Pertemuan

Di aula pertemuan.

Kumpulan para tetua datang ke aula. Mereka duduk di tempat duduk dan bertanya ke kaisar. Para tetua adalah para naga yang hidup sangat lama dan tetap menjaga naga muda agar tidak di bunuh.

“Ada masalah apa hingga kaisar mengumpulkan kami setelah sekian lama?”

“Saya mengumpulkan kalian karena ada penghianat di antara para bangsawan di istana ini.”

Para tetua membelalak mata menderngar itu.

“Apaa… apa yang sudah terjadi saat kami tidak ada?”

“Ada yang sudah memasukkan iblis ke istana dan ingin menyakiti istri dan anak saya.”

Ada tetua yang berdiri dengan marah dan berteriak.

“Apaaa dia ingin menyakiti putri ku dan cucuku berani sekali mereka.”

“Iya sepertinya iblis itu ingin memata-matai istana dan tidak sengaja bertemu dengan anak saya.”

“Hoooh…. Putri sangat jenius sepertinya bagaimana bisa di umur seperti anak bayi sudah bisa membedakan aura.”

Kaisar dan tetua melanjut kan pertemuan hingga besoknya.

...****************...

Di istana permaisuri chi.

“Ibu apakah ibu baik-baik saja? Apakah ada yang terluka di tubuh ibu?”

“Tidak ada putriku, kau harus nya mengkhawatirkan dirimu sendiri.”

“Tidak ada yang terluka ibu, saya hanya mengeluarkan sihir es untuk menghalau iblis yang ingin menyakiti pengawal saya. Ketika iblis itu ingin menyerang, ibu langsung datang menolongku.”

Aku memeluk ibu yang kelihatan sangat khawatir dengan ku.

“Baik lah nak, tolong jangan buat ibu khawatir lagi. Jika kamu bertemu iblis larilah dan cari ibu dan ayah.”

“Baik ibu.”

“Putriku apakah kamu mau mandi bersama ibu?”

“Apakah itu boleh ibu?”

“Tentu saja putri ku, siapa yang berani memarahi mu yang mandi bersama ibu.”

“Hehe baiklah ayo bu, kita segera mandi”

“Astaga seberapa senang kamu ketika mandi bersama ibu?”

“Sangat senang ibu, karena sudah lama saya tidak mandi bersama ibu. Saya kira saya sudah tidak boleh mandi bersama ibu karena saya sudah besar.”

“Astaga, bukan kah bulan lalu kita mandi bersama putri ku, badan dan umur mu bahkan belum bertambah.”

Ibu tertawa dengan anggun.

“Ugh, apakah begitu ibu. Jadi kapan bertambah nya umur saya ibu?”

“Tiga bulan dari sekarang umur mu akan bertambah anak ku.”

“Betulkah itu ibu!, yeeeeyyyy akhirnya badan ku akan bertambah besar.”

“Nak jika kau terus bertanya kapan kita akan mandi nya ini? pelayan apakah air hangat nya sudah siap?”

“Sudah Yang Mulia.”

“Ayo kita mandi ibu.”

“Iya-iya putriku,”

Ketika aku dan ibu mandi aku merasakan aura yang mirip seperti ibu.

“Ibu saya merasakan aura yang mirip seperti ibu?”

“Fufu seperti nya kami lupa mengenalkan mu pada kakek mu?”

“Apa? Apakah saya masih mempunya kakek?”

“Tentu saja nak. Kakek dan nenek mu masih lengkap hanya saja ibu lupa memberi tahu mu.”

‘Apaaaa!!! Jadi aku mempunyai kakek dan nenek selama ini.’

Aku terkejut dengan mulut terbuka. Selama ini aku mengira aku tidak mempunyai kakek dan nenek.

“Ibu apakah kakek dari ayah masih hidup?”

“Masih sayang ku, hanya saja mereka berbeda dari kakek dari ibu, mereka tidak ingin tinggal di istana dan memilih tinggal entah dimana mereka tidak mau memberi tahu ayah mu.”

“Apa mereka tidak menyukai istana?”

“Bukan seperti itu anakku… mereka hanya ingin istirahat dan ingin hidup seperti orang biasa.”

“Ternyata begitu, saya baru mengetahui bahwa saya mempunyai kakek dan nenek lengkap.”

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!