Chapter 09

Yasir menggeram, dia menyebut nama sang istri berulang kali kala ombak hasrat itu menggulungnya dalam lautan kenikmatan dahsyat. Menumpahkan semua cairan pekatnya ke dalam liang kewanitaan Nirma. Tidak mengindahkan himbauan dokter kandungan yang melarangnya keluar di dalam, demi menghindari kontraksi dini.

Bagi Yasir, bercinta kalau belum menyemburkan bukti keperkasaannya di dalam tubuh sang wanita, belumlah sempurna.

“Kalau dia enggan mengembalikannya, berarti mbakmu … wanita tidak tahu malu!” cemooh nya, napasnya masih memburu lalu beringsut dari atas tubuh Nirma.

“Tidurlah! Mas mau merokok sebentar.” Yasir beranjak dari tempat tidur, dikenakannya sarung dan kaos. Sebelum melangkah dia menoleh ke Nirma yang sedang memasang wajah muram. “Cuma satu batang, Sayang.”

Senyum Nirma pun mengembang, apalagi mendapatkan kecupan mesra di bibir. Inilah yang dia sukai dari diri mantan calon kakak iparnya, Yasir begitu peka, perhatian, tidak perhitungan dan selalu memanjakannya.

Kisah mereka sebenarnya baru setahun terjalin. Nirma yang begitu kesepian hidup di ibukota provinsi, dikarenakan tidak pandai bergaul, merasa tidak percaya diri, apalagi penampilannya yang kuno. Jadilah lebih banyak berdiam diri di kosan, hari-harinya hanya diisi dengan pergi ke kampus dan mendekam di kamar berukuran kecil.

Kehadiran Yasir layaknya pangeran berkuda putih, membawanya pergi jalan-jalan ke tempat yang sebelumnya hanya ada dalam angan saja. Nongkrong di kafe, mencoba kuliner mahal, membeli baju yang sedang trend, sampai merasakan bermalam di sebuah motel kelas melati.

Awalnya Nirma menolak, tetapi Yasir begitu lihai dalam merayu, membuai , sampai dirinya terperdaya berakhir terlena dan enggan mengakhiri hubungan terlarang itu.

***

Asap rokok mengepul di ruang tamu, bukan satu batang, laki-laki berpostur lumayan tegap itu sudah menghisap 3 batang lintingan tembakau. Pikirannya melayang pada kejadian beberapa jam lalu, dimana dia melihat sosok lain pada diri kakak iparnya.

Amala terlihat begitu berbeda, tatapan tegas, kata-kata tajam, intonasi dingin nan datar, membuat dirinya terpesona.

Amala yang sebelumnya, sangat membosankan, begitu patuh, pemalu, dan tidak pernah mau menatapnya ketika berbicara. Namun tadi, bukan hanya menatap, gadis itu bahkan berhasil membuatnya bungkam.

Yasir merasakan desiran aneh. Dia seperti tertantang untuk menaklukkan kembali gadis itu. Andai saja dari dulu Amala bersikap demikian, tidak mungkin dirinya berpaling.

Kisah mereka memang bukan diawali dengan saling jatuh cinta, perjodohan lah yang mengikat keduanya. Dirinya sudah berusaha mencintai Amala, tetapi sangat sulit bersentuhan fisik dengan kakaknya Nirma. Amala begitu menjaga kehormatannya, pernah sekali ia mencoba menggenggam jemarinya, tangannya langsung ditepis.

Lama kelamaan dirinya bosan. Baginya cinta tidak cukup hanya dengan kata-kata saja, tetapi juga butuh bersentuhan fisik sebagai pembuktian.

Suatu hari Amala menitipkan sesuatu untuk adiknya. Dari sanalah dia mulai mendekati Nirma yang tidak lain adalah calon adik iparnya.

Nirma terlihat begitu rapuh, tipe gadis yang membutuhkan sandaran serta perlindungan. Sifatnya pemalu tapi mau, manja, sedikit kekanakan, tentu saja cantik, wajah bulatnya terlihat menggemaskan.

Juga, Nirma bisa disentuh. Memang awalnya sedikit sulit, tetapi dia mudah dirayu, apalagi setelah diimingi sesuatu. Sampai dimana mereka melakukan penyatuan dan selepasnya menjadi kecanduan.

Semenjak berhubungan badan untuk pertama kalinya, mereka menjadi tidak terpisahkan. Dimanapun, kapanpun, selagi ada kesempatan mereka akan saling bercumbu layaknya suami istri. Tak berselang lama, memutuskan untuk tinggal satu atap tanpa adanya ikatan halal, alias kumpul kebo.

Sampai pada akhirnya Nirma hamil, dan terjadilah skenario pernikahan siri demi menutupi aib. Pernikahan tertutup itu diadakan di ibukota provinsi dan hanya dihadiri oleh orang tua Yasir, serta wali hakim. Sebab Nirma sudah tidak memiliki ayah.

“Kita tidak tahu bukan? Bagaimana jalannya takdir di kemudian hari, bisa jadi aku berkesempatan juga mencicipi tubuh Amala,” gumamnya lirih dengan seringai licik.

“Siapa yang bisa menolak pesonaku? Berpendidikan, berharta dan seorang PNS pula,” dia terkekeh kecil.

Yasir begitu percaya diri, kalau mampu menaklukkan wanita mana saja yang dikehendakinya. Mengandalkan harta milik orang tua, memamerkan seragam dinasnya yang menjadi staf di kantor kecamatan. Ia yakin, suatu saat nanti kakak iparnya akan bertekuk lutut juga.

.

.

Pagi hari.

Amala terlihat berjalan kaki dari puskesmas menuju rumahnya. Sang ibu sudah pulang lebih dulu dengan menaiki motor Dhien. Wanita itu pagi-pagi sekali menjenguk Amala di puskesmas, setelah Pak Mantri membolehkan Mak Syam pulang, Dhien langsung menawarkan diri.

Motor Dhien tidak tarik kalau bonceng tiga, jadilah Amala berjalan kaki. Sepanjang jalan dia beramah-tamah alakadarnya bila berpapasan dengan para warga. Namun, suara-suara sumbang mulai bertiup kencang.

“Kasihan ya Amala, penantian panjangnya berakhir sia-sia.”

“Kok ada ya, manusia modelan seperti Nirma dan juga Yasir. Tega mereka menusuk dari belakang.”

“Mungkin itu karma buat Amala. Lihat saja dia! Begitu sombong. Mana pernah mau kumpul-kumpul dengan kita, berteman pun pilih-pilih!” timpal suara sumbang, mencemooh Amala.

“Benar itu! Mungkin karena dia pikir bakal dipersunting oleh laki-laki berpendidikan, PNS pula. Jadi sikapnya sangat congkak, merasa paling cantik, populer. Padahal cuma gadis miskin, tidak berpendidikan lagi! Sekarang biarkan dia memanen buah dari kesombongan nya! Mampus ‘kan, sekarang dia betulan jadi perawan tua!”

Dua orang pertama yang terlihat berempati pun memilih pergi. Sedangkan duanya lagi tertawa puas, tatapan mereka begitu sinis mengamati sosok Amala yang sudah menjauh. Mereka hanya iri, merasa kalah jauh dari Amala.

Amala memilih abai, dia menebalkan telinga dan tetap berjalan maju tanpa sekalipun melihat ke belakang. Dirinya sudah memprediksi hal ini, jadi tidak terkejut.

.

.

Setelah memastikan sang ibu tertidur sehabis minum obat, Amala mulai membersihkan rumah. Baju-bajunya yang semalam teronggok di atas meja pun sudah tersusun rapi pada rak lemari kamar. Selesai beres-beres, Amala beralih hendak menyapu halaman yang sangat luas.

Rumah di desa rata-rata memang memiliki halaman luas dan asri. Menggunakan sapu lidi Amala mengumpulkan daun-daun kering, hari ini dia memutuskan tidak bekerja.

Amala ingin menemani sang ibu sampai benar-benar sembuh. Baru saja selesai menyapu pekarangan, tiba-tiba kedatangan tamu tak di undang. Amala berjalan mendekati motor yang berhenti di bawah pohon mangga.

“Apa yang kau inginkan lagi?” tanyanya dengan nada datar dan tatapan tegas.

Deg.

Netra Nirma membesar, suara sang kakak begitu asing di telinganya. Tidak ada lagi nada lembut penuh kasih sayang.

“Mbak, Nirma ada perlu.”

“Ikut aku!” Amala melangkah lebar, berhenti di bawah pohon nangka yang sudah berakar banyak.

“Katakan!”

Nirma masih bungkam, dia datang bersama sepupunya Yasir, yang saat ini menunggu di teras rumah.

“Anu_ Mbak, ini perihal emas yang dulu diberikan oleh mertuaku sebagai tanda pengikat, Nirma berniat mau ….”

.

.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Arya Al-Qomari@AJK

Arya Al-Qomari@AJK

si nirma memang bodoh bin tolol. udah tau berasal dari keluarga gk mampu, kuliah dibayarin kakaknya kemudian pengen beli baju kok masih minta kakaknya. harusnya kalau nirma punya otak normal, dia bisa kerja part time kan jadi ntar kalau gajian bisa buat beli keperluan dia yg lain. soalnya dulu waktu kuliah q juga kerja part time di kantin rumah sakit.

2025-02-02

6

sakura🇵🇸

sakura🇵🇸

baguslah klo kau niat selingkuh...biar tau rasa si nirma
mana mereka cuma nikah siri😅 posisi nirma benar2 lemah...mana g ada saksi nikahnya,habislah nanti gampang ditinggalin sama si player
tp jangan harap dapetin amala lagi

2025-01-23

4

Inooy

Inooy

beneran nih laki sakit jiwa,,udh jd suami adik mantan tunangan nya..skarang malah pengen menaklukana Mala kembali..dasar bedebah kamu Yasiir!??

2025-02-11

3

lihat semua
Episodes
1 Chapter 01
2 Chapter 02
3 Chapter 03
4 Chapter 04
5 Chapter 05
6 Chapter 06
7 Chapter 07
8 Chapter 08
9 Chapter 09
10 Chapter 10
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Salam hangat
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Chapter 82
83 Chapter 83
84 Chapter 84
85 Chapter 85
86 TERIMA KASIH
87 Chapter 87
88 Chapter 88
89 Chapter 89
90 Chapter 90
91 Chapter 91
92 Chapter 92
93 Chapter 93
94 Chapter 94
95 Chapter 95
96 Chapter 96
97 Chapter 97
98 Chapter 98
99 Chapter 99
100 Chapter 100
101 Chapter 101
102 Chapter 102
103 Chapter 103
104 Chapter 104
105 Chapter 105
106 Chapter 106
107 Chapter 107
108 Chapter 108
109 Chapter 109
110 Chapter 110
111 Chapter 111
112 Chapter 112
113 Chapter 113
114 Chapter 114
115 Chapter 115
116 Chapter 116
117 Chapter 117
118 Chapter 118
119 Chapter 119
120 Chapter 120
121 Chapter 121
122 Chapter 122
123 Dhien Rilis
Episodes

Updated 123 Episodes

1
Chapter 01
2
Chapter 02
3
Chapter 03
4
Chapter 04
5
Chapter 05
6
Chapter 06
7
Chapter 07
8
Chapter 08
9
Chapter 09
10
Chapter 10
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Salam hangat
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Chapter 82
83
Chapter 83
84
Chapter 84
85
Chapter 85
86
TERIMA KASIH
87
Chapter 87
88
Chapter 88
89
Chapter 89
90
Chapter 90
91
Chapter 91
92
Chapter 92
93
Chapter 93
94
Chapter 94
95
Chapter 95
96
Chapter 96
97
Chapter 97
98
Chapter 98
99
Chapter 99
100
Chapter 100
101
Chapter 101
102
Chapter 102
103
Chapter 103
104
Chapter 104
105
Chapter 105
106
Chapter 106
107
Chapter 107
108
Chapter 108
109
Chapter 109
110
Chapter 110
111
Chapter 111
112
Chapter 112
113
Chapter 113
114
Chapter 114
115
Chapter 115
116
Chapter 116
117
Chapter 117
118
Chapter 118
119
Chapter 119
120
Chapter 120
121
Chapter 121
122
Chapter 122
123
Dhien Rilis

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!