Bab 10. Rayuan yang Membelenggu

Suasana di rumah sakit sangat tamai. Meski begitu terasa begitu sunyi bagi Naura.

Hujan deras mengguyur desa, menciptakan irama monoton yang terdengar menenangkan tetapi juga menekan perasaan.

Keputusan yang ia buat semalam masih terus mengganggunya. Bimo telah memaksanya membuat pilihan berat demi menyelamatkan ayahnya.

Namun, keputusan itu juga membuatnya merasa seperti kehilangan dirinya sendiri.

Malam itu di depan kamar rawat inap sanv Ayah, Naura tampak gugup yang bahkan tak berhenti mondar-mandir menunggu pemeriksaan dokter.

Tak lama kemudian Bimo muncul dari kejauhan dengan langkah tergesa-gesa.

"Naura, bagaimana kondisi Ayahmu?" tanyanya.

Naura terkejut dengan kedatangan Bimo. Sebelum ini gadis ini tidak pernah merasa sedikitpun diperhatikan oleh suaminya.

Namun berbeda dengan hari ini. Bimo datang menjenguk. Ia bahkan datang ditemani seorang sopir pribadi yang membantu membawa beberapa oleh-oleh.

"Masih diperiksa, Mas. Semoga saja tidak terjadi apa-apa," sahut Naura.

Gadis itu terlihat lesu, kurang tidur akibat wara-wiri dari kota ke desa. Keadaan memaksanya sigap saat dibutuhkan oleh keluarganya.

Bagaimana tidak? Naura adalah anak satu-satunya yang juga menjadi tulang punggung keluarganya.

Tak lama kemudian seorang berjas putih yang diyakini sebagai dokter yang merawat Ayah Naura keluar ruangan ditemani dua orang perawat.

"Permisi, Dok. Bagaimana kondisi beliau?" tanya Bimo.

Dari caranya berbicara, ia terkesan sopan dan sangat santun. Membuat siapapun yang diajak bicara segan.

"Sudah membaik. Hanya saja, saya sarankan jangan terlalu banyak pikiran. Jangan juga dibuat kaget. Biar bisa cepat pulih," ungkap sang dokter. Kemudian berjalan melewati Naura dan juga Bimo yang masih berdiri di ambang pintu.

"Ayo temui Ayah!" ajak Bimo.

Tangannya seketika meraih jemari lentik Naura, lalu melenggang dan duduk tepat di kursi yang berada di dekat ranjang.

Bimo merasa iba menyaksikan Ayah Naura tampak terlelap dengan wajah lelah sembari menahan sakit. Terlihat dari caranya merintis dan sesekali meringis sambil sesekali meraba dadanya sendiri.

Bahkan, beberapa peralatan medis masih menacap di bagian dada dan anggota tubuhnya yang lain. Seperti apa kondisinya? Parah? Mungkin.

Menyaksikan kondisi Ayahnya membuat Naura kembali membuka hati untuk Bimo—suaminya.

"Naura, mungkin sebaiknya kita duduk di luar. Ayah sedang istirahat, kita hanya akan mengganggunya jika berada di dekat sini." Bimo langsung beranjak berdiri, kemudian menggenggam tangan Naura.

Ini kali pertamanya perasaan Naura yang sebelumnya hancur oleh pengakuan para wanita yang mengaku dekat dengan suaminya sedikit membaik.

Wajahnya terlihat lebih tenang. Meskipun tampak masih pucat pasi karena lelah.

"Kamu gak lapar? Kita makan dulu sambil nunggu ibu kamu," bujuk Bimo berusaha memecahkan keheningan.

"Nanti ibu nyari, katanya tadi cuma sebentar," tolak Naura yang kemudian memilih untuk duduk.

Bimo mendengkus pendek, kemudian ikut duduk menunggu. Mungkin saja ini adalah salah satunya caranya merayu.

Sementara sang sopir tampak duduk bersandar menunggu, dengan beberapa bingkisan yang sebelumnya di bawa yang masih berada di sebelah sopir itu duduk.

Tanpa mereka sadari, tak lama kemudian ibu Naura kembali sambil menenteng beberapa barang belanjaan.

Sang sopir akhirnya memilih berdiri, seakan sengaja mendahului tuannya untuk mengambil alih membawakan barang belanjaan ibu Naura.

"Bu, permisi ... maaf, Naura belum makan, bolehkah saya ...."

Bimo belum sempat menyelesaikan kalimatnya, tapi sudah disambut senyum sumringah dan anggukan kepala oleh ibu Naura.

"Sudah, sana pergi. Biar ibu yang jaga Bapak. Malam ini kalian menginap di rumah saja ya?" Ibu Naura yang baru saja saling bertatapan dengan sang sopir akhirnya bertanya untuk memastikan.

"Baik, Bu," jawab Bimo cepat.

Ia bahkan tidak butuh persetujuan Naura. Mungkin ia sudah menganggap gadis itu sudah memaafkan dirinya. Terlebih ia sudah menunjukkan perilaku baik dua hari terakhir.

"Saya antar," kata sang sopir menawarkan jasa dan berbicara dengan kepala tertunduk.

Seolah sengaja memberikan kesan, jika Bimo sangat dihormati oleh beberapa anak buahnya.

"Tidak perlu, kamu cari saja penginapan dekat sini. Saat mau keluar berdua saja dengan istri saya," tandas Bimo.

"Ya, Pak." Lalu sopir itu pergi meninggalkan rumah sakit setelah membawa masuk oleh-oleh untuk keluarga Naura yang sejak tadi teronggok di kursi tunggu.

****

Beberapa menit berselang, setelah Bimo dan Naura sampai di lahan parkiran. Pria itu berlari mendekati mobilnya, membukakan pintu untuk Naura.

"Silahkan Nau," katanya lengkap dengan tangan membentuk gestur mempersilahkan.

Ia sangat paham bagaimana caranya membuat wanita nyaman. Perdetik itu. Kepercayaan narkoba kembali pulih.

Wanita mana yang tidak suka diperlakukan sebagai seorang putri di kerajaan?

Setelah Naura masuk, Bimo langsung menginjak pedal gas. Membawa istrinya berkeliling jalanan pedesaan.

"Naura, mau coba hilangin penat enggak?" tanyanya ragu-ragu.

Gadis itu menoleh dengan ekspresi bingung.

"Mau, tapi caranya gimana?"

Bimo langsung menepi, setelah itu ia memasang seatbelt untuk istrinya. Jarak keduanya sangat dekat, aroma harum parfum Bimo menguar kuat. Membuat gadis di sisinya terbius dalam waktu sesaat.

Kemudian, mobil mulai melesat diiringi teriak ketakutan Naura. Seruan panik itu sesekali membuat Bimo menurunkan kecepatan mobil, walaupun beberapa menit setelahnya ia kembali melesat melewati jalanan desa yang sepi.

Suara teriakan, perlahan berubah diselingi tawa yang berderai.

"Aku tahu rasanya dikecewakan, Naura. Ya, aku dulu bahkan sempat inginkan menghilang dari kecurangan dunia, di saat itu kamu datang mengubah sudut pandangku. Jangan tinggalin aku, Nau," rayu Bimo yang kemudian memelankan laju mobilnya dan menepi di deretan pedagang kaki lima.

"Tergantung bagaimana cara mas memperlakukan aku," sahut Naura kemudian.

*

Bima menyodorkan segelas teh hangat kepadanya, wanita kesayangannya kini duduk menunggu pada kap mobil di pinggir jalan.

Bisa jadi ini adalah pertama kalinya Naura merasa begitu dekat dan dimana oleh suaminya.

Jemari gadis itu masih gemetar menahan ketakutan akibat ulah suaminya baru saja. Hingga isi gelas nyaris tumpah akibat terguncang.

Bimo yang sigap langsung menggenggam buku jemari lentik itu, sengaja membantunya memegangi gelas kaca yang sebenarnya masih panas.

Bimo pikir, istrinya akan marah disentuh begitu. Bahkan kemungkinan terburuknya melempar gelas atau menamparnya.

Kemudian ia terhipnotis oleh kecantikan Naura saat gadis dengan wajah kacau itu mengangkat pandangan kepadanya.

"Mas, Bimo."

"Ya, Nau," sahutnya cepat.

"Boleh ya, aku kerja lagi. Hanya untuk menghilangkan setres," katanya. Membuat senyum di wajah Bimo akhirnya memudar.

"Kita bicarakan lagi nanti. Makan bakso atau nasi goreng dulu yuk!" ajak Bimo mencoba mencairkan suasana.

Selanjutnya keduanya menyantap makan malam mereka sambil menikmati angin.

Bimo bahkan merelakan kap mobilnya menjadi tempat duduk ternyaman, menjadi saksi salah satu kebaikan Bimo sambil menikmati angin malam.

Pilihan itu terasa seperti belenggu yang semakin menjerat hati dan pikiran gadis itu. Meski begitu ia merasa damai sejenak. Naura menutup matanya, mencoba mencari jawaban. Tapi yang ia temukan hanyalah keheningan.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Nina_Melo

Nina_Melo

Lanjut

2024-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!