Bab 14. Genderang Perang

Langit siang itu terlihat cerah, tetapi hati Naura terasa mendung.

Sejak pertama kali menjejakkan kaki di rumah megah keluarga Bimo, ia sudah menghadapi berbagai ujian.

Namun, kali ini, tantangan yang datang terasa lebih berat.

“Naura, kenalkan ini sepupuku, Nina,” ujar Bimo memperkenalkan seorang wanita muda yang baru saja tiba.

Nina memiliki wajah cantik dan tubuh ramping yang dibalut gaun mahal berwarna merah.

Senyumnya terlihat manis, tetapi sorot matanya tajam, seperti sedang menilai sesuatu.

Anehnya ia bersikap seolah baru pertama bertemu dengan Naura, padahal malam sebelumnya ia sudah merampas paksa barang pemberian Ibu Bimo.

“Naura, ya?” Nina mengulurkan tangan dengan gaya angkuh.

“Akhirnya aku bisa melihat sendiri siapa yang berhasil membuat sepupuku tergila-gila.” Nina menggenggam kasar tangan Naura, seakan sengaja menunjukkan bahwa ia mampu melakukan apapun demi memisahkan sepupunya dari Naura.

Naura paham benar. Ia bahkan merasakan nada sinis dalam ucapan Nina, tetapi ia tetap membalas dengan sopan.

“Senang bertemu denganmu, Mbak Nina,” sapa Naura.

Gadis itu menunjukkan keseimbangan emosinya. Ia tetap terlihat tenang, meski sebenarnya hatinya bergejolak.

“Senang, ya?” Nina menyeringai kecil.

“Aku harap kamu benar-benar siap masuk ke keluarga ini,” ejek Nina dengan ekspresi menyebalkan memajang tawa setengah merendahkan.

Naura hanya tersenyum samar, meski hatinya mulai tidak nyaman.

Sejak pertemuan itu, Nina tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menunjukkan ketidaksukaannya terhadap Naura.

Entah dengan komentar-komentar sinis, tatapan meremehkan, atau bahkan tindakan yang lebih terang-terangan.

Siang itu, saat Naura duduk di ruang tamu sambil membaca buku, Nina tiba-tiba masuk dan duduk di sofa di seberangnya.

“Kamu tahu, Naura,” ujar Nina dengan nada santai tetapi penuh sindiran, “keluarga ini punya standar tinggi. Aku cuma khawatir kamu tidak bisa menyesuaikan diri. Kamu 'kan ... berasal dari desa.”

Naura merasa darahnya mendidih, tetapi ia berusaha tetap tenang. “Saya akan berusaha, Mbak. Saya yakin semua orang bisa belajar.”

“Oh, tentu saja,” Nina tersenyum tipis.

“Tapi tidak semua orang punya kemampuan untuk benar-benar menjadi bagian dari keluarga seperti ini.”

Naura ingin membalas, tetapi ia tahu itu hanya akan memperburuk suasana.

Jadi, ia memilih diam dan beranjak dari sofa, mencari udara segar di taman.

Namun, Nina tidak berhenti di situ. Ketika mereka berkumpul untuk makan malam, ia kembali melontarkan komentar yang membuat Naura merasa kecil.

“Mas Bimo, aku benar-benar heran,” kata Nina dengan nada bercanda tetapi menusuk.

“Kamu kan bisa memilih wanita mana saja. Kenapa memilih yang ... sederhana seperti ini?”

Bimo langsung memasang wajah tidak senang sambil melemparkan tatapan matanya yang tajam.

“Cukup, Nina. Jangan bicara seperti itu.”

“Aku hanya bercanda, Mas,” ujar Nina dengan senyum palsu.

“Tapi aku hanya ingin memastikan bahwa kamu tidak salah langkah.” Lagi, ia berusaha mempertegas ucapnya yang dibalut kata canda.

Naura merasa pipinya panas, tetapi ia mencoba menahan air matanya yang bahkan embun di pelupuk mata itu nyaris jatuh dan membanjiri pipinya.

Gadis itu hanya beranjak dari tempat duduknya.

"Aku permisi," pamitnya meninggalkan meja makan.

Ia tidak ingin menunjukkan kelemahannya di depan Nina. Itu sebabnya ia memilih menangis sendirian di dalam kamar mandi.

Malam itu, setelah makan malam, Naura memutuskan untuk berbicara dengan Bimo.

Mereka duduk berdua di balkon kamar, angin malam yang sejuk tidak mampu meredakan kegelisahan di hati Naura.

“Mas, aku tidak bisa terus seperti ini,” ujar Naura pelan.

“Maksud kamu apa?” Bimo menoleh dengan alis terangkat.

“Aku tidak nyaman di sini. Mbak Nina ... dia selalu membuatku merasa tidak diterima,” suara Naura mulai bergetar.

“Aku merasa seperti orang asing yang kehadirannya tak diinginkan di rumah ini.”

Bimo menarik napas panjang, lalu meraih tangan Naura.

“Naura, aku tahu Nina memang sulit. Dia selalu merasa dirinya lebih baik dari orang lain. Tapi aku mohon, jangan biarkan dia membuatmu mundur. Kamu adalah pilihanku.”

“Tapi, Mas, aku tidak tahan,” ujar Naura sambil menahan air matanya.

“Setiap hari, aku merasa dihina. Aku tidak ingin tinggal di sini lebih lama.”

“Aku janji, aku akan bicara dengan Nina. Aku tidak akan membiarkan dia menyakitimu lagi.” Bimo menggenggam tangan Naura lebih erat.

Namun, di dalam hatinya, Naura tetap merasa bimbang.

Ia tahu Bimo mencintainya, tetapi apakah itu cukup untuk membuatnya bertahan di lingkungan yang begitu penuh tekanan?

Keesokan harinya, saat Naura sedang berjalan di taman, Nina kembali mendekatinya. Kali ini, wanita itu tidak lagi berbasa-basi.

“Kamu tahu, Naura,” ujar Nina dengan nada tajam, “aku tidak percaya kamu benar-benar mencintai Bimo. Kamu hanya memanfaatkannya, kan? Menggunakan wajah polosmu untuk mendapatkan semua ini.”

Naura terkejut mendengar tuduhan itu.

Wajah sinis itu terus menatap tajam tanpa mau melepaskan pergerakan Naura, bahkan meski sedetikpun. Menjengkelkan memang.

“Tidak, Mbak Nina. Saya mencintai Mas Bimo. Saya tidak pernah punya niat seperti itu,” kilah Naura membela diri.

“Oh, ya?” Nina mendekat, wajahnya hanya beberapa inci dari wajah Naura.

“Lihat saja nanti. Kamu tidak akan bertahan lama di sini. Orang seperti kamu tidak pernah pantas berada di dunia kami!” ancamnya.

Dan. Sepanjang pertemuannya dengan Naura gadis itu terus menunjukkan sikap sinis tanpa senyuman sedikitpun.

Seolah sengaja menunjukkan sikap bahwa ia benar-benar tak suka dengan keberadaan dan posisi Naura sebagai istri Bimo.

Naura merasa tubuhnya gemetar. Ia ingin melawan, tetapi kata-kata Nina membuatnya merasa begitu kecil dan tidak berdaya.

Saat Nina pergi, Naura duduk di bangku taman, menahan tangis yang akhirnya tumpah.

Hatinya terasa begitu sesak. Dadanya sesak. Isi kepalanya riuh. Penuh gejolak.

Ia mencintai Bimo, tetapi ia tidak tahu apakah ia bisa terus menghadapi semua ini.

Malam itu, Naura kembali mengungkapkan keinginannya untuk pulang.

Namun, kali ini, ia mengatakannya dengan tegas.

“Mas, aku tidak bisa lagi tinggal di sini,” ujar Naura dengan suara bergetar. “Aku ingin pulang.”

Bimo terlihat terkejut. “Naura, jangan seperti ini. Aku sudah bilang, aku akan melindungimu.”

“Tapi, Mas, aku merasa tidak punya tempat di sini,” ujar Naura sambil menahan air matanya.

“Aku tidak ingin terus-terusan merasa seperti ini,” imbuhnya diiringi isakan tertahan.

Bimo terdiam sejenak, lalu mendekati Naura dan memeluknya erat.

“Aku mohon, Naura. Beri aku sedikit waktu. Aku akan mengurus semuanya. Aku akan memastikan Nina berhenti mengganggumu.”

Naura tidak langsung menjawab. Ia merasa terombang-ambing antara cintanya kepada Bimo dan keinginannya untuk melindungi dirinya sendiri dari rasa sakit.

Di luar kamar mereka, Nina berdiri diam di koridor, mendengar percakapan mereka dengan senyum puas di wajahnya. Baginya, ini baru permulaan.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Nina_Melo

Nina_Melo

Makin seru

2024-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!