“Deanda. Gawat. Benar-benar gawat,” Abella langsung berlari ke arah Deanda begitu dilihatnya sosok Deanda yang baru saja kembali dari acara minum teh di tempat kediaman Duke Evan dan Duchess Danella.
“Kenapa? Apa yang terjadi?”
“Apa tadi Nyonya Reyna memberikan tugas kepadamu untuk mengantarkan sample roti ke gedung bertingkat tempat perusahaan Adalvino?” Deanda langsung mengangguk mengiyakan mendengar pertanyaan dari Abella yang wajahnya terlihat begitu khawatir.
“Vian sudah mengantarkannya tadi menggantikanmu, tapi ternyata pihak perusahaan Adalvino menolak untuk menerima sample roti itu, karena sebelumnya Nyonya Reyna mengatakan bahwa yang bertugas memberikan sample roti itu adalah kamu,” Deanda yang sudah mengganti pakaiannya dengan seragam kerjanya kembali tampak mengernyitkan dahinya, merasa heran dengan apa yang baru dikatakan oleh Abella.
“Apa yang terjadi? Bukankah akan sama saja siapapun yang mengantar sample roti itu?”
“Aku tidak tahu. Tapi mereka marah besar, dan mengatakan tidak akan mau menerima sample roti itu jika bukan kamu yang mengantarnya, sesuai dengan kesepakatan awal antara pihak perusahaan Adalvino dengan Nyonya Reyna. Sekarang Tuan Logan sedang memarahi Vian karena dia tentu saja tidak berani memarahimu jika ingin memberi muka kepada Duke Evan,”
“Duke Evan? Apa hubungannya dengan Duke Evan?” Lagi-lagi Deanda tidak habis pikir dengan apa yang sedang terjadi hari ini, sepertinya semuanya menjadi rumit sejak hari dia menolong Duchess Danella.
“Apa kamu tahu kenapa Tuan Logan membiarkanmu pergi bersama Duke Evan? Selain alasan karena beliau adalah seorang Duke, ternyata Duke Evan melakukan pembelian roti kita secara besar-besaran untuk hari ini dan besok sebagai syarat pertukaran agar Duke Evan bisa mengajakmu keluar di jam kerjamu. Hari ini Tuan Logan sudah terlihat begitu senang karena untung besar, tapi kasus dengan perusahaan Adalvino membuatnya stress dan uring-uringan sedari tadi,” Deanda menarik nafas panjang mendengar penjelasan dari Abella.
“Sedari tadi Tuan Logan menunggu-nunggu kamu kembali, tapi karena kamu sedang bersama Duke Evan, dia tidak berani menghubungimu. Bahkan Vian masih tertahan di perusahaan Adalvino. Mereka mengatakan tidak akan membiarkan Vian kembali ke toko jika kamu tidak kesana untuk mengantarkan sample roti itu,” Abella kembali menambahkan penjelasan tentang apa yang terjadi, membuat Deanda membeliakkan matanya karena kaget, tidak menyangka hari ini terjadi peristiwa serumit ini selama dia pergi bersama Evan untuk memenuhi undangan dari Danella.
“Deanda!” Logan yang melihat sosok Deanda sudah datang dan sedang bersama Abella langsung menarik pergelangan tangan Deanda dan mengajaknya masuk ke dalam toko roti dengan tergesa-gesa.
“Deanda, tolong jangan sampai Duke Evan tahu. Aku sudah berjanji kepadanya kalau akan membiarkanmu dua hari ini tidak bekerja tapi ini benar-benar mendesak. Pihak perusahaan Adalvino yang melakukan janji untuk menerima sample roti kita marah besar karena aku mengganti petugas yang harus mengantar roti sample itu,” Deanda langsung tersenyum dan menganggukkan kepalanya.
“Tenang saja Tuan Logan, saya akan segera berangkat ke sana. Dimana sample roti yang harus saya serahkan kepada mereka? Apakah saya harus mengambilnya dari Vian?”
“Tidak! Tidak perlu! Bawa sample yang baru, pastikan kamu memberikannya dengan baik. Kerjasama kita dengan mereka tergantung sample roti yang hari ini kamu kirimkan ke sana,” Logan langsung memotong perkataan Deanda yang langsung menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
Sebelum Deanda kedatangan Evan sebagai tamunya, Reyna sudah menjelaskan kepada Deanda pentingnya sample roti yang seharusnya dia kirim hari ini ke gedung pusat perkantoran perusahaan Adalvino karena sample roti itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk dilakukannya kerjasama di antara mereka berupa penyediaan roti untuk keperluan snack para karyawan perkantoran itu oleh toko roti milik Logan. Yang pasti kerjasama itu akan mampu membuat penjualan di toko roti Logan terdongkrak dengan cepat.
Bukan hanya itu saja, jika kerjasama itu berjalan lancar, perkantoran lain pasti akan ikut memesan roti di toko Logan yang sudah berhasil dipilih oleh perusahaan milik keluarga kerjaaan yang artinya roti itu pasti benar-benar dirasa layak untuk dicoba. Belum lagi jika masyarakat sudah mendengar tentang kerjasama itu, bisa dipastikan akan lebih banyak lagi para pelanggan yang akan berbondong-bondong mendatangi toko roti ini untuk membuktikan kelezatan produk toko roti ini.
“Deanda!” Deanda sudah bersiap untuk berlari keluar sambil membawa kotak berisi contoh roti ketika Logan kembali memanggilnya.
“Ya Tuan Logan?” Deanda bertanya dengan kepala menoleh ke arah Logan.
“Aku tidak tahu kenapa hari ini kamu berurusan dengan banyak para petinggi penting di negeri ini. Tapi tolong benar-benar kamu harus berjanji padaku tidak mengatakan kepada Duke Evan bahwa sore ini kamu harus kembali melakukan pekerjaan yang seharusnya aku serahkan kepada orang lain, atau aku akan berda dalam masalah besar,” Deanda langsung tersenyum mendengar perkataan Logan yang dipenuhi oleh nada khawatir.
“Tenang saja Tuan Logan. Hubungan saya dengan Duke Evan tidak sedekat itu sehingga beliau harus begitu perduli dengan apa yang terjadi pada saya sore ini. Beliau hanya kebetulan saja ternyata adalah putra dari Duchess Danella yang kemarin saya tolong dari pencopet. Dia mengajakku menemui Duchess Danella untuk mengucapkan terima kasih untuk masalah kemarin. Hanya itu saja,” Logan sedikit bernafas lega mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Deanda.
“Baiklah Tuan Logan, saya harus segera pergi untuk mengantarkan sample ini sebelum pihak perusahaan Adalvino semakin marah,” Logan langsung mengangguk-anggukkan kepalanya dengan cepat sambil tangannya terulur ke depan dan telapak tangannya bergerak ke depan dan belakang memberi tanda kepada Deanda agar segera pergi menjalankan tugasnya.
# # # # # # #
Lagi-lagi hari ini Deanda harus dibuat takjub dengan pemandangan gedung di depannya. Ketika dia berdiri di depan gedung pusat perkantoran perusahaan Adalvino tadi sudah membuatnya cukup takjub dan terheran-heran. Dan sekarang begitu melihat interior di dalam gedung itu Deanda kembali melotot dengan mata memandang dengan wajah terheran-heran melihat begitu indahnya penataan bagian dalam gedung ini, yang selama ini hanya bisa dia bayangkan atau lihat sebagian saja di berita atau di media sosial.
Walaupun Deanda seorang sarjana, namun karena waktunya lebih banyak habis di kampus dan bekerja membuatnya benar-benar tidak mengenal dunia luar, apalagi dengan keluarganya yang miskin, dia bahkan tidak memiliki kesempatan untuk bisa memasukkan lamaran ke perusahaan-perusahaan besar karena hingga saat ini bahkan dia belum bisa menyelesaikan semua tunggakan di kampusnya sehingga ijazahnya masih tertahan di sana. Dan tanpa ijazah, posisinya sebagai seorang sarjana pun tidak akan ada yang mau mengakuinya.
“Maaf Nona, saya harus melakukan pengecekan dahulu sebelumnya,” Seorang gadis cantik yang ada di bagian front office gedung itu tersenyum ramah sambil memegang gagang telepon dan memencet beberapa nomer telepon.
“Mari Nona, saya akan antarkan Nona untuk menemui Tuan Avitus yang bertanggungjawab terhadap masalah ini. Teman Nona yang bernama Vian juga sedang bersama beliau sekarang,” Deanda langsung mengangguk dengan bibirnya yang tersenyum, lalu berjalan mengikuti langkah-langkah gadis cantik itu.
“Nona Cleosa, segera serahkan semua data surat-surat yang masuk untuk Yang Mulia Putra Mahkota Alvero,” Baru saja Cleosa, nama gadis yang sedang menangani kasus Deanda berencana melangkah pergi untuk mengantar Deanda, sebuah suara seseorang memanggilnya dan memberinya perintah, membuat gadis itu memandang dengan wajah bingung ke arah Deanda yang sedang menunggunya.
“Tapi saya harus mempertemukan Nona ini dengan Tuan Avitus,”
“Kamu pikir urusan Tuan Avitus akan lebih penting dari keperluan Yang Mulia Putra Mahkota?” Laki-laki itu langsung menegur Cleosa.
“Sebentar lagi Yang Mulia Putra Mahkota Alvero akan ada meeting di luar kantor, dan kamu akan dalam masalah jika apa yang aku minta kepadamu jika kamu tidak segera melakukannya,” Wajah Cleosa terlihat memucat mendengar ancaman dari laki-laki itu.
“Nona tolong tunggu saya di ruangan itu, saya akan segera menyelesaikan keperluan untuk Yang Mulia Putra Mahkota sebelum mengantarmu menemui Tuan Avitus,” Cleosa mengarahkan tangannya ke sebuah ruangan yang terlihat berada di lumayan jauh dari temapt mereka sekarang.
“Baiklah, saya akan menunggu Anda di sana,” Deanda berkata sambil membawa kotak rotinya berjalan ke arah ruangan yang ditunjuk oleh Cleosa ketika tiba-tiba terlihat dua orang yang terlihat begitu sibuk berlarian sambil saling membicarakan sesuatu sehingga tidak melihat keberadaan Deanda dan menabraknya dari arah belakang sehingga membuat Deanda yang sibuk menyelamatkan kotak rotinya hampir terjatuh, dan lagi-lagi dia cukup beruntung bisa mengendalikan tubuhnya agar tidak terjatuh.
“Anda baik-baik saja Nona?” Suara seorang laki-laki terdengar bertanya kepada Deanda yang langsung memandang ke arah sumber suara itu.
“Tuan Ernest…,” Bibir Deanda berbisik pelan menyebutkan nama Ernest begitu melihat wajah laki-laki di depannya yang langsung mengernyitkan alisnya, sejurus kemudian Deanda baru menyadari bahwa laki-laki yang wajahnya mirip dengan Ernest itu memiliki warna rambut yang berbeda dengan Ernest, dan tatapan matanya terlihat tidak seramah Ernest.
“Erich, kita harus segera pergi,” Mendengar suara yang memanggil laki-laki yang ada di depannya, baik laki-laki itu dan Deanda langsung mengarahkan pandangannya ke arah sumber suara yang langsung membuat Deanda terbeliak dengan telapak tangan kirinya yang tidak memegang kotak kue menutup bibirnya yang terbuka karena kaget melihat tidak jauh dari tempatnya berdiri tampak sosok seorang laki-laki yang begitu di kenalnya walaupun hanya lewat layar televisi ataupun handphpone karena sosok itu merupakan sosok yang begitu diidolakannya, sosok gagah dan tampan dari Putra Mahkota Alvero Adalvino yang dari tempatnya berdiri sedang menatap ke arah Deanda yang sedang bersama laki-laki mirip Ernest yang barusan dipanggil Erich oleh Alvero.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 237 Episodes
Comments
ria aja
tegang.syp sih yg pesan roti
2022-11-16
0
Nailott
deanda. .ohh... bertemu langsung dg putra mahkota
2022-05-05
0
Deby Wowor
lanjut 🙏
2022-04-23
0