di rumah kakek 21+

Harap bijak! Area dewasa 21+

"Sekarang lagi datang bulan?" Ia menatapku intens. Pertanyaannya membuatku menggeleng pelan. Apa maksudnya? Apa dia akan meminta hak nya?

Ia merengkuh pinggangku menempel pada tubuhnya. Ia menatap mataku dengan sangat dalam.

"Apa sekarang boleh?"

"Boleh apa?" Dengan polos aku malah bertanya. Padahal aku tahu maksudnya.

"Boleh membuat anak denganmu?" Sontak mataku membola.

"Tapi aku kan belum wisuda."

"Alah tinggal satu minggu ini."

"Tap- mmmmpp." Ia tak membiarkanku kembali berbicara. Bibirnya langsung memagut pelan bibirku. Akhirnya kukalungkan tanganku menyeimbangkan tubuhku membalas pagutannya.

Perlahan ia membawaku melangkah menuju peraduan. Ia kembali mencumbui leherku dibawah kungkungannya.

"Ahhh."

Aku melenguh pelan saat ia membenamkan wajahnya di ceruk leherku dan menyesapnya pelan.

Kucengkeram rambutnya menyalurkan sengatan hasrat yang mulai terpancing olehnya.

Dengan satu tarikan, ia berhasil membuka tali kimonoku. Hingga akhirnya ia bisa melihat dengan jelas tubuhku yang hanya memakai Cd dan Bra berwarna merah.

Ia tersenyum dengan mata yang menatapku sayu.

Perlahan ia mulai membuka kancing kemejanya dan melempar kemejanya asal. Ia kembali membenamkan wajahnya diantara bukit kembarku. lidahnya dengan lihai memainkan pucuknya, dan sedikit menghisapnya. Satu tangannya bahkan merem*s salah satu bukit indahku dengan pelan.

"Ahhh." Aku hanya mampu meremat seprai saat ia berhasil membuka Braku dan menyesap salah satu pucuk bukit milikku.

Ia terus memberikan stempel merah disetiap jengkal kulit tubuhku. Hingga aku kembali meremat rambutnya saat ia membenamkan wajahnya diantara kedua pangkal pah*ku.

"Aggghh mashhhh." Mataku terpejam merasakan sesuatu yang luar biasa mulai menguasai tubuhku. Mas Bara terus mempermainkan lidahnya di bawah sana, bahkan ia menyesapnya dengan kuat membuatku menggelinjang hebat.

"Aggghh mash." Kurasakan satu jari mas Bara mulai masuk berkolaborasi dengan lidahnya yang sejak tadi mempermainkanku. Perlahan mas Bara menggerakkan jarinya lebih lama lebih cepat hingga kurasakan sesuatu hendak meledak didalam diriku.

"Ah mshh ahh ah mmmmmmmmh." Kurasakan tubuhku menegang merasakan kenikmatan yang pernah kurasakan sebelumnya.

"You so sexy baby." Mas Bara tersenyum dan mulai memposisikan dirinya. Aku menggigit bibirku pelan. Sesungguhnya aku takut, takut jika rasanya akan sama sakitnya seperti waktu pertama.

Perlahan benda itu mulai masuk. Pelan tapi pasti, benda itu akhirnya memenuhi seluruh ruang didalam diriku. sedikit sakit, namun tak begitu sakit seperti sebelumnya. aku bisa merasakan jika saat ini ia begitu sangat-sangat menyesakkan.

"Agh may." Kulihat mas Bara mendongakkan kepalanya saat dirinya akhirnya masuk sempurna kedalam diriku.

Kedua tangannya menggenggam kedua tanganku disamping kiri dan kanan kepalaku. Matanya menatapku dengan begitu mendamba. Dan ia kembali mendekatkan bibirnya mengecup bibirku.

Dengan bibir yang saling bertaut, ia mulai menggerakkan tubuhnya diatasku.

Ah, rasa ini begitu memabukan. Aku sampai merem melek dibuatnya. Mas Bara menghentikan ciumannya, kini ia sibuk memperhatikanku yang begitu menikmati setiap hentakkan yang ia berikan.

"Aghh mash."

"Yeah. Mendes*hlah sayang. Aku sangat rindu mendengarnya."

Ia terus menggerakkan tubuhnya dengan sesekali menghentaknya dengan kuat.

"Ahh ahh ahh." Des*han-desah*n halus tak dapat kuredam. Ini sangat nikmat mas.

Semakin lama, gerakkan tubuh mas Bara semakin cepat. Membuatku benar-benar tak tahan.

"Ahh mash aaahh." Kurasa aku akan segera mencapai puncakku. Ku dekap erat tubuh Mas bara.

"Yah sayang sebentar." Mas bara menghentak tubuhku dengan membabi buta hingga akhirnya tubuhku mengejang tak dapat menahannya lagi.

"Aaaaaaaghhh."

"Euuuuungh." Kulihat mas Bara menggeram nikmat bersamaan dengan dirinya yang melesak begitu dalam didalam diriku. Kurasakan semburan hangat begitu deras memenuhi rahimku.Ia ambruk, ambruk diatasku dengan wajah kepuasan.

Aku sedikit sesak menahan bobot tubuhnya yang mungkin dua kali lipat lebih berat dariku, hingga sepertinya ia tersadar lalu menarik dirinya berguling ke samping tubuhku. Ia membawa tubuhku kedalam pelukannya dan terus menciumi pucuk kepalaku dengan lembut.

"Terimakasih sayang. Terimakasih." Aku membalas pelukannya.

"Sama-sama mas." Kami terlelap dengan saling berpelukan.

Cahaya matahari membuatku mulai terusik. Aku terbangun masih dengan keadaan polos didalam pelukan mas Bara. Aku menarik diri dengan mengeratkan selimut hendak bangun untuk membersihkan diri. Ah ternyata semalam kami lupa menutup jendela, pantas saja tidur kami begitu nyenyak meski tanpa menyalakan pendingin.

"Selamat pagi." Mas Bara ikut terduduk dan memeluk tubuhku yang masih polos tertutup selimut dengan erat.

"Mash." Aku terpekik saat bukan hanya pelukan, tapi ia juga meremas kedua dadaku dengan lembut.

"Mas nanti ada yang liat mas, jendelanya terbuka. Kita lupa menutupnya semalam. Jangan-jangan semalam juga ada yang liat saat kita." Ah aku tak mampu melanjutkan ucapanku.

"Saat kita apa sayang hmm?" Ia menciumi pipi dan telingaku lembut.

"Agh massh." Aku kembali mendesah saat ia memainkan tangannya dibawah selimut. Hangat nafasnya kembali menerpa tengkuk leherku.

"Tidak akan ada yang melihat sayang. Tenang saja." Bibir mas Bara kembali menelusuri leherku dari belakang membuatku benar-benar tak tahan. Ia terus memberikan rangsangan-rangsangan dahsyat pada tubuhku. Hingga akhirnya Ia menarik diriku agar duduk berhadapan diatas pangkuannya.

"Agghhh." Mas bara memejamkan mata saat kami kembali menyatu. Ia menatapku sayu.

"Bergeraklah sayang." Bibirnya kembali memagut bibirku lembut. Dan kedua tangannya berada di pinggangku mengarahkan pinggangku untuk bergerak diatasnya. Oh tuhan, ini sangat menyenangkan.

"Aaahh." Aku meremat pundak mas Bara saat kurasakan sensasi yang luar biasa dibawah sana. Ditambah bibir mas bara yang terus mencumbu leherku membuatku bak kuda liar yang lepas kendali.

"Ahh ahh ahh." Des*han demi desah*n saling bersahutan. Baik tubuhku atau tubuh mas Bara begitu menikmati percintaan ini.

"Ahh mash." Aku menggerakkan tubuhku dengan cepat saat pelepasan itu hendak datang.

"Ooh yeah sayang. Yeah." Tangan mas bara ikut membantuku menggerakkan pinggul mempercepat ritmeku.

"Ah mash aaaah aaaaaaaaaaah." Aku memeluk mas Bara saat kurasakan gelombang itu datang. Kurasakan mas barapun menahan pinggulnya, mendorong dirinya kuat saat akhirnya kehangatan itu kembali memenuhi rahimku.

Sebenarnya mas Bara masih ingin mengulanginya. Tapi mengingat waktu yang sudah lumayan siang, dan tak enak juga kan, masa iya lagi numpang tidur malah lupa waktu karena keasikan bercinta.

Akhirnya kamipun segera membersihkan diri.

Setelah sarapan aku dan mas Bara berpamitan pada kakek Wijaya. Kebetulan hari ini mas Bara ada meeting penting dengan client dari amerika jadi terpaksa kami harus segera pulang.

"Sering-sering main ya. Kali ini kakek akan tinggal cukup lama di indonesia."

"Iya kek. Ya sudah Bara dan Mayra pamit ya kek. Jaga kesehatan."

Aku dan mas Bara pamit. Namun disaat hendak keluar, seorang maid senior menghampiri kami.

"Bu lastri?"

"Iya tuan."

"Apa kabar bu?"

"Saya baik tuan."

"Oh syukurlah. Oh ya, apa ada yang ingin bu lastri sampaikan padaku?" Nampak wanita itu melihatku.

"Oh iya. Bu ini kenalkan Mayra istriku. Dan May, ini bu lastri. Ibunya anastasya." Aku terkejut mendengarnya. Oh pantas saja staf di kantor bilang jika mas Bara dan mbak ana itu adalah teman dari kecil. Jadi disini tempat mereka bermain.

"Saya Mayra Bu." Aku mengukurkan tangan pada Bu lastri dan beliau membalas uluran tanganku.

"Lastri non."

"Oh iya bu, ada apa?"

"Mmm gini tuan, ana sudah dua hari tidak ada kabar. Ponselnya juga tidak aktif. Apa tuan bisa bantu saya mencari tahu kabar ana?" Ah sepertinya bu lastri memang tahu betul bagaimana kedekatan anaknya dengan mas Bara.

"Oh yah bu? Ibu tidak usah khawatir, biar nanti aku cari tahu."

"Terimakasih tuan."

Episodes
1 pernikahan
2 Bertemu kekasihnya
3 pakaian berenda
4 magang
5 puncak
6 air terjun
7 Bella lagi
8 Berkunjung ke rumah mertua
9 jebakan bella 21+
10 mencoba
11 kakek Wijaya
12 di rumah kakek 21+
13 apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14 honeymoon?
15 pesan bang Erik
16 kembalinya anastasya
17 Satria
18 Jujur
19 sebatas wanita cadangan
20 ikut balapan
21 sup iga
22 apa dia sakit?
23 apakah aku hamil?
24 diantara dua cucu kakek
25 menyakitiku
26 Bali, i'm back
27 pertemuan dan perpisahan
28 akhirnya bertemu
29 penjelasan
30 kesepakatan dengan kakek
31 panas21+
32 gara-gara bule 21+
33 Janji
34 berusaha
35 sebesar strawbery
36 penculikan
37 diujung tanduk
38 siasat
39 talak
40 pulang kerumah orang tua
41 sandiwara
42 melepas rindu
43 melamar mbak ana
44 masih kesal
45 jebakan lagi?
46 efek obat perangsang
47 amarahnya
48 permintaan kakek
49 tertangkap basah
50 dibodohi
51 pecel lele
52 pekerjaan baru
53 Kebahagiaan dan kesedihan
54 Dia memang sudah pergi
55 dilamar
56 Dewa demam
57 Aku kalah
58 bersedia menikah lagi
59 halusinasi di pernikahan kedua
60 Papa kedua untuk Dewa
61 Bukan halusinasi
62 Siapa dia?
63 Aku Albiru, bukan Bara
64 Apa boleh sesama itu?
65 Mas Bara dan Mas Biru
66 bukan kembaran
67 aku menyukaimu
68 mengaku sebagai suamiku
69 Aku mencintaimu
70 Gila karenamu
71 kesalahan kedua
72 Dilema
73 ketiduran
74 Dia cemburu
75 melayani suami
76 kenyataan
77 anak suamiku
78 Iblis berkedok malaikat
79 ancaman
80 Hanya mimpi buruk. (Tamat)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
pernikahan
2
Bertemu kekasihnya
3
pakaian berenda
4
magang
5
puncak
6
air terjun
7
Bella lagi
8
Berkunjung ke rumah mertua
9
jebakan bella 21+
10
mencoba
11
kakek Wijaya
12
di rumah kakek 21+
13
apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14
honeymoon?
15
pesan bang Erik
16
kembalinya anastasya
17
Satria
18
Jujur
19
sebatas wanita cadangan
20
ikut balapan
21
sup iga
22
apa dia sakit?
23
apakah aku hamil?
24
diantara dua cucu kakek
25
menyakitiku
26
Bali, i'm back
27
pertemuan dan perpisahan
28
akhirnya bertemu
29
penjelasan
30
kesepakatan dengan kakek
31
panas21+
32
gara-gara bule 21+
33
Janji
34
berusaha
35
sebesar strawbery
36
penculikan
37
diujung tanduk
38
siasat
39
talak
40
pulang kerumah orang tua
41
sandiwara
42
melepas rindu
43
melamar mbak ana
44
masih kesal
45
jebakan lagi?
46
efek obat perangsang
47
amarahnya
48
permintaan kakek
49
tertangkap basah
50
dibodohi
51
pecel lele
52
pekerjaan baru
53
Kebahagiaan dan kesedihan
54
Dia memang sudah pergi
55
dilamar
56
Dewa demam
57
Aku kalah
58
bersedia menikah lagi
59
halusinasi di pernikahan kedua
60
Papa kedua untuk Dewa
61
Bukan halusinasi
62
Siapa dia?
63
Aku Albiru, bukan Bara
64
Apa boleh sesama itu?
65
Mas Bara dan Mas Biru
66
bukan kembaran
67
aku menyukaimu
68
mengaku sebagai suamiku
69
Aku mencintaimu
70
Gila karenamu
71
kesalahan kedua
72
Dilema
73
ketiduran
74
Dia cemburu
75
melayani suami
76
kenyataan
77
anak suamiku
78
Iblis berkedok malaikat
79
ancaman
80
Hanya mimpi buruk. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!