Ibu, kamu adalah luka pertamaku

Disepanjang perjalanan, tidak ada percakapan sedikitpun antara Asila dengan ibunya. Asila hendak bertanya kepada sang ibu tentang pekerjaan dan yang lainnya, tapi dikarenakan raut wajah sang ibu yang tidak memperlihatkan keramahan sedikitpun membuat Asila mengurungkan niatnya untuk bertanya.

Setelah beberapa jam mereka didalam mobil angkutan umum, akhirnya mobil itu berhenti dipinggir jalan entah dimana Asila tidak mengetahuinya. Mereka berdua turun dari mobil dengan membawa dua tas ransel yang berukuran besar.

Dikarenakan tidak hati hati, Asila terjatuh kebawah hingga menyebabkan kakinya keseleo dan berdarah akibat tergores besi dari bagian mobil yang rusak.

"Cepat bangun ga usah lebay!" bukannya membantu, sang ibu malah acuh sembari membayar ongkos kepada kenek mobil

"awhhh" Asila meringgis pelan kesakitan karena malu dirinya menjadi pusat perhatian semua orang yang ada disana

Kakinya yang keseleo membuat Asila susah bangun dan juga berjalan. Tiba tiba saja seorang pria memegang pundaknya merangkulnya untuk berdiri dan pergi ke tepi jalan. Seseorang itu juga membawakan dua tas ransel Asila tanpa berbicara sedikitpun, begitu juga Asila yang tidak berani memandang wajah pria yang sudah membantunya barusan.

"Saya turun disini aja, kebetulan udah deket juga" hanya itu yang Asila dengar, dia tidak berani melihat apalagi berbicara meskipun hanya sekedar terima kasih saja dia harus berpikir ribuan kali untuk mengatakannya

"Malu maluin aja, buruan cepat bawa tas nya. Kita jalan kaki dari sini" perintah sang ibu dengan tegas

"kaki Asila sakit bu... " tak ada kata lain yang bisa Asila ucapkan kecuali itu, Asila meringgis kesakitan melihat darahnya sedikit demi sedikit terus mengalir dan terasa perih

"gausah lebay nanti juga sembuh, Ini udah malem cepat" sang ibu tidak peduli dengan apa yang sedang Asila alami saat ini, dia malah langsung berjalan meninggalkan Asila sambil membawa satu tas ransel

Mau tidak mau Asila berjalan mengikuti ibunya dengan rasa sakit yang sangat amat sulit untuk diutarakan.

Kenapa ada seorang ibu yang seperti itu di dunia ini? Apa salah Asila? Apa hanya karena Asila seorang anak yang mempunyai sosial anxiety membuat semua orang tidak menyukainya bahkan ibunya sendiri?

***

Tak berselang lama, mereka telah sampai di tempat yang akan menjadi tempat tinggal Asila. Bukan kost ataupun kontrakan, tempat itu adalah bekas gudang di tempat kerja Asila. Tempatnya sangat kecil dan kotor.

Meskipun barang barang disana sudah dibuang dan di bereskan, tetapi tetap saja yang namanya gudang pasti kotor dan tidak terawat.

"Kita tinggal disini bu?" Asila bertanya dengan penuh tekanan melihat kondisi ruangan yang seperti itu, sangat gelap dan kotor.

"Kita?, kamu. " jawaban sang ibu yang membuat Asila terdiam meneliti apa maksud dari jawaban sang ibu barusan

Kini Asila mengerti apa yang dimaksud sang ibu barusan dan mulai bertanya dengan meminta penjelasan

"Asila ga mau tinggal disini sendirian, Asila takut bu! " kata Asila tapi tidak ada jawaban sedikitpun dari sang ibu

Sang ibu sedang membereskan barang barang milik Asila tanpa memperdulikan Asila yang masih setia menunggu jawabannya.

Karena tidak ada jawaban sama sekali dari mulut sang ibu, Asila menghampirinya dan merebut barang yang hendak akan dibereskan membuat sang ibu marah dan membentak.

"ASILA! Apa apaan kamu ini!" Teriakan sang ibu membuat Asila terdiam menunduk dan meneteskan air matanya

"Ibu muak dengan semua tingkah kamu, itulah sebabnya ibu menyuruhmu bekerja dan meninggalkan rumah! Ngerti kamu sekarang?! "

Tidak ada yang bisa dilakukan Asila saat itu, dia menangis dan menunduk tanpa melihat wajah sang ibu yang membuatnya sakit hati.

Kenapa tidak ada seorang pun yang mau dirinya tetap tinggal bersama mereka?

Episodes
1 Apa salahnya sosial anxiety?
2 Ibu, kamu adalah luka pertamaku
3 Tidak ada pilihan lain
4 Awal mula lowongan kerja
5 Keinginan untuk berubah
6 Paksaan bisa menjadi kebiasaan
7 Insiden dalam toko
8 Seseorang yang familiar
9 Dia lagi!
10 Mengawali tawa lepas dengannya
11 Melawan diri agar terbiasa
12 Gaji pertama
13 Double date?
14 Kehidupan luar
15 With you
16 Apalagi ini?!!
17 first time sweetheart call
18 Hari pertama
19 Galvin dan Rani
20 Tak ingin pulang
21 Awal perjalanan Galvin
22 Ga bisa ditahan!
23 Pertanyaan aneh dari semua orang
24 Rencana ibu
25 Mudik bareng
26 ketemu ibu
27 Diantara Cinta dan Restu
28 Luka yang Terbuka
29 Luka yang Tersisa
30 Retakan di Tengah Janji
31 Jejak yang Membekas
32 Bayangan di Kota
33 Bayangan yang Kembali
34 Luka yang Terkuak
35 Api yang Membara
36 Bayang - Bayang yang Belum Padam
37 Bayangan yang Tak Pernah Pergi
38 Bayangan yang Mengintai
39 Jejak yang Tak Bisa Disembunyikan
40 Bayangan yang Terus Mengintai
41 Jeratan yang Menguat
42 Bayangan yang Mengintai
43 Api yang Menyala
44 Luka Pertama
45 Darah dan Air Mata
46 Diantara Hidup dan Mati
47 Bayangan Kehilangan
48 Luka yang Belum Sembuh
49 Bayangan yang Tak Pernah Pergi
50 Jejak di Balik Bayangan
51 Bayangan yang Mendekat
52 Pertemuan Tanpa Topeng
53 Bayangan yang Tak Hilang
54 Jejak yang Tak Terhapus
55 Titik Akhir
56 Tenang Sebelum Badai
57 Rahasia yang di Sembunyikan
58 Bayangan Masa Lalu
59 Janji Di Tengah Gelap
60 Ancaman
61 Jejak Bayangan
62 Pertemuan di Gudang Kosong
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Apa salahnya sosial anxiety?
2
Ibu, kamu adalah luka pertamaku
3
Tidak ada pilihan lain
4
Awal mula lowongan kerja
5
Keinginan untuk berubah
6
Paksaan bisa menjadi kebiasaan
7
Insiden dalam toko
8
Seseorang yang familiar
9
Dia lagi!
10
Mengawali tawa lepas dengannya
11
Melawan diri agar terbiasa
12
Gaji pertama
13
Double date?
14
Kehidupan luar
15
With you
16
Apalagi ini?!!
17
first time sweetheart call
18
Hari pertama
19
Galvin dan Rani
20
Tak ingin pulang
21
Awal perjalanan Galvin
22
Ga bisa ditahan!
23
Pertanyaan aneh dari semua orang
24
Rencana ibu
25
Mudik bareng
26
ketemu ibu
27
Diantara Cinta dan Restu
28
Luka yang Terbuka
29
Luka yang Tersisa
30
Retakan di Tengah Janji
31
Jejak yang Membekas
32
Bayangan di Kota
33
Bayangan yang Kembali
34
Luka yang Terkuak
35
Api yang Membara
36
Bayang - Bayang yang Belum Padam
37
Bayangan yang Tak Pernah Pergi
38
Bayangan yang Mengintai
39
Jejak yang Tak Bisa Disembunyikan
40
Bayangan yang Terus Mengintai
41
Jeratan yang Menguat
42
Bayangan yang Mengintai
43
Api yang Menyala
44
Luka Pertama
45
Darah dan Air Mata
46
Diantara Hidup dan Mati
47
Bayangan Kehilangan
48
Luka yang Belum Sembuh
49
Bayangan yang Tak Pernah Pergi
50
Jejak di Balik Bayangan
51
Bayangan yang Mendekat
52
Pertemuan Tanpa Topeng
53
Bayangan yang Tak Hilang
54
Jejak yang Tak Terhapus
55
Titik Akhir
56
Tenang Sebelum Badai
57
Rahasia yang di Sembunyikan
58
Bayangan Masa Lalu
59
Janji Di Tengah Gelap
60
Ancaman
61
Jejak Bayangan
62
Pertemuan di Gudang Kosong

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!