Kabar Pertunangan

"Morning"

Nirmala yang sedang mengolesi roti tawar dengan slai langsung mendongak dan tersenyum pada Laura yang baru saja bangun. Terlihat dari rambutnya yang masih acak-acakan dan wajah yang terlihat masih mengantuk.

"Sarapan dulu" ucap Nirmala sambil menyimpan roti lapis di atas piring Laura.

"Hmm" Hanya bergumam pelan, Laura mengambil segelas susu yang sudah disiapkan oleh Nirmala, meminumnya sedikit. "... Nirma, aku minta maaf karena semalam sudah memuat kamu kedinginan di Taman. Aku tidak tahu kalau kamu malah pergi ke Taman"

Nirmala juga sedikit heran kenapa Laura sampai meminta maaf seperti ini padanya. Harusnya dia yang meminta maaf karena semalam pulang lebih dulu.

"Aku gak papa kok, semalam memang aku tidak mau mengganggu kamu sama keluarga Tuan Galen. Siapa tahu jika ada hal serius yang ingin dibicarakan. Dan maaf juga karena aku pulang duluan"

"Tidak papa, aku mengerti. Em, dan memang semalam ada yang mereka bahas dengan kami. Bahkan Daddy dan Mommy ikut video call dan ikut berbicara dengan kami, semalam"

"Pembicaraan apa?" tanya Nirmala penasaran, seharusnya dia tidak bertanya jika tidak ingin kecewa.

"Mereka semua ingin aku bertunangan dengan Galen"

Nirmala yang sudah ingin meminum kopi miliknya, langsung terhenti ketika mendengar ucapan Laura barusan. Dia meletakan kembali cangkir kopi yang sudah di tangan.

"Ber-bertunangan?"

"Iya, mereka semua sepakat untuk kami bertunangan.Tapi aku dan Galen juga belum memberikan keputusan apapun. Ini terlalu mendadak"

Bahkan Galen saja tidak jadi melamarku karena aku yang kabur. Ah, aku benar-benar belum siap untuk ini.

Seolah ada keraguan yang semakin besar dalam diri Laura saat ini. Hubungan yang terjalin bertahun-tahun, bahkan mereka yang tumbuh bersama sejak kecil, tapi sekarang seolah bukan ini yang Laura inginkan diantara kehidupannya dan Galen.

"Em, kalau begitu bagus dong. Kalian sudah terlalu lama berpacaran, jadi sudah seharusnya mulai ke jenjang lebih serius"

Ada perasaan sesak saat Nirmala mengatakan itu. Bahkan dia mencoba untuk tersenyum, meski terlihat memaksakan. Tenggorokannya terasa tercekat ketika dia mencoba menahan air mata yang mungkin menetes begitu saja saat ini.

"Aku belum siap, Nirma. Lagian Galen juga tidak menjawab apapun, dia tidak mengatakan menyetujui atau tidak tentang ini"

Nirmala hanya tersenyum saja, dia meraih cangkir kopinya dan meminumnya. Bahkan sarapannya tidak lagi dia hiraukan, dia mengabaikan sarapannya.

"Aku ke kamar dulu ya, gerah pengen mandi dulu" ucap Nirmala dengan membawa cangkir kopi miliknya.

Nirmala menutup pintu kamar, berjalan gontai ke arah sofa dan duduk disana. Menyimpan secangkir kopi yang dia bawa di atas meja. Menutup wajahnya dengan kedua tangan. Seharusnya dia tidak menyimpan harapan apapun. Salahnya yang berani perjuangkan harapan rapuh yang sudah jelas hanya akan sia-sia.

"Ya ampun Nirma, kenapa harus seperti ini? Kamu yang salah, kenapa menaruh harapan"

Nirmala bahkan tidak bisa menahan air matanya. Tangisan yang pecah begitu saja, bahkan ini terasa lebih sakit dari saat dia mengetahui Laura berpacaran dengan Galen 4 tahun lalu.

Ya, ternyata cintanya sudah selama itu. Bahkan dia sudah mencoba membuka hati pada pria lain saat Galen dan Laura berada di Luar Negara untuk melanjutkan kuliah mereka. Sementara saat itu Nirmala hanya sendirian disini, menjalani semuanya seorang diri. Dan ya, Nirmala kira perasaannya bisa memudar juga dan dia mencoba membuka hati untuk pria lain. Tapi ternyata, itu tidak juga berhasil.

Hati dan perasaannya tetap untuk orang yang sama. Meski dia mencoba untuk menghilangkan perasaan itu, namun tidak mudah.

Hiks... Hiks...

Hanya suara isak tangis yang terdengar di dalam ruangan ini. Nirmala yang tidak mampu menahan tangisannya. Ini terlalu sakit, apalagi ketika dia sudah menerima sebuah permintaan dari Galen untuk menjadi teman berceritanya. Itu sudah menjadi sebuah pendekatan yang baik baginya dan Galen. Hanya saja, dia lupa diri jika itu hanya sebatas teman. Dan dia yang salah, kenapa harus berharap lebih?

Suara dering ponsel menghentikan tangisan Nirmala sejenak, dia menghapus ar matanya di pipi. Mengambil ponsel dari dalam saku piyama tidur yang dia gunakan.

"Ah, kenapa dia telepon sekarang sih?"

Air mata Nirmala kembali menetes di pipinya saat dia melihat siapa yang meneleponnya. Sengaja dia mengabaikan telepon itu, saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengangkat telepon. Namun, Galen tetaplah orang yang tidak akan menyerah dan tidak ingin dibantah. Setelah melakukan panggilan biasa dan tidak dijawab oleh Nirmala, sekarang malah berubah menjadi panggilan video.

"Aduh, dia ini kenapa sih? Apa gak ada kerjaan lain? Kenapa terus menghubungiku"

Panggilan pertama dia abaikan, sampai beberapa pesan langsung masuk ke dalam ponselnya.

Kau dimana?

Kenapa tidak angkat teleponku?

Cepat angkat teleponku sekarang!

Dan benar saja, panggilan video kembali masuk ke ponsel Nirmala. Gadis itu sampai bingung bagaimana cara menghadapi pria ini. Tidak tahukah jika semakin Galen seperti ini, maka dia akan semakin terpikat pada pria itu. Nirmala tidak bisa untuk menjaga hatinya lagi untuk tidak semakin jatuh pada pria ini.

Akhirnya dia menerima panggilan video itu, mengusap sisa air mata di sudut matanya. Meski begitu mata dan hidungnya yang memerah tetap terlihat, menunjukan jika dia habis menangis.

"Tuan, ada apa?" tanya Nirmala.

Galen memperhatikan wajah gadis itu, dan dia menyipitkan matanya dengan tajam. "Ada masalah apa? Kau menangis karena apa?"

Benar saja, tidak mungkin Galen tidak bisa melihat jika Nirmala memang habis menangis. Dan jika sudah seperti ini, bagaimana caranya mencari alasan.

"Saya tidak menangis, hanya kelilipan debu saja" ucap Nirmala dengan mengusap ujung matanya dengan jari.

"Kau berani berbohong padaku? Katakan apa yang membuatmu menangis!"

Aku menangis karena kamu! Hanya mampu berteriak dalam hati. Nirmala tidak mungkin berani mengatakannya. Dia tidak berani dan merasa jika dia tidak pantas untuk mengatakannya. Karena dia harus sadar diri siapa dia bagi Galen.

"Aku tidak papa, Tuan tidak perlu mengurus hidupku"

Nirmala langsung menutup panggilan video itu. Melempar ponsel ke ujung sofa dan dia segera berlalu ke kamar mandi. Saat seperti ini, dia hanya perlu ketenangan. Suara dering ponsel terabaikan beberapa kali karena Nirmala yang berada di kamar mandi.

Saat dia sedang nyaman berendam di dalam bak mandi. Suara ketukan di pintu kamar mandi terdenga.

"Nirma, aku keluar sebentar ya" teriak Laura, kebiasaan Nirmala yang tidak suka mengunci pintu kamar, membuat Laura mudah masuk ke dalam kamarnya.

"Iya, jangan pulang kemalaman" Sudah seperti seorang Ibu saja yang memperhatikan anak gadisnya.

"Siap Kakakku" teriak Laura sambil terkekeh.

Laura keluar dari ruang ganti, ketika suara ponsel Nirmala berdering di atas sofa. Laura meliriknya sekilas.

"Nirma, ponsel kamu berdering tuh. Cepetan mandinya" teriak Laura yang berlalu keluar kamar.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

kasihan Nirmala pasti sesak rasa didada mendengar apa yang Laura ucapkan dan ini juga ya si Galen bikin Nirmala bingung dan serba salah

2024-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kepulangan Galen Austin
2 Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3 Berawal Dari Cerita Drama
4 Tidak Siap Menikah
5 Maukah Bersamaku?
6 Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7 Mengucapkan Terima Kasih
8 Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9 Menjadi Teman Bercerita
10 Jangan Pergi Begitu Saja?!
11 Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12 Perasaan Yang Salah
13 Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14 Kenapa Begitu Marah?
15 Kabar Pertunangan
16 Aku Mengkhawatirkanmu!
17 Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18 Cinta Yang Salah
19 Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20 Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21 Pasangan Serasi
22 Kekacauan
23 Sangat Mustahil Untuk Bersama
24 Harus Pergi
25 Buku Catatan
26 Sebuah Pesan Yang Janggal
27 Teka-teki Kepergian Nirmala
28 Mencari Keberadaan Nirmala
29 Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30 Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31 Ditemukan
32 Pernikahan Yang Batal
33 Trauma
34 Masih Ketakutan
35 Psikologis Yang Terganggu
36 Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37 Kembali Histeris
38 Tekanan Yang Terlalu Besar
39 Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40 Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41 Jadilah Kekasihku?!
42 Panggilan Sayang
43 Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44 Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45 Kamu Berharga Untukku!
46 Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47 Yang Sebenarnya Terjadi
48 Mencintai Sejak Awal?
49 Salah Memilih Lawan
50 Tidak Seharusnya Disalahkan
51 Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52 Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53 Rindu Yang Tak Lagi Terlarang
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Kepulangan Galen Austin
2
Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3
Berawal Dari Cerita Drama
4
Tidak Siap Menikah
5
Maukah Bersamaku?
6
Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7
Mengucapkan Terima Kasih
8
Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9
Menjadi Teman Bercerita
10
Jangan Pergi Begitu Saja?!
11
Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12
Perasaan Yang Salah
13
Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14
Kenapa Begitu Marah?
15
Kabar Pertunangan
16
Aku Mengkhawatirkanmu!
17
Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18
Cinta Yang Salah
19
Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20
Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21
Pasangan Serasi
22
Kekacauan
23
Sangat Mustahil Untuk Bersama
24
Harus Pergi
25
Buku Catatan
26
Sebuah Pesan Yang Janggal
27
Teka-teki Kepergian Nirmala
28
Mencari Keberadaan Nirmala
29
Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30
Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31
Ditemukan
32
Pernikahan Yang Batal
33
Trauma
34
Masih Ketakutan
35
Psikologis Yang Terganggu
36
Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37
Kembali Histeris
38
Tekanan Yang Terlalu Besar
39
Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40
Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41
Jadilah Kekasihku?!
42
Panggilan Sayang
43
Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44
Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45
Kamu Berharga Untukku!
46
Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47
Yang Sebenarnya Terjadi
48
Mencintai Sejak Awal?
49
Salah Memilih Lawan
50
Tidak Seharusnya Disalahkan
51
Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52
Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53
Rindu Yang Tak Lagi Terlarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!