Mengucapkan Terima Kasih

Nirmala sampai di depan Rumah, tepat pada saat dia melihat mobil hitam melaju meninggalkan pekarangan Rumah. Nirmala melihat Laura masih berdiri disana. Segera Nirmala menghampirinya.

"Nona, kamu pergi bertemu dengan dia lagi?"

Laura menghela nafas pelan, dia langsung merangkul tangan Nirmala dan membawanya masuk ke dalam Rumah.

"Aku tidak sengaja saja bertemu dia. Lagian aku juga bawa mobil, tapi dia memaksa untuk mengantarkan" ucap Laura.

"Nona, tahukah jika kamu membuat aku dalam masalah. Tuan Galen sampai mabuk parah barusan"

"Benarkah?" Laura menoleh dan menatap Nirmala dengan perasaan bersalah. "... Kamu bisa menjaganya 'kan, Nirma? Dia sudah pulang ke Rumah?"

Nirmala menghembuskan nafas kasar, dia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa saat mereka sudah sampai di ruang tengah. Bersandar pada sofa dengan mata terpejam, hari ini cukup melelahkan. Apalagi dengan kejadian tadi di Restoran.

"Tentu saja aku mengantarkan dia sampai ke Rumahnya. Mana tega aku meninggalkannya"

Laura menghela nafas lega, dia ikut duduk disamping Nirmala. Menyandarkan kepalanya di bahu gadis itu dengan tangan yang merangkul lengannya.

"Sebenarnya aku hanya tidak siap untuk dia lamar saat ini. Aku belum siap menikah"

"Kenapa juga tidak siap? Aku rasa kalian sudah pantas untuk melanjutkan hubungan ini ke jenjang lebih serius. Apa karena ada Tuan Benji?"

Hembusan nafas Laura terdengar begitu berat. Seolah memang ada hal yang menjadi beban pikirannya sekarang. "Aku mau mandi dulu. Kamu langsung istirahat saja, besok kita masih harus pemotretan"

Nirmala hanya mengangguk saja, dia anggap jika Laura memang tidak ingin menjawab pertanyaan, karena mungkin dia belum siap untuk menceritakan semuanya.

"Ah, aku lelah"

Nirmala menatap langit-langit dengan pikiran yang menerawang. Bayangan saat masih di Restoran masih teringat dalam pikirannya. Ucapan Galen yang sampai saat ini masih terngiang dalam ingatannya.

"Aduh Nirma, kamu terlalu banyak berpikir. Apa yang diucapkan Tuan Galen hanya karena dia sedang mabuk saja. Bukan karena apa-apa. Kenapa kamu harus terus memikirkannya"

Nirmala memaki dirinya sendiri, dia berdiri dan segera berjalan ke arah kamar di lantai atas.

*

Suara jam beker membangunkan pria yang tertidur dengan lelap. Mengucek matanya yang masih terasa perih. Galen mematikan jam beker yang masih berdering. Lalu dia duduk bersandar di atas tempat tidur. Kepalanya terasa pusing dan berat sekali. Pastinya efek dari minum terlalu banyak semalam.

Galen memejamkan matanya, mengingat apa yang terjadi semalam sampai dia bisa berada di kamarnya sekarang.

"Maukah bersama denganku? Menemaniku? Berada disampingku?"

Galen tersenyum tipis kala dia mengingat apa yang dia ucapkan pada Nirmala semalam. Dia turun dari atas tempat tidur dan berjalan ke arah ruang ganti.

Selesai bersiap, Galen segera keluar kamar. Menuruni anak tangga dengan pakaian yang sudah rapi untuk bekerja. Sesekali dia tersenyum, mengingat kejadian semalam. Membayangkan bagaimana wajah lucu Nirmala yang pastinya akan kaget dengan ucapannya itu.

"Sayangnya aku sedang mabuk, jadi tidak begitu jelas melihat ekspresi wajahnya"

Galen sampai di anak tangga terakhir, dia ingin menuju ruang makan, namun suara Kakek menghentikannya.

"Galen, Kakek perlu bicara. Ikut Kakek sebentar ke ruang kerja"

Galen menoleh, mau tidak mau dia harus mengikuti Kakek. Apalagi terlihat dari wajah pria tua itu, jika dia sedang serius dengan apa yang ingin dibicarakan.

Galen berdiri di depan meja kerja Kakek, dimana pria tua itu duduk di kursi kerja di depannya.

"Ada hubungan apa kamu dengan saudara angkat Laura? Kenapa bisa semalam kau diantar olehnya?"

Galen sudah menduga sebenarnya, apa yang akan Kakek bicarakan. "Tidak ada. Semalam Laura pergi lebih dulu karena sebuah urusan. Jadi, dia yang menemaniku"

"Kakek peringatkan sama kamu, jangan sampai berpaling dari Laura. Karena tidak ada yang lebih pantas untukmu, selain Laura! Faham?!"

Galen hanya mengangguk saja, dia mengerti bagaimana keluarganya dan keluarga Laura yang selalu antusias atas hubungan mereka. Yang jelas peran besar dalam hubungan Galen dan Laura, adalah keluarga mereka sendiri.

"Sekarang aku akan pergi kerja. Nanti sore aku akan menemui Laura di tempat pemotretan"

Kakek mengangguk kecil. "Pergilah, kamu jangan membuat Laura kecewa. Dia itu sudah menjadi yang terbaik untukmu"

Galen hanya berdehem pelan, lalu dia segera berlalu dari ruang kerja. Dia tidak jadi untuk sarapan, dan langsung pergi bekerja. Disana sudah ada Asistennya yang menunggunya.

"Selamat pagi, Tuan Muda"

"Hmm"

Sudah terbiasa dengan sikap dingin Galen yang seperti ini. Sang Asisten juga tidak terlalu memperdulikannya. Setelah memastikan Tuannya masuk dan duduk dengan nyaman di kursi penumpang, barulah dia segera masuk dan melajukan mobil.

"Jo, kita akan meeting jam berapa hari ini?"

"Sekitar jam 10"

"Baguslah, antarkan aku pergi ke tempat pemotretan Laura dulu. Masih ada waktu dua jam lagi sampai ke meeting pertama"

"Baik Tuan"

Galen menatap keluar jendela, tersenyum tipis. Hal yang menurut Johan adalah aneh. Kenapa Tuannya tersenyum sendiri seperti itu?

Ketika sampai di tempat pemotretan desain terbaru dari Laura. Galen memperhatikan seorang gadis yang sibuk mengatur segala hal untuk pemotretan diluar ruangan ini. Dia terlihat sibuk dan begitu fokus pada pekerjaannya.

Galen segera turun, bukan menghampiri Laura yang sedang menggunakan pakaian desainnya sendiri. Kali ini dia yang menjadi model utama untuk karyanya sendiri. Tapi, Galen malah menghampiri Nirmala yang sedang mengatur semuanya untuk acara pemotretan ini.

"Loh, Tuan Galen" ucap Nirmala sedikit kaget dengan kedatangan pria itu. Nirmala melirik ke sekitarnya, seolah mencari seseorang. "... Mencari Nona Muda ya, dia ada di dalam. Mungkin masih belum selesai berias"

Galen menatap Laura dengan lekat, sudut bibirnya terangkat. Tidak bisa menahan senyum. "Tidak. Aku kesini untuk mencarimu. Ingin mengucapkan terima kasih karena sudah mengantarkan aku semalam"

Uhuk ... uhuk ...

Johan yang baru pertama kali mendengar kalimat seperti itu dari Tuannya, langsung terbatuk-batuk kaget. Bahkan Tuan Muda bisa mengucapkan terima kasih. Kalimat yang selama ini dianggap sakral untuk bisa diucapkan oleh seorang Galen Austin, jika bukan pada orang-orang terdekatnya saja.

"Em, tidak papa Tuan. Lagian saya juga tidak mungkin meninggalkan Tuan sendiri disana. Mau menghubungi Asisten Tuan, saya juga tidak punya nomornya"

Sepertinya dia memang tidak ingat dengan apa yang dia katakan padaku semalam. Syukurlah.

Nirmala sedikit lega saat sikap Galen masih seperti biasanya. Menyangka jika pria itu tidak mengingat tentang apa yang dia ucapkan semalam.

"Nona, anda bisa menyimpan kontak nomor saya, jika suatu hari kejadian ini terjadi lagi" ucap Johan.

Nirmala tersenyum dan mengangguk, dia langsung memberikan ponselnya pada Asisten Galen itu.

"Bolehkah saya menambahkan kontak anda Tuan?"

"Tentu" Johan mengambil ponsel Nirmala dan menuliskan nomor ponselnya. Dan dia juga menyimpan nomor ponsel Nirmala.

Sementara Galen menatap Asistennya dengan tajam. Dan Johan seolah belum sadar akan tatapan Galen itu.

Bersambung

Terpopuler

Comments

Kusii Yaati

Kusii Yaati

CK yg ada Laura yg sudah bikin Galen kecewa...dasar orang kaya yang ada di pikirannya hanya harta dan martabat dan yg menjadi korban adalah anaknya 😞

2024-11-27

0

Pujiastuti

Pujiastuti

ada yang kesel gara² sang asisten. meminta nomor Nirmala 😁🤭

2024-12-04

0

lihat semua
Episodes
1 Kepulangan Galen Austin
2 Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3 Berawal Dari Cerita Drama
4 Tidak Siap Menikah
5 Maukah Bersamaku?
6 Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7 Mengucapkan Terima Kasih
8 Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9 Menjadi Teman Bercerita
10 Jangan Pergi Begitu Saja?!
11 Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12 Perasaan Yang Salah
13 Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14 Kenapa Begitu Marah?
15 Kabar Pertunangan
16 Aku Mengkhawatirkanmu!
17 Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18 Cinta Yang Salah
19 Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20 Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21 Pasangan Serasi
22 Kekacauan
23 Sangat Mustahil Untuk Bersama
24 Harus Pergi
25 Buku Catatan
26 Sebuah Pesan Yang Janggal
27 Teka-teki Kepergian Nirmala
28 Mencari Keberadaan Nirmala
29 Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30 Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31 Ditemukan
32 Pernikahan Yang Batal
33 Trauma
34 Masih Ketakutan
35 Psikologis Yang Terganggu
36 Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37 Kembali Histeris
38 Tekanan Yang Terlalu Besar
39 Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40 Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41 Jadilah Kekasihku?!
42 Panggilan Sayang
43 Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44 Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45 Kamu Berharga Untukku!
46 Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47 Yang Sebenarnya Terjadi
48 Mencintai Sejak Awal?
49 Salah Memilih Lawan
50 Tidak Seharusnya Disalahkan
51 Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52 Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53 Rindu Yang Tak Lagi Terlarang
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Kepulangan Galen Austin
2
Dia Masih Lucu Seperti Dulu
3
Berawal Dari Cerita Drama
4
Tidak Siap Menikah
5
Maukah Bersamaku?
6
Lebih Dari Sekedar Rasa Nyaman
7
Mengucapkan Terima Kasih
8
Tentang Ucapan Semalam, Itu Serius
9
Menjadi Teman Bercerita
10
Jangan Pergi Begitu Saja?!
11
Sejak Hari Ini, Semuanya Tak Lagi Sama
12
Perasaan Yang Salah
13
Ada Apa Dengan Sikap Galen?
14
Kenapa Begitu Marah?
15
Kabar Pertunangan
16
Aku Mengkhawatirkanmu!
17
Hanya Untuk Satu Orang Yang Sama
18
Cinta Yang Salah
19
Tidak Akan Bisa Menghindariku!
20
Sikap Yang Berbeda Saat Bersamaku?!
21
Pasangan Serasi
22
Kekacauan
23
Sangat Mustahil Untuk Bersama
24
Harus Pergi
25
Buku Catatan
26
Sebuah Pesan Yang Janggal
27
Teka-teki Kepergian Nirmala
28
Mencari Keberadaan Nirmala
29
Teka-teki Yang Sulit Dipecahkan
30
Bukan Cinta Yang Sebenarnya
31
Ditemukan
32
Pernikahan Yang Batal
33
Trauma
34
Masih Ketakutan
35
Psikologis Yang Terganggu
36
Apa Salah Mencintai Selain Galen?
37
Kembali Histeris
38
Tekanan Yang Terlalu Besar
39
Mempertahankan Apa Yang Dia Jaga
40
Aku Tidak Akan Menyakitimu!
41
Jadilah Kekasihku?!
42
Panggilan Sayang
43
Apapun Akan Aku Lakukan Untukmu
44
Jangan Tinggalkan Aku Lagi
45
Kamu Berharga Untukku!
46
Tidak Ada Yang Boleh Mengusik Milikku!
47
Yang Sebenarnya Terjadi
48
Mencintai Sejak Awal?
49
Salah Memilih Lawan
50
Tidak Seharusnya Disalahkan
51
Laura Dan Benji, Resmi Bersama
52
Akhirnya Diterima Semua Keluarga
53
Rindu Yang Tak Lagi Terlarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!