Permata Pertama Mulia

Wajah anggun, karena dipoles dengan make up seadanya, hanya bedak dan celak. Pakaian menjuntai, bergamis sopan. Dan berkerudung menutupi dada. Bintang masih tak berpaling memandangi keanggunan wajah Permata.

"Kapan kamu pulang mondok?" tanya Permata.

"Udah lama, sekitar sebulan ini aku juga udah kerja di Kota Sambo ini." jawab Bintang.

Mereka duduk di atas kursi kayu pendek, buatannya mas iparnya Bintang. Mereka masih berbincang, melepas rindu tak lama bersua bertahun-tahun sudah. Hingga tibalah pada percakapan,

"Kamu gak lanjutin pendidikan mu Bintang?"

"Hem ... Insyaallah lanjut sih. Kalau kamu?"

"Aku juga insyaallah lanjut, aku disini kok dekat."

"Di Kota Sambo juga? Atau mau keluar kota?"

"Iya... Di Kota Sambo lah. Soalnya ortu gak pernah ngizinin aku jauh dari kota Sambo. Biasa... Kan aku anak perempuan."

"Hem, gitu.... Oia, kira-kira gimana kabarnya temen-temen yang lain juga ya?" Bintang merasa merindukan semua temannya seketika. Terutama teman-teman laki-lakinya yang empat orang masuk dalam mimpinya.

"Iya juga ya...." sambil berpikir, jemari Permata menyentuh dagunya. "Gimana.... Kalau kita ngadain reuni?!" ide muncul akhirnya.

"Wah bener juga tuh. Boleh boleh... Kamu yang woro-woro ya temen-temen." ucap Bintang.

"Aku ganti hp nih, jadi punya nomornya temen-temen,"

"Yaudah sini hp mu aku tambahkan ke kontakku sekarang." ucap Bintang, sembari merebut hp yang ada di tangan Permata tanpa permisi.

Hp Permata yang tak berkata sandi pun dengan mudah Bintang menambahkannya di dalam kontak Bintang.

"Ini sudah." ucap Bintang sambil mengembalikan hp Permata lagi.

Permata yang sekarang berbeda gumam Bintang dalam hati. Dulu dia kalau aku ngerampas hp nya gitu aja dia pasti marah. Sekarang nggak sama sekali.

Bintang yang melamun pun hingga tak sadar bahwa Permata kini sedang melambai-lambaikan tangan ke depan wajahnya.

"Kamu kok ngelamun sih." Permata pun tertawa renyah. "Kamu banyak pikiran ya? Udah dibuat enjoy aja" ucap Permata.

"Nggak sih hehe." hanya itu yang dapat Bintang jawab, karena gak mungkin dia blak-blakan. Walaupun dulu, dia anak yang suka berterus terang saat masih SD.

"Yaudah ya....aku pamit balik...."

"Emang tadi sebenarnya mau kemana?"

"Nggak cuma keliling aja... Kangen Kampung Idiom jadi muter aja didaerah sini." ucap Pertama. Sambil menyisakan senyuman saat dia mulai melenggang pergi.

Bintang benar-benar terpana. Berkali-kali dia bergumam bahwa Permata yang sekarang berbeda, jauh lebih cantik dari sebelumnya.

...****************...

Saat malam hari datang, Bintang yang hendak pergi tidur pun baru ingat, bahwa dia seharusnya sudah masuk dalam grup yang dia dan Permata tadinya rencanakan.

"Kok Permata masih belum buat grupnya ya?" pikir Bintang.

Dia pun tak berpikir lama, "Ah chat duluan ah ke Permata. Siapa tau dia lupa." Dan chat WhatsApp ke nomor Permata pun dia mulai.

Assalamualaikum ini aku Bintang

Permata yang sedang tiduran di kamarnya pun terkejut mendengar denting hp nya, "Siapa sih malam-malam wa." pekiknya.

Setelah Permata buka chat di hpnya, "Bintang?!"

Tak menunggu waktu lama dia pun membalas,

Waalaikumsalam iya Bin

Sumringah yang Bintang rasakan seketika, karena Permata membalas wa nya dengan cepat.

Sudah di save nomor ku? Kok kamu belum buat grup obrolan nya sih? Katanya mau buat acara reuni.

Panjang lebar kini chat dari Bintang. Permata pun menyungging senyum. Waduh lupa! Pekik Permata dalam hati.

Maaf Bintang lupa banget hehe. gimana kalau kamu aja yang buat grup nya.

Oke.

"Hah? Cuma itu balasnya?" pekik Permata yang merasa dicuekin.

Tak perlu waktu lama setelah Bintang membalas oke. Grup pun telah berbuat. Namun anggota grup nya masih hanya ada 2 orang saja. Di grup itu hanya ada Bintang dan Permata saja. Permata pun langsung mengirim pesan lagi ke Bintang.

Loh Bintang. Kok cuma kira berdua?

Iyalah. Kan aku juga gak punya nomornya temen-temen lain.

🤦

Bintang pun tertawa seketika. Tanpa sadar mereka pun saling membalas pesan malam itu. Menghabiskan malam bersama larut dalam per whatapp an.

...****************...

Hari telah berganti, Sibuk mulai menghiasi hari-hari Bintang. Bintang juga telah menemukan kampus yang tepat untuk dia mulai berkuliah menimba ilmu, sebagai lanjutan pencarian ilmunya.

Pagi hari sampai siang hari dia berkuliah, sedangkan seusai kuliah dia langsung bergegas berangkat bekerja di perusahaan percetakan yang telah dia tekuni. Di malam harinya sekitar jam sepuluh malam, dia juga sudah dapat pekerjaan sampingan, yaitu menjaga warung kopi di daerah kampung Idiom dekat rumahnya. Dalam sehari Bintang hanya tidur setidaknya kurang lebih cuma 3 jam itu pun sudah paling banyak yang dia dapatkan sebagai jam tidurnya.

Hal itu telah berlangsung dan menjadi rutinitas baginya. Tak kenal lelah, itulah rumus hidupnya untuk saat ini. Karena dia benar-benar ingin mencapai cita-citanya yang telah lama dia idam-idamkan sejak berada di bangku SD, lebih tepatnya sejak dia menjadi muridnya Bu Fastaqima.

Tepat di hari Senin, dia mulai masuk ke kampus untuk hari pertamanya kuliah, kemarin-kemarin nya dia ke kampus karena masih OMABA, Orientasi Mahasiswa Baru.

Hari ini, benar-benar hari pertamanya berkuliah. Bintang sangat bersemangat. Mamaknya pun juga tak kalah semangat, pagi-pagi Mamaknya sudah menyiapkan sarapan untuk Bintang berbekal.

Dia turuti keinginan Mamaknya pagi itu membawa bekal, walaupun ini untuk pertama kalinya setelah dewasa ini, dia membawa bekal.

Setibanya dia di kampus, sesegera mungkin dia mendatangi tempat pengumuman pembagian kelas ditempelkan, tak lain di Mading OMABA. Disana tertempel lengkap seluruh nama-nama mahasiswa baru di kampus Manwa, Kota Sambo.

Setelah berada tepat di depan pengumuman yang tertempel, Bintang pun mulai menunjukkan telunjuknya ke salah satu kertas yang tertempel. Tak lama kemudian akhirnya dia menemukan namanya.

Tapi tiba-tiba penglihatannya melihat hal lain, telunjuknya pun kembali bergerak mencari sesuatu. Dan, tak lama kemudian dia pun menemukannya.

"Permata Pertama Mulia." pekiknya.

Dan telunjuknya masih belum puas, dia berpikir hal lain, dia masih ingin melihat lainnya.

"Tidak ada. Yes... Setidaknya ada Permata." pikirnya.

Dia berharap ada banyak temannya yang akan kuliah di kampus yang sama dengannya. Tapi dia hanya menemukan satu nama saja. Permata Pertama Mulia.

Setidaknya ada Permata sudah cukup bagiku. Gumam Bintang dalam hati.

Hatinya seketika berbunga, dia berjalan riang menuju kelasnya. Hanya satu temannya, tapi itu sudah cukup menjadi alasannya bahagia.

.

.

.

Lanjutannya secepat mungkin guys 😘

Terpopuler

Comments

Sholahuddin

Sholahuddin

KIWW Bintang dan permata rek

2024-11-29

1

aau

aau

uhuyyyyy bintang dan permata rek

2024-11-29

0

Rizqi Kurniawan

Rizqi Kurniawan

icikiwir²

2024-11-29

0

lihat semua
Episodes
1 Namanya Bu Fastaqima
2 Berputar Di Kepala Bintang
3 Ada Tangga Lain
4 Suara Misterius
5 Tidak ada Bu Fastaqima
6 Belum Mendapatkan Jawaban
7 Menembus Air Terjun
8 Ini Tidak Benar
9 Muncul Dari Atas Pohon
10 Hadirnya Naz
11 Bintang Adi Kusuma
12 Tafsir Mimpi
13 Permata Pertama Mulia
14 Tidak Lagi Sendiri
15 Planning Pencarian
16 Pencarian Dimulai
17 Kemana Shad?
18 Masyaallah Shad
19 Kisah Rima
20 Ustadzah Zulfa
21 Bertemu Calon Polisi
22 Panggilan Reoni
23 Ketua Alumni
24 Hampir Tak Ikut
25 Firasat
26 Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha?
27 Belerang Beracun
28 Sesal Orangtua Duka
29 Masih Membekas
30 Ada 'Ain
31 Tidak Bisa Ta'ziah
32 Hari Raya Sepi
33 Bara Bagaskara Pengganti Bintang?
34 Ditarik Bintang
35 Akibat Tidur Siang Bolong
36 Planning Liburan
37 Pantai Ratu
38 Bukan Hilang
39 Kerajaan Pantai Ratu Kidul
40 Kegundahan Bintang
41 Hanya Bintang
42 Kekuatan Zulfa
43 Kerelaan Roro
44 Seusai Ujian
45 Di Lamar
46 Ternyata Dia
47 Siapakah Sinta Aulia?
48 Planning Ungkap Sinta Aulia
49 Kemarahan Sinta
50 Hanya Sandiwara
51 Surprise Dari Shad
52 Hati Yang Berguncang
53 Hari Buruk
54 Masalah Bertubi-tubi
55 Tak Kenal Kalian
56 Mencoba Mengingatkan
57 Ingin ke Sekolah
58 Temu Rindu
59 Mereka Teman ku?
60 Usaha Teman Perempuannya
61 Ikutan Lomba
62 Bayangan Itu
63 Ada Dua Bintang
64 Mencari Sumbangan
65 Malaikat Berselendang
66 Ingatannya kembali
67 Naik Pangkat
68 Mengatakan Kepada Mamak
69 Di Bandara
70 Kenalan Baru
71 Atap Daun Kering
72 Kota Dingin
73 Pertama Kali
74 Mulai Bekerja
75 Happy New Year 2025
76 Milan Menghilang
77 Kabar di Surabaya
78 Cerita Milan
79 Rumah Josep di Kota Baru
80 Pertemuan Tak Direncanakan
81 Ada Lagi! Roslinda
82 Di Tempat Yang Sama
83 Kekuatan Roro
84 Giveaway!
85 Pengakuan Permata
86 Pemenang GA Selamat!
87 Pengakuan Bara
88 Pasca Malam Melelahkan
89 Kedatangan Hasbi
90 Menggapai Permata
91 Gantung
92 Pengakuan Zulfa
93 Ke Rima dan Shad
94 Mundur Alon-alon
95 Kegalauan Hasbi
96 Sudah Dianggap Adik
97 Kedatangan Tamu
98 Tugas Dari Ratu
99 Raja Jin Laut Utara
100 Kegalauan Permata
101 Bintang Dijodohin
102 Menikahi Bu Fastaqima
103 Namanya Zainab
104 Zainab yang Itu
105 Bertemu Seseorang
106 Mendarat Di Kota Pahlawan
107 Silaturahmi
108 Mencari Bintang
109 Kecantikan Zainab
110 Prank
111 Suasana Kerjaan Laut Utara
112 Protes Para Alumni
113 Sehari Sebelum Berangkat
114 Perjalan Ke Gunung Bromo
115 Plot Twist Beda
116 Suasana Gunung Bromo
117 Terkejut
118 Kegagalan Roro
119 Siapa Rani?
120 EPISODE TERAKHIR
121 Novel Baru
Episodes

Updated 121 Episodes

1
Namanya Bu Fastaqima
2
Berputar Di Kepala Bintang
3
Ada Tangga Lain
4
Suara Misterius
5
Tidak ada Bu Fastaqima
6
Belum Mendapatkan Jawaban
7
Menembus Air Terjun
8
Ini Tidak Benar
9
Muncul Dari Atas Pohon
10
Hadirnya Naz
11
Bintang Adi Kusuma
12
Tafsir Mimpi
13
Permata Pertama Mulia
14
Tidak Lagi Sendiri
15
Planning Pencarian
16
Pencarian Dimulai
17
Kemana Shad?
18
Masyaallah Shad
19
Kisah Rima
20
Ustadzah Zulfa
21
Bertemu Calon Polisi
22
Panggilan Reoni
23
Ketua Alumni
24
Hampir Tak Ikut
25
Firasat
26
Kemana Isti, Putra, Zahra, Diyah dan Nuha?
27
Belerang Beracun
28
Sesal Orangtua Duka
29
Masih Membekas
30
Ada 'Ain
31
Tidak Bisa Ta'ziah
32
Hari Raya Sepi
33
Bara Bagaskara Pengganti Bintang?
34
Ditarik Bintang
35
Akibat Tidur Siang Bolong
36
Planning Liburan
37
Pantai Ratu
38
Bukan Hilang
39
Kerajaan Pantai Ratu Kidul
40
Kegundahan Bintang
41
Hanya Bintang
42
Kekuatan Zulfa
43
Kerelaan Roro
44
Seusai Ujian
45
Di Lamar
46
Ternyata Dia
47
Siapakah Sinta Aulia?
48
Planning Ungkap Sinta Aulia
49
Kemarahan Sinta
50
Hanya Sandiwara
51
Surprise Dari Shad
52
Hati Yang Berguncang
53
Hari Buruk
54
Masalah Bertubi-tubi
55
Tak Kenal Kalian
56
Mencoba Mengingatkan
57
Ingin ke Sekolah
58
Temu Rindu
59
Mereka Teman ku?
60
Usaha Teman Perempuannya
61
Ikutan Lomba
62
Bayangan Itu
63
Ada Dua Bintang
64
Mencari Sumbangan
65
Malaikat Berselendang
66
Ingatannya kembali
67
Naik Pangkat
68
Mengatakan Kepada Mamak
69
Di Bandara
70
Kenalan Baru
71
Atap Daun Kering
72
Kota Dingin
73
Pertama Kali
74
Mulai Bekerja
75
Happy New Year 2025
76
Milan Menghilang
77
Kabar di Surabaya
78
Cerita Milan
79
Rumah Josep di Kota Baru
80
Pertemuan Tak Direncanakan
81
Ada Lagi! Roslinda
82
Di Tempat Yang Sama
83
Kekuatan Roro
84
Giveaway!
85
Pengakuan Permata
86
Pemenang GA Selamat!
87
Pengakuan Bara
88
Pasca Malam Melelahkan
89
Kedatangan Hasbi
90
Menggapai Permata
91
Gantung
92
Pengakuan Zulfa
93
Ke Rima dan Shad
94
Mundur Alon-alon
95
Kegalauan Hasbi
96
Sudah Dianggap Adik
97
Kedatangan Tamu
98
Tugas Dari Ratu
99
Raja Jin Laut Utara
100
Kegalauan Permata
101
Bintang Dijodohin
102
Menikahi Bu Fastaqima
103
Namanya Zainab
104
Zainab yang Itu
105
Bertemu Seseorang
106
Mendarat Di Kota Pahlawan
107
Silaturahmi
108
Mencari Bintang
109
Kecantikan Zainab
110
Prank
111
Suasana Kerjaan Laut Utara
112
Protes Para Alumni
113
Sehari Sebelum Berangkat
114
Perjalan Ke Gunung Bromo
115
Plot Twist Beda
116
Suasana Gunung Bromo
117
Terkejut
118
Kegagalan Roro
119
Siapa Rani?
120
EPISODE TERAKHIR
121
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!