air terjun

Drrrrrrt

Dering ponsel milik mas Bara tiba-tiba berbunyi. Sontak ia menarik tubuhnya dan mengacak rambutnya kasar.

Aku bernafas lega. Akhirnya aku terlepas juga dari jeratan buaya satu itu.

"Ya sayang?"

"Ya sayang, ya sayang. Dasar buaya." Aku menggerutu mendengar ucapannya yang ku yakin ia sedang sedang berbicara dengan mbak ana. Sontak ia mendelik menatapku.

"Hmmm." Kurasa dia tak melepaskan tatapannya dariku. Aku jadi ngeri sendiri disini.

"Aku lagi di puncak. Disini susah signal. Video call juga pasti jelek."

Melihat ia yang terus menatapku, membuatku lebih baik keluar dan menghindarinya.

Kuhirup udara sore yang segar. Dengan kabut yang mulai menyelimuti resort ini membuat susana puncak disini begitu terasa.

Bunga-bunga nan cantik menghiasi taman di resort ini.

"Kenapa ninggalin hmm?" Mas Bara sedikit berlari mensejajarkan langkahnya denganku.

"Bukannya sedang asyik melepas rindu dengan mbak ana?" Aku menatapnya sekilas tanpa menghentikan langkahku.

"So tahu. Eh lihat itu." Mas Bara menunjuk sebuah kolam ikan yang cukup besar. Disana ada dua angsa yang seperti sedang bercengkrama. Bahkan kedua kepala mereka sesekali menyatu membentuk seperti sebuah hati.

"Lucu banget sih mereka." Aku memandang gemas kedua angsa itu.

"Jadi pengen kayak mereka." Ucapan mas Bara kembali membuatku mendelik aneh padanya.

"Akhir-akhir ini kayaknya mas Bara sakit deh. Nanti kalau sudah pulang kita kedokter yah?" Aku menatapnya mengejek.

"Boleh. Ke dokter kandungan gimana? Kita program hamil?" Aku melotot melihatnya. Orang ini benar-benar sudah tidak waras. Aku segera berjalan meninggalkannya.

"Kita makan dulu yuk. Gak laper apa." Mas Bara bisa mengejarku dan langsung menarik tanganku menuju restaurant yang ada disana. Semenjak kepergian mbak ana, tingkah orang ini memang berubah. Sepertinya mbak ana harus segera kembali deh.

"Bebek bakar madu ya mas." Aku memesan bebek bakar dan teh hijau hangat. Pasti enak dimakan pas dingin-dingin gini.

Setelah perut terisi saatnya kami kembali ke kamar. Langkahku mulai ragu. Aku kok takut ya berdua-duan dengan mas Bara. Gimana kalau dia macem-macem. Aku ini kan kecil, sedang dia besar dan berotot gitu. Gimana kalau dia. Aku terus menggelengkan kepala membuang pikiran-pikiran buruk dalam otakku.

"Kenapa? Kok berhenti?" Mas Bara memandangku aneh.

"Enggak. Aku masih mau di luar. Mas Bara duluan saja."

Mas Bara pun masuk, sementara aku yang sebenarnya sudah lelah dan mengantuk harus menunggu dulu di luar sampai dia tertidur.

Untung saja kamar yang ku tempati dengan mas Bara saat ini berbentuk sebuah pondok. Jadi kamar kami terpisah dengan kamar yang lainnya, dan aku bisa dengan leluasa berdiam diri di luar tanpa ada yang bertanya ataupun mengganggu.

"Sudah dua jam loh kamu di luar. ngapain sih? Kok gak masuk masuk? Mau masuk angin?"

Aku terperanjat karena mas Bara keluar. Ternyata ia belum tidur juga. Padahal disini aku sudah mengantuk.

"Kok mas Bara belum tidur sih?"

"Nungguin kamu lah."

"Nungguin aku?" Jangan-jangan benar dia mau macam-macam lagi.

"Jangan aneh-aneh deh mikirnya. Aku gak bakalan ngapa-ngapain kamu kok. Cuma mau foto bareng aja dan dikirim ke mama papa. Mereka butuh bukti kalau kita lagi honeymoon." Aku yang sudah lelah dan mengantuk tak mengerti dengan ucapannya. Sontak ia langsung menarik tanganku masuk. Ia bahkan mendudukkanku diatas pahanya.

Cekrek

Mas Bara mengambil gambarku yang berada diatas pangkuannya.

Setelah selesai, ia berpindah duduk di atas ranjang tambahan dan berbaring disana.

"Sudah tidur sana. Aku tahu kamu lelah dan ngantuk kan? Kamu gak perlu khawatir. Aku gak bakal ngapa-ngapain kamu kok. Aku juga mau tidur."

Kulihat mas Bara berbaring dengan membalikkan badannya memunggungiku dan setelah cukup lama aku membaringkan tubuhku yang sudah sangat ingin tidur ini.

Akupun terlelap.

"Good night istri kecilku." Aku bermimpi, mas Bara mengecup keningku dengan wajah yang tersenyum hangat memandangku.

Pagi hari yang segar. Sejuknya pemandangan kebun teh dan udara yang masih bersih membuatku lumayan relax.

"Mau kemana hari ini?" Aku terkejut karena mas Bara sudah berdiri disampingku dengan keadaan rapi.

"Kemana ya? Aku gak tahu. Kan aku baru kesini. Jadi aku gak tahu ada tempat apa saja disini."

"Mau lihat air terjun?"

"Memang disini ada air terjun?" aku menatapnya penasaran

"Ada."

"Emang Mas Bara mau, ngajak aku kesana?"

"Kalau kamu mau, kenapa enggak. Ayo."

Ia menarik tanganku berjalan menuju mobilnya.

Kami hanya membutuhkan waktu lima belas menit untuk sampai di tempat yang di maksud mas Bara.

Sebuah air terjun yang tak begitu tinggi namun cukup indah untuk dinikmati.

"Mau merasakannya?"

"Hah?" Aku ternganga saat mas Bara mengulurkan tangannya mengajakku turun menuju air terjun.

"Gak bahaya mas?" Aku sedikit ragu dengan ajakannya. Pasalnya kulihat dibawah sana sepertinya banyak batu dan cukup licin juga.

"Enggak. Kamu tenang saja. Ada aku yang akan selalu menjagamu."

Ia memegang tanganku dan menatap mataku dengan penuh keyakinan.

Akhirnya akupun turun bersamanya.

Ia membawaku menuju sebuah batu besar yang berada sedikit dekat dengan air yang terjun dari atas. Air yang cukup dingin membuatku sedikit bergidik, namun aku masih bisa menikmatinya. Apalagi posisi yang begitu dekat dengan air terjun, membuat kami bisa sedikit merasakan percikan air yang jatuh dari atas.

"Bukankah ini menyenangkan?" Kedua tangan mas Bara terulur ke samping, matanya terpejam merasakan air yang sedikit menyiprat pada wajahnya.

Sifat jahil ku akhirnya kumat. Kupercikan air ke wajahnya. Sontak ia terperanjat dan menatapku tajam. Namun sedetik kemudian ia ikut melakukan hal yang sama denganku.

"Mau basah-basahan kan? Rasakan ini." Ia terus melakukannya dengan intens, membuat baju yang kami pakai akhirnya basah.

"Mas ih, jadi basah kan?" Aku sedikit kesal karena ia sudah membuat baju yang ku pakai basah.

"Biarin. Siapa juga yang duluan?"

"Ya tapi kan aku gak sampe buat mas Bara basah." Aku mencoba menghindar darinya, tapi batu yang sedikit licin membuatku hampir saja tergelincir.

"Aaaa." Tangan mas Bara langsung menarik tanganku dan membuat tubuhku menempel pada tubuhnya. Kini kami saling berhadapan dengan tangan mas Bara yang melingkar erat di pinggangku.

posisi yang begitu intim membuat tatapan kami bertemu, ia mendekatkan wajahnya padaku.

cup

Ia mengecup bibirku lembut dan itu membuat tubuhku mematung tak dapat merespon. Oh tuhan setelah ciuman pernikahan waktu itu, kini ia kembali menciumku, dan bahkan saat ini ia sedikit melumatnya. Hello Mayra, kenapa diam saja?

Aku mencoba mendorong tubuhnya, namun tanganya yang melingkar di pinggangku terasa sangat erat, dan itu membuatku kesulitan.

"Mmmmh." Aku mencoba memukul dadanya pelan. Cukup lama hingga akhirnya berhasil membuatnya melepaskanku.

"Manis." Ia tersenyum smirk menatapku.

"Dasar buaya mesum." Aku segera menjauh meninggalkannya.

Aku langsung menuju mobil. Aku tak peduli dengannya yang terus memanggil namaku. Bisa-bisanya dia kembali mencuri ciumanku.

Terpopuler

Comments

Denni Siahaan

Denni Siahaan

kok jadi gak suka' sama sifat nya Mayra mauan dirayu

2025-03-07

0

lihat semua
Episodes
1 pernikahan
2 Bertemu kekasihnya
3 pakaian berenda
4 magang
5 puncak
6 air terjun
7 Bella lagi
8 Berkunjung ke rumah mertua
9 jebakan bella 21+
10 mencoba
11 kakek Wijaya
12 di rumah kakek 21+
13 apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14 honeymoon?
15 pesan bang Erik
16 kembalinya anastasya
17 Satria
18 Jujur
19 sebatas wanita cadangan
20 ikut balapan
21 sup iga
22 apa dia sakit?
23 apakah aku hamil?
24 diantara dua cucu kakek
25 menyakitiku
26 Bali, i'm back
27 pertemuan dan perpisahan
28 akhirnya bertemu
29 penjelasan
30 kesepakatan dengan kakek
31 panas21+
32 gara-gara bule 21+
33 Janji
34 berusaha
35 sebesar strawbery
36 penculikan
37 diujung tanduk
38 siasat
39 talak
40 pulang kerumah orang tua
41 sandiwara
42 melepas rindu
43 melamar mbak ana
44 masih kesal
45 jebakan lagi?
46 efek obat perangsang
47 amarahnya
48 permintaan kakek
49 tertangkap basah
50 dibodohi
51 pecel lele
52 pekerjaan baru
53 Kebahagiaan dan kesedihan
54 Dia memang sudah pergi
55 dilamar
56 Dewa demam
57 Aku kalah
58 bersedia menikah lagi
59 halusinasi di pernikahan kedua
60 Papa kedua untuk Dewa
61 Bukan halusinasi
62 Siapa dia?
63 Aku Albiru, bukan Bara
64 Apa boleh sesama itu?
65 Mas Bara dan Mas Biru
66 bukan kembaran
67 aku menyukaimu
68 mengaku sebagai suamiku
69 Aku mencintaimu
70 Gila karenamu
71 kesalahan kedua
72 Dilema
73 ketiduran
74 Dia cemburu
75 melayani suami
76 kenyataan
77 anak suamiku
78 Iblis berkedok malaikat
79 ancaman
80 Hanya mimpi buruk. (Tamat)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
pernikahan
2
Bertemu kekasihnya
3
pakaian berenda
4
magang
5
puncak
6
air terjun
7
Bella lagi
8
Berkunjung ke rumah mertua
9
jebakan bella 21+
10
mencoba
11
kakek Wijaya
12
di rumah kakek 21+
13
apakah itu sebuah pernyataan cinta?
14
honeymoon?
15
pesan bang Erik
16
kembalinya anastasya
17
Satria
18
Jujur
19
sebatas wanita cadangan
20
ikut balapan
21
sup iga
22
apa dia sakit?
23
apakah aku hamil?
24
diantara dua cucu kakek
25
menyakitiku
26
Bali, i'm back
27
pertemuan dan perpisahan
28
akhirnya bertemu
29
penjelasan
30
kesepakatan dengan kakek
31
panas21+
32
gara-gara bule 21+
33
Janji
34
berusaha
35
sebesar strawbery
36
penculikan
37
diujung tanduk
38
siasat
39
talak
40
pulang kerumah orang tua
41
sandiwara
42
melepas rindu
43
melamar mbak ana
44
masih kesal
45
jebakan lagi?
46
efek obat perangsang
47
amarahnya
48
permintaan kakek
49
tertangkap basah
50
dibodohi
51
pecel lele
52
pekerjaan baru
53
Kebahagiaan dan kesedihan
54
Dia memang sudah pergi
55
dilamar
56
Dewa demam
57
Aku kalah
58
bersedia menikah lagi
59
halusinasi di pernikahan kedua
60
Papa kedua untuk Dewa
61
Bukan halusinasi
62
Siapa dia?
63
Aku Albiru, bukan Bara
64
Apa boleh sesama itu?
65
Mas Bara dan Mas Biru
66
bukan kembaran
67
aku menyukaimu
68
mengaku sebagai suamiku
69
Aku mencintaimu
70
Gila karenamu
71
kesalahan kedua
72
Dilema
73
ketiduran
74
Dia cemburu
75
melayani suami
76
kenyataan
77
anak suamiku
78
Iblis berkedok malaikat
79
ancaman
80
Hanya mimpi buruk. (Tamat)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!