Bab 16. Keluarga atau Naura?

Malam itu, setelah kejadian di taman, Bimo memutuskan untuk mengambil langkah yang lebih tegas.

Ia duduk di ruang tamu bersama Naura, yang masih terlihat pucat setelah kejadian tadi siang.

Mata Naura menunjukkan kelelahan, baik fisik maupun emosional.

“Naura,” ujar Bimo pelan namun tegas, “aku tidak bisa membiarkan kamu tinggal di sini lebih lama. Nina sudah melampaui batas. Aku takut dia akan melakukan sesuatu yang lebih buruk.”

“Tapi, Mas... ini rumah keluarga Mas. Aku tidak ingin membuat Mas terasing dari keluargamu.” Naura menatap Bimo dengan bingung.

“Keluarga seharusnya melindungi, bukan menyakiti. Kalau mereka tidak bisa menerima kamu, itu masalah mereka, bukan masalah kita.” Bimo menghela napas berat, meraih tangan Naura dengan lembut.

“Tapi, Nina adalah sepupu Mas,” sahut Naura pelan.

“Aku tidak mau Mas sampai kehilangan hubungan baik dengan keluargamu karena aku,” lanjut Naura, akhirnya.

“Aku sudah kehilangan hubungan baik dengan Nina sejak lama,” Bimo menegaskan, nada suaranya penuh keyakinan.

“Dan aku tidak akan membiarkan siapa pun, termasuk dia, menyakitimu lagi,” imbuh Bimo meyakinkan Naura.

Naura masih ragu, tetapi tatapan penuh tekad dari Bimo membuatnya tak mampu membantah.

*

Esok paginya, Bimo dengan cepat mempersiapkan keberangkatan mereka.

Ia meminta pelayan untuk mengemas barang-barang Naura.

Sementara itu, Nina terlihat berdiri di tangga, memandang mereka dengan sinis.

“Mau kabur, ya?” sindir Nina, matanya menyipit ke arah Naura.

“Ini bukan urusanmu, Nina,” jawab Bimo tegas.

“Oh, tapi ini rumah keluargaku juga. Jadi, tentu saja ini urusanku,” balas Nina dengan senyum dingin.

“Kamu benar-benar bodoh, Bimo. Mengorbankan hubungan dengan keluargamu hanya demi perempuan yang tidak punya apa-apa.”

Naura menggigit bibir, hatinya terasa tersayat mendengar kata-kata Nina.

Namun, sebelum ia sempat membalas, Bimo sudah berdiri di depan Nina dengan wajah penuh amarah.

“Cukup, Nina,” ujar Bimo sedikit berteriak sambil menatap tajam.

“Aku tidak peduli apa yang kamu pikirkan. Aku hanya akan mengatakan ini sekali, jangan ganggu kami lagi.”

Tanpa menunggu jawaban dari Nina, Bimo menggandeng tangan Naura dan membawanya keluar setelah berpamitan pada ibunya.

Ya. Ibu Bimo yang notabennya sudah paham watak Nina pun akhirnya hanya diam tanpa membela.

Setelah perjalanan beberapa jam, Bimo dan Naura tiba di apartemen milik Bimo di tengah kota. Tempat semula mereka tinggal.

Tempat itu berada di salah satu gedung tinggi yang mewah, dengan pemandangan langsung ke kota besar yang gemerlap.

Naura tahu bahwa tempat ini jauh lebih aman daripada rumah keluarga Bimo, tetapi ia juga merasa canggung berada di lingkungan yang begitu asing baginya.

“Kamu lebih suka di tempat ini?” tanya Bimo sambil menaruh koper Naura di sudut ruangan.

“Tempatnya indah... tapi aku merasa seperti menyusahkan Mas.” Naura mengangguk pelan.

Bimo mendekat, menggenggam kedua tangan Naura.

“Kamu tidak pernah menyusahkan aku, Naura. Justru aku yang harus minta maaf karena membawamu ke dalam semua masalah ini.”

Naura tersenyum canggung.

Hari itu, Bimo memutuskan untuk menghabiskan waktu di apartemen bersama Naura.

Ia memasak makanan sederhana untuk mereka berdua—hal yang jarang ia lakukan sebelumnya.

“Mas bisa masak juga?” tanya Naura, setengah terkejut melihat Bimo sibuk di dapur.

“Jangan kira aku ini cuma bisa bekerja atau menghabiskan uang. Aku juga punya keahlian lain, lho.” Bimo tertawa.

Mereka makan bersama sambil berbincang ringan. Untuk sesaat, Naura merasa seperti berada di dunia yang berbeda, jauh dari semua konflik yang pernah mereka alami.

Namun, malam itu, ketika Naura sedang bersiap untuk tidur, ia termenung di depan jendela.

Pemandangan kota yang gemerlap di bawahnya terasa begitu jauh dari kehidupannya di desa.

“Apa aku benar-benar cocok berada di sini?” gumamnya pelan.

Bimo, yang mendengar suara kecil Naura, menghampirinya.

“Apa yang kamu pikirkan, Sayang?”

Naura menoleh, sedikit terkejut.

“Mas, aku merasa terlalu jauh dari duniaku. Semua ini terasa seperti mimpi yang tidak nyata.”

Bimo menarik Naura ke dalam pelukannya.

“Kamu adalah bagian dari duniaku sekarang, Naura. Tidak peduli seberapa jauh tempat ini dari asalmu, aku akan memastikan kamu merasa nyaman di sini.”

Naura membalas pelukan Bimo, tetapi hatinya masih dipenuhi keraguan.

Ia tahu bahwa cinta mereka tidak akan berjalan mulus.

Ada terlalu banyak halangan di depan mereka, dan ia tidak yakin apakah ia cukup kuat untuk menghadapi semuanya.

Namun, sebelum ia sempat melanjutkan pikirannya, telepon Bimo berdering.

Wajahnya berubah serius saat melihat nama di layar.

“Maaf, Naura. Aku harus mengangkat ini,” katanya sebelum berjalan menjauh.

Naura memperhatikan Bimo berbicara di telepon, nada suaranya terdengar rendah tetapi tegas.

Ia tidak bisa mendengar apa yang dibicarakan, tetapi firasatnya mengatakan bahwa ini bukanlah kabar baik.

Ketika Bimo kembali, ekspresinya sulit dibaca. “Ada apa, Mas?” tanya Naura dengan cemas.

“Tidak apa-apa,” jawab Bimo singkat, mencoba tersenyum.

“Kamu istirahat saja.”

Namun, Naura tahu bahwa sesuatu sedang terjadi. Dan ia merasa bahwa kebahagiaan yang baru saja ia rasakan mungkin tidak akan bertahan lama.

*

Malam semakin larut, dan apartemen menjadi sunyi.

Naura sudah tertidur di kamar, sementara Bimo duduk di ruang tamu dengan ponselnya.

Ia sedang memeriksa pesan-pesan yang masuk ketika tiba-tiba sebuah panggilan masuk dari ibunya.

Bimo mengerutkan kening. Jam sudah menunjukkan lewat tengah malam, ibunya jarang menelepon di waktu seperti ini. Ia segera menjawab panggilan itu.

“Halo, Bu? Ada apa?” tanyanya, suaranya sedikit cemas.

Di seberang telepon, suara ibunya terdengar panik.

“Bimo, kamu harus pulang secepatnya. Eyang Putri sakit!”

Jantung Bimo berdegup kencang.

“Sakit? Apa yang terjadi?” tanyanya cemas.

“Eyang jatuh sakit setelah mendengar tentang pernikahan sirimu dengan Naura,” jawab ibunya dengan nada marah.

“Kenapa kamu tidak memberi tahu Eyang kemarin, Bimo? Kenapa Eyang harus mendengar berita itu dari orang lain?”

Bimo terdiam, matanya menatap kosong ke depan.

Ia tahu keluarganya tidak akan mudah menerima pernikahannya dengan Naura, tetapi ia tidak menyangka berita itu akan sampai ke telinga Eyang Putri dan menyebabkan hal seperti ini.

“Aku tidak ingin menyakiti siapa pun, Bu,” katanya akhirnya.

“Aku hanya ingin melindungi Naura.”

“Melindunginya?!” suara ibunya naik.

“Lalu bagaimana dengan Eyangmu ternyata tidak setuju dengan semua ini, Bimo. Dia merasa kamu mempermalukan keluarga!”

Bimo menekan dahinya dengan tangan, mencoba menguasai emosinya.

“Aku akan pulang besok pagi, Bu. Aku ingin melihat keadaan Eyang.”

“Pastikan kamu datang, Bimo,” ibunya menegaskan sebelum menutup telepon.

Bimo menatap ponselnya dengan ekspresi campur aduk.

Ia merasa terjebak di antara tanggung jawab kepada keluarganya dan cintanya pada Naura.

Pagi harinya, Naura bangun dengan senyuman tipis. Ia menemukan sarapan sederhana di meja makan—Bimo jelas telah bangun lebih awal untuk menyiapkannya.

Namun, saat ia mendekati ruang tamu, ia melihat Bimo berdiri di dekat jendela, menatap keluar dengan ekspresi serius.

“Mas?” panggil Naura pelan.

Bimo menoleh, wajahnya terlihat letih.

“Naura, ada sesuatu yang harus aku bicarakan denganmu.”

Naura mengerutkan kening, firasat buruk langsung menghantamnya.

“Ada apa, Mas?”

“Eyang Putri sakit,” ujar Bimo perlahan.

“Dia jatuh sakit setelah mendengar tentang pernikahan kita.”

Naura tertegun, napasnya tercekat.

“Mas, aku… aku tidak tahu harus bilang apa.”

“Bukan salahmu,” potong Bimo, mencoba menenangkannya.

“Ini masalah keluarga, dan aku harus menyelesaikannya. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku tidak akan meninggalkanmu, apa pun yang terjadi.”

Naura menggigit bibirnya, matanya mulai basah.

“Tapi kalau keluarga Mas tidak bisa menerima aku ...”

“Aku akan membuat mereka menerima kita,” kata Bimo dengan penuh keyakinan.

“Aku akan kembali ke rumah untuk berbicara dengan mereka. Aku akan menjelaskan semuanya.”

“Tapi Mas... bagaimana kalau mereka tetap menolak?” suara Naura bergetar.

Bimo menarik Naura ke dalam pelukannya.

“Aku tidak peduli, Naura. Kamu adalah istriku, dan aku akan memperjuangkan kita.”

Namun, jauh di lubuk hatinya, Bimo tahu bahwa semua ini tidak akan mudah.

Dengan berat hati, ia melepaskan pelukan itu dan mulai bersiap untuk kembali ke rumah keluarganya.

Naura menatap punggung Bimo saat pria itu mengemasi barang-barangnya.

Hatinya dipenuhi rasa cemas dan ketakutan. Ia tahu bahwa cinta mereka sedang diuji, dan ia tidak yakin apakah mereka akan mampu melewati semuanya.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Antonio Johnson

Antonio Johnson

Eyangnya

2024-12-13

0

Anne Clair

Anne Clair

Drama ibunya Bimo

2024-12-13

0

Samantha

Samantha

Sepupu resek

2024-12-13

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!