bab 20. psikiater

Keesokan paginya,sikap zea kembali pada setelan awal, setelah sempat satu hari kemarin sedikit akrab kini zea kembali diam tak banyak bicara.

"Loh kamu kok udah rapih aja sayang mau kemana?"tanya Anita saat melihat zea berada di ruang makan dengan pakaian yang rapi.

"Mau berangkat kerja mami."jawab zea,sembari membantu menyiapkan makanan di atas meja bersama dengan beberapa pelayan.

"Kamu baru aja nikah sayang masa langsung kerja,gak ada cuti dulu."

"Zea udah banyak cuti mami,udah hampir satu bulan zea gak berangkat kerja, nanti kerjaan zea numpuk lagi."

"Kenapa gak risagn aja ze, biarkan suami kamu sendiri yang kerja. Kamu hanya cukup diam di rumah saja seperti mami, lagipula sekarang kamu sedang hamil di tambah kuliah kamu juga kan belum selesai. Takut nanti kecapean dan berdampak pada kehamilan kamu."timpal pak Hendra.

"Gak papa pi, insyaallah zea kuat kok. Zea masih pengen terusin karir zea, sebelum nanti setelah ze punya baby akan berhenti dan fokus sama baby."ucap zea.

"Baiklah jika itu kemauan kamu,tapi di jaga yah. Jangan terlalu kecapean dan jangan makan sembarangan."zea pun hanya membalas dengan anggukan kepala.

"Arkhana belum turun ze?"tanya Anita.

"Belum mami,tadi setelah zea siap siap pak arkha masih di kamar mandi."

Tak lama semua pun sudah kumpul di ruang makan dan langsung sarapan bersama.

"Kamu mau kemana ze?"kini giliran Arkhana yang bertanya.

Arkhana saat ini masih menggunakan pakaian santai nya, karena memang dia berniat akan cuti selama tiga hari.

"Ke kantor pak."

"Lo gak ambil cuti nikah ze?"tanya Aryan.

"Enggak udah banyak cuti gak enak."

"Ngapain gak enak kan bos nya suami sendiri,aneh Lo ze. Lagian ngapain kerja suami Lo udah kaya."

"Kamu mending istirahat aja di rumah jangan berangkat kerja,saya juga gak berangkat. Baru aja dua hari yang lalu kita nikah masa sekarang langsung kerja aja,apa kamu gak capek."ucap Arkhana.

"Saya udah banyak libur pak, kerjaan juga udah banyak."

"Kerjaan bisa di oper ke pekerja lain,saya gak ngizinin kamu berangkat kerja. Diam saja di rumah istirahat,lusa nanti bisa berangkat kerja bareng saya."

"Tapi pa-"ingin rasanya zea protes,namun teringat jika disana masih ada kedua mertuanya tak enak jika menentang ucapan suami.

Bisa bisa citra nya menjadi rusak. "Baiklah."ucap zea lesu.

"Saya sudah mengabulkan keinginan kamu untuk tetap kerja,jadi sekarang jangan protes. Karyawan di kantor banyak, nanti saya suruh Arman buat oper kerjaan kamu ke karyawan lain. Kalau kamu langsung kerja sekarang yang ada kecapean, nanti kalau terjadi sesuatu sama kamu dan anak saya bagaimana."ucap Arkhana panjang lebar.

Zea pun hanya diam,tak enak jika harus cek Cok di depan mertua nya.

"Sudah biarkan ze jika itu memang membuat ze bahagia biarkan saja. Jangan terlalu mengekang zea,dia juga masih ingin berkarir dan bebas seperti anak seusia nya. Tidak apa jika memang zea masih ingin bekerja,selama ze bisa menjaga kesehatan nya,dan tidak kecapean juga."nasihat Hendra.

Karena tak mendapatkan izin dari Arkhana untuk berangkat bekerja, akhir nya zea pun kembali masuk kedalam kamar dan berganti pakaian.

"Ze."

"Pak-"

Keduanya sama sama terdiam. "Kamu aja dulu."ucap Arkhana.

"Tidak,bapak saja dulu."tolak zea.

"Saya mau minta maaf karena perkataan saya kemarin membuat kamu sakit hati, maafkan saya."selama belum ada kata memaafkan dari zea maka Arkhana akan tetap meminta maaf.

"Heem saya maafkan,tapi lain kali jika ingin berbicara tolong lebih di perhatikan lagi apa yang akan di ucapkan. Jujur saya sangat sakit hati dengan perkataan anda."ucap zea.

Arkhana pun mengangguk. "Terimakasih sudah mau memaafkan saya. Tadi kamu mau bicara apa?"tanya Arkhana.

"Saya mau izin pergi sebentar."

"Kemana? Sama siapa?"tanya Arkhana.

Zea pun terdiam,tak mungkin dia mengatakan dengan jujur kemana dirinya akan pergi.

"Saya cuman pengen jalan jalan aja,saya akan pergi sendiri pake grab."

"Saya akan antar,kamu pengen nya jalan jalan kemana?"tanya Arkhana.

Zea pun gelagapan,harus menjawab apa lagi dia. Jalan jalan bukan niat nya,namun ada suatu urusan dan zea pun tak bisa jujur pada Arkhana.

"Ah tidak usah pak,saya bisa sendiri kok. Saya juga pengen jalan jalan sendiri juga,ingin menenangkan diri."alibi zea.

Arkhana tampak berpikir sejenak.

"Saya mohon pak,gak lama kok saya cuman pengen menenangkan diri aja saya butuh waktu untuk sendiri dulu."pinta zea.

Arkhana pun akhirnya menganggukkan kepalanya. "Baiklah,tapi jangan lama akan dan jika ada sesuatu langsung hubungi saya."

zea pun tersenyum senang laku menganggukan kepalanya. "Terimakasih pak,kalau gitu saya mau siap siap dulu."

Zea pergi Sendy dengan menggunakan grab, namun tanpa zea sadari ada orang lain yang mengikuti dirinya.

Hingga zea pun tiba di tempat yang menjadi tujuan utamanya untuk datang. Dari dalam mobil pria dengan pakaian serba hitam itu melihat wengan teliti bangunan di depannya.

Tampak ada sebuah plang bertuliskan nama dari si pemilik rumah beserta dengan gelar sarjana nya,dan di bawahnya terdapat tulisan psikiater.

Dengan segera pria itu membuka handphone nya lalu menelpon seseorang.

"Nyonya datang ke psikiater tuan. Baik saya akan mengirimkan lokasi nya."ucap nya pada seseorang di sebrang sana.

"Hai ze, bagaimana apakah sudah ada perkembangan?"tanya wanita saat zea berada di ruangan itu.

"Ada keluhan apa lagi?"

Zea pun menceritakan semuanya, setelah mengetahui dirinya hamil zea sering pergi ke psikiater. Tujuannya hanya satu,agar menjaga kewarasan hati dan otak nya.

Seperti perkataan zea tempo hari lalu,dia tak mau nanti anak nya memiliki seorang ibu dengan mental rusak.

Maka dari itu zea sering sekali datang ke psikiater untuk konsultasi. Zea bisa melawan rasa takutnya saat berhadapan dengan Arkhana pun karena psikiater.

Setelah hampir dua jam konsultasi dengan psikiater,zea pun keluar dari sana. Namun tepat saat di luar tempat psikiater itu ada seorang laki laki yang tengah bersandar di mobil nya.

Degh

Seketika zea terdiam kala melihat laki laki itu. "Masuk ze."ucap nya dengan lembut.

Tak lupa juga membukakan pintu mobil nya, untuk zea masuk. "Saya ingin berbicara dengan kamu,kita akan ke apartemen saya."ucap nya.

Ya,dia adalah Arkhana. Tadi saat zea pergi dia menyuruh anak buahnya untuk mengikuti zea.

Saat mendapatkan informasi jika zea pergi ke psikiater, Arkhana pun langsung menyusul zea kesana.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***