Bab 12. Ego di Balik Janji

Malam itu, Naura duduk di sofa ruang tamu dengan wajah yang terlihat cemas.

Matanya menatap layar televisi yang menyala tanpa benar-benar memperhatikan tayangan yang ditampilkan.

Pikirannya melayang-layang, dihantui rasa ragu yang semakin hari semakin sulit diabaikan.

Terlebih setiap mengingat obrolan rahasia antara Bimo dan seseorang di panggilan telepon. Ada rasa takut ditinggalkan usai pernikahan siri ini terjadi.

*

Bimo baru saja tiba di apartemen setelah seharian bekerja. Pria itu melempar jasnya ke sandaran kursi dan melonggarkan dasi dengan gerakan santai.

Naura memperhatikannya dengan hati-hati, mencoba membaca suasana hati pria itu.

"Naura," panggil Bimo sambil berjalan mendekat.

"Kamu kenapa diam saja? Ada yang mengganggu pikiranmu?"

"Tidak, Mas. Aku hanya sedikit lelah." Naura tersenyum, meski sebenarnya hatinya tak tenang.

Bimo mengangguk lalu duduk di samping Naura.

"Kamu tidak perlu khawatir tentang apa pun. Aku akan selalu ada untukmu," ucapnya sambil menyentuh tangan Naura dengan lembut.

Namun, kali ini sentuhan Bimo terasa berbeda.

Ada sesuatu dalam caranya memegang tangan Naura yang membuat degub jantung gadis itu semakin kencang.

Bimo menarik Naura lebih dekat, menatap matanya tanpa kedip.

Perlahan, napasnya mulai memburu.

Tiba-tiba Bimo sudah menyentuhkan bibirnya ke bibir Naura. Membuat gadis itu kaget lalu menarik tubuhnya.

"Kenapa? Hubungan kita bukan hubungan terlarang, Naura. Aku sudah menikahimu meski itu hanya sekedar pernikahan siri!" Bomo meluapkan kekesalannya dengan sorot matanya yang tajam.

"Ya, pelan-pelan saja. Jangan sekarang," kilah Naura sambil meremas ujung kain pakaiannya.

Gadis itu seolah memberi isyarat jika ia resah, bahkan tak nyaman atas perlakuan suaminya.

sepertinya, rumor di luar sana yang memberitakan keburukan Bimo membuat Naura berpikir keras seolah ingin pernikahannya dibatalkan.

Namun bukan Bimo namanya, jika hanya menyerah sebelum mendapatkan apa yang ia incar sebelumnya.

"Naura, aku ingin kita lebih dekat lagi," ujar Bimo dengan suara rendah.

Naura menelan ludah, merasa ada sesuatu yang tidak beres.

"Mas, bukankah kita sudah cukup dekat?"

"Bukan seperti itu. Maksudku, aku ingin kita benar-benar menjadi pasangan yang saling percaya, tanpa ada batasan." Bimo tertawa kecil, tetapi tawa itu terdengar agak dipaksakan.

Naura memalingkan wajahnya, merasa pipinya memanas.

Ia tahu apa yang dimaksud Bimo, tetapi hatinya belum siap.

"Mas, aku rasa kita sebaiknya menunggu sampai semuanya resmi. Aku ingin semuanya dilakukan dengan benar."

Ekspresi Bimo berubah seketika. Ia menarik tangannya dari genggaman Naura dan berdiri dengan kasar.

"Kamu selalu bilang ingin semuanya resmi. Apa kamu tidak percaya padaku? Bukankah aku sudah berjanji akan menikahimu secara sah?"

Naura terkejut dengan nada suara Bimo yang tiba-tiba berubah tajam.

"Bukan begitu, Mas. Aku percaya padamu. Tapi aku hanya... aku hanya ingin memastikan semuanya berjalan sesuai dengan nilai yang aku yakini."

Bimo menghela napas panjang, berjalan mondar-mandir di depan Naura.

"Kamu tahu, aku sudah melakukan banyak hal untukmu, Naura. Aku memberikanmu hidup yang tidak pernah kamu bayangkan sebelumnya. Aku selalu berusaha membuatmu bahagia, tetapi kamu malah meragukanku."

"Mas, aku tidak meragukanmu," ujar Naura dengan suara hampir berbisik.

"Aku hanya butuh waktu."

Bimo menghentikan langkahnya dan menatap Naura tajam.

"Waktu? Sampai kapan? Aku sudah cukup sabar, Naura. Aku mencintaimu, tapi aku juga butuh pembuktian dari kamu."

Kata-kata itu menusuk hati Naura. Ia ingin menjelaskan bahwa dirinya hanya ingin menjaga kehormatan, tetapi di saat yang sama, ia merasa bersalah karena tidak bisa memenuhi harapan Bimo.

Bimo mendekat lagi, kali ini dengan tatapan yang lebih lembut tetapi tetap tegas.

"Naura, aku hanya ingin kita bahagia bersama. Aku tahu aku kadang terlalu egois, tapi aku melakukan ini karena aku mencintaimu. Kamu tahu itu, kan?"

Naura mengangguk perlahan, meski hatinya terasa berat.

"Aku tahu, Mas. Aku tahu kamu mencintaiku."

Bimo menghela napas lega dan menarik Naura ke dalam pelukannya.

"Aku tidak ingin kehilangan kamu, Naura. Aku akan segera mengurus semuanya. Percayalah, pernikahan resmi kita akan segera terlaksana."

Naura mengangguk lagi, mencoba meyakinkan dirinya bahwa Bimo benar-benar tulus.

Namun, ada suara kecil di dalam hatinya yang terus berbisik, mengingatkan bahwa semua ini belum tentu akan berjalan seperti yang ia harapkan.

Beberapa hari kemudian, sikap Bimo semakin sulit dipahami.

Ia menjadi lebih sering mendominasi percakapan, bahkan mengambil keputusan tanpa berkonsultasi dengan Naura.

Suatu sore, saat Naura sedang menyiapkan makan malam, Bimo tiba-tiba datang dengan membawa seikat bunga mawar merah.

"Untukmu," ujarnya sambil tersenyum lebar.

Naura menerima bunga itu dengan senyum kecil.

"Terima kasih, Mas. Tapi... ada apa? Kamu jarang sekali membawa bunga seperti ini."

Bimo tertawa. "Tidak perlu alasan untuk memberi bunga pada wanita yang kucintai, kan?"

Naura tersenyum, meski perasaannya tetap tak sepenuhnya tenang.

Setelah makan malam, Bimo mengajaknya duduk di sofa sambil menikmati segelas coklat hangat.

"Naura, aku ingin bicara sesuatu," ujar Bimo dengan nada serius.

Naura menatapnya dengan penuh perhatian.

"Apa itu, Mas?"

Bimo menggenggam tangan Naura dan menatapnya dalam-dalam.

"Aku tahu aku kadang terlihat keras kepala. Tapi aku ingin kamu tahu bahwa aku sungguh-sungguh mencintaimu. Aku ingin kita segera memulai. Aku ingin menjadi suamimu seutuhnya."

Naura terdiam.

Ia tahu apa yang ingin dikatakan Bimo, tetapi ia masih merasa ragu.

"Aku akan mengurus semua dokumen pernikahan kita," lanjut Bimo.

"Tapi aku butuh kamu untuk lebih percaya padaku. Aku ingin kamu berhenti meragukan niatku."

Naura menggigit bibirnya, mencoba menahan air mata yang hampir tumpah.

"Mas, aku percaya padamu. Tapi semua ini terasa terlalu cepat."

Bimo menggeleng. "Tidak ada yang terlalu cepat jika kita saling mencintai. Aku hanya ingin kita bahagia, Naura. Apakah itu salah?"

Naura tidak bisa menjawab. Ia merasa terjebak antara keinginannya untuk mempertahankan prinsip dan rasa cintanya pada Bimo.

Malam itu, mereka berdua tertidur dalam suasana hati yang penuh dengan kebimbangan.

Naura tahu bahwa dirinya harus membuat keputusan besar, tetapi ia tidak tahu apakah ia cukup kuat untuk melakukannya.

Keesokan paginya, Naura kembali dikejutkan dengan sikapntak terduga dari suaminya.

"Pagi, Sayang," sapa Bimo setelah mendaratkan kecupan hangat di puncak kepala istrinya.

"Pagi, Mas. Wah, aku kesiangan sepertinya, maaf ya. Tunggu sepuluh menit saja, aku akan siapkan sarapan," kata Naura segera beranjak dari tempat tidur.

Namun, Bimo segera menarik lengan Naura. Seolah sengaja menahannya.

"Aku akan mengajakmu menginap di rumah orang tuaku. Cepat berkemas ya!" ajaknya.

Naura tercekat. Tidak percaya? Mungkin.

"Aku sudah buat sarapan di meja makan, cepat mandi," cetus Bimo setelahnya.

Naura menghela napas berat.

"Bagaimana kalau keluarga Mas Bimo tidak suka denganku?" tanya Naura cemas.

Billy mengulas senyuman. Seolah semua akan baik-baik saja. Ia bahkan langsung mengusap kepala istrinya.

"Di sana kamu itu gak sendiri, Nau. 'Kan ada aku," rayu Bimo sedikit memaksa.

Naura terdiam.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Teddy

Teddy

pemaksa

2024-12-05

0

Nina_Melo

Nina_Melo

Yeay, semangat

2024-12-05

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!