Pencarian Dimulai

Hari Minggu, kini telah tiba. Perkuliahan sedang off, dan pekerjaan utama maupun pekerjaan sampingan Bintang juga libur. Hari menyenangkan! Itulah slogan Bintang di hari Minggu.

"Aku berangkat dulu Mak..." Bintang berpamitan ke Mamaknya.

Sedangkan di depan rumahnya sudah terparkir dua sepeda motor gagah yang di kendarai oleh Bara dan Hasbi yang telah menunggunya.

"Assalamualaikum...." ucap Bintang.

"Waalaikumsalam, jgn sampai malam. Berangkat pagi setidaknya sore sudah pulang." ucap Mamaknya Bintang, sedikit terdengar berteriak karena ngomong nya dari dalam rumah. Bintang sudah ada di depan rumah.

"Ikut naik motor kita-kita aja biar gak banyak-banyak motor yang keluar. Nanti di kira pawai lagi." ucap Bara, saat melihat Bintang yang hendak mengendarai motor buntut nya sendiri.

Dengan senang hati, Bintang pun langsung melenggang menuju naik ke motor Bara. Lalu Bintang mulai berkata, "Terus nanti Permata naik dengan Hasbi ya?"

"Siap deh." Hasbi langsung menyahut.

"Pokoknya Permata mau, kalau dia gak mau gak usah di paksa." ucap Bintang. Yang tampak pengertian dengan sikap seorang perempuan.

"Kamu pengertian banget." ucap Bara.

"Bukannya pengertian. Tapi kamu tau sendiri kan pas kita SD dulu... Cewek-cewek tuh paling kesal kalau kita gangguin mereka."

"Iya juga sih." kenang Bara. "Jadi rindu masa SD ya." ucapnya kemudian.

"Iya betul." Sahut Hasbi.

Mereka pun berangkat menuju rumahnya Permata. "Kamu masih ingat kan rumahnya Permata?" tanya Bintang.

"Tenang. Aku Bara." ucap Bara.

Seketika gelak tawa pun terdengar dari ketiga laki-laki itu. Karena Bara menunjukkan sikapnya yang dulu.

Sesampainya mereka di depan rumah Permata. Mereka pun tak lupa adab-adab bertamu yang telah mereka pelajari selama ini.

"Assalamualaikum," kini Bara yang memberanikan diri untuk mengucapkan salam dan mengetuk pintu rumah Permata.

"Waalaikumsalam." tak menunggu waktu lama Permata menjawabnya dan membukakan pintu, yang dimana Permata telah siap untuk berangkat.

"Kamu bawa motor sendiri kah?" tanya Hasbi pada Permata.

"Bolehkah?" Permata malah balik bertanya.

"Menurutku sih, kamu ikut Hasbi biar gak boros motor memenuhi jalan aja." selalu Bara yang memberikan saran yang bijak.

Permata tampak tak memprotes. Dia mengangguk dan naik ke atas motor Hasbi.

"Ayo berangkat. Tujuan pertama kita ke rumah Fandi." ucap Permata, dimana cara dia berkata menunjukkan betapa dia sangat profesional. Bahwa dapat dikatakan dia tidak masalah dengan di boncengnya dia oleh Permata.

"Kita sudah besar kok." pekik Permata dalam hati. Meyakinkan diri sendiri, bahwa meski dia perempuan sendirian tak akan ada yang menjodoh-jodohkan lagi seperti saat masa SD dulu.

...****************...

Sesampainya di depan rumah Fandi, mereka pun berhenti berjajaran dua motor gagah. Sedangkan saat itu pula tetangga kanan kiri di gang rumah Fandi, pada heboh. Karena Bara dan Hasbi malah semakin memperlihatkan kekerenan mereka.

Gaya keduanya saat menuruni motor, sangat cool. Bukan hanya itu, mereka berempat sudah seperti geng 3 cowok 1 cewek. Laki-laki tampan semua, dan yang perempuan nya cantik.

Tak lama kemudian, setelah turun dari motor, Bara malah menundukkan kepalanya ke sekitar, memberikan hormat kepada tetangga-tetangga Fandi. Seketika segan lah mereka pada empat orang yang kini datang di depan rumah Fandi.

"Assalamualaikum...." ucap Permata tepat di depan pagar rumah Fandi.

Sedangkan tak lama setelah itu, seorang laki-laki keluar. Dia masih sama, bermata sedikit menyipit di ujungnya, hidungnya berubah sedikit mancung, dan gusi di giginya.... Telah berubah juga.

"Fandi....?" tanya Permata, saat Fandi telah keluar dari dalam rumah.

"Eh kamu Permata!" Fandi tak butuh waktu lama. Dia tampak masih mengenal semua teman-temannya.

"Loh ada Bintang, Bara dan Hasbi juga. Rame-rame gini. Masuk yuk...." ucap Fandi dengan sangat ramah.

"Sini sini kamu." perintah Hasbi pada Fandi. Yang bersikap seolah mereka bukan teman. Fandi pun tertawa renyah, dan berjalan ke arah Hasbi.

Dan, mereka pun saling melepas rindu. Fandi peluk satu per satu teman-teman lelakinya. Dan dengan Permata dia hanya tersenyum.

"Udah lama banget ya." ucap Fandi memecah keharuan.

"Gimana kalau ngobrol nya nanti aja?!" ucap Bara memotong rasa haru.

Fandi pun langsung di ajak juga oleh keempat orang itu, menuju ke teman-teman yang lain. Mereka pun dalam perjalanan menceritakan singkat apa tujuan mereka. Fandi yang menggunakan motor pun, motornya di kendarai oleh Permata, sehingga Fandi kini berboncengan dengan Hasbi.

Mereka asyik mengobrol. Hingga sampailah mereka di depan rumah Rangga. Di sana, ada Neneknya Rangga yang sedang duduk di ruang tamunya. Rumah Rangga tidak tertutup sehingga tidak perlu mengetuk pintu. Cukup mengucapkan salam saja.

"Waalaikumsalam, iya cari siapa?" jawab Neneknya Rangga, saat mereka tengah mengucapkan salam bersamaan.

"Kami teman-temannya Rangga nek...Rangga nya a.....?"

Sedangkan saat itu pula, belum selesai Permata bertanya, tiba-tiba Rangga keluar dari dalam kamar yang paling depan sendiri di rumah itu.

"Eh kalian!" seru Rangga. Yang terlihat malah Rangga tampak baru bangun tidur.

"Kamu masih sama ya, masih tidur aja udah jam segini loh." sapa Bara pada Rangga untuk pertama kalinya setelah sekian lama tak bersua.

Mereka pun saling melepas rindu. "Biasa .... Kan masih jam 9. Hari ini itu Minggu." Rangga membela diri. Saat mereka tengah mengobrol kini di perjalanan, membicarakan tentang kejadian menjemput Rangga.

Semakin ramai kini yang ikut, Rangga tak membawa motor, dia kini menyetir motornya Fandi, dan Permata kini di bonceng oleh Rangga. Alasan mereka dengan cara itu menghemat jalan dan kendaraan.

"Tujuan berikutnya kemana Per?" seru Bintang. Dia bertanya di tengah perjalanan sehingga harus sedikit menguatkan suaranya.

"Ke rumah Sari dan Salma." ucap Permata.

"Oke gas." jawab mereka sempak.

Mereka pun menjemput Sari dan Salma. Setelah itu mereka juga menjemput Nur, Roro, Naz, El, dan lainnya.

Tibalah mereka menjemput orang yang terakhir. Karena waktu sudah mulai berganti, terik matahari telah berada di ujung kepala. Panas mulai mengepul.

"Kita terakhir aja deh untuk hari ini, yuk kerumahnya Riz." ajak Naz.

"Wah kamu masih inget aja sama Riz." celetuk Permata. Dimana Permata sekarang sudah banyak teman perempuan hingga dia tidak lagi sungkan untuk saling menggoda seperti saat masih SD. Ya, walaupun sekarang jika di jodoh jodohkan, mereka sudah tidak marah lagi seperti dulu.

"Inget dong..." malah Naz menjawab dengan berani tanpa takut digoda teman-temannya.

Mereka pun menuju rumah Riz. Oia, disini juga sudah ada Nuha. Dua teman mereka ini juga teman mereka satu kelas di SDIMT.

Riz, dulunya bertubuh kecil, namun tampan. Kulit nya sawo matang dan khasnya Riz ada di rambutnya. Dia berambut keren, bahkan paling keren dulu di kelas.

Satu lagi, yaitu Nuha. Nuha ini dulunya adalah siswa paling tampan. Dia sering dipuji oleh Bu Fastaqima karena ketampanannya, namun Nuha adalah laki-laki pemalu, tidak seperti Hasbi dan Bintang yang terkenal sedikit nakal di kelas.

Setibanya mereka di depan rumah Nuha dan Riz. Mereka terpana semua, karena Nuha berubah menjadi laki-laki tampan dan gagah, tubuhnya kekar tidak seperti dulu lembek.

Sedangkan Riz.

"Riz. Kamu kok bisa tambah tinggi gini sih padahal dulu...." ucap Naz, yang tak berani melanjutkan kata-katanya. Karena dulunya Riz memang tingginya seukuran dengan Naz.

Berbeda dengan Naz, dia malah seolah tak bisa tumbuh lagi. Dia masih tetap menjadi terpendek setelah dewasa ini di antara teman-teman perempuan nya yang lain. Namun juga terkecil. Karena tubuhnya tidak gendut tidak pula tinggi. Bahkan Naz sangat kurus.

"Iya dong, tumbuh itu kan ke atas. Bukan makin kecil." gurau Riz pada Naz.

Seketika semua teman-teman yang kini telah berkumpul itu pun tertawa terbahak-bahak. Telah berkumpul sekitar kurang lebih tiga belas orang yang masuk ke dalam grup obrolan itu sekarang, grup Alumni SDIMT.

Bintang dan teman-temannya yang lain, berbincang-bincang menghabiskan waktu di hari Minggu itu pun bersama. Hangat kekeluargaan yang telah lama tak dirasakan pun kini hadir kembali. Sore hari itupun seolah melengkapi kebersamaan mereka saat itu.

.

.

.

Lanjutannya besok 😘

Terpopuler

Comments

Sholahuddin

Sholahuddin

tambahin karakter author yaitu valz/ noval, habibi

2024-11-30

0

aau

aau

kok aku rek 😖

2024-11-30

0

Febby Sadin

Febby Sadin

/Facepalm/

2024-11-30

0

lihat semua
Episodes
1 Namanya Bu Fastaqima
2 Berputar Di Kepala Bintang
3 Ada Tangga Lain
4 Suara Misterius
5 Tidak ada Bu Fastaqima
6 Belum Mendapatkan Jawaban
7 Menembus Air Terjun
8 Ini Tidak Benar
9 Muncul Dari Atas Pohon
10 Hadirnya Naz
11 Bintang Adi Kusuma
12 Tafsir Mimpi
13 Permata Pertama Mulia
14 Tidak Lagi Sendiri
15 Planning Pencarian
16 Pencarian Dimulai
17 Kemana Shad?
18 Masyaallah Shad
19 Kisah Rima
20 Ustadzah Zulfa
21 Bertemu Calon Polisi
22 Panggilan Reoni
23 Ketua Alumni
24 Hampir Tak Ikut
25 Firasat
26 Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha?
27 Belerang Beracun
28 Sesal Orangtua Duka
29 Masih Membekas
30 Ada 'Ain
31 Tidak Bisa Ta'ziah
32 Hari Raya Sepi
33 Bara Bagaskara Pengganti Bintang?
34 Ditarik Bintang
35 Akibat Tidur Siang Bolong
36 Planning Liburan
37 Pantai Ratu
38 Bukan Hilang
39 Kerajaan Pantai Ratu Kidul
40 Kegundahan Bintang
41 Hanya Bintang
42 Kekuatan Zulfa
43 Kerelaan Roro
44 Seusai Ujian
45 Di Lamar
46 Ternyata Dia
47 Siapakah Sinta Aulia?
48 Planning Ungkap Sinta Aulia
49 Kemarahan Sinta
50 Hanya Sandiwara
51 Surprise Dari Shad
52 Hati Yang Berguncang
53 Hari Buruk
54 Masalah Bertubi-tubi
55 Tak Kenal Kalian
56 Mencoba Mengingatkan
57 Ingin ke Sekolah
58 Temu Rindu
59 Mereka Teman ku?
60 Usaha Teman Perempuannya
61 Ikutan Lomba
62 Bayangan Itu
63 Ada Dua Bintang
64 Mencari Sumbangan
65 Malaikat Berselendang
66 Ingatannya kembali
67 Naik Pangkat
68 Mengatakan Kepada Mamak
69 Di Bandara
70 Kenalan Baru
71 Atap Daun Kering
72 Kota Dingin
73 Pertama Kali
74 Mulai Bekerja
75 Happy New Year 2025
76 Milan Menghilang
77 Kabar di Surabaya
78 Cerita Milan
79 Rumah Josep di Kota Baru
80 Pertemuan Tak Direncanakan
81 Ada Lagi! Roslinda
82 Di Tempat Yang Sama
83 Kekuatan Roro
84 Giveaway!
85 Pengakuan Permata
86 Pemenang GA Selamat!
87 Pengakuan Bara
88 Pasca Malam Melelahkan
89 Kedatangan Hasbi
90 Menggapai Permata
91 Gantung
92 Pengakuan Zulfa
93 Ke Rima dan Shad
94 Mundur Alon-alon
95 Kegalauan Hasbi
96 Sudah Dianggap Adik
97 Kedatangan Tamu
98 Tugas Dari Ratu
99 Raja Jin Laut Utara
100 Kegalauan Permata
101 Bintang Dijodohin
102 Menikahi Bu Fastaqima
103 Namanya Zainab
104 Zainab yang Itu
105 Bertemu Seseorang
106 Mendarat Di Kota Pahlawan
107 Silaturahmi
108 Mencari Bintang
109 Kecantikan Zainab
110 Prank
111 Suasana Kerjaan Laut Utara
112 Protes Para Alumni
113 Sehari Sebelum Berangkat
114 Perjalan Ke Gunung Bromo
115 Plot Twist Beda
116 Suasana Gunung Bromo
117 Terkejut
118 Kegagalan Roro
119 Siapa Rani?
120 EPISODE TERAKHIR
121 Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Namanya Bu Fastaqima
2
Berputar Di Kepala Bintang
3
Ada Tangga Lain
4
Suara Misterius
5
Tidak ada Bu Fastaqima
6
Belum Mendapatkan Jawaban
7
Menembus Air Terjun
8
Ini Tidak Benar
9
Muncul Dari Atas Pohon
10
Hadirnya Naz
11
Bintang Adi Kusuma
12
Tafsir Mimpi
13
Permata Pertama Mulia
14
Tidak Lagi Sendiri
15
Planning Pencarian
16
Pencarian Dimulai
17
Kemana Shad?
18
Masyaallah Shad
19
Kisah Rima
20
Ustadzah Zulfa
21
Bertemu Calon Polisi
22
Panggilan Reoni
23
Ketua Alumni
24
Hampir Tak Ikut
25
Firasat
26
Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha?
27
Belerang Beracun
28
Sesal Orangtua Duka
29
Masih Membekas
30
Ada 'Ain
31
Tidak Bisa Ta'ziah
32
Hari Raya Sepi
33
Bara Bagaskara Pengganti Bintang?
34
Ditarik Bintang
35
Akibat Tidur Siang Bolong
36
Planning Liburan
37
Pantai Ratu
38
Bukan Hilang
39
Kerajaan Pantai Ratu Kidul
40
Kegundahan Bintang
41
Hanya Bintang
42
Kekuatan Zulfa
43
Kerelaan Roro
44
Seusai Ujian
45
Di Lamar
46
Ternyata Dia
47
Siapakah Sinta Aulia?
48
Planning Ungkap Sinta Aulia
49
Kemarahan Sinta
50
Hanya Sandiwara
51
Surprise Dari Shad
52
Hati Yang Berguncang
53
Hari Buruk
54
Masalah Bertubi-tubi
55
Tak Kenal Kalian
56
Mencoba Mengingatkan
57
Ingin ke Sekolah
58
Temu Rindu
59
Mereka Teman ku?
60
Usaha Teman Perempuannya
61
Ikutan Lomba
62
Bayangan Itu
63
Ada Dua Bintang
64
Mencari Sumbangan
65
Malaikat Berselendang
66
Ingatannya kembali
67
Naik Pangkat
68
Mengatakan Kepada Mamak
69
Di Bandara
70
Kenalan Baru
71
Atap Daun Kering
72
Kota Dingin
73
Pertama Kali
74
Mulai Bekerja
75
Happy New Year 2025
76
Milan Menghilang
77
Kabar di Surabaya
78
Cerita Milan
79
Rumah Josep di Kota Baru
80
Pertemuan Tak Direncanakan
81
Ada Lagi! Roslinda
82
Di Tempat Yang Sama
83
Kekuatan Roro
84
Giveaway!
85
Pengakuan Permata
86
Pemenang GA Selamat!
87
Pengakuan Bara
88
Pasca Malam Melelahkan
89
Kedatangan Hasbi
90
Menggapai Permata
91
Gantung
92
Pengakuan Zulfa
93
Ke Rima dan Shad
94
Mundur Alon-alon
95
Kegalauan Hasbi
96
Sudah Dianggap Adik
97
Kedatangan Tamu
98
Tugas Dari Ratu
99
Raja Jin Laut Utara
100
Kegalauan Permata
101
Bintang Dijodohin
102
Menikahi Bu Fastaqima
103
Namanya Zainab
104
Zainab yang Itu
105
Bertemu Seseorang
106
Mendarat Di Kota Pahlawan
107
Silaturahmi
108
Mencari Bintang
109
Kecantikan Zainab
110
Prank
111
Suasana Kerjaan Laut Utara
112
Protes Para Alumni
113
Sehari Sebelum Berangkat
114
Perjalan Ke Gunung Bromo
115
Plot Twist Beda
116
Suasana Gunung Bromo
117
Terkejut
118
Kegagalan Roro
119
Siapa Rani?
120
EPISODE TERAKHIR
121
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!