Bab 20. Badut

Malam itu hujan turun sangat deras. Langit gelap seperti mencerminkan isi hati Naura yang kelam.

Bahkan air meluap sempat membanjiri beberapa ruas jalan dan gang-gang perkotaan.

Malam itu, Naura sedang duduk di ruang tamu apartemen, membaca buku di sofa. Bimo sedang tidak ada di rumah, entah ke mana. Itu sebabnya ia membuat pengalihan agar tidak suntuk.

Hatinya sepi. Seolah memberi isyarat, akan ada badai besar malam ini.

Sejak kejadian foto tunangan di media sosial itu, hubungan mereka terasa renggang.

Bahkan keduanya mulai menjaga jarak.

Meski Bimo terus meyakinkan bahwa dirinya mencintai Naura, ada sesuatu yang tidak bisa hilang dari hati gadis itu—rasa tidak berharga.

Naura memandangi bayangannya di jendela kaca, dengan tatapan kosong.

"Apa aku ini cuma badut?" gumamnya pelan.

Mata yang semula berembun itu, seketika luruh. Airmatanya banjir deras melewati pelupuk mata.

"Sekadar hiburan di sela kesibukannya? Seseorang yang dia sembunyikan karena malu?" lirihnya sembari memeluk buku tadi sempat ia baca untuk menghibur diri.

Ponselnya tiba-tiba berbunyi.

Sebuah pesan masuk dari nomor tak dikenal. Dengan ragu, ia membuka pesan itu.

"Aku mantan Bimo. Kita harus bicara. Aku hamil anaknya."

Lagi.

Dunia Naura runtuh seketika. Napasnya tersengal, matanya membelalak membaca pesan itu.

Ia ingin menyangkal, tapi hatinya tahu—dengan segala ketidakjujuran yang sering Bimo tunjukkan, kemungkinan besar pesan itu benar adanya.

Tangannya gemetar, tapi ia enggan menanggapi.

Memilih berbicara langsung dengan Bimo akan lebih baik baginya.

*

Ketika Bimo pulang, Naura masih duduk di tempat yang sama. Matanya merah, wajahnya pucat. Matanyapun sembab.

Ia menoleh ke arah pintu ketika Bimo masuk, membawa kantong plastik berisi makanan.

"Palsu," pikirnya.

“Sayang, aku beli makanan kesukaanmu. Kamu pasti belum makan, 'kan?” kata Bimo dengan nada riang, mencoba mencairkan suasana.

Naura tidak menjawab. Ia hanya menatap Bimo dengan tatapan yang sulit diartikan.

“Naura?” Bimo mendekat, menyadari ada yang tidak beres.

“Kamu kenapa?” tanya Bimo berusaha memastikan jika Naura baik-baik saja.

Namun, karena emosi sudah tak sanggup lagi dibendung oleh gadis itu.

Akhirnya, Naura mengangkat ponselnya, menunjukkan pesan itu kepada Bimo.

“Apa ini benar, Mas?” tanyanya dengan suara bergetar.

Bimo membaca pesan itu, dan raut wajahnya berubah drastis. Ia tidak langsung menjawab.

Tapi semburat senyum di wajahnya mendadak pudar, lalu menghilang.

“Jawab aku, Mas,” desak Naura, air mata mulai menggenang di matanya.

“Naura, dengarkan aku. Ini tidak seperti yang kamu pikirkan,” kata Bimo akhirnya, mencoba meraih tangan Naura.

Naura mundur, menjauh dari sentuhan Bimo. Ia bahkan menepis tangan suaminya saat ingin meraih dan memberi pelukan menenangkan.

“Jadi itu benar? Dia hamil anak kamu?!” Naura menatap tajam meski matanya banjir oleh air mata.

“Naura, aku bisa jelaskan. Aku dan dia sudah lama tidak ada apa-apa. Mungkin ... mungkin dia hanya mencoba menghancurkan hubungan kita,” kata Bimo dengan nada panik.

“Tapi kamu tidak menyangkal, 'kan?” suara Naura pecah, dan air mata semakin mengalir deras di pipinya.

“Naura ....”

“Berapa banyak lagi yang kamu sembunyikan dariku, Mas? Kamu bilang aku satu-satunya. Kamu bilang kita akan menikah secara sah. Tapi sekarang? Kamu membuat aku merasa seperti badut!” teriak Naura meluapkan kekesalannya.

Bimo mencoba mendekat, tetapi Naura mengangkat tangannya, menghentikannya.

“Kamu tidak tahu bagaimana rasanya, Mas. Aku menyerahkan segalanya untuk kamu. Harga diriku, keluargaku, hidupku. Bahkan aku berhenti kerja juga karena kamu. Tapi apa yang aku dapatkan? Kamu malu mengakui aku. Kamu memajang foto wanita lain di media sosial. Dan sekarang, ini?” Naura semakin berteriak histeris diiringi isakan tangis tertahan.

“Naura, aku mencintai kamu. Kamu harus percaya itu,” kata Bimo, suaranya melemah.

“Cinta? Apa cinta seperti ini, Mas? Membiarkan aku dihancurkan pelan-pelan tanpa aku sadari?” Naura berdiri, suaranya semakin tinggi.

“Aku tidak bisa seperti ini lagi.” Naura berlari menjauhi Bimo.

“Naura, tunggu. Jangan pergi. Kita bisa bicarakan ini,” kata Bimo, mencoba mencegah Naura yang mulai berjalan ke arah kamar untuk mengambil tasnya.

Naura menoleh dengan tatapan penuh luka.

“Apa yang harus kita bicarakan, Mas? Semua sudah jelas. Kamu tidak pernah benar-benar memilih aku. Aku hanya seseorang yang kamu sembunyikan. Seseorang yang tidak pantas diperjuangkan di mata keluargamu, teman-temanmu, bahkan di mata dunia.”

Bimo terdiam, tidak tahu harus berkata apa. Ia ingin membela diri, tetapi semua kata-kata terasa nyata.

Naura masuk ke kamar, mengemasi beberapa pakaian dan barang-barangnya dengan cepat.

Ketika ia keluar, Bimo berdiri di ambang pintu, menghalangi jalannya.

“Naura, tolong. Jangan pergi,” kata Bimo, suaranya memohon.

Naura menggeleng. “Mas, aku mencintai kamu. Tapi cinta saja tidak cukup. Aku tidak bisa terus hidup seperti ini, merasa seperti aku tidak pernah cukup baik untuk kamu.”

“Naura, aku janji, aku akan memperbaiki semuanya. Aku akan bicara dengan keluargaku, dengan semua orang. Aku akan memastikan mereka menerima kamu,” kata Bimo, mencoba meyakinkannya.

“Tapi apa itu akan menghapus semua luka yang sudah kamu buat? Apa itu akan menghapus rasa sakit ini?” Naura menatap Bimo dengan mata yang penuh air mata.

"Aku akan mencari cara, Naura," kolah Bimo sambil menghalangi.

“Mas, aku sudah lelah. Aku sudah terlalu banyak berkorban untuk seseorang yang bahkan tidak pernah berani memperjuangkan aku.”

Bimo mencoba meraih tangan Naura, tetapi gadis itu mundur.

“Naura, aku butuh kamu. Tolong jangan pergi.”

Naura menatap Bimo untuk terakhir kalinya, dengan air mata yang terus mengalir.

“Mas, mungkin kamu butuh aku. Tapi kamu tidak pernah benar-benar menginginkan aku. Nikahi saja dia, mantanmu itu! Ada anak kamu di dalam rahimnya. Aku tidak pantas di keluarga kamu 'kan? Maka aku pergi.”

Dengan kata-kata itu, Naura melangkah pergi, meninggalkan Bimo yang berdiri terpaku di tempatnya.

Di luar, hujan masih turun deras. Naura berjalan di bawah payung kecil, dengan tas di tangannya.

Hatinya terasa hancur berkeping-keping, tetapi ia tahu bahwa ini adalah hal yang harus ia lakukan.

Ketika ia menunggu taksi di pinggir jalan, sebuah pertanyaan terus terngiang di kepalanya.

“Apakah aku hanya seorang badut dalam hidupnya? Seseorang yang ada hanya untuk mengisi kekosongan?”

Hatinya sakit, tetapi ia tahu bahwa ia harus pergi. Karena meskipun ia mencintai Bimo, ia tidak bisa terus hidup dalam bayang-bayang orang lain.

Tak lama berselang, sebuah mobil hitam berhenti di dekat Naura berdiri.

"Naura, sedang apa kamu? Ini sudah malam. Nyaris semu jalanan banjir!" teriak seorang pria yang suaranya familiar di telinga Naura.

Naura terkejut saat Raka mulai membukakan pintu mobil untuknya.

"Masuk," ajak Raka.

Naura diam mematung dengan airmata yang masih deras mengalir melewati pipi mulutnya.

"Nau, kamu kenapa? Ayo, masuk dulu. Hujannya deras, di depan banjir!"

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Antonio Johnson

Antonio Johnson

kasian

2024-12-15

0

Nina_Melo

Nina_Melo

sakit

2024-12-14

0

Antonio Johnson

Antonio Johnson

Minggat

2024-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!