Bab 3 Pertemuan Yang Membuat Bisma Hancur Sehancur-Hancurnya

    Bisma menatap Haura tanpa kata, lagipula kenapa juga gadis muda itu yang harus memanggilnya untuk makan malam, padahal ia bisa turun sendiri menuju meja makan. Bisma pergi lebih dulu dan meninggalkan Haura yang masih berdiri di dekat pintu kamar Bisma.

    Haura menatap kepergian Bisma dengan sedih, sejak pertemuannya tadi siang di ruang keluarga, kakak angkatnya itu tidak sedikitpun bersikap ramah. Padahal kedatangan dia ke kamarnya ini, adalah disuruh Bu Sindi untuk memberitahu Bisma makan.

    Bisma tiba di meja makan, tapi dia hanya memberitahu bahwa malam ini tidak bisa makan malam bersama, karena terlanjur ada janji dengan seseorang.

    "Bisma tidak bisa makan malam bersama kalian Pa, Ma. Bisma minta maaf, sebab Bisma sudah ada janji dengan seseorang." Bisma memberi alasan.

    "Janji dengan siapa? Dengan perempuan tadi siang yang memutuskan hubungan pertunangan kalian? Kenapa ditemui lagi? Kalau dia sudah mengembalikan cincin pertunangannya, itu artinya dia sudah tidak mau bersamamu," ujar Pak Saka dengan nada kecewa.

    "Bisma minta maaf, Pa. Bisma pamit dulu, ya. Assalamualaikum." Tanpa membalas ujaran papanya, Bisma segera pamit dan melangkahkan kaki tanpa menunggu jawaban dari kedua orang tuanya.

    Pak Saka dan Bu Sindi geleng kepala, mereka kecewa dengan sikap Bisma yang seolah masih mengejar dr. Jelita, padahal jelas-jelas dokter muda itu sudah memutuskan hubungan sepihak.

    Pak Saka dan Bu Sindi pada akhirnya hanya bisa menatap kesal kepergian Bisma.

    "Haura, duduklah. Kenapa kamu masih berdiri di sana?" tegur Bu Sindi pada Haura yang masih berdiri di ujung pintu ruang tengah. Haura tersentak lalu melangkah menuju ruang makan. Mereka bertiga makan malam tanpa Bisma, sesekali terdengar obrolan kecil di sela makan malam mereka layaknya keluarga kecil bahagia.

***

    Di tempat berbeda, mobil Bisma tiba di depan sebuah kafe yang sudah dijanjikan oleh Bisma dan dr. Jelita tadi sore. Bisma segera masuk ke dalam kafe itu, dia langsung menuju meja paling ujung di kafe itu. Sembari menunggu dr. Jelita datang, Bisma memanggil seorang pelayan kafe untuk memesan minuman.

    Pelayan datang, lalu Bisma memesan minuman milo dingin. Karena hawa kota Semarang malam ini terasa begitu panas.

    Bisma sesekali menatap jam tangannya, sudah lima menit perempuan dambaannya terlambat datang. Padahal dr. Jelita sendiri yang menentukan jam berapa mereka janjian bertemu. Sampai 10 menit berlalu, perempuan itu masih juga belum datang. Bisma masih sabar menunggu. Hingga tepat di jam 20.15 menit, orang yang dinantikan akhirnya datang juga.

    Bisma langsung berdiri dari duduknya dan menyambut kedatangan Jelita yang tampil sangat cantik malam ini. Bisma keluar dari kursinya, ia manarik kursi untuk Jelita lalu mempersilahkan gadis cantik berpendidikan itu duduk. Perlakuan Bisma masih belum berubah, dia tetap meratukan Jelita dengan perhatiannya.

    "Sayang, aku sudah menunggumu lima belas menit yang lalu, aku pikir kamu tidak akan datang," ucap Bisma masih belum melepas kata sayang dari bibirnya untuk Jelita.

    Jelita memalingkan muka, dia seperti keberatan saat Bisma memanggilnya sayang.

    "Kenapa kamu memaksaku untuk bertemu, Mas? Sudah aku katakan, aku tidak akan merubah keputusanku. Aku tetap akan melanjutkan studiku, aku ...." Kalimat dr. Jelita terputus.

   "Pakai lagi cincin pertunangan kamu ini, kamu masih bisa melanjutkan studi tanpa harus mengakhiri hubungan pertunangan kita. Lagipula aku tidak akan mengusik studi kamu atau menuntut kamu harus menjadi ibu rumah tangga dan meminta kamu cepat punya anak. Aku tidak akan mengekangmu, Lita. Jadi, apa salahnya kita menikah dan kamu tetap melanjutkan studi tanpa kekangan dariku?" bujuk Bisma seraya membuka kotak perhiasan yang di dalamnya cincin tunangan yang tadi siang dilepas Jelita.

    "Sudah aku katakan aku ingin melanjutkan studiku untuk mengejar dokter spesialis. Studiku ini bisa memakan waktu empat sampai enam tahun, Mas. Dan aku tidak mau kamu bosan menungguku. Kalau kamu tidak sabar menunggu, lebih baik kita sudahi hubungan ini. Aku kembalikan cincin tunangan ini." Dr. Jelita langsung membantah ucapan Bisma, dia kukuh dengan pendiriannya, bahwa dia ingin tetap melanjutkan studinya tanpa melanjutkan hubungan kasih dengan Bisma.

    Jelita meraih kotak perhiasan cincin itu, lalu dikembalikan ke tangan Bisma dengan paksa.

    "Tapi kenapa Lita? Berikan alasannya kenapa kamu ingin mengakhiri hubungan ini, sementara aku selama ini begitu setia menantimu, bahkan kalau kamu mau melanjutkan studi kembali, aku tidak akan mengganggu studimu, aku siap menunggumu jika memang itu yang kamu mau. Aku akan menunggumu sampai kamu meraih gelar dokter spesialis," tekan Bisma yakin.

    "Tidak, aku tidak yakin kamu bisa menungguku selama itu. Sudahlah, Mas. Aku tidak ingin memberimu harapan yang tidak pasti, lagipula studiku kali ini benar-benar ingin fokus tanpa memiliki hubungan dengan siapapun. Aku harap kamu memahami obsesi dan cita-citaku, Mas. Dokter spesial merupakan angan-anganku sejak dulu," balas Jelita juga penuh penekanan.

    "Kalau begitu, itu artinya kamu ingkari semua janjimu selama ini. Bukankah pernah kamu bilang, bahwa setelah kita selesai tugas di daerah konflik, kita akan segera melangsungkan pernikahan dan itu kamu ucapkan di depan kedua orang tuaku juga orang tuamu. Apakah kamu tidak ingat dengan janjimu, Jelita?" cetus Bisma mengingatkan Jelita atas janjinya setahun lalu setelah acara pertunangan mereka.

    "Lupakan itu, Mas. Saat itu aku tidak berpikir jernih. Aku hanya ingin melanjutkan studiku dengan fokus tanpa menjalin hubungan dengan pria manapun, termasuk kamu, Mas," tekan Jelita lagi.

    Bisma terdiam, dia membeku seribu bahasa dengan penyangkalan dr. Jelita. Hatinya bertambah sakit dengan pertemuan malam ini. Dia pikir bujukannya akan merubah keputusan perempuan cantik di hadapannya, tapi ternyata sama sekali tidak.

    "Maaf, Mas. Aku tidak bisa lama. Aku harus segera kembali. Aku pamit, aku minta maaf karena telah mengecewakanmu." Dr. Jelita berdiri lalu pergi dari meja itu tanpa menunggu Bisma bicara lagi padanya. Hati Bisma benar-benar hancur dengan perlakuan dr. Jelita sampai Bisma tidak bisa berkata-kata.

***

    "Akkkkkhhhhhhh."

    Bisma menjerit sekuat tenaganya di depan sebuah danau buatan di taman kota itu. Melampiaskan amarah dan kecewanya. Dengan perasaan marah yang tidak terbendung, Bisma melemparkan cincin tunangan milik Jelita ke dalam danau. Hatinya telah hancur sehancur-hancurnya oleh penolakan dr. Jelita.

    "Apa sebenarnya alasan yang mendasari kamu memutuskan hubungan pertunangan kita, Lita? Aku tidak percaya kamu ingin fokus studi tanpa menjalin hubungan dengan pria manapun. Kamu pasti bohong, kamu bohongggggg," pekik Bisma lagi seraya menjambak ubun-ubun yang rambutnya sudah agak memanjang.

    Di ujung sebelah timur danau itu, Jelita menatap Bisma yang sedang frustasi. Dia merasa bersalah dengan keputusannya.

    "Maafkan aku, Mas." batinnya lirih. Dr. Jelita membalikkan badan, ia tidak mau membuat kesal seseorang yang kini menunggunya.

    "Sudah, Sayang?" tanya pria itu dengan lembut dan mesra.

    "Sudah, Mas. Ayo." Mereka masuk ke dalam sebuah mobil, lalu mobil itu segera pergi dari tempat itu, meninggalkan Bisma yang sedang meratap di depan danau yang penuh kenangan antara dirinya dan dr. Jelita.

Bersambung. Jangan lupa dukungannya ya, like dan hadian juga votenya jangan lupa. Selamat membaca.

Terpopuler

Comments

Murni Zain

Murni Zain

𝚘𝚑𝚑 𝚝𝚎𝚛𝚗𝚢𝚊𝚝𝚊 𝚜𝚍𝚑 𝚊𝚍𝚊 𝚢𝚐 𝚕𝚋𝚑 𝚍𝚛 𝚝𝚎𝚗𝚝𝚊𝚛𝚊 𝚝𝚘 𝙹𝚎𝚕𝚒𝚝𝚊 𝚋𝚎𝚛𝚙𝚊𝚕𝚒𝚗𝚐.

2024-12-31

1

Arieee

Arieee

jiahhhhh udah dapet yang baru/Hey/

2024-11-25

1

Susi_Lin

Susi_Lin

meningalkan jejak dlu..ku pantau

2024-11-25

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Patah Hati
2 Bab 2 Kopi Buatan Haura
3 Bab 3 Pertemuan Yang Membuat Bisma Hancur Sehancur-Hancurnya
4 Bab 4 Bisma Frustasi
5 Bab 5 Gara-gara Satu Sloki
6 Bab 6 Kabar dr. Jelita
7 Bab 7 Kekecewaan Bisma
8 Bab 8 Ancaman Bisma
9 Bab 9 Mendatangi Bekas Calon Besan
10 Bab 10 Menjodohkan Haura Dengan Bisma
11 Bab 11 Menikahlah Dengan Haura!
12 Bab 12 Bagai Dihantam Gada
13 Bab 13 Pengajuan Bisma Ditolak
14 Bab 14 Pertemuan Di Luar Kesepakatan
15 Bab 15 Bisma Kecelakaan
16 Bab 16 Mengobati Bisma
17 Bab 17 Haura Mengikuti Lomba
18 Ban 18 Haura Pulang Terlambat
19 Bab 19 Adegan Alami dan Live
20 Bab 20 Haura Tidak Sepadan
21 Bab 21 Ada Yang Bingung
22 Bab 22 Bisma Tidur di Kamar Haura
23 Bab 23 Gaun Rancangan Haura dikontrak
24 Bab 24 Kejutan Untuk Bisma
25 Bab 25 Penantian Bisma
26 Bab 26 Harus Menikah
27 Bab 27 Menemui Ayah
28 Bab 28 Kesedihan Haura
29 Bab 29 Misi Perjodohan Digelar Lagi
30 Bab 30 Misi Berhasil
31 Bab 31 Bisma Bingung
32 Bab 32 Salah Paham
33 Bab 33 KTP Untuk Pengajuan Nikah
34 Bab 34 Mengajukan Nikah
35 Bab 35 Haura Linglung
36 Bab 36 Harus Menghadap Komandan
37 Bab 37 Adiknya Danton?
38 Bab 38 Haura Siap Mencintai Kak Bisma
39 Bab 39 Jawaban Cerdas Haura
40 Bab 40 Godaan Teman Kantor
41 Bab 41 Jangan Jadikan Haura Pelarian
42 Bab 42 Permintaan Bu Sindi Pada Haura
43 Bab 43 Bisma Ke Kampus Haura
44 Bab 44 Nomer Bisma Belum Disimpan
45 Bab 45 Udang Di Balik Batu
46 Bab 46 Perjumpaan Bisma dan Jelita
47 Bab 47 Dokter Jelita Menemui Haura
48 Bab 48 Hinaan Dokter Jelita
49 Bab 49 Kita Akan Menikah
50 Bab 50 Makan Malam Bersama
51 Bab 51 Bertemu Jelita
52 Bab 52 Penyesalan Dokter Jelita
53 Bab 53 Bara Rindu Ketika Hujan Lebat
54 Bab 54 Petir
55 Bab 55 Perintah Komandan
56 Bab 56 Pernikahan
57 Bab 57 Pedang Pora dan Pesona Haura
58 Bab 58 Masih Sibuk Menjelang Keberangkatan
59 Bab 59 Halangan
60 Bab 60 Kamu Bisa Pijat?
61 Bab 61 Jaga Hati
62 Bab 62 Keberangkatan Bisma
63 Bab 63 Gundah
64 Bab 64 Ada Apa Dengan Ayah Haura?
65 Bab 65 Meninggal
66 Bab 66 Provokasi dokter Jelita
67 Bab 67 Salah Sangka Bisma
68 Bab 68 Perkembangan Bagus Devaryo
69 Bab 69 Membujuk Devaryo
70 Bab 70 Menjelang Kepulangan Bisma
71 Bab 71 Akhirnya Kembali Dengan Selamat
72 Bab 72 Jamu Stamina
73 Bab 73 Malam Pertama
74 Bab 74 Sudah Sebulan Menikah Malah Lupa
75 Bab 75 Bisma Kembali Cemburu
76 Bab 76 Kejutan
77 Bab 77 Ucapan Ulang Tahun Dari Keluarga Mertua
78 Bab 78 Pesan WA dari dokter Jelita
79 Bab 79 I Love You Kak Bisma
80 Bab 80 Ada Yang Retak
81 Bab 81 Ijin Bisma
82 Bab 82 Kontrak Kerja Enam Bulan
83 Bab 83 Gaun Rancangan Haura
84 Bab 84 Berita Haura di Media Online
85 Bab 85 Peresmian Rumah Mode Haura
86 Bab 86 Setelah Lulus, Ditodong Punya Anak
87 Bab 87 Kedatangan Tamu Kenamaan
88 Bab 88 Haura Merindukan Bisma
89 Bab 89 Bulan Madu di Rumah Orang Tua
90 Bab 90 Garis Dua
91 Bab 91 Kado Untuk Bisma
92 Bab 92 Akhir Yang Bahagia (END)
93 Karya Baru Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
94 Bab 94 Penyesalan, Pernikahan(Kisah Jelita dan Danki Erwan) End
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Bab 1 Patah Hati
2
Bab 2 Kopi Buatan Haura
3
Bab 3 Pertemuan Yang Membuat Bisma Hancur Sehancur-Hancurnya
4
Bab 4 Bisma Frustasi
5
Bab 5 Gara-gara Satu Sloki
6
Bab 6 Kabar dr. Jelita
7
Bab 7 Kekecewaan Bisma
8
Bab 8 Ancaman Bisma
9
Bab 9 Mendatangi Bekas Calon Besan
10
Bab 10 Menjodohkan Haura Dengan Bisma
11
Bab 11 Menikahlah Dengan Haura!
12
Bab 12 Bagai Dihantam Gada
13
Bab 13 Pengajuan Bisma Ditolak
14
Bab 14 Pertemuan Di Luar Kesepakatan
15
Bab 15 Bisma Kecelakaan
16
Bab 16 Mengobati Bisma
17
Bab 17 Haura Mengikuti Lomba
18
Ban 18 Haura Pulang Terlambat
19
Bab 19 Adegan Alami dan Live
20
Bab 20 Haura Tidak Sepadan
21
Bab 21 Ada Yang Bingung
22
Bab 22 Bisma Tidur di Kamar Haura
23
Bab 23 Gaun Rancangan Haura dikontrak
24
Bab 24 Kejutan Untuk Bisma
25
Bab 25 Penantian Bisma
26
Bab 26 Harus Menikah
27
Bab 27 Menemui Ayah
28
Bab 28 Kesedihan Haura
29
Bab 29 Misi Perjodohan Digelar Lagi
30
Bab 30 Misi Berhasil
31
Bab 31 Bisma Bingung
32
Bab 32 Salah Paham
33
Bab 33 KTP Untuk Pengajuan Nikah
34
Bab 34 Mengajukan Nikah
35
Bab 35 Haura Linglung
36
Bab 36 Harus Menghadap Komandan
37
Bab 37 Adiknya Danton?
38
Bab 38 Haura Siap Mencintai Kak Bisma
39
Bab 39 Jawaban Cerdas Haura
40
Bab 40 Godaan Teman Kantor
41
Bab 41 Jangan Jadikan Haura Pelarian
42
Bab 42 Permintaan Bu Sindi Pada Haura
43
Bab 43 Bisma Ke Kampus Haura
44
Bab 44 Nomer Bisma Belum Disimpan
45
Bab 45 Udang Di Balik Batu
46
Bab 46 Perjumpaan Bisma dan Jelita
47
Bab 47 Dokter Jelita Menemui Haura
48
Bab 48 Hinaan Dokter Jelita
49
Bab 49 Kita Akan Menikah
50
Bab 50 Makan Malam Bersama
51
Bab 51 Bertemu Jelita
52
Bab 52 Penyesalan Dokter Jelita
53
Bab 53 Bara Rindu Ketika Hujan Lebat
54
Bab 54 Petir
55
Bab 55 Perintah Komandan
56
Bab 56 Pernikahan
57
Bab 57 Pedang Pora dan Pesona Haura
58
Bab 58 Masih Sibuk Menjelang Keberangkatan
59
Bab 59 Halangan
60
Bab 60 Kamu Bisa Pijat?
61
Bab 61 Jaga Hati
62
Bab 62 Keberangkatan Bisma
63
Bab 63 Gundah
64
Bab 64 Ada Apa Dengan Ayah Haura?
65
Bab 65 Meninggal
66
Bab 66 Provokasi dokter Jelita
67
Bab 67 Salah Sangka Bisma
68
Bab 68 Perkembangan Bagus Devaryo
69
Bab 69 Membujuk Devaryo
70
Bab 70 Menjelang Kepulangan Bisma
71
Bab 71 Akhirnya Kembali Dengan Selamat
72
Bab 72 Jamu Stamina
73
Bab 73 Malam Pertama
74
Bab 74 Sudah Sebulan Menikah Malah Lupa
75
Bab 75 Bisma Kembali Cemburu
76
Bab 76 Kejutan
77
Bab 77 Ucapan Ulang Tahun Dari Keluarga Mertua
78
Bab 78 Pesan WA dari dokter Jelita
79
Bab 79 I Love You Kak Bisma
80
Bab 80 Ada Yang Retak
81
Bab 81 Ijin Bisma
82
Bab 82 Kontrak Kerja Enam Bulan
83
Bab 83 Gaun Rancangan Haura
84
Bab 84 Berita Haura di Media Online
85
Bab 85 Peresmian Rumah Mode Haura
86
Bab 86 Setelah Lulus, Ditodong Punya Anak
87
Bab 87 Kedatangan Tamu Kenamaan
88
Bab 88 Haura Merindukan Bisma
89
Bab 89 Bulan Madu di Rumah Orang Tua
90
Bab 90 Garis Dua
91
Bab 91 Kado Untuk Bisma
92
Bab 92 Akhir Yang Bahagia (END)
93
Karya Baru Bab 1 Melepas Kepergian Satgas
94
Bab 94 Penyesalan, Pernikahan(Kisah Jelita dan Danki Erwan) End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!