Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut

Pagi itu, matahari bersinar dengan lemah di balik awan mendung, seolah ikut merasakan kecemasan yang melingkupi Naura.

Di rumah sakit, langkah-langkahnya terdengar gemeretak di koridor dingin.

Operasi ayahnya baru saja selesai. Dokter mengatakan semuanya berjalan lancar, tapi jantung Naura belum bisa merasa lega.

Bantuan Bimo memang telah menyelamatkan ayahnya, tetapi pesan-pesan misterius itu masih menghantui pikirannya.

Benarkah ia telah menyerahkan dirinya ke dalam perangkap?

Saat ia duduk menunggu ayahnya dipindahkan ke ruang perawatan, ponselnya bergetar di sakunya. Sebuah pesan masuk dari Bimo.

[Aku tunggu di restoran tempat biasa. Jangan terlambat.]

Naura membaca pesan itu dengan napas tertahan.

Hari sebelumnya, ia telah berjanji untuk bertemu Bimo setelah operasi selesai. Tapi sekarang, perasaan ragu dan takut semakin menguasainya.

Pria yang memperingatkannya tidak pernah muncul lagi, tapi kata-katanya masih bergaung dalam benaknya.

"Dia menghancurkan mereka... Kamu mungkin target berikutnya."

Naura menatap layar ponselnya yang kini terasa seperti beban berat di tangannya.

Ia memejamkan mata sejenak, menarik napas panjang, lalu bangkit dari kursi. Ia tidak punya pilihan.

***

Saat tiba di restoran, suasana di dalam terasa hangat, tapi tidak bagi Naura.

Ia merasakan hawa dingin menjalari tubuhnya saat matanya menangkap sosok Bimo duduk di pojok ruangan, mengenakan kemeja putih bersih dan jam tangan mahal yang berkilau di bawah lampu.

Senyumnya mengembang ketika melihat Naura mendekat.

“Naura, akhirnya kamu datang,” ucapnya dengan nada ramah sambil mempersilakan Naura duduk.

Naura duduk perlahan, mencoba menenangkan detak jantungnya yang terasa begitu keras.

“Maaf, Mas. Aku baru bisa datang setelah memastikan Ayah dipindahkan ke ruang perawatan.”

Bimo mengangguk. “Tidak apa-apa. Bagaimana kondisi Ayahmu sekarang?”

“Dokter bilang operasinya berhasil, Mas. Terima kasih banyak untuk bantuannya. Kalau bukan karena Mas Bimo, aku tidak tahu apa yang akan terjadi.”

Senyum Bimo melebar. “Aku senang mendengarnya, Naura. Itu yang terpenting bagiku. Tapi sebenarnya, ada alasan lain kenapa aku ingin bertemu denganmu.”

Naura menegang. Matanya langsung menatap Bimo dengan hati-hati.

“Ada apa, Mas?”

Bimo menyandarkan tubuhnya ke kursi, menatap Naura dengan tatapan serius yang membuat hawa di sekeliling mereka seolah membeku.

“Naura, aku ingin kamu menikah denganku.”

Kata-kata itu menghantam Naura seperti petir di siang bolong. Matanya membesar, bibirnya terbuka, tetapi tak ada satu kata pun yang keluar.

“M-mas Bimo... Apa maksud Mas?” Akhirnya Naura berhasil bersuara.

“Aku tahu ini mungkin mendadak, tapi aku serius, Naura. Aku ingin kita menikah.”

Naura hanya bisa terdiam. Tawaran itu terdengar seperti impian bagi seorang gadis desa sepertinya—seorang pria kaya raya menawarkan pernikahan.

Tetapi bayangan pria misterius yang memperingatkannya kembali menghantui.

“Dia bukan orang baik... Jangan sampai kamu jadi korban berikutnya.”

“Kenapa... kenapa Mas Bimo ingin menikah denganku?” tanyanya, mencoba mencari celah di balik senyum sempurna itu.

Bimo meraih tangan Naura di atas meja, membuatnya semakin tegang.

“Karena aku mencintaimu, Naura. Sejak pertama kali aku melihatmu di kantor, aku tahu kamu berbeda. Kamu sederhana, tulus, dan itu yang membuatku jatuh hati.”

Kata-kata itu seharusnya membuat Naura merasa tersanjung, tetapi ada sesuatu yang tidak beres. Hatinya mengatakan bahwa ada sesuatu yang disembunyikan Bimo.

“Mas Bimo, ini terlalu mendadak. Aku… aku butuh waktu untuk berpikir,” ujar Naura pelan, mencoba menghindari.

Bimo mengangguk perlahan. “Tentu saja. Aku tidak ingin memaksamu. Pikirkan baik-baik, tapi ingat, aku serius dengan ucapanku.”

Naura hanya mengangguk kecil. Setelah itu, pertemuan mereka berakhir dengan cepat.

Bimo kembali dengan mobil mewahnya, sementara Naura berjalan kaki ke halte bus dengan pikiran yang kalut.

Namun, saat ia sedang menunggu bus, ponselnya kembali berbunyi.

Sebuah pesan masuk dari nomor yang tak dikenal lagi.

“Kamu sudah membuat langkah pertama ke dalam jebakannya. Berhenti sekarang, sebelum semuanya terlambat.”

Naura membekap mulutnya dengan tangan, mencoba menahan napas yang mulai memburu.

Pesan itu datang lagi, tepat setelah pertemuannya dengan Bimo. Ini bukan kebetulan.

Ia menatap ke arah jalan raya, di mana mobil Bimo menghilang di kejauhan. Hatinya berteriak penuh keraguan dan ketakutan.

Apa yang sebenarnya sedang terjadi? Dan jika benar Bimo menyimpan sesuatu, apa yang harus ia lakukan?

Naura menyandarkan tubuhnya di tiang halte, menatap langit yang mulai gelap. Ia tahu, hidupnya tidak akan pernah sama lagi setelah hari ini.

*****

Malam itu, Naura duduk sendirian di kamar rumahnya, diterangi cahaya lampu redup yang menyisakan bayangan panjang di dinding.

Pesan-pesan misterius yang terus masuk ke ponselnya dan pernyataan cinta Bimo berputar dalam pikirannya, seperti pusaran angin yang tidak kunjung reda.

Di satu sisi, tawaran Bimo untuk menikahinya terasa seperti jalan keluar dari semua kesulitan yang melilit hidupnya.

Ayahnya selamat, dan jika ia menikah dengan Bimo, setidaknya ibunya tidak perlu lagi bekerja terlalu keras.

Tapi di sisi lain, bayangan pria misterius yang memperingatkannya terus mengusik hati.

"Apakah aku benar-benar bisa percaya pada Bimo? Atau justru ini akan menjadi kesalahan terbesar dalam hidupku?" pikirnya, menggenggam ponsel erat-erat.

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya.

"Naura, sudah malam. Jangan lupa istirahat, Nak," suara ibunya terdengar lembut dari luar.

Naura menghela napas, mencoba tersenyum meski hatinya kacau.

"Iya, Bu. Sebentar lagi."

Setelah memastikan ibunya kembali ke kamar, Naura membuka ponselnya dan melihat nama Bimo di daftar panggilannya.

Dengan tangan gemetar, ia menekan tombol panggil.

“Halo, Mas Bimo?” suaranya terdengar ragu.

“Naura, akhirnya kamu menelepon,” suara Bimo terdengar hangat di ujung sana.

“Kamu sudah memikirkannya?”

Naura menggigit bibirnya. Ia tahu ini adalah keputusan besar.

“Mas, aku... aku setuju untuk menikah.”

Ada jeda di ujung telepon, lalu suara Bimo terdengar penuh semangat.

“Naura, kamu tidak tahu betapa bahagianya aku mendengar ini. Tapi ...” Bimo berhenti sejenak sebelum melanjutkan, “Aku ingin kita menikah secara agama dulu. Aku butuh waktu untuk mempersiapkan segalanya agar pernikahan resmi nanti sempurna.”

Naura terdiam. Hatinya berdesir aneh, tetapi ia menepis rasa ragu yang muncul.

"Mungkin ini hanya sementara," pikirnya, mencoba meyakinkan diri sendiri.

“Baik, Mas,” jawab Naura akhirnya. “Aku percaya pada Mas Bimo.”

Di seberang telepon, Bimo terdengar menghela napas lega.

“Terima kasih, Naura. Aku akan mengatur semuanya. Aku ingin kita segera memulai hidup baru bersama.”

Setelah panggilan itu berakhir, Naura duduk termenung di tepi ranjangnya. Setelahnya ia akhirnya berbicara kepada sang ibu, yang untungnya menyetujui.

Keputusannya sudah bulat, tetapi kenapa hatinya masih diliputi rasa takut?

***

Beberapa hari kemudian, upacara kecil itu berlangsung di rumah sakit tempat Ayah Naura dirawat.

Tidak banyak keluarga Naura yang hadir. Ketika ia bertanya, Bimo hanya berkata, “Aku ingin ini tetap sederhana untuk saat ini, Naura. Nanti, saat pernikahan resminya, keluargamu pasti akan kutemui semua.”

Naura hanya bisa mengangguk, meski hatinya kembali diselimuti keraguan.

Ia menatap ke cermin, melihat dirinya mengenakan kebaya putih sederhana. Wajahnya terlihat pucat, tetapi ia mencoba tersenyum.

"Semua ini demi Ayah dan Ibu. Demi masa depan yang lebih baik," pikirnya, meyakinkan diri.

Ketika Bimo menggenggam tangannya setelah ijab kabul, senyumnya terlihat begitu hangat dan tulus.

Tapi di balik senyuman itu, ada sesuatu yang Naura tidak tahu—sesuatu yang perlahan mulai mengintai kebahagiaannya.

Malam itu, setelah mereka kembali dari rumah sakit, Bimo mengantar Naura pulang ke rumah orang tuanya.

Sebelum Naura turun dari mobil, Bimo meraih tangannya lagi.

“Naura, kamu adalah istriku sekarang. Percayalah, aku akan selalu menjagamu.”

Naura tersenyum kecil, meski di dalam hatinya ia masih merasa ada sesuatu yang aneh.

“Terima kasih, Mas.”

Namun, saat ia melangkah keluar dari mobil, pandangannya tanpa sengaja menangkap sebuah bayangan di ujung jalan.

Seorang pria berdiri di sana, mengenakan jaket lusuh yang Naura kenali. Pria yang sebelumnya memperingatkannya.

Pria itu hanya menatap Naura dari kejauhan, lalu menggeleng pelan sebelum berbalik dan menghilang ke dalam kegelapan.

Naura tertegun. Jantungnya berdebar kencang. Apa artinya itu? Apakah ia baru saja membuat kesalahan besar?

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Teddy

Teddy

Bimo.... Sok ganteng lu ya

2024-11-29

2

Nina_Melo

Nina_Melo

Next dong Kak Lintang

2024-11-29

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!