Satria

"Darimana? Kenapa baru pulang? Dan siapa laki-laki yang memelukmu?"

Senyumku memudar kala runtutan pertanyaan yang mas Bara berikan terdengar sarkas di telingaku. Kuhentikan langkahku dan langsung melihatnya. Kulihat ia sudah berpakaian santai.

Apa dia sudah pulang sejak tadi? Tunggu, dia mengatakan siapa laki-laki yang memelukku, berarti dia melihat ku dipeluk oleh kak Satria. Aku kembali tersenyum.

"Kenapa? Aku dari mana, dan sama siapa, kupikir tidak ada gunanya juga mas tau ya kan?" Aku kembali melanjutkan langkahku menaiki anak tangga. Selesai aku menaiki anak tangga ternyata Mas Bara mengikutiku.

"Kutanya kamu habis dari mana hah? Siapa laki-laki itu?" Ia menarik tubuhku dan mengungkungku pada tembok. Matanya memerah, nampak kemarahan tergambar jelas diwajahnya.

"Aku habis wisuda. Mas lupa kan?" Aku menatapnya dengan mata yang mulai berkaca. "Dan laki-laki itu adalah kekasihku. Aku baru pulang karena ia mengajaku makan terlebih dahulu. Itu kan yang ingin mas dengar?" Tidak. Aku tak boleh menangis dihadapannya. Bisa-bisanya dia membentakku seperti itu.

"Oh pantas saja, jadi dia kekasihmu. Kenapa tidak sekalian saja kamu ajak masuk kemari?"

"Oh memang boleh ya? Kapan-kapan aku pasti akan mengajaknya masuk dan mengenalkannya padamu."

"Bar-" kulihat mbak ana keluar dari kamar mas Bara dengan keadaan. Ah, air mataku akhirnya jatuh juga. Aku segera berlari menuju kamarku. Aku mengunci pintu dan luruh disana.

Aku kembali mengingat mbak ana yang keluar dengan menggunakan kemeja besar milik mas Bara. Wajahnya terlihat pucat? atau lelah? aku tak tahu. Dan rambutnya juga basah. Apa yang telah mereka lakukan disana. Apa mas Bara melakukannya juga bersama Mbak ana?

Jahat. Dasar buaya. Brengsek. Kamu tega mas. Kamu benar-benar tega. Kamu sampai tak datang ke acara wisudaku demi bisa bersama mbak ana. Dan kamu melakukannya di kamarmu, di rumah kita.

Agh mas, aku bukan anak kecil yang tak tahu apa-apa mas. Kalian pasti sudah. Bodoh. Bisa-bisanya aku percaya dengan ucapan pria brengsek itu. Aku kembali terisak merutuki kebodohanku.

Ponselku tiba-tiba berbunyi. Kak Satria melakukan panggilan video padaku. Aku segera menghapus air mataku.

"Ya kak?"

"Kamu kenapa?"

"Aku gak papa kak. Ada apa? Apa ada yang ketinggalan?"

"Kenapa sembab? Apa ada yang menyakitimu? Atau membuatmu sedih?" Ia terlihat khawatir menatapku.

"Enggak kok kak. Aku cuman sedih karena aku harus berpisah dengan teman-temanku. Itu aja." Aku kembali berbohong.

"Oh gitu. Ini aku cuma mau bilang gelang kamu terjatuh di mobilku." Kak Satria memperlihatkan gelang yang sempat mas Bara belikan saat di Bali kemarin.

"Ooh. Kak Satria simpan aja dulu. Nanti ku ambil kapan-kapan."

"Bener ya. Kamu belum mandi?"

"Belum, ini mau mandi. Udah dulu ya?"

"Ya udah. Aku juga mau mandi. Kita mandi bareng gimana?" Aku menatapnya horor.

"Maksudku waktunya yang bareng. Kalau orangnya nanti aja kalau udah sah."

"Ish kak Satria. Udah ah. See you."

"I love you."

Aku menutup panggilannya.

Benar kata bang erik. Aku harus sudahi permainan ini. Aku harus kembali ke dunia nyata.

Aku membersihkan seluruh tubuhku dan berendam cukup lama didalam bathub. Kurasa air didalam bathub ini sudah bertambah oleh air mataku. Ternyata tak semudah itu menguatkan hati yang sudah terlanjur jatuh.

Aku keluar dari kamar mandi dengan menggunakan bathrobe. Mataku tak sengaja menangkap sesuatu yang tergeletak diatas nakas. Sebuah buket mawar putih yang sangat cantik.

"Happy graduation my lovely wife. I love you so much." Membaca greeting card pada buket ini sepertinya ini bunga dari mas Bara. Berarti dia ingat jika hari ini hari wisudaku. Tapi kenapa dia tidak datang?

"May buka pintunya may." Kudengar suara mas Bara bersama dengan gedoran pada pintu.

"May aku bisa jelasin." Tak kupedulikan ucapannya. Aku memilih tidur meski masih dengan menggunakan bathrobe.

Pagi hari aku sudah bersiap untuk pergi ke kantor. Namun aku dikejutkan oleh kedatangan bang Erik.

"Surpriseee..." Dengan bahagia bang erik mengejutkanku. Mataku membola saat mini cooper SUV merah sudah nangkring dengan cantiknya didepan rumahku.

"Oooh abang.. thank you." Aku tersenyum dan memeluknya bahagia.

"Everything for you baby." Bang erik mengelus punggungku pelan. Abangku ini memang sangat royal padaku, bahkan ia sudah seperti papa kedua untukku.

"Mau ke kantor?"

"He.em."

"Mau sekalian nyobain mobil baru? Yuk abang temenin."

"Boleh." Aku dan bang erik langsung masuk kedalam mobil. Tak kupedulikan mas Bara yang melihat kami dari jauh sejak tadi. Aku benar-benar malas padanya.

"Gimana? Sudah terasa sekarang?" Ucapan bang erik membuatku menatapnya. Aku menghembuskan nafas kasar. Mataku kembali berkaca, selalu saja melow seperti ini.

"Iya. Abang benar."

"Sabar yah. Abang sudah peringatkan dan sekarang kamu harus kuat. Oh iya. Siapa yang memelukmu kemarin hmm? Gak mau dikenalin nih sama abangnya?" Ia mengusap kepalaku lembut. Sontak aku tersenyum melihatnya.

"Siapa ih? Emang abang liat apa?"

"Yeee. Mata abang dimana-mana loh. Jangan lupa itu."

"Hehe. Ada lah. Nanti kalau udah waktunya aku kenalin ke abang."

"Spil nama dong. Atau dia yang bernama Satria itu?" Bang erik mencoba menggodaku.

"Emmm kalau aku kasih tau entar abang cari tau lagi."

"Hehe kan biar tau bibit bebet bobotnya beby."

"Aku udah kenal dia sejak dia jadi kakak tingkat aku kak. Dan sekarang dia udah menyelesaikan S3nya. Jadi aku rasa aku sudah mengenal dia dengan sangat baik."

"Okey okey kalau masih mau rahasia-rahasiaan. Abang tunggu kamu ngenalin dia sama kami semua hmm."

"Ya ya. Tunggu dua bulan lagi."

"Kamu beneran masih mau nunggu dua bulan lagi?"

"Perjanjiannya seperti itu bang. Aku juga masih butuh waktu buat mengkondisikan semuanya."

"Okey. Okey. Apapun keputusan kamu abang akan selalu bersamamu."

"Makasih ya bang. Aku benar-benar beruntung memiliki abang sebagai abangku."

"Ya pasti lah."

Bang erik benar-benar mengantarku ke kantor. Sedangkan ia pulang dengan menggunakan taksi online.

"Eh siapa May? Pacar ya?" Teman-teman satu divisi yang melihatku nampak penasaran dengan abangku itu.

"Abang mbak."

"Kira'in pacarnya. Ganteng banget sih. Boleh dong buat aku."

"Hehe. Udah punya calon istri mbak."

"Yah sayang banget."

Kulihat mas Bara melewati kami dengan aura dinginnya.

Kulihat jika semua karyawan nampak panik.

"Ada apa?" Aku bertanya pada salah satu karyawan.

"Tuan Wijaya akan datang kemari." Mataku membola saat kudengar kakek Wijaya akan datang. Bukan takut pada kakek, tapi lebih takut pada statusku yang bisa saja terbongkar dengan kedatangan kakek.

"Kenapa kalian panik banget?"

"Tuan Wijaya teliti banget, ada aja yang beliau komen saat melihat pekerjaan kami." Aku merasa tak percaya jika kakek sejulid itu.

Semua karyawan berbaris dengan begitu rapi, termasuk aku.

"Kulihat beberapa lelaki berjalan mendekat dan melewati kami. Mataku kembali membola saat kulihat ada kak satria bersama kakek Wijaya. Apa kak Satria sudah melamar pekerjaan di perusahaan kakek, atau kakek yang langsung merekrut kak Satria karena prestasinya. Aku kembali menundukkan kepalaku saat kusadar kak Satria sedikit melirikku. Aduh ketahuan.

Episodes
1 pernikahan
2 Bertemu kekasihnya
3 pakaian berenda
4 magang
5 puncak
6 air terjun
7 Bella lagi
8 Berkunjung ke rumah mertua
9 jebakan bella 21+
10 mencoba
11 kakek Wijaya
12 di rumah kakek 21+
13 apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14 honeymoon?
15 pesan bang Erik
16 kembalinya anastasya
17 Satria
18 Jujur
19 sebatas wanita cadangan
20 ikut balapan
21 sup iga
22 apa dia sakit?
23 apakah aku hamil?
24 diantara dua cucu kakek
25 menyakitiku
26 Bali, i'm back
27 pertemuan dan perpisahan
28 akhirnya bertemu
29 penjelasan
30 kesepakatan dengan kakek
31 panas21+
32 gara-gara bule 21+
33 Janji
34 berusaha
35 sebesar strawbery
36 penculikan
37 diujung tanduk
38 siasat
39 talak
40 pulang kerumah orang tua
41 sandiwara
42 melepas rindu
43 melamar mbak ana
44 masih kesal
45 jebakan lagi?
46 efek obat perangsang
47 amarahnya
48 permintaan kakek
49 tertangkap basah
50 dibodohi
51 pecel lele
52 pekerjaan baru
53 Kebahagiaan dan kesedihan
54 Dia memang sudah pergi
55 dilamar
56 Dewa demam
57 Aku kalah
58 bersedia menikah lagi
59 halusinasi di pernikahan kedua
60 Papa kedua untuk Dewa
61 Bukan halusinasi
62 Siapa dia?
63 Aku Albiru, bukan Bara
64 Apa boleh sesama itu?
65 Mas Bara dan Mas Biru
66 bukan kembaran
67 aku menyukaimu
68 mengaku sebagai suamiku
69 Aku mencintaimu
70 Gila karenamu
71 kesalahan kedua
72 Dilema
73 ketiduran
74 Dia cemburu
75 melayani suami
76 kenyataan
77 anak suamiku
78 Iblis berkedok malaikat
79 ancaman
80 Hanya mimpi buruk. (Tamat)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
pernikahan
2
Bertemu kekasihnya
3
pakaian berenda
4
magang
5
puncak
6
air terjun
7
Bella lagi
8
Berkunjung ke rumah mertua
9
jebakan bella 21+
10
mencoba
11
kakek Wijaya
12
di rumah kakek 21+
13
apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14
honeymoon?
15
pesan bang Erik
16
kembalinya anastasya
17
Satria
18
Jujur
19
sebatas wanita cadangan
20
ikut balapan
21
sup iga
22
apa dia sakit?
23
apakah aku hamil?
24
diantara dua cucu kakek
25
menyakitiku
26
Bali, i'm back
27
pertemuan dan perpisahan
28
akhirnya bertemu
29
penjelasan
30
kesepakatan dengan kakek
31
panas21+
32
gara-gara bule 21+
33
Janji
34
berusaha
35
sebesar strawbery
36
penculikan
37
diujung tanduk
38
siasat
39
talak
40
pulang kerumah orang tua
41
sandiwara
42
melepas rindu
43
melamar mbak ana
44
masih kesal
45
jebakan lagi?
46
efek obat perangsang
47
amarahnya
48
permintaan kakek
49
tertangkap basah
50
dibodohi
51
pecel lele
52
pekerjaan baru
53
Kebahagiaan dan kesedihan
54
Dia memang sudah pergi
55
dilamar
56
Dewa demam
57
Aku kalah
58
bersedia menikah lagi
59
halusinasi di pernikahan kedua
60
Papa kedua untuk Dewa
61
Bukan halusinasi
62
Siapa dia?
63
Aku Albiru, bukan Bara
64
Apa boleh sesama itu?
65
Mas Bara dan Mas Biru
66
bukan kembaran
67
aku menyukaimu
68
mengaku sebagai suamiku
69
Aku mencintaimu
70
Gila karenamu
71
kesalahan kedua
72
Dilema
73
ketiduran
74
Dia cemburu
75
melayani suami
76
kenyataan
77
anak suamiku
78
Iblis berkedok malaikat
79
ancaman
80
Hanya mimpi buruk. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!