17. Siapa Dia Sebenarnya?

Pemilik toko dengan cermat memeriksa jam tangan DSSD milik Kaivan, menatap detilnya dengan perhatian penuh. Kaivan, meskipun hanya bisa melihat samar, merasakan ketegangan di udara. Airin berdiri di sampingnya, memerhatikan dengan cemas, tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Pemilik toko akhirnya mengangkat wajahnya, tersenyum tipis, dan berkata, “Jam tangan ini memang asli, dan kondisinya masih sangat baik. Tapi saya akan menawarkan seratus juta untuknya.”

Airin terkejut mendengar angka tersebut, dan seketika pandangannya beralih ke Kaivan. “Seratus juta?!” Airin hampir tak percaya. “Apakah itu... harga yang pantas untuk jam tangan itu?” gumamnya dalam hati.

Pelayan yang sebelumnya meremehkan Kaivan dan Airin juga terkejut, tidak menyangka bahwa barang yang mereka bawa ternyata seberharga itu. Ekspresi wajahnya berubah, menyadari bahwa ia telah meremehkan pasangan tersebut tanpa mengetahui nilai sebenarnya.

Kaivan tersenyum tipis, namun tatapannya menunjukkan ketidakpuasan. Ia tidak langsung menerima tawaran itu. “Seratus juta terlalu rendah,” katanya dengan tenang, “Saya ingin menjualnya dengan harga dua ratus juta.”

Kata-kata Kaivan itu membuat Airin dan pelayan toko kembali terkejut. “Dua ratus juta?” bisik pelayan itu, hampir tidak percaya dengan harga yang ditawarkan. Airin sendiri merasa bingung, matanya melebar saat menatap Kaivan, tidak menyangka suaminya akan menawarkan jam tangan itu dengan harga begitu tinggi.

Pemilik toko menatap Kaivan, sepertinya tak terpengaruh dengan tawaran tersebut. "Itu lebih tinggi dari yang saya harapkan," ujarnya, mencoba menegosiasi. “Saya bisa naikkan sedikit, tapi hanya bisa memberi seratus lima puluh juta."

Kaivan tetap diam, menatap pemilik toko dengan tatapan dingin meski pandangannya masih samar. “Seratus lima puluh juta masih terlalu rendah. Saya sudah memberi harga yang sangat wajar,” ucapnya tegas. Ia melanjutkan, suaranya tetap tenang namun penuh keyakinan, “Jam tangan ini bukan sekadar aksesori. Ini adalah jam tangan khusus yang dirancang untuk menyelam, dengan fitur dan kualitas yang jarang ditemukan. Semakin lama, nilainya akan semakin meningkat di kalangan kolektor. Jam seperti ini tidak hanya dihargai karena fungsinya, tetapi juga karena kelangkaan dan sejarahnya.”

Pemilik toko tampak berpikir sejenak, tampaknya mulai menimbang-nimbang tawaran dan perkataan Kaivan. “Baiklah, saya setuju dengan dua ratus juta,” ujarnya akhirnya, menyerah.

Airin masih terdiam, belum bisa memproses semuanya. Ia memandangi Kaivan, perasaan bingung dan takjub mengalir dalam dirinya. “Dua ratus juta…” gumamnya pelan. Tanpa sadar, ia mulai bertanya-tanya di dalam hatinya, Apakah suamiku selama ini menyembunyikan sesuatu? Apakah dia orang kaya yang sebenarnya?

Pelayan toko yang masih terkejut menatap Kaivan dengan rasa hormat yang baru. Ia kini menyadari bahwa penilaian awalnya terhadap Kaivan dan Airin begitu salah.

Kaivan, yang tetap tenang meskipun harga yang tercapai cukup tinggi, menerima tawaran itu. “Terima kasih,” katanya singkat, seolah-olah transaksi besar seperti ini bukanlah hal besar baginya.

Pemilik toko menatap Kaivan dengan cermat, mencoba menilai lebih jauh, lalu bertanya, "Anda ingin pembayaran tunai atau transfer?"

Kaivan terdiam sejenak, pikirannya seolah berputar. Ia kemudian menoleh ke arah Airin yang berdiri di sampingnya, sedikit ragu. "Airin," katanya pelan, "Apakah kamu punya rekening bank?"

Airin terkejut dengan pertanyaan tersebut, namun segera mengangguk. "Iya, aku punya rekening," jawabnya dengan suara tenang. "Aku menabung untuk masa depan, atau kalau ada keperluan tak terduga."

Mendengar jawaban itu, Kaivan merenung sejenak. "Kalau begitu, saya akan mengambil pembayaran tunai sebesar dua puluh lima juta, sisanya bisa ditransfer ke rekening istri saya," katanya, suaranya datar dan tegas, seakan tidak ada ruang untuk negosiasi.

Airin yang mendengarnya merasa terkejut. Ia tidak menyangka Kaivan akan meminta pembayaran dalam jumlah yang besar dengan cara seperti itu.

Pemilik toko terdiam sejenak mendengarnya. Ia merasa terkejut, tetapi tidak bisa berkata apa-apa setelah melihat ketegasan Kaivan yang sulit dipahami, meskipun pria itu hanya bisa melihat samar. Ia mulai menyadari siapa sebenarnya Kaivan. Sebuah senyum tipis muncul di wajahnya, ia segera mengangguk dan menyetujui transaksi tersebut tanpa ragu, "Baik, deal." ucapnya.

Airin yang masih terkejut dengan semua yang terjadi, tidak bisa menahan rasa herannya. "Kak... apakah kamu yakin dengan semua ini?" tanyanya pelan, hampir tak percaya dengan kenyataan yang ada di depannya.

Kaivan hanya tersenyum tipis. "Jangan khawatir. Yang penting kita mendapatkan yang terbaik," jawabnya tanpa banyak berbicara. Sedangkan Airin tak tahu harus bicara apa lagi.

Pemilik toko memerintahkan pelayan untuk menyiapkan pembayaran sesuai yang diminta Kaivan. Ia sempat melirik Kaivan dengan rasa ingin tahu, namun hanya mendapati wajah dingin dan tenang dari pria itu.

Sambil menunggu, ia mengeluarkan ponselnya dan membuka aplikasi mobile banking. Ia meminta nomor rekening Airin dan sesaat kemudian, ia menunjukkan layar konfirmasi transfer kepada Airin.

"Ini bukti transfernya. Tolong pastikan jumlahnya sesuai," ucap pemilik toko dengan nada profesional.

Airin menatap layar ponsel itu sejenak, lalu mengangguk kecil. "Terima kasih."

Setelah beberapa saat, pelayan kembali membawa sejumlah uang tunai. Kaivan meminta pelayan itu untuk memberikan uang itu pada Airin. Airin menerimanya dengan hati-hati, matanya fokus menghitung lembar demi lembar. Meski merasa gugup dan tangannya sedikit gemetar, ia tetap berusaha menghitung dengan teliti. Uang sebanyak itu adalah hal yang belum pernah ia tangani seumur hidupnya. Setelah selesai menghitung, Airin menghela napas lega dan memasukkan uang tersebut ke dalam tasnya dengan hati-hati.

Setelah selesai dengan transaksi, mereka berdua keluar dari toko dengan langkah yang lebih ringan. Airin berjalan di samping Kaivan, matanya penuh tanya. "Kak Ivan, sebenarnya kamu siapa?" pikirnya dalam hati, bertanya-tanya apa yang sedang disembunyikan suaminya.

Pemilik toko berdiri di tempatnya, menatap Kaivan dan Airin yang semakin menjauh menuju pintu toko. Ia mengerutkan kening, matanya mengikuti langkah mereka dengan penuh rasa ingin tahu. Perlahan, pemilik toko bergumam pelan, hampir seperti berbicara pada dirinya sendiri.

"Siapa sebenarnya pria itu?" gumamnya, suara terdengar penuh rasa penasaran. Meskipun Kaivan terlihat sederhana dengan pakaian yang tak mencolok, ada sesuatu yang berbeda dalam cara Kaivan berbicara. Wibawa yang terpancar dari nada suaranya, ekspresinya yang tenang, dan caranya mengambil keputusan dengan tegas, semuanya memberi kesan bahwa dia bukan orang sembarangan.

Pemilik toko itu terdiam, memikirkan lebih jauh. "Bahkan meskipun dia buta, cara dia berbicara, cara dia memberi arahan, semuanya menunjukkan dia bukan orang biasa. Tapi kenapa pakaian dan penampilannya begitu sederhana?" pikirnya, rasa penasaran semakin menggelitik dalam hatinya.

Setelah keluar dari toko jam, Airin membawa Kaivan ke rumah sakit sesuai dengan permintaan suaminya. Mereka melangkah bersama menuju ruangan dokter spesialis mata. Airin terlihat cemas, tak henti-hentinya melirik ke arah Kaivan, berharap kabar baik datang untuk suaminya.

Kaivan, meskipun matanya masih kabur, mencoba tetap tenang, berjalan dengan langkah mantap. Begitu mereka sampai di ruang tunggu, Kaivan meminta Airin untuk duduk dan menunggunya di luar, sementara dia masuk untuk menjalani pemeriksaan.

Di dalam ruangan pemeriksaan, dokter dengan telaten memeriksa kondisi mata Kaivan. Setelah beberapa saat, dokter mengangkat wajahnya dan tersenyum ringan.

"Untungnya, kondisi mata Anda tidak terlalu parah, Tuan Kaivan," ujar dokter itu, menjelaskan dengan hati-hati. "Kebutaan yang Anda alami disebabkan oleh cedera ringan, yaitu memar dan sedikit goresan pada mata. Biasanya, dengan perawatan yang tepat, kondisi ini bisa sembuh dalam beberapa hari hingga satu minggu."

Kaivan merasa lega mendengar penjelasan itu. Untuk pertama kalinya, dia bisa menghela napas lega setelah berhari-hari cemas. Namun, sebelum dokter itu bisa mengatakan lebih banyak, Kaivan mengangkat tangan dan berkata dengan suara rendah, "Dokter, saya ingin Anda merahasiakan kabar baik ini dari istri saya. Saya ingin memberinya kejutan ketika saya sudah benar-benar sembuh. Bisakah Anda melakukan itu?"

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

Terpopuler

Comments

Dwi Winarni Wina

Dwi Winarni Wina

wooow sangat mahal bingit jam tangan kaivan dijual seharga 200juta airin sangat terkejut Siapakah sebenarnya suaminya itu dan anak horang kaya kl....

Pemilik toko jam tangan sampai penasaran sm kaivan penampilannya sederhana tapi perkataannya sangat tegas dan berwibawa.....

Kaivan merahasiakan dulu dr airin matanya akan segera sembuh dan akan membuat kejutan nanti klo dah mulih bs melihat....

Kaivan belum percaya sepenuhnya sm airin dan akan merahasiakan dulu statusnya dr airin.....

2024-12-10

3

sum mia

sum mia

jam tangan sudah dipakai aja terjual dua ratus juta , berapa beli barunya , trus modelnya kayak gimana ya , kan jadi kepo .
dan masih penasaran... sebenarnya apa rencana Ivan , kenapa juga masih disembunyikan dari Airin .
oh ya thor...pas pulang nanti di cegat sama Wongso dan anak buahnya .

lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍

2024-12-10

2

Anitha Ramto

Anitha Ramto

Airin sangat terkejut saat mendengar harga jam tangsn yg di Kaivan jual

Suamimu itu bukan orang sembarangan Rin...Kaivan Putra Konglomerat
semoga cepat sembuh matamu Van..dan kamu ingin ksh kejutan buat istrimu..

2024-12-10

2

lihat semua
Episodes
1 1. Terseret Arus
2 2. Tak Mengungkapkan Jati Diri
3 3. Kericuhan Karena Kaivan
4 4. Hasil Pemeriksaan
5 5. Masih Waspada
6 6. Sang Juragan
7 7. Serba Salah
8 8. Keputusan Dadakan Airin
9 9. Wongso Tidak Sabar
10 10. Pernikahan Dadakan
11 11. Canggung
12 12. Dianggap Guling
13 13. Samar
14 14. Jam Tangan
15 15. Pergolakan Batin
16 16. DSSD
17 17. Siapa Dia Sebenarnya?
18 18. Tetap Perhatian
19 19. Penantian Wongso
20 20. Tantangan Terbuka
21 21. Babak Belur
22 22. Kagum dan Curiga
23 23. Rencana Airin
24 24. Takut Kehilangan
25 25. Pertanyaan Airin
26 26. Meminta Bantuan
27 27. Permintaan Maaf
28 28. Saling Memahami
29 29. Kabar Wongso
30 30. Membela
31 31. Ingin Lebih Lama
32 32. Kekacauan di Pagi Hari
33 33. Pengacau Hati
34 34. Pelukan
35 35. Takjub
36 36. Sederhana, Tapi Romantis
37 37. Menguping
38 38. Hati yang Terusik
39 39. Supar dan Tiga Istri Wongso
40 40. Pertanyaan yang Menganggu
41 41. Pemandangan yang Sulit Diabaikan
42 42. Diam-diam Dendam
43 43. Rumit
44 44. Aksi Tiga Ibu-ibu
45 45. Orang Dibalik Layar
46 46. Panggilan
47 47. Mencari Bantuan
48 48. Wongso dan Aparat
49 49. Wongso Goyah
50 50. Strategi Kaivan
51 51. Murka
52 52. Pindah
53 53. Langkah Terakhir Kaivan
54 54. Firasat
55 55. Prasangka Airin
56 56. Badai yang Akan Datang
57 57. Meninggal
58 58. Tertembak
59 59. Banjir
60 60. Sadar
61 61. Semakin Dingin
62 62. Rahasia Sang Ibu Susu
63 63. Menghindari Rumah
64 64. Merubah Penampilan
65 65. Biasakan
66 66. Rasa Aneh
67 67. Hanya Formalitas
68 68. Jealous
69 69. Panggilan Penuh Rindu
70 70. Panik
71 71. Terasa Begitu Mirip
72 72. Baru Menyadari
73 73. Detail
74 74. Hanya Penonton
75 75. Protektif
76 76. Pertanyaan
77 77. Rencana
78 78. Malam Istimewa
79 79. Talas Terkena Panas
80 80. Mengusut
81 81. Balas Dendam Kaivan
82 82. Semua Menerima Akibat
83 83. Tak Punya Pilihan
84 84. Persiapan Pulang
85 85. Tanda Tanya
86 86. Orang Luar
87 87. Latar Belakang
88 88. Sudah Selesai?
89 89. Hanya Sekali
90 90. Masalah Baru di Pagi Hari
91 91. Benar-benar Serius
92 92. Gagal Fokus
93 93. Dimanjakan
94 94. Tidak Ada Apa-apanya
95 95. Penyelidikan
96 96. Ganti Strategi
97 97. Disha dan Nesha
98 98. Bersilang Pendapat
99 99. Kecemburuan di Meja Makan
100 100. Efek Domino
101 101. Kepribadian Ganda
102 102. Sudah Menemukan
103 103. Keluarga Pihak Ibu
104 104. Pesta dan Kehangatan Keluarga
105 105. Takdir di Balik Dosa
106 106. Pada Akhirnya
Episodes

Updated 106 Episodes

1
1. Terseret Arus
2
2. Tak Mengungkapkan Jati Diri
3
3. Kericuhan Karena Kaivan
4
4. Hasil Pemeriksaan
5
5. Masih Waspada
6
6. Sang Juragan
7
7. Serba Salah
8
8. Keputusan Dadakan Airin
9
9. Wongso Tidak Sabar
10
10. Pernikahan Dadakan
11
11. Canggung
12
12. Dianggap Guling
13
13. Samar
14
14. Jam Tangan
15
15. Pergolakan Batin
16
16. DSSD
17
17. Siapa Dia Sebenarnya?
18
18. Tetap Perhatian
19
19. Penantian Wongso
20
20. Tantangan Terbuka
21
21. Babak Belur
22
22. Kagum dan Curiga
23
23. Rencana Airin
24
24. Takut Kehilangan
25
25. Pertanyaan Airin
26
26. Meminta Bantuan
27
27. Permintaan Maaf
28
28. Saling Memahami
29
29. Kabar Wongso
30
30. Membela
31
31. Ingin Lebih Lama
32
32. Kekacauan di Pagi Hari
33
33. Pengacau Hati
34
34. Pelukan
35
35. Takjub
36
36. Sederhana, Tapi Romantis
37
37. Menguping
38
38. Hati yang Terusik
39
39. Supar dan Tiga Istri Wongso
40
40. Pertanyaan yang Menganggu
41
41. Pemandangan yang Sulit Diabaikan
42
42. Diam-diam Dendam
43
43. Rumit
44
44. Aksi Tiga Ibu-ibu
45
45. Orang Dibalik Layar
46
46. Panggilan
47
47. Mencari Bantuan
48
48. Wongso dan Aparat
49
49. Wongso Goyah
50
50. Strategi Kaivan
51
51. Murka
52
52. Pindah
53
53. Langkah Terakhir Kaivan
54
54. Firasat
55
55. Prasangka Airin
56
56. Badai yang Akan Datang
57
57. Meninggal
58
58. Tertembak
59
59. Banjir
60
60. Sadar
61
61. Semakin Dingin
62
62. Rahasia Sang Ibu Susu
63
63. Menghindari Rumah
64
64. Merubah Penampilan
65
65. Biasakan
66
66. Rasa Aneh
67
67. Hanya Formalitas
68
68. Jealous
69
69. Panggilan Penuh Rindu
70
70. Panik
71
71. Terasa Begitu Mirip
72
72. Baru Menyadari
73
73. Detail
74
74. Hanya Penonton
75
75. Protektif
76
76. Pertanyaan
77
77. Rencana
78
78. Malam Istimewa
79
79. Talas Terkena Panas
80
80. Mengusut
81
81. Balas Dendam Kaivan
82
82. Semua Menerima Akibat
83
83. Tak Punya Pilihan
84
84. Persiapan Pulang
85
85. Tanda Tanya
86
86. Orang Luar
87
87. Latar Belakang
88
88. Sudah Selesai?
89
89. Hanya Sekali
90
90. Masalah Baru di Pagi Hari
91
91. Benar-benar Serius
92
92. Gagal Fokus
93
93. Dimanjakan
94
94. Tidak Ada Apa-apanya
95
95. Penyelidikan
96
96. Ganti Strategi
97
97. Disha dan Nesha
98
98. Bersilang Pendapat
99
99. Kecemburuan di Meja Makan
100
100. Efek Domino
101
101. Kepribadian Ganda
102
102. Sudah Menemukan
103
103. Keluarga Pihak Ibu
104
104. Pesta dan Kehangatan Keluarga
105
105. Takdir di Balik Dosa
106
106. Pada Akhirnya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!