sebatas wanita cadangan

"Mayra!" Suara seseorang membuat tubuhku menegang. Aku mengalihkan pandanganku pada sumber suara.

"Mas Bara." Aku terkejut saat melihat mas Bara sudah berada tak jauh dariku. Dengan langkah besarnya ia menghampiriku.

"Ayo pulang." Ia menarik tanganku kasar.

"Lepas mas. Aku gak mau." Kurasa perhatian beberapa orang mulai mengarah padaku.

"Tunggu Bar. Siapa elo harus paksa-paksa Mayra seperti itu?" Kak Satria mencoba menghentikan mas Bara. Sepertinya mereka saling kenal.

"Gue suaminya. Jadi berhenti loe deketin istri gue." Mas Bara menatap tajam pada kak Satria.

"Ayo." Dia kembali menarik tanganku dengan kasar, tak ingin menimbulkan keributan akhirnya aku menurut. Dan mengikuti langkahnya.

"Masuk." Mas Bara memaksaku masuk kedalam mobilnya.

"Aku bawa mobil sendiri."

"Aku bilang masuk." Dia memaksaku duduk didalam mobilnya dan langsung memasangkan seatbelt padaku.

Melihat wajahnya aku sedikit ngeri. Aku tahu dia sedang marah padaku.

[Maaf ya kak aku meninggalkanmu. Aku takut terjadi keributan disana andai aku menolaknya.] Aku segera mengirimkan pesan pada kak Satria.

Belum sempat mendapatkan balasan dari kak Satria, mas Bara sudah terlebih dahulu mengambil ponselku dan melemparnya ke jok belakang mobil.

Aku hanya bisa diam mencoba menahan kesalku. Aku tak mau mati muda hanya gara-gara bertengkar denganya dan membuat kami kecelakaan mobil saat ini.

Tak ada kata yang keluar dari bibir kami, hingga mobil pun sampai dihalaman rumah dengan selamat.

Mas Bara membukakan pintu mobil untukku.

"Turun!" Suaranya pelan namun mematikan.

Dengan ragu aku turun. Heels yang tinggi membuatku tak seimbang.

"Awh." Sepertinya aku terkilir. Namun mas Bara kembali menarikku dengan kasar.

"Mas kakiku sakit mas." Langkahnya berhenti, ia membalik tubuhnya dan langsung memanggul tubuhku layaknya karung beras.

"Mas lepas mas." Aku mencoba memukul punggungnya. Namun ia tak bereaksi apapun, ia terus melangkah dengan langkah yang besar.

Bugh.

Mas bara melemparku keatas ranjang miliknya. Ia bahkan mengunci pintu kamarnya dan membuang kunci itu sembarang.

"Puas kamu? Sekarang puas?" Ia berteriak didepanku.

"Sudah pernah kukatakan bukan jika aku tidak suka jika ada yang menyentuhmu selain aku. Lalu kenapa kamu malah membiarkan pria lain menyentuhmu hah? Kenapa?" Aku benar-benar takut. Aku seperti tak mengenal mas Bara yang ada dihadapanku saat ini.

Ia membuka satu persatu kancing kemejanya.

"Mmm mas Bara mau apa?" Dengan gugup aku memundurkan posisiku.

"Terserah aku mau apa. Kamu istriku. Hanya aku yang boleh menyentuhmu karena kamu hanya milikku." Mas bara memegang kakiku, ia langsung mengungkung tubuhku di bawahnya dengan tangan yang ia kunci disamping kepalaku. Ia mencium bibirku dengan buas. Tak ada kelembutan saat ini. Hingga airmataku kembali jatuh. Sebegitu rendah kah aku dimatamu mas? sampai kamu tega melakukan ini.

Gerakkannya perlahan melembut. Seolah tahu jika perbuatannya telah menyakitiku, ciumannya mulai melembut. Kulihat matanya memerah, ada genangan air mata disana. Ia kembali mencumbui leherku dan menyesapnya kuat.

Sentuhan demi sentuhan terus ia berikan padaku. Hingga tubuhku mulai tak sejalan dengan pikiranku.

"Kamu milikku May. Selamanya akan menjadi milikku." Dengan suara parau ia kembali menyatukan dirinya dengan diriku.

Penyatuan kami malam ini tak seperti sebelumnya. Kulihat mas Bara pun tak menikmati seperti biasanya. Ia seperti menyimpan sesuatu, sesuatu yang begitu berat sehingga ia terlihat lemah karenanya.

Tak bisa kupungkiri, meski otakku menolak, tapi tubuhku merespon baik dengan apa yang ia lakukan. Bahkan bibirku tak kuasa untuk menahan desahan karena permainannya.

"Ahh ahh ahh." Mas Bara mempercepat hentakkannya membuat sesuatu itu hendak kembali meledak.

"Agh May. Aku mencintaimu Mayra..." aku menggelepar bersamaan dengan semburan hangat yang memenuhi ruang rahimku. Mas Bara ambruk di atasku. Apa katanya, dia mencintaiku? Aku benci kata-kata itu. Aku segera mendorong tubuhnya dari atas tubuhku.

Aku bangkit dengan melilitkan selimut pada tubuhku yang polos.

Tatapanku kosong.

"May tunggu." Mas Bara memegang tanganku.

"Lepas mas." Air mataku kembali berjatuhan.

"May tolong maafkan aku."

"Tak ada yang perlu di maafkan."

"May aku tak bermaksud menyakitimu. Aku hanya-"

"Hanya apa? Sudahlah mas. Toh aku sudah terbiasa hanya menjadi wanita pemuas nafsumu." Aku melepas cekalan tangannya dan berjalan mengambil kunci yang sempat mas Bara buang tadi.

Grep

Saat aku memasukkan kunci dan membukanya. Mas Bara memelukku dari belakang.

"Aku mencintaimu May. Aku sangat mencintaimu. Aku tak ingin kehilanganmu." Kudengar suaranya begitu parau.

"Stop mas. stop mengatakan jika kamu mencintaiku. Kamu pikir aku akan percaya? Setelah meniduriku kamu mengatakan kalau kamu mencintaiku. Dan besok setelah kamu bertemu mbak ana kamu berubah pikiran. Tidak mas. Kamu tidak mencintaiku. Yang kamu cintai hanya mbak Ana. Aku sadar diri jika aku ini hanya sebatas wanita cadangan untukmu. Jadi tolong lepaskan aku."

"Tidak May, aku benar-benar mencintaimu. Please May dengarkan penjelasanku."

"Stop mas. Aku tidak ingin mendengar apapun lagi. Semuanya sudah jelas. Kita hanya perlu menunggu dua bulan lagi. Dan semuanya akan kembali pada rencana kita sebelumnya." Aku melepas pelukannya dan membuka pintu kamarnya untuk keluar.

Sesak. Apa yang kuucapkan terasa sangat menyesakkan.

Di dalam kamar, aku kembali luruh. Ternyata sudah sedalam ini aku jatuh pada dirinya. Tidak. Ayo May, lupakan dia. Restart kembali otakmu May. Takkan ada Bara, yang akan ada hanya Satria.

Aku segera membersihkan diri. Dan bergegas tidur.

Pagi hari kulihat mobil kak Satria sudah terparkir di depan gerbang rumahku. Aku segera berlari menemuinya.

"Kak, kakak kenapa kesini?" Ku tengok kanan dan kiri takut jika mas Bara melihat ini.

"Kamu gak papa kan? Dia gak ngapa-ngapain kamu kan? Aku khawatir banget. Mana ponsel kamu gak aktif." Ia meneliti seluruh tubuhku dengan khawatir.

"Aku gak papa kok kak. Maaf ponselku lowbat." Sepertinya sekarang aku mulai jago berbohong.

"Kak Satria tenang aja. Mas Bara juga gak ngapa-ngapain aku. Ia cuma marah aja karena aku gegabah udah makan malam romantis sama kamu. Keluarga dia kan keluarga terpandang, takut-takut ada paparazi yang diam-diam memfoto dan memviralkannya , itu pasti takkan baik buat image keluarga."

"Agh syukurlah. Aku benar-benar takut. Kamu mau berangkat ke kantor kan?"

"Iya."

"Ya udah bareng aku aja yuk? pasti mobil kamu juga masih di restaurant?" Aku sedikit bingung mau menerima tawarannya atau tidak.

"Eh iya, aku lupa. Hari ini aku disuruh ke rumah papa dulu. Udah kak Satria duluan aja. Kak Satria juga baru masuk kerja kan? Nanti telat lagi. Gak enak kan."

"Bener kamu gak mau berangkat bareng aku?"

"Iya. Biar aku naik taksi aja, sekalian ambil mobil nanti."

"Oke deh. Hati-hati ya." Ia mengelus rambutku.

"Iya. Kak Satria juga hati-hati ya."

Sebelum ke kantor, kusempatkan untuk mengambil mobilku dulu di restaurant. Akupun kebali bekerja dengan otak yang masih setengah berfungsi.

Tak sengaja kulihat mbak ana datang dengan membawa rantang makanan di tangannya. Ah dia memang calon istri yang sempurna. Iapun masuk kedalam ruangan mas Bara tanpa permisi. Kuyakin mereka pasti akan makan siang bersama didalam sana. Tak berapa lama kulihat asisten lie buru-buru masuk. Tumben mereka makan siang mengajak asisten lie. Ah terserah lah.

Episodes
1 pernikahan
2 Bertemu kekasihnya
3 pakaian berenda
4 magang
5 puncak
6 air terjun
7 Bella lagi
8 Berkunjung ke rumah mertua
9 jebakan bella 21+
10 mencoba
11 kakek Wijaya
12 di rumah kakek 21+
13 apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14 honeymoon?
15 pesan bang Erik
16 kembalinya anastasya
17 Satria
18 Jujur
19 sebatas wanita cadangan
20 ikut balapan
21 sup iga
22 apa dia sakit?
23 apakah aku hamil?
24 diantara dua cucu kakek
25 menyakitiku
26 Bali, i'm back
27 pertemuan dan perpisahan
28 akhirnya bertemu
29 penjelasan
30 kesepakatan dengan kakek
31 panas21+
32 gara-gara bule 21+
33 Janji
34 berusaha
35 sebesar strawbery
36 penculikan
37 diujung tanduk
38 siasat
39 talak
40 pulang kerumah orang tua
41 sandiwara
42 melepas rindu
43 melamar mbak ana
44 masih kesal
45 jebakan lagi?
46 efek obat perangsang
47 amarahnya
48 permintaan kakek
49 tertangkap basah
50 dibodohi
51 pecel lele
52 pekerjaan baru
53 Kebahagiaan dan kesedihan
54 Dia memang sudah pergi
55 dilamar
56 Dewa demam
57 Aku kalah
58 bersedia menikah lagi
59 halusinasi di pernikahan kedua
60 Papa kedua untuk Dewa
61 Bukan halusinasi
62 Siapa dia?
63 Aku Albiru, bukan Bara
64 Apa boleh sesama itu?
65 Mas Bara dan Mas Biru
66 bukan kembaran
67 aku menyukaimu
68 mengaku sebagai suamiku
69 Aku mencintaimu
70 Gila karenamu
71 kesalahan kedua
72 Dilema
73 ketiduran
74 Dia cemburu
75 melayani suami
76 kenyataan
77 anak suamiku
78 Iblis berkedok malaikat
79 ancaman
80 Hanya mimpi buruk. (Tamat)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
pernikahan
2
Bertemu kekasihnya
3
pakaian berenda
4
magang
5
puncak
6
air terjun
7
Bella lagi
8
Berkunjung ke rumah mertua
9
jebakan bella 21+
10
mencoba
11
kakek Wijaya
12
di rumah kakek 21+
13
apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14
honeymoon?
15
pesan bang Erik
16
kembalinya anastasya
17
Satria
18
Jujur
19
sebatas wanita cadangan
20
ikut balapan
21
sup iga
22
apa dia sakit?
23
apakah aku hamil?
24
diantara dua cucu kakek
25
menyakitiku
26
Bali, i'm back
27
pertemuan dan perpisahan
28
akhirnya bertemu
29
penjelasan
30
kesepakatan dengan kakek
31
panas21+
32
gara-gara bule 21+
33
Janji
34
berusaha
35
sebesar strawbery
36
penculikan
37
diujung tanduk
38
siasat
39
talak
40
pulang kerumah orang tua
41
sandiwara
42
melepas rindu
43
melamar mbak ana
44
masih kesal
45
jebakan lagi?
46
efek obat perangsang
47
amarahnya
48
permintaan kakek
49
tertangkap basah
50
dibodohi
51
pecel lele
52
pekerjaan baru
53
Kebahagiaan dan kesedihan
54
Dia memang sudah pergi
55
dilamar
56
Dewa demam
57
Aku kalah
58
bersedia menikah lagi
59
halusinasi di pernikahan kedua
60
Papa kedua untuk Dewa
61
Bukan halusinasi
62
Siapa dia?
63
Aku Albiru, bukan Bara
64
Apa boleh sesama itu?
65
Mas Bara dan Mas Biru
66
bukan kembaran
67
aku menyukaimu
68
mengaku sebagai suamiku
69
Aku mencintaimu
70
Gila karenamu
71
kesalahan kedua
72
Dilema
73
ketiduran
74
Dia cemburu
75
melayani suami
76
kenyataan
77
anak suamiku
78
Iblis berkedok malaikat
79
ancaman
80
Hanya mimpi buruk. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!