Bab 13. Di Balik Gerbang Megah

Pagi itu, suasana di apartemen Naura terasa berbeda.

Sejak subuh, ia sudah bersiap, mengenakan gaun sederhana tetapi anggun berwarna krem yang dipilihkan Bimo.

Rambutnya disanggul rapi, memperlihatkan wajahnya yang bersinar, meski ada sedikit gugup yang tidak bisa ia sembunyikan.

Hari ini, untuk pertama kalinya, ia akan bertemu keluarga Bimo. Setelah pernikahan siri itu berlangsung.

Maklum pernikahan itu hanya dihadiri oleh ayah Bimo dan dua sepupunya sebab ibunya sedang sakit.

“Naura, kamu sudah siap?” suara Bimo terdengar dari ruang tamu.

Membuat Naura terkejut, padahal kala itu ia sedang mematut diri di hadapan pantulan cermin.

Naura menarik napas panjang sebelum keluar dari kamar.

Pria itu berdiri di dekat pintu, mengenakan kemeja putih dengan jas abu-abu yang sempurna membingkai tubuh tegapnya. Ia tersenyum saat melihat Naura.

“Kamu cantik sekali,” puji Bimo sambil menggenggam tangan Naura. “Mereka pasti akan menyukaimu.”

Naura hanya bisa membalas dengan senyum gugup. Meski Bimo berusaha menenangkannya, ia tidak bisa menghilangkan bayangan kemungkinan buruk yang mungkin terjadi.

Mobil mereka meluncur ke luar kota, melewati jalan-jalan yang dihiasi pepohonan rindang.

Setelah hampir satu jam perjalanan, akhirnya mereka tiba di sebuah gerbang besar berwarna hitam dengan ukiran emas yang megah.

Naura memandang kagum saat gerbang itu terbuka perlahan, memperlihatkan rumah megah bergaya klasik Eropa di ujung jalan berkerikil.

“Ini rumahmu, Mas?” tanya Naura dengan mata membelalak.

Ya. Naura hanyalah perempuan tanpa kasta yang beruntung dinikahi pria kaya. Ia sadar diri.

“Rumah orang tua, lebih tepatnya. Tapi ya, aku besar di sini.” Bimo tertawa kecil.

Naura merasa dadanya berdegup kencang. Ia tidak pernah membayangkan akan menginjakkan kaki di tempat semewah ini.

Hatinya berkecamuk antara rasa takjub dan ketidaknyamanan. Tentu saja rasa takut lebih mendominasi.

Sesampainya di depan rumah, seorang pelayan segera membuka pintu mobil mereka. Bimo turun lebih dulu, lalu membimbing Naura keluar.

“Jangan takut,” bisik Bimo sambil meremas lembut tangannya.

Mereka disambut oleh seorang wanita paruh baya yang berdiri di pintu masuk.

Wajahnya terlihat anggun dengan riasan tipis, tetapi ada sorot mata tajam yang membuat Naura merasa sedikit terintimidasi.

“Bu, ini Naura,” ujar Bimo dengan nada hangat.

Ibu Bimo menatap Naura dari ujung kepala hingga ujung kaki, seolah sedang menilai setiap detail penampilannya.

“Oh, jadi ini dia,” ujarnya dengan nada datar.

“Selamat pagi, Ibu.”

Ibu Bimo tidak langsung menjawab, tetapi akhirnya tersenyum tipis. “Masuklah. Kita bisa bicara di dalam.” Naura menunduk sopan.

Sikap Ibu Bimo mendadak membuat senyuman di wajah Naura memudar perlahan.

Kakinya mendadak berat melangkah. Takut.

Selama makan siang, suasana terasa agak canggung.

Ibu Bimo lebih banyak berbicara dengan Bimo, sementara Naura hanya menjawab pertanyaan-pertanyaan singkat yang dilemparkan kepadanya.

Sesekali, ia menangkap tatapan dingin dari wanita itu, seolah-olah dirinya tidak cukup layak untuk berada di meja makan itu.

Namun, Bimo terus berusaha mencairkan suasana.

Ia menggenggam tangan Naura di bawah meja, memberikan isyarat bahwa semuanya baik-baik saja.

“Naura adalah wanita yang luar biasa, Bu,” kata Bimo di tengah percakapan.

“Dia memiliki hati yang tulus, dan aku yakin dia akan menjadi bagian penting dalam keluarga kita.”

Ibu Bimo hanya mengangguk pelan, tanpa memberikan komentar.

Naura mencoba tetap tersenyum, meski hatinya mulai terasa tidak nyaman. Matanya bahkan sempat berembun kala itu. Malu bercampur takut.

Setelah makan siang, Bimo mengajaknya berjalan-jalan di taman belakang rumah, meninggalkan ibunya yang masih duduk di ruang makan.

“Maafkan sikap Ibu tadi,” ujar Bimo sambil menggandeng tangan Naura.

“Dia memang sedikit sulit menerima orang baru. Tapi aku yakin, seiring waktu, dia akan menyukaimu.”

Naura mengangguk, meski ia tidak sepenuhnya yakin.

Namun, ia tidak ingin memperburuk suasana dengan mengungkapkan keraguannya.

Keesokan harinya, sesuatu yang tidak terduga terjadi.

Saat Naura bangun, seorang pelayan mengetuk pintu kamarnya dengan membawa nampan berisi sarapan.

“Bu Nyoman menyuruh saya membawakan ini untuk Anda,” kata pelayan itu dengan sopan.

Naura terkejut, tetapi ia menerima sarapan itu dengan senyum.

Setelah selesai makan, ia turun ke ruang tamu dan mendapati ibu Bimo sedang duduk di sana, tersenyum hangat padanya.

“Naura, mari duduk di sini,” panggilnya.

Naura mendekat dengan ragu, tetapi ibu Bimo tampak berbeda dari hari sebelumnya.

Ia mulai mengajak Naura berbicara tentang banyak hal, dari hobi hingga rencana masa depan.

“Kamu tahu, Bimo itu keras kepala,” ujar ibu Bimo sambil tersenyum kecil.

“Tapi dia jarang membawa wanita ke rumah ini. Kamu pasti sangat istimewa untuknya.”

Mendengar itu, hati Naura menghangat.

Ia mulai merasa bahwa ibu Bimo mulai menerimanya, meski perubahannya terasa tiba-tiba.

Hari-hari berikutnya, ibu Bimo bahkan mengajak Naura pergi berbelanja bersama.

Ia memilihkan pakaian-pakaian mahal untuk Naura, seolah-olah ingin memanjakan calon menantunya.

Naura merasa seperti berada di dunia dongeng, dikelilingi oleh kemewahan dan perhatian.

Bimo, di sisi lain, semakin menunjukkan perhatiannya.

Ia selalu memastikan bahwa Naura merasa nyaman dan bahagia.

Ia sering membawa Naura ke tempat-tempat romantis, memberinya hadiah, dan mengatakan hal-hal manis yang membuat hati Naura luluh.

“Mas, aku merasa seperti hidup di dunia mimpi,” ujar Naura suatu malam saat mereka duduk di balkon kamar, memandang bintang-bintang.

“Kamu tidak bermimpi, Naura. Ini semua nyata. Aku akan selalu ada untukmu, memastikan kamu bahagia.” Bimo merangkulnya erat.

Naura merasa dirinya benar-benar hanyut dalam cinta.

Semua keraguan dan kekhawatirannya perlahan memudar. Ia ingin percaya bahwa Bimo adalah jawaban dari semua doa dan harapannya.

Namun, di balik semua kebahagiaan itu, ada satu hal yang tidak bisa ia lupakan sepenuhnya—masa lalu Bimo yang penuh dengan bayangan gelap.

Meski Bimo terus meyakinkannya bahwa semuanya telah berubah, Naura tidak bisa sepenuhnya menghilangkan rasa takut bahwa kebahagiaan ini hanyalah sementara.

Dan benar yang ia terka, seorang perempuan bernama Nina tiba-tiba nyelonong masuk, lalu mengambil beberapa paper bag belanjaan Naura.

"Maaf, kamu siapa ya? Itu kantong belanja saya. Pemberian ibu Mas Bimo tadi siang," keluh Naura sambil bersungut.

"Nina, sepupunya Mas Bimo. Dia gak pernah bilang? Aku adek kesayangan. Oh ya, kok aku ragu ya ... Budhe kasih kamu banyak barang mahal," gerutunya membuat Naura kesal.

"Ambil saja kalau mau, lagi pula aku tidak begitu butuh. Mungkin kamu lebih butuh!" Naura sengaja melemparkan kalimat menghujam.

Bagaimana tidak? Sepupu Bimo rupanya sengaja menunjukkan sikap tak suka secara terang-terangan. Seperti menantang perang. Ada amarah dari sorot matanya.

Perempuan belia itu pergi sambil membawa beberapa paper bag pemberian obu Bimo tanpa bicara sepatah kata lagi. Membuat Naura mengesah berat setelahnya.

Malam itu, saat ia berbaring di tempat tidur, Naura memikirkan semua yang telah terjadi.

Ia ingin percaya bahwa cinta mereka akan bertahan selamanya, tetapi bayangan masa lalu terus menghantui pikirannya.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Nina_Melo

Nina_Melo

Mulai dah, ada yg nyebelin

2024-12-06

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!