Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan

Langit malam di kota terasa lebih gelap dari biasanya. Angin dingin menyelinap melalui jendela bus yang terbuka, mengiringi perjalanan Naura kembali ke desa.

Kepalanya bersandar lemah di sandaran kursi, tetapi pikirannya terus berputar tanpa henti.

Ayahnya sedang berjuang untuk hidup di rumah sakit, sementara pesan misterius yang ia terima tentang Bimo tak henti-hentinya menggema dalam benaknya.

Satu sisi hatinya bersyukur atas bantuan Bimo, tetapi sisi lain menuntutnya untuk tetap waspada.

Siapa yang mengirim pesan itu? Apa yang mereka ketahui tentang Bimo?

Naura mengepalkan tangan, mencoba mengusir keraguan.

"Yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan Ayah. Tidak ada yang lebih penting dari itu," pikirnya, menenangkan diri.

Saat bus berhenti di terminal desa, Naura segera turun dan berlari ke arah rumah sakit.

Udara dingin desa menyambutnya, tapi ia hampir tidak menyadarinya. Langkah kakinya tergesa, dan matanya penuh kecemasan.

Ketika ia tiba di rumah sakit, ibunya sedang duduk di kursi kecil di luar ruangan. Wajah tua itu terlihat lelah, matanya sembab karena menangis.

“Ibu ....” Naura mendekat, menggenggam tangan ibunya dengan erat. “Bagaimana kondisi Ayah?”

“Ia masih lemah, Nak,” jawab ibunya dengan suara lirih.

“Dokter bilang operasinya harus segera dilakukan. Kalau tidak ....” Ia tidak sanggup melanjutkan.

Naura menarik napas panjang, berusaha tegar.

“Bu, tenang. Aku sudah menemukan cara untuk membayar operasi Ayah.”

Mata ibunya membesar. “Dari mana kamu mendapatkan uang sebanyak itu, Naura?”

“Mas Bimo, direktur tempatku bekerja, meminjamkan uang itu, Bu. Dia orang baik.”

Ibunya mengangguk pelan, tapi tak mampu menyembunyikan keraguan.

“Pastikan kamu tidak menyulitkan dirimu sendiri, Nak. Jangan terlalu percaya pada orang begitu saja. Apalagi dia itu bos kamu. Biasanya, bos tidak akan langsung mengurus bawahannya jika tidak ada yang ia inginkan.”

Naura hanya tersenyum samar. “Bu, aku akan mengurus semuanya. Percaya pada Naura, ya.”

Setelah berbicara dengan dokter dan memastikan operasinya dijadwalkan keesokan pagi, Naura merasa sedikit lega.

Namun, saat ia berjalan ke luar ruangan untuk menghirup udara segar, seseorang mendekatinya—seorang pria yang terlihat mencurigakan dengan jaket lusuh dan topi yang menutupi sebagian wajahnya.

“Kamu Naura, 'kan?” tanyanya dengan nada rendah.

Naura mengernyit, merasa sedikit ketakutan.

“Iya. Siapa kamu?”

Pria itu mendekatkan wajahnya sedikit, berbisik.

“Aku cuma mau bilang satu hal. Jauhi Bimo. Dia bukan orang baik.”

Jantung Naura berdegup kencang.

“Apa maksudmu? Kenapa kamu bilang begitu?”

Pria itu melirik sekeliling, memastikan tidak ada orang yang mendengar.

“Bimo punya sejarah buruk dengan wanita. Kamu bukan yang pertama dia dekati. Dia punya cara memanfaatkan orang, lalu meninggalkan mereka saat sudah tidak dibutuhkan.”

Naura menelan ludah, merasa dadanya sesak.

“Itu tidak mungkin. Dia sangat baik padaku. Dia bahkan membantu operasi Ayahku.”

Pria itu menggeleng pelan. “Percayalah, aku hanya ingin memperingatkanmu. Jangan sampai kamu jadi korban berikutnya. Aku mengatakan ini karena kasihan melihatmu.”

Sebelum Naura sempat bertanya banyak, pria itu sudah berbalik lalu berlari dan membaur di keramaian. Hilang.

Naura berdiri mematung. Kata-kata pria itu terus terngiang di telinganya.

Ia ingin mengabaikannya, tetapi rasa takut mulai merayapi pikirannya.

Bagaimana jika apa yang dikatakan pria itu benar?

Saat kembali ke ruang tunggu, ponselnya berbunyi. Nama Bimo muncul di layar. Tangannya gemetar ketika menjawab panggilan itu.

“Halo, Mas Bimo?”

“Naura, aku baru selesai mengirim uangnya ke rekening rumah sakit. Pastikan operasinya berjalan lancar besok,” suara Bimo terdengar tenang, bahkan hangat.

Naura merasa lega sekaligus bingung.

“Terima kasih banyak, Mas. Saya benar-benar tidak tahu bagaimana harus membalas kebaikan ini.”

Bimo tertawa kecil. “Naura, aku sudah bilang, kamu tidak perlu khawatir soal itu. Yang penting ayahmu sembuh dulu.”

Namun, sebelum panggilan berakhir, Bimo menambahkan sesuatu yang membuat Naura terdiam.

“Oh, satu lagi, Naura. Besok malam, aku ingin kita bertemu. Ada hal penting yang ingin aku bicarakan.”

“Apa itu, Mas?” tanya Naura, penasaran.

Kini jantungnya kembali berdegup kencang.

“Kamu akan tahu nanti. Sampai jumpa, Naura.”

Panggilan berakhir sepihak, membuat Naura memikirkan segala kemungkinan. Apa yang ingin Bimo bicarakan? Dan apakah ini ada hubungannya dengan peringatan dari pria misterius tadi?

Naura menghela napas panjang, menatap langit malam yang gelap. Di balik ketenangan yang ditawarkan Bimo, ada bayang-bayang kecurigaan yang semakin mendalam.

Besok, segalanya akan berubah—dan ia tidak tahu apakah itu menjadi awal yang baik, atau justru membawa bencana yang lebih besar.

******

Naura duduk di kursi rumah sakit, memandangi layar ponselnya yang masih menampilkan panggilan terakhir dari Bimo.

Pikirannya berputar seperti ombak di tengah badai. Kata-kata pria misterius tadi terus menghantuinya.

Benarkah Bimo bukan seperti yang ia pikirkan? Tetapi bukankah dia sudah begitu baik, bahkan membiayai operasi ayahnya tanpa syarat? Gamang.

Naura memejamkan mata, mencoba menenangkan diri. Tapi semakin ia mencoba, semakin berat perasaan itu menekan. Seolah ada sesuatu yang mengingatkannya untuk tidak begitu saja percaya pada kebaikan yang tampak terlalu sempurna.

“Ibu benar,” gumam Naura pelan. “Jangan terlalu percaya begitu saja…”

Namun, bayangan ayahnya yang terbaring lemah kembali memenuhi pikirannya.

Bagaimana jika ia menolak bantuan Bimo? Ayah mungkin tidak akan selamat.

Ia menggigit bibirnya, rasa bersalah membanjiri hatinya.

Jika ia terlalu curiga pada Bimo dan menolak bantuannya, bukankah itu sama saja dengan menyerahkan ayahnya pada maut?

“Naura, kamu baik-baik saja?” suara ibunya menyadarkan Naura dari lamunannya.

Naura tersentak, menoleh ke arah ibunya. “I-iya, Bu. Hanya sedikit lelah.”

Ibunya menggenggam tangan Naura dengan lembut.

“Nak, apa pun yang kamu hadapi, selalu ingat bahwa keluarga adalah yang terpenting. Ayahmu butuh kamu sekarang.”

Naura tersenyum samar, tapi di dalam hatinya, kalimat itu justru menambah tekanan.

Ia tahu betul apa yang harus dilakukan, tapi kenapa hatinya terasa begitu berat?

Saat malam semakin larut, Naura akhirnya berdiri dari kursinya dan berjalan ke luar rumah sakit.

Udara dingin menusuk kulitnya, tetapi itu tidak mengusik pikirannya yang jauh lebih dingin dan kacau.

Ia mengeluarkan ponselnya, membuka kontak Bimo, dan menatap nomor itu lama.

"Haruskah aku mempercayainya? Atau aku harus mencari jalan lain?" pikirnya.

Dalam kebimbangannya, pesan baru masuk ke ponselnya. Kali ini dari nomor yang tidak dikenal. Pesannya singkat, tetapi cukup untuk membuat jantungnya berdegup kencang.

[Bimo punya rencana lain. Jangan jatuh dalam perangkapnya.]

Naura terdiam. Kedua tangannya gemetar saat membaca pesan itu. Apa maksud pesan ini? Siapa yang mengirimnya? Dan yang terpenting—rencana apa yang dimaksud?

Namun, kemudian suara langkah kaki mendekat. Naura menoleh, mendapati pria misterius yang sebelumnya memperingatkannya berdiri tidak jauh darinya.

“Kita perlu bicara,” katanya dengan nada tegas.

Naura mundur selangkah, menatapnya dengan waspada. Takut tentu saja.

“Apa yang kamu tahu tentang Bimo? Kenapa kamu terus memperingatkan aku?”

Pria itu menghela napas, lalu berkata dengan suara rendah, “Karena aku tahu apa yang terjadi pada wanita-wanita sebelum kamu. Bimo selalu menggunakan cara yang sama—menjadi pahlawan, membantu di saat-saat genting, lalu ....”

Ia tidak menyelesaikan kalimatnya, tetapi Naura bisa merasakan beratnya kata-kata yang tertahan.

“Lalu apa?” desak Naura, suaranya bergetar.

“Dia menghancurkan mereka,” jawab pria itu dingin. “Dan kamu mungkin target berikutnya.”

Kata-kata itu membuat darah Naura berdesir. Ia ingin menyangkalnya, tetapi sesuatu dalam dirinya berkata bahwa ini bukan sekadar ancaman kosong.

“Tapi dia sudah membantu operasinya ...,” bisik Naura, lebih kepada dirinya sendiri.

Pria itu mengangguk. “Itulah awalnya. Semua dimulai dari bantuan. Tapi pada akhirnya, kamu akan membayar lebih dari yang pernah kamu bayangkan.”

Naura menggigit bibir, hatinya bergejolak. Keyakinannya benar-benar diuji.

Sebelum Naura sempat menjawab, suara ponselnya kembali berbunyi. Nama Bimo kwmbali muncul di layar.

“Kamu harus memilih, Naura,” ujar pria itu pelan, lalu berbalik pergi, meninggalkan Naura yang berdiri terpaku dengan ponsel di tangannya.

Naura memandang layar ponsel yang terus bergetar. Suara Bimo mungkin memegang kunci atas segalanya, tetapi benarkah ia bisa mempercayai pria itu? Ataukah keputusan ini akan menjadi awal dari kehancurannya?

Ia menekan tombol jawab, suaranya gemetar saat berkata, “Halo, Mas Bimo ....”

(Bersambung)

Terpopuler

Comments

Teddy

Teddy

Semangat dan selamat untuk novel barunya, Thor.

2024-11-29

6

Antonio Johnson

Antonio Johnson

lanjut

2024-12-01

0

Samantha

Samantha

Ditunggu update terbarunya

2024-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2 Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3 Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4 Bab4. Rahasia di Balik Janji
5 Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6 Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7 Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8 Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9 Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10 Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11 Bab 11. Saat Bahagia
12 Bab 12. Ego di Balik Janji
13 Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14 Bab 14. Genderang Perang
15 Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16 Bab 16. Keluarga atau Naura?
17 Bab 17. Jangan Menikahinya
18 Bab 18. Beda Kasta
19 Bab 19. Buka Untukku
20 Bab 20. Badut
21 Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22 Bab 22. Pilihan yang Salah
23 Bab 23. Menghilang
24 Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25 Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26 Bab 26. Bertemu Raka
27 Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28 Bab 28. Kehilangan Ayah
29 Bab 29. Mendendam
30 Bab 30. Siapa Raka?
31 Bab 31. Keinginan Raka
32 Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33 Bab 33. Membantah Rumor
34 Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35 Bab 35. Mirip Don Juan
36 Bab 36. Mulailah Bahagia
37 Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38 Bab 38. Ketakutan Naura
39 Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40 Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41 Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42 Bab 42. Buronan
43 Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44 Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45 Bab 45. Dendam Keluarga
46 Bab 46. Tega
47 Bab 47. Korban
48 Bab 48. Salah
49 Bab 49. Menyembuhkan Luka
50 Bab 50. Mengubur Luka
51 Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52 Bab 52. Over Protektif
53 Bab 53. Keputusan Terbaik
54 Bab 54. Mencuri Hati Naura
55 Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56 Bab 56. Anak yang Terbuang
57 Bab 57. Karma_1
58 Bab 58. Karma_2
59 Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60 Bab 60. Hanya Waktu
61 Bab 61. Kesempatan Ke-2
62 Bab 62. Topeng
63 Bab 63. Dugaan yang Salah
64 Bab 64. Jejak Luka
65 Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66 Bab 66. Tawaran Beracun
67 Bab 67. Jaring Licik Aline
68 Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69 Bab 69. Bunga Beracun
70 Bab 70. Preman Kiriman
71 Bab 71. Kebebasan Bimo
72 Bab 72. Cinta dan Proteksi
73 Bab 73. Kondisi Bimo
74 Bab 74. Kuli Panggul
75 Bab 75. Kubang Kenangan
76 Bab 76. Curang
77 Bab 77. Pengakuan Alden
78 Bab 78. Pengacau
79 Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80 Libur Update
81 Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82 Bab 81. Selamat Tinggal
83 Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84 Bab 83. Jangan Sembunyi
85 Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86 Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87 Bab 86. Masih Kah Ada
88 Bab 87. Sebuah Pengakuan
89 Bab 88. Cinta yang Salah
90 Bab 89. Keras Kepala
91 Bab 90. Gantung
92 Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93 BAB 92. Terjerat Dendam
94 Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95 Bab 94. Ketertarikan Josh
96 Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka
Episodes

Updated 96 Episodes

1
Bab 1. Langkah Pertama di Kota
2
Bab 2. Harga Sebuah Pertolongan
3
Bab 3. Ikatan di Balik Rasa Takut
4
Bab4. Rahasia di Balik Janji
5
Bab 5. Mengaku Teman Dekat
6
Bab 6. Di Antara Rasa Percaya dan Pengkhianatan
7
Bab 7. Kebenaran yang Menyakitkan
8
Bab 8. Luka yang Tak Terlihat
9
Bab 9. Pilihan yang Menyesakkan
10
Bab 10. Rayuan yang Membelenggu
11
Bab 11. Saat Bahagia
12
Bab 12. Ego di Balik Janji
13
Bab 13. Di Balik Gerbang Megah
14
Bab 14. Genderang Perang
15
Bab 16. Hadiah dan Malapetaka
16
Bab 16. Keluarga atau Naura?
17
Bab 17. Jangan Menikahinya
18
Bab 18. Beda Kasta
19
Bab 19. Buka Untukku
20
Bab 20. Badut
21
Bab 21. Keresahan Hati Keluarga Naura
22
Bab 22. Pilihan yang Salah
23
Bab 23. Menghilang
24
Bab 24. Peluk Aku Untuk Terakhir Kalinya
25
Bab 25. Janji Terakhir Bimo
26
Bab 26. Bertemu Raka
27
Bab 27. Aku Tak Mau Berisik
28
Bab 28. Kehilangan Ayah
29
Bab 29. Mendendam
30
Bab 30. Siapa Raka?
31
Bab 31. Keinginan Raka
32
Bab 32. Pesta Pernikahan Bimo
33
Bab 33. Membantah Rumor
34
Bab 34. Menghilangkan Bukti.
35
Bab 35. Mirip Don Juan
36
Bab 36. Mulailah Bahagia
37
Bab 37. Perempuan Cantik Bersama Raka
38
Bab 38. Ketakutan Naura
39
Bab 39. Raka dan Kekuasaannya
40
Ba 40. Musuh Dalam Selimut.
41
Bab 41. Drama Romantis Don Juan
42
Bab 42. Buronan
43
Bab 43. Cara Raka Membalasnya
44
Bab 44. Bayi di Bawah Gerobak
45
Bab 45. Dendam Keluarga
46
Bab 46. Tega
47
Bab 47. Korban
48
Bab 48. Salah
49
Bab 49. Menyembuhkan Luka
50
Bab 50. Mengubur Luka
51
Bab 51. Kabur? Menjelang Pernikahan
52
Bab 52. Over Protektif
53
Bab 53. Keputusan Terbaik
54
Bab 54. Mencuri Hati Naura
55
Bab 55. Jangan Tinggalkan Aku Malam Ini
56
Bab 56. Anak yang Terbuang
57
Bab 57. Karma_1
58
Bab 58. Karma_2
59
Bab 59. Ketulusan yang Tersisa
60
Bab 60. Hanya Waktu
61
Bab 61. Kesempatan Ke-2
62
Bab 62. Topeng
63
Bab 63. Dugaan yang Salah
64
Bab 64. Jejak Luka
65
Bab 65. Di Antara Dua Wajah
66
Bab 66. Tawaran Beracun
67
Bab 67. Jaring Licik Aline
68
Bab 68. Hukuman Untuk Naura
69
Bab 69. Bunga Beracun
70
Bab 70. Preman Kiriman
71
Bab 71. Kebebasan Bimo
72
Bab 72. Cinta dan Proteksi
73
Bab 73. Kondisi Bimo
74
Bab 74. Kuli Panggul
75
Bab 75. Kubang Kenangan
76
Bab 76. Curang
77
Bab 77. Pengakuan Alden
78
Bab 78. Pengacau
79
Bab 79. Ditipu atau Menipu?
80
Libur Update
81
Bab 80. Pengkhianatan yang Membuat Luka
82
Bab 81. Selamat Tinggal
83
Bab 82. Runtuhnya Pernikahan
84
Bab 83. Jangan Sembunyi
85
Bab 84. Jangan Pergi, Cinta
86
Bab 85. Gadis Kecil Bermata Cokelat
87
Bab 86. Masih Kah Ada
88
Bab 87. Sebuah Pengakuan
89
Bab 88. Cinta yang Salah
90
Bab 89. Keras Kepala
91
Bab 90. Gantung
92
Bab 91. Aku Memang Menemuinya
93
BAB 92. Terjerat Dendam
94
Bab 93. Veronica yang Sesungguhnya
95
Bab 94. Ketertarikan Josh
96
Bab 95. Rencana Tak Terduga Raka

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!