Ada Apa Dengan Sikap Galen?

Mobil memasuki pekarangan Mansion, Johan keluar lebih dulu dari dalam mobil dan membukakan pintu untuk Tuannya itu. Galen keluar dari dalam mobil, melihat mobil kekasihnya sudah berada disana.

Langkah kaki Galen terhenti saat sudut matanya tidak sengaja melihat seseorang yang duduk di bangku Taman.

"Jo, kau masuk duluan"

Johan menatap Tuannya dengan kening berkerut, sampai dia melihat kemana arah tatapan Galen itu. Dan Johan hanya menghela nafas pelan saat mengerti apa yang akan dilakukan oleh Tuannya ini.

"Hati-hati Tuan, jangan bermain api jika tidak ingin semuanya terbakar dan hancur"

Galen sama sekali tidak menghiraukan ucapan Asistennya itu. Dia melanjutkan langkah kakinya ke arah berbeda, tidak lagi ingin masuk ke dalam Rumah. Tapi dia pergi ke arah Taman, menghampiri seorang gadis yang duduk sendirian di bangku Taman.

"Ah, dingin sekali, tapi aku tidak mau kembali ke dalam. Lebih baik disini saja"

Nirmala memeluk dirinya sendiri karena rasa dingin yang menusuk sampai ke tulang. Sesekali menggosok hidungnya yang memerah karena udara dingin di sekitarnya. Sebuah jas yang tiba-tiba tersampir di tubuhnya membuat Nirmala terkejut, dia menoleh dan melihat Galen yang berdiri tepat di belakangnya sekarang.

"Tuan?"

"Kenapa kau berada disini? Membiarkan angin malam membuat tubuhmu beku" ucap Galen yang membukakan tubuhnya, membenarkannya agar menutupi tubuh Nirmala yang kedinginan.

Sementara Nirmala hanya diam saja, dia melirik wajah Galen yang berada beberapa centimeter saja di dekat wajahnya. Hampir saja pipi mereka saling menempel. Ya Tuhan, semakin dia seperti ini maka aku semakin terjerumus dalam perasaan ini. Kata hati yang sedang menyadarkan jika perasaannya sudah terlanjur ada hingga akan sulit untuk menghindarinya.

"Em, terima kasih Tuan" ucap Nirmala yang langsung membenarkan jas yang dipakaikan Galen padanya.

Galen tersenyum, dia mengelus lembut kepala gadis itu. Lalu dia duduk disampingnya. Menatap hidung Nirmala yang memerah, Galen memegang hidung gadis itu tanpa memberikan aba-aba. Nirmala sampai terlonjak kaget, dia ingin menghindar, namun bisa menghindar kemana sekarang?

"Sudah tahu alergi dingin, kenapa diam disini dengan pakaian tipis seperti ini. Nakal banget sih"

Apa? Apa maksud dari ucapannya itu? Kenapa Nirmala mendengar nada khawatir dan perhatian dari ucapan Galen barusan. Tidak ... Itu tidak mungkin 'kan? Nirmala tidak boleh berharap sejauh itu, karena takutnya dia malah harus lebih sakit saat menerima kenyataan yang ada.

"Em, saya tidak nyaman berada di dalam. Jadi sebaiknya saya menunggu disini saja. Em, sebaiknya Tuan juga segera masuk. Pasti yang lainnya mencari Tuan" ucap Nirmala dengan memalingkan wajahnya, agar tangan Galen yang mengelus hidungnya terlepas.

"Kau pulang saja kalau begitu, masalah Laura biar aku yang antar dia pulang nanti. Aku tidak mau kau sakit karena kedinginan disini" ucap Galen.

Nirmala menatap pria disampingnya, sedikit ragu untuk pergi pulang lebih dulu, karena takut Laura akan marah. Tapi jika Galen sudah memastikan jika dia akan mengantarkan Laura, maka Nirmala bisa tenang sekarang.

"Baiklah, saya akan pulang duluan"

Nirmala berdiri dari duduknya, dia membuka jas yang menempel di tubuhnya dan memberikan pada Gale. "Terima kasih untuk jasnya Tuan"

Galen berdiri, mengambil jas dari tangan Nirmala, tapi bukan membawa untuk dirinya sendiri. Dia kembali memakaikan jas itu di tubuh Nirmala, bahkan kali ini dia memasukan kedua tangan Nirmala agar benar memakai jas, tidak hanya menyampirkan di bahunya.

"Pakai ini! Kau kedinginan, hidungmu sudah merah begitu"

Nirmala hanya mengangguk saja dengan suara penuh nada perintah dari Galen itu. Dia menunduk dengan wajah yang memanas, perhatian Galen yang seperti ini mana bisa membuat Nirmala biasa saja. Jantungnya bahkan selalu berdebar kencang ketika dia dekat dengan pria ini. Apalagi dengan perlakuannya yang seperti ini.

"Terima kasih Tuan, nanti saya kembalikan jasnya setelah saya cuci"

"Hmm" Galen menyalipkan rambut Nirmala ke belakang telinga. Mengelus pipinya lembut. "... Cepatlah, pipimu bahkan sudah dingin. Segera ganti baju dan minum minuman hangat"

Nirmala mengangguk, dia segera berjalan ke arah mobilnya terpakir. "Saya pulang duluan"

"Iya, hati-hati mengemudinya"

Galen bahkan membantu Nirmala masuk, seolah gadis itu tidak bisa masuk sendiri saja. Nirmala segera melajukan mobilnya, meninggalkan pekarangan Mansion keluarga Austin ini.

Nirmala melihat jas yang dipakainya, dia bahkan tidak pernah membayangkan akan memakai jas mahal pria itu.

"Kenapa sikapnya seperti itu? Membuat aku semakin kacau saja"

*

Galen kembali ke dalam Rumah, melihat semuanya sudah berkumpul di meja makan. Galen langsung bergabung saja, menarik kursi disamping Laura yang sengaja kosong dan pastinya disiapkan untuknya.

"Kamu darimana saja, Galen? Laura menunggumu sejak tadi" ucap Mama.

"Hanya ada urusan sebentar"

"Sudahlah, sekarang kita langsung makan" ucap Kakek.

Dan mereka semua mulai makan dengan porsi makanan masing-masing. Di saat keheningan terjadi karena makan malam ini. Laura baru sadar dengan Nirmala yang belum juga kembali.

"Nirmala kemana ya? Kenapa belum juga kembali? Apa dia tidak bisa menemukan toilet" ucap Laura, dia menggeser kursi dan berdiri. "... Aku harus cari Nirma dulu"

"Dia sudah pulang duluan" ucap Galen yang bahkan tidak menoleh sama sekali pada Laura. Dia tetap fokus pada makanannya.

Laura kembali duduk, dia menatap kekasihnya dengan bingung. "Loh kenapa pulang?"

Galen berdecak pelan, dia menjatuhkan sendok ke atas piring hingga berdenting. Lalu, menoleh dan menatap Laura dengan lekat, terkesan sedikit dingin.

"Kau membiarkan dia sendirian di Taman kedinginan. Lain kali, kalau mau bawa dia kesini, kau jangan biarkan dia pergi sendirian"

"Loh, aku tidak tahu. Tadi dia izin ke toilet"

Galen tidak menjawab, dia hanya berdecak kesal. Dia juga tidak tahu kenapa dia bisa kesal seperti ini hanya karena mengetahui Nirmala diam sendirian di Taman dengan kedinginan. Dan semua orang di dalam Rumah ini tidak pedulikan dia.

"Sudah! Kenapa kamu marah pada kekasihmu, Galen! Dia tidak salah apapun. Lagian kau tidak perlu memikirkan gadis itu, dia sendiri yang memilih keluar sendirian" ucap Kakek.

Tangan Galen mengepal kuat di bawah meja, hatinya tidak terima ketika semua orang tidak pedulikan Nirmala sama sekali.

"Tapi dia datang bersamanya, seharusnya kau sadar sejak tadi jika dia tidak ada disini. Lain kali, tidak perlu ajak dia kesini kalau hanya akan kau abaikan" ucap Galen dengan menatap dingin pada Laura.

Laura sampai kebingungan, tidak mengerti dengan sikap Galen saat ini. Tidak biasanya pria itu seperti ini.

"Baiklah, aku minta maaf karena mengabaikan Nirma" ucap Laura dengan menundukan kepalanya.

"Sudah, sudah! Galen, kamu jangan kasar seperti itu pada kekasihmu!" tekan Papa.

Galen tidak menjawab, dia berdiri dari duduknya tanpa melanjutkan makannya yang masih tersisa di atas piring.

"Aku mau mandi dulu" ucap Galen yang berlenggang pergi begitu saja.

Ada apa dengan Galen? Bahkan Laura saja merasa bingung dengan sikap pria ini. Menatap punggung Galen yang berlalu dari hadapannya.

"Sudahlah Laura, mungkin Galen sedang capek. Jadi moodnya sedang tidak bagus" ucap Mama.

Laura hanya mengangguk saja, meski dia masih bingung dengan sikap Galen kali ini.

Kenapa dia terlihat begitu khawatir dan perhatian pada Nirma?

Bersambung

Terpopuler

Comments

Pujiastuti

Pujiastuti

kenapa kamu bertanya² akan perubahan sikap Galen yang perhatian sma Nirmala itu semua terjadi karena kamu juga Laura yang selalu menumbalkan Nirmala buat mengatasi masalah yang kamu buat kepada Galen

2024-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kepulangan Galen Austin
2 Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3 Berawal Dari Cerita Drama
4 Tidak Siap Menikah
5 Maukah Bersamaku?
6 Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7 Mengucapkan Terima Kasih
8 Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9 Menjadi Teman Bercerita
10 Jangan Pergi Begitu Saja?!
11 Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12 Perasaan Yang Salah
13 Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14 Kenapa Begitu Marah?
15 Kabar Pertunangan
16 Aku Mengkhawatirkanmu!
17 Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18 Cinta Yang Salah
19 Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20 Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21 Pasangan Serasi
22 Kekacauan
23 Sangat Mustahil Untuk Bersama
24 Harus Pergi
25 Buku Catatan
26 Sebuah Pesan Yang Janggal
27 Teka-teki Kepergian Nirmala
28 Mencari Keberadaan Nirmala
29 Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30 Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31 Ditemukan
32 Pernikahan Yang Batal
33 Trauma
34 Masih Ketakutan
35 Psikologis Yang Terganggu
36 Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37 Kembali Histeris
38 Tekanan Yang Terlalu Besar
39 Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40 Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41 Jadilah Kekasihku?!
42 Panggilan Sayang
43 Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44 Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45 Kamu Berharga Untukku!
46 Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47 Yang Sebenarnya Terjadi
48 Mencintai Sejak Awal?
49 Salah Memilih Lawan
50 Tidak Seharusnya Disalahkan
51 Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52 Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53 Rindu Yang Tak Lagi Terlarang
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Kepulangan Galen Austin
2
Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3
Berawal Dari Cerita Drama
4
Tidak Siap Menikah
5
Maukah Bersamaku?
6
Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7
Mengucapkan Terima Kasih
8
Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9
Menjadi Teman Bercerita
10
Jangan Pergi Begitu Saja?!
11
Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12
Perasaan Yang Salah
13
Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14
Kenapa Begitu Marah?
15
Kabar Pertunangan
16
Aku Mengkhawatirkanmu!
17
Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18
Cinta Yang Salah
19
Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20
Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21
Pasangan Serasi
22
Kekacauan
23
Sangat Mustahil Untuk Bersama
24
Harus Pergi
25
Buku Catatan
26
Sebuah Pesan Yang Janggal
27
Teka-teki Kepergian Nirmala
28
Mencari Keberadaan Nirmala
29
Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30
Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31
Ditemukan
32
Pernikahan Yang Batal
33
Trauma
34
Masih Ketakutan
35
Psikologis Yang Terganggu
36
Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37
Kembali Histeris
38
Tekanan Yang Terlalu Besar
39
Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40
Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41
Jadilah Kekasihku?!
42
Panggilan Sayang
43
Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44
Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45
Kamu Berharga Untukku!
46
Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47
Yang Sebenarnya Terjadi
48
Mencintai Sejak Awal?
49
Salah Memilih Lawan
50
Tidak Seharusnya Disalahkan
51
Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52
Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53
Rindu Yang Tak Lagi Terlarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!