya Mengintai
165 Bab 165 Rencana Matang
166 Bab 166 Menundukan Mata-mata
167 Bab 167 Kerjasama yang Bagus
168 Bab 168 Pewaris Utama
169 Bab 169 Penjebakan
170 Bab 170 Tertangkapnya Buronan Besar
171 Bab 171 Berpasangan
172 Bab 172 Jalan Pagi
173 Bab 173 Nasehati Diri sendiri
174 Bab 174 Kenapa harus memilih
175 Bab 175 Kabar Zaheera akan ke Eropa
176 Bab 176 Acara Perpisahan
177 Bab 177 Ingat Hanya Satu Jam
178 Bab 178 Waktu Kebersamaan
179 Bab 179 Jawab yang Jujur
180 Bab 180 Saya tetap jadi Coach
181 Bab 181 Tim Utama pilihan Dika
182 Bab 182 Persiapan Turnamen
183 Bab 183 Turnamen
184 Bab 184 Di Remehkan
185 Bab 185 Kemenangan Pertama
186 Bab 186 Habis Kita
187 Bab 187 Kemenangan demi kemenangan
188 Bab 188 Mereka Begitu Hebat
189 Bab 189 Masuk Semi Final
190 Bab 190 Persiapan Semi Final
191 Bab 191 Tidak Sepele Lagi
192 Bab 192 Masuk Final
193 Bab 193 Teror di Final
194 Bab 194 Final
195 Bab 195 Babak Tambahan
196 Bab 196 Penasaran
197 Bab 197 Juara Turnamen
198 Bab 198 Kemenangan Sebenarnya
199 Bab 199 Syukuran di Kafe
200 Bab 200 Jadi acara Syukuran kalian ya
201 Bab 201 Akhirnya semua Tahu
202 Bab 202 Terasa lelanya
203 Bab 203 Dika bisa baca pikiran Silvi
204 Bab 204 Siswa Baru
205 Bab 205 Di Persalahlan
206 Bab 206 Kesal
207 Bab 207 Bukan Aku
208 Bab 208 Pembelaan Terhadap Dika
209 Bab 209 Tanggapan Papa
210 Bab 210 Ke Kantor Polisi
Episodes

Updated 210 Episodes

1
Bab 1. Mimpi Yang Aneh
2
Bab 2 Suasana Baru
3
Bab 3 Siapa sih yang Usil?
4
Bab 4 Rebutan Semua Gadis
5
Bab 5 Senyuman Menghanyutkan
6
Bab 6 Keluarga Usil
7
Bab 7 Curiga
8
Bab 8 Penasaran
9
Bab 9 Ketularan Usil
10
Bab 10 Selesai Ujian
11
Bab 11 Pujaan Hati
12
Bab 12 Cinta Pertama
13
Bab 13 Usil is My Hobby
14
Bab 14 Arti Mimpi
15
Bab 15 Mau Saja di Usilin
16
Bab 16 Saling Menghormati
17
Bab 17 Juara Kelas
18
Bab 18 Reuni Para Mama
19
Bab 19 Sindiran Mama
20
Bab 20 Lari Pagi
21
Bab 21 Putri Juga Usil
22
Bab 22 Ketularan Papanya
23
Bab 23 Kemampuan Warisan
24
Bab 24 Bimbinglah dia dengan baik
25
Bab 25 Bidadari cantik
26
Bab 26 Ternyata Kakek dulunya Usil
27
Bab 27 Uji Kemampuan
28
Bab 28 Suasana Menyeramkan
29
Bab 29 Karisma Sang Raja"
30
Bab 30 Kemampuan Mata
31
Bab 31 Coba Kemampuan Baru
32
Bab 32 Baru Menyadari
33
Bab 33 Titisan Sang Raja
34
Bab 34 Rasa yang tidak berpisah
35
Bab 35 Penyemangat Hati
36
Bab 36 Kasihan Putri
37
Bab 37 Sekolah lagi
38
Bab 38 Cemburu
39
Bab 39 Ungkapan Hati
40
Bab 40 Persahabatan tidak Terpisah
41
Bab 41 Ada apa dengan Silvi?
42
Bab 42 Berbagi hati
43
Bab 43 Santai Saja
44
Bab 44 Apa yang Terjadi
45
Bab 45 Di Culik
46
Bab 46 Dia Si Raja Usil
47
Bab 47 Pengawal Sang Raja
48
Bab 48 Ada Apa dengan Aku
49
Bab 49 Bingung Sendiri
50
Bab 50 Kembaran
51
Bab 51 Perkemahan
52
Bab 52 Usil Terencana
53
Bab 53 Perkemahan yang di Tunggu
54
Bab 54 Usil yang Kelewatan
55
Bab 55 Sepertinya Aku Tahu
56
Bab 56 Suara kecemburuan
57
Bab 57 Suara apa itu
58
Bab 58 Siapa Yang Melakukan ini
59
Bab 59 Waspada
60
Bab 60 Penghijauan
61
Bab 61 Pencegatan
62
Bab 62 Jangan Turun
63
Bab 63 Kabar burung
64
Bab 64 Benar atau hanya Gosip
65
Bab 65 Jadi kalian Pacaran ya
66
Bab 66 Gendam
67
Bab 67 Maafkan kami
68
Bab 68 Jadian
69
Bab 69 Belajar Bisnis
70
Bab 70 Hari Kerja Pertama
71
Bab 71 Untuk Mama Saja
72
Bab 72 Sebagai Pemiliknya
73
Bab 73 Anugrah
74
Bab 74 Sesuai Perintah
75
Bsb 75 Siapa mereka
76
Bab 76 Pelaku Utama Kejahatan
77
Bab 77 Benarkah Dia pelakunya
78
Bab 78 Dimas Santoso
79
Bab79 Bukti yang tidak bisa ditolak
80
Bab 80 Pengakuan
81
Bab 81 Syukuran
82
Bab 82 Canggung
83
Bab 83 Saingan
84
Bab 84 Jadikan kami sahabat mu
85
Bab 85 Usil di balas Usil
86
Bab 86 Kemampuan Baru
87
Bab 87 Proklamirkan Cinta
88
Bab 88 Usilnya pak Riza
89
Bab 89 Ujian Kenaikan Kelas
90
Bab 90 Belajar Bersama
91
Bab 91 Serius
92
Bab 92 Ujian Hari Kedua
93
Bab 93 Umpan Nyamuk
94
Bab 94 Terbalik ma
95
Bab 95 Keluarga dari mama
96
Bab 96 Membalas kekesalan
97
Bab 97 Semangat untuk Putri
98
Bab 98 Keluarga suka bercanda
99
Bab 99 Hal yang Mencurigakan
100
Bab 100 Tidak Percaya Sama Sekali
101
Bab 101 Keputusan Sulit
102
Bab 102 Siapa Kau Sebenarnya
103
Bab 103 Kenapa Zaheera menangis?
104
Bab 104 Gangguan di jalan
105
Bab 105 Dulu tidak Percaya
106
Bab 106 Jadi Saksi
107
Bab 107 Kamu Benar Dika
108
Bab 108 Dapat teguran?
109
Bab 109 Kualat
110
Bab 110 Siapa yang Narik?
111
Bab 111 Kami Sudah Pesan
112
Bab 112 Keluarnya Merangkak
113
Bab 113 Rahasia kemampuan Dika
114
Bab 114 Siapa Kalian.sebenarnya?
115
Ban 115 Irda membuat Cemburu Silvi
116
Bab 116 Ujian Terakhir
117
Bab 117 Cuek tapi masih suka
118
Bab 118 Kenapa aku menjauhinya?
119
Bab 119 Gadis lain
120
Bab 120 Tidak Sehebat Dika
121
Bab 121 Terima Raport kenaikan Kelas
122
Bab 122 Kebahagiaan
123
Bab 123 Rencana Liburan
124
Bab 124 Pemain Bagus
125
Bab 125 Latih Tanding
126
Bab 126 Tanding Persahabatan
127
Bab 127 Di Luar Nalar
128
Bab 128 Tawaran khusus
129
Bab 129 Seleksi Pemain
130
Bab 130 Pemain Utama
131
Bab 131 Jadi Pelatih merangkap pemain
132
Bab 132 Jebakan Ban Bocor
133
Bab 133 Rencana menangkap penjahat
134
Bab 134 Menangkap Penjahat
135
Bab 135 Alasan Papa
136
Bab 136 Penghargaan
137
Bab 137 Perencana Sesungguhnya
138
Bab 138 Pujaan Hati
139
Bab 139 Ternyata Kalian Berdua Usil ya
140
Bab 140. Ngapain di Kejar
141
Bab 141 Fitnah yang Aneh
142
Bab 142 Sedikit Sekali
143
Bab 143 Sulap
144
Bab 144 Sudah seperti keluarga sendiri
145
Bab 145 Pantas Betah
146
Bab 146 Syukuran dengan Warga Desa
147
Bab 147 Sebentar saja itu
148
Bab 148 Menjaga Rahasia
149
Bab 149 Candaan Om Fachri
150
Bab 150 Suasana Seru
151
Bab 151 Tanding antar Keluarga
152
Bab 152 Harus Fair Play
153
Bab 153 Imbang
154
Bab 154 Belum Tahu Ma
155
Bab 155 Boleh kan Kita Usil sama Mereka
156
Bab 156 Tidak mungkin Mereka
157
Bab 157 Jadi Selama ini Abang Berdua ya
158
Bab 158 Rencananya Begitu
159
Bab 159 Candaan Ke Akraban
160
Bab 160 Sahabat tapi Mesra
161
Bab 161 Kalau betulan mau ya
162
Bab 162 Di Prank
163
Bab 163 Calon istri
164
Bab 164 Bahaya Mengintai
165
Bab 165 Rencana Matang
166
Bab 166 Menundukan Mata-mata
167
Bab 167 Kerjasama yang Bagus
168
Bab 168 Pewaris Utama
169
Bab 169 Penjebakan
170
Bab 170 Tertangkapnya Buronan Besar
171
Bab 171 Berpasangan
172
Bab 172 Jalan Pagi
173
Bab 173 Nasehati Diri sendiri
174
Bab 174 Kenapa harus memilih
175
Bab 175 Kabar Zaheera akan ke Eropa
176
Bab 176 Acara Perpisahan
177
Bab 177 Ingat Hanya Satu Jam
178
Bab 178 Waktu Kebersamaan
179
Bab 179 Jawab yang Jujur
180
Bab 180 Saya tetap jadi Coach
181
Bab 181 Tim Utama pilihan Dika
182
Bab 182 Persiapan Turnamen
183
Bab 183 Turnamen
184
Bab 184 Di Remehkan
185
Bab 185 Kemenangan Pertama
186
Bab 186 Habis Kita
187
Bab 187 Kemenangan demi kemenangan
188
Bab 188 Mereka Begitu Hebat
189
Bab 189 Masuk Semi Final
190
Bab 190 Persiapan Semi Final
191
Bab 191 Tidak Sepele Lagi
192
Bab 192 Masuk Final
193
Bab 193 Teror di Final
194
Bab 194 Final
195
Bab 195 Babak Tambahan
196
Bab 196 Penasaran
197
Bab 197 Juara Turnamen
198
Bab 198 Kemenangan Sebenarnya
199
Bab 199 Syukuran di Kafe
200
Bab 200 Jadi acara Syukuran kalian ya
201
Bab 201 Akhirnya semua Tahu
202
Bab 202 Terasa lelanya
203
Bab 203 Dika bisa baca pikiran Silvi
204
Bab 204 Siswa Baru
205
Bab 205 Di Persalahlan
206
Bab 206 Kesal
207
Bab 207 Bukan Aku
208
Bab 208 Pembelaan Terhadap Dika
209
Bab 209 Tanggapan Papa
210
Bab 210 Ke Kantor Polisi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!