Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan

Malam yang dingin terasa semakin mencekam bagi Naura.

Di kamarnya, ia duduk di sudut tempat tidur dengan ponsel yang terus menggenggam erat.

Naura memejamkan mata, mencoba mengusir bayangan yang menghantui pikirannya.

Namun, semakin ia berusaha melupakan, semakin jelas bayangan itu muncul.

Wajah Anita, kata-katanya yang penuh teka-teki, sikap dingin Bimo tadi sore—semuanya berputar menjadi mimpi buruk yang nyata.

Suara ketukan di pintu membuyarkan lamunannya.

"Naura, kamu nggak apa-apa?" suara ibunya terdengar khawatir.

Naura menarik napas panjang sebelum menjawab, "Aku nggak apa-apa, Bu. Cuma capek."

"Kalau ada apa-apa, kamu cerita, ya. Kami di sini untuk kamu."

Air mata Naura hampir tumpah mendengar suara lembut ibunya.

"Iya, Bu. Terima kasih."

Ketika suara langkah ibunya menjauh, Naura kembali memandang ponsel di tangannya. Untuk pertama kalinya, ia merasa seperti orang asing di kehidupannya sendiri.

***

Keesokan paginya, Naura memutuskan untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Ia menelepon salah satu temannya yang tinggal di kota, Rani, seseorang yang ia tahu memiliki koneksi luas.

“Naura? Kamu nggak biasanya nelpon pagi-pagi. Ada apa?” tanya Rani dengan nada ceria.

“Aku... butuh bantuanmu,” jawab Naura, mencoba menjaga suaranya tetap tenang.

“Bantuan apa? Kamu terdengar serius banget.”

Naura menggigit bibirnya, ragu sejenak.

“Aku perlu tahu tentang seseorang. Suamiku. Mas Bimo.”

Hening di ujung telepon.

Lalu, Rani berkata dengan hati-hati, “Naura, kamu yakin mau ngelakuin ini? Kalau kamu cari sesuatu, kamu harus siap dengan apa pun yang bakal kamu temukan.”

“Aku nggak punya pilihan, Rani. Aku harus tahu kebenarannya,” jawab Naura tegas, meskipun hatinya penuh keraguan.

“Oke, aku akan coba cari tahu. Tapi beri aku waktu. Dan, Naura … kamu hati-hati, ya.”

Naura menutup telepon dengan tangan gemetar. Pikirannya semakin kalut. Terlebih tentang semua orang yang rasanya aneh karena nyaris semua memberikan peringatan.

Ia tahu, langkah ini berisiko. Tapi ia tidak bisa lagi diam dan menerima semua kebohongan yang terasa semakin nyata.

***

Hari itu, Bimo tidak menghubungi Naura sama sekali. Biasanya, ia akan mengirim pesan atau menelepon untuk menanyakan keadaan ayah Naura. Tapi kali ini, tidak ada kabar sama sekali.

Menjelang sore, Naura duduk di ruang tamu bersama ibunya, membantu mengupas sayuran untuk makan malam.

Ibunya menatapnya dengan cermat sebelum berkata, “Kamu sama Bimo nggak ada masalah, kan?”

Naura terkejut mendengar pertanyaan itu.

“Kenapa Ibu tanya begitu?”

“Semalam, Ibu dengar kalian bicara. Suara kalian agak keras. Kalau ada apa-apa, kamu jangan pendam sendiri, ya.”

Naura mencoba tersenyum, meskipun senyum itu terasa dipaksakan.

“Nggak apa-apa, Bu. Cuma salah paham kecil.”

Ibunya mengangguk pelan, meski wajahnya masih menyimpan kekhawatiran.

“Bimo itu laki-laki yang baik. Ibu yakin, kalau kamu bicara dari hati ke hati, semuanya akan selesai.”

Naura tidak menjawab. Ia hanya menunduk, menyembunyikan air matanya yang hampir jatuh.

***

Malam itu, sebuah panggilan masuk dari nomor tak dikenal mengejutkan Naura. Dengan tangan gemetar, ia mengangkatnya.

“Halo?”

“Naura.” Suara itu berat dan dingin, tapi kali ini tidak asing. Itu suara Anita.

“Kamu?” Naura berbisik, matanya melebar.

“Bimo sedang tidak di rumah, 'kan? Kalian pasti tidak tinggal bersama. Aku tahu dia sering ke kota malam-malam begini,” kata Anita dengan nada datar.

Naura terdiam, pikirannya langsung dipenuhi spekulasi.

“Kamu tahu dia di mana?”

“Aku tahu banyak hal tentang Bimo yang kamu nggak tahu,” jawab Anita sinis.

“Dan aku pikir, sudah saatnya kamu tahu juga.”

“Apa maksudmu?”

“Kamu punya keberanian untuk bertemu aku?” tantang Anita. “Kalau iya, datanglah ke kafe di Jalan Raya pukul delapan. Aku akan tunggu kamu di sana.”

Naura ragu sejenak, tapi kemudian ia menjawab, “Baik. Aku akan datang.”

***

Ketika waktu menunjukkan pukul delapan, Naura berdiri di depan sebuah kafe kecil yang remang-remang.

Tangannya gemetar saat mendorong pintu masuk. Suasana di dalam terasa hangat, dengan suara musik pelan mengisi ruangan.

Di sudut kafe, Anita melambaikan tangan. Ia tampak anggun dalam balutan blus hitam, tetapi sorot matanya dingin dan penuh misteri.

“Kamu datang juga,” ucap Anita ketika Naura duduk di hadapannya.

“Aku mau tahu apa yang kamu sembunyikan tentang Mas Bimo,” kata Naura tanpa basa-basi.

Anita tersenyum tipis. “Langsung to the point, ya? Aku suka itu.”

Ia merogoh tasnya, mengeluarkan sebuah amplop cokelat, dan menyerahkannya pada Naura.

“Buka ini. Kamu akan tahu semuanya.”

Naura membuka amplop itu dengan tangan gemetar.

Di dalamnya terdapat beberapa foto. Foto-foto itu memperlihatkan Bimo bersama seorang wanita lain, tertawa dan tampak akrab.

Salah satu foto bahkan menunjukkan Bimo memegang tangan wanita itu dengan lembut.

Air mata Naura mengalir tanpa henti.

“Apa ini?”

“Itu kebenaran tentang suamimu,” jawab Anita dingin.

“Wanita dalam foto itu adalah tunangan lamanya. Mereka masih sering bertemu, bahkan setelah dia menikah denganmu.”

Naura merasa dunianya runtuh. Ia ingin menyangkal semua ini, tapi bukti di tangannya terlalu nyata untuk diabaikan.

“Kenapa kamu lakukan ini?” bisik Naura, suaranya bergetar.

“Karena kamu berhak tahu. Dan karena aku peduli padamu, Naura,” jawab Anita sambil menatapnya tajam.

Naura hanya bisa duduk terpaku, menangis dalam keheningan. Ia bahkan rela berhenti bekerja setelah menjadi istri, inikah balasannya?

Mendadak, dada Naura terasa sesak.

Naura menggenggam foto-foto itu dengan tangan gemetar.

Pandangannya kabur oleh air mata, tapi setiap detail dalam gambar itu terasa menghantamnya tanpa ampun.

Bimo, pria yang ia cintai dan percayai, tampak bahagia bersama wanita lain.

“Apa ini lelucon, Anita? Kamu hanya ingin menghancurkan aku, kan?” Naura mencoba menyangkal, suaranya penuh luka.

Anita menyandarkan punggungnya ke kursi, memasang senyum dingin.

“Aku nggak punya alasan untuk menghancurkanmu, Naura. Yang aku tunjukkan ini fakta. Kamu boleh percaya atau tidak, tapi aku yakin kamu tahu, jauh di dalam hatimu, ada sesuatu yang selama ini salah.”

Naura menunduk, merasa dadanya sesak. Ia ingin melawan kata-kata Anita, tapi keraguan yang sudah lama mengendap kini muncul ke permukaan, membuatnya sulit bernapas.

“Aku … aku akan bicara dengan Mas Bimo. Dia pasti bisa menjelaskan semuanya,” kata Naura dengan suara gemetar.

Anita tersenyum sinis. “Tentu, bicaralah. Tapi aku yakin, dia akan mengelak. Seperti biasa.”

Naura mengabaikan sindiran itu dan beranjak dari tempat duduknya.

Namun, sebelum ia melangkah keluar, Anita berkata dengan nada mengejek, “Hati-hati, Naura. Kebenaran terkadang lebih menyakitkan daripada kebohongan.”

Naura tidak menjawab. Ia melangkah cepat keluar dari kafe, meninggalkan Anita dengan perasaan campur aduk di dadanya.

***

Sesampainya di rumah, Naura melihat lampu di ruang tamu masih menyala.

Ia masuk dengan langkah berat, berharap menemukan Bimo di sana. Dan benar saja, pria itu sedang duduk di sofa, memegang ponselnya sambil terlihat gelisah.

“Mas,” panggil Naura, suaranya serak.

Bimo mendongak. “Kamu dari mana? Aku cari-cari kamu.”

“Aku keluar untuk menenangkan diri,” jawab Naura singkat.

Ia melangkah mendekat, lalu meletakkan foto-foto yang ia bawa di meja depan Bimo.

“Apa ini, Mas?”

Wajah Bimo seketika berubah. Ia meraih foto-foto itu dan memandanginya dengan ekspresi sulit ditebak.

“Dari mana kamu dapat ini?” tanyanya, nada suaranya berubah tajam.

“Itu nggak penting. Yang aku ingin tahu adalah, apa semua ini benar?” Naura menatap Bimo dengan air mata yang menggenang.

Bimo melempar foto-foto itu ke meja dan berdiri.

“Naura, kamu nggak seharusnya mempercayai hal-hal seperti ini. Aku nggak tahu siapa yang memberi kamu foto-foto ini, tapi jelas mereka hanya ingin merusak rumah tangga kita.”

“Mas, aku nggak butuh alasan. Aku cuma mau kebenaran!” Naura berteriak, tangisnya pecah.

“Apa benar Mas masih bertemu dengan wanita itu? Apa benar aku cuma bagian dari rencana yang Mas sembunyikan?”

Bimo mendekat, menggenggam bahu Naura.

“Naura, dengarkan aku. Aku menikahimu karena aku mencintaimu. Jangan biarkan orang lain merusak hubungan kita.”

“Tapi kenapa ada banyak kebohongan, Mas? Kenapa Mas nggak pernah benar-benar terbuka sama aku?” Naura menepis tangannya, menatapnya dengan penuh luka.

Bimo terdiam, rahangnya mengeras.

“Aku nggak bisa menjelaskan semuanya sekarang. Tapi kamu harus percaya, aku melakukan semua ini demi kita.”

“Demi kita?” Naura tertawa pahit. “Atau demi Mas sendiri?”

Hening menyelimuti ruangan. Naura merasa hatinya seperti diiris perlahan, sementara Bimo terlihat seperti sedang berjuang dengan pikirannya sendiri.

“Aku butuh waktu,” akhirnya Bimo berkata.

“Aku akan menjelaskan semuanya nanti, tapi sekarang bukan waktunya.”

“Mas selalu begitu,” bisik Naura. “Menunda, menghindar, dan akhirnya aku yang harus menanggung semuanya.”

Bimo melangkah menuju pintu. “Aku harus pergi. Jangan tunggu aku malam ini. Kecuali kamu mau pindah dan tinggal di apartemen denganku.”

“Mas!” Naura memanggilnya, tapi Bimo tidak menoleh.

Pintu tertutup dengan bunyi keras, meninggalkan Naura sendirian dalam keheningan yang menyakitkan.

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Raehul Jannah

Raehul Jannah

semoga autor sehat selalu.

2024-11-30

4

Teddy

Teddy

Update banyakin Kak Cantik /Drool/

2024-12-01

0

Antonio Johnson

Antonio Johnson

Emosi bacanya

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!