"Ngapain juga make baju kayak gitu,kasian anak saya pengap di dalam."omel Arkhana.
Memang baju kedua yang di pakai zea di acara pernikahan ini sedikitpun ketat dan membentuk body zea. Berbeda dengan baju yang pertama yakni gaun putih.
"Yang milihnya kan mami bukan aku."jawab zea yang tak terima jika di salahkan.
"Kan kamu bisa nolak."
Zea pun hanya bisa memutar bola matanya malas. Sudahlah berdebat dengan Arkhana memang tak akan bisa menang.
"Cepat ganti bajunya, nanti anak saya kenapa napa lagi karena kamu kelamaan pake baju kayak gitu."titah Arkhana.
Zea pun berdiri dan melangkah ke arah kamar mandi. Tak lama setelah zea masuk,dia kembali membuka pintu kamar mandi.
Namun yang terlihat hanya mukanya saja. "Kenapa?"tanya Arkhana.
"Bantuin bukain resleting baju nya."ucap zea dengan malu malu.
Arkhana bayang sedang duduk di sofa itupun langsung berdiri dan ikut masuk ke dalam kamar mandi.
Arkhana pun membantu zea membuka resleting baju nya. "Sambil merem,gak boleh liat."ucap zea.
"Kalau enggak sambil liat gimana cara saya bukain nya."
"Ya gimana aja asalkan anda gak perlu liat punggung saya."ucap zea keukeuh.
Arkhana pun hanya membalas dengan deheman. "Merem pak."tegur zea saat tadi menengok ke belakang namun Arkhana belum menutup matanya.
"Iya iya."Arkhana pun merem,dan mulai menurunkan resleting baju zea.
Namun,ya yang namanya laki laki pasti ada otak otak licik nya,saat di pertengahan membuka resleting Arkhana mengintip.
"Gilaa mulus banget."batin Arkhana kala melihat putih mulusnya punggung zea.
"Sudah pak?"tanya zea membuat lamunan Arkhana buyar.
"S-sudah."jawab Arkhana dengan sedikit gugup.
Zea pun langsung membalikan tubuhnya. "Udah sana keluar lagi."ujar zea.
Arkhana pun keluar dari kamar mandi itu,dan zea melanjutkan bersih bersih nya.
Baru saja Arkhana duduk,zea kembali membuka pintu kamar mandi. "Apa lagi?"tanya Arkhana.
"Bantuin lepasin aksesorisnya."pinta zea.
Arkhana pun menghela nafasnya. "Ya udah sini."zea pun keluar dari dalam kamar mandi kemudian berjalan ke arah meja rias.
Zea pun duduk dan Arkhana berdiri di belakang nya,membantu melepaskan aksesoris yang menempel di rambut rambut zea.
"Kenapa gak dari tadi aja sebelum ganti baju lepasin yang kayak gini."omel Arkhana membuat zea merasa kesal.
"Ya udah gak usah kalau gak ikhlas ngebantuin saya bisa sendiri kok."ketus zea,lalu akan kembali berdiri namun di tahan oleh Arkhana.
"Duduk,saya bantuin copotin."ujar Arkhana penuh penekanan.
Arkhana kembali melanjutkan kegiatan nya membantu zea melepaskan aksesoris yang masih menempel di rambut nya,tak hanya itu saja Arkhana juga membantu melepaskan kuku palsu,dan juga membantu membersihkan make up zea.
Setelah selesai zea pun berdiri, Arkhana kira akan pergi ke kamar mandi eh taunya malah mau merebahkan diri di atas ranjang.
"Etsss mau ngapain."cegah Arkhana.
"Capek pengen tidur dulu bentar."keluh zea
"Enggak,gak ada tidur tidur mandi dulu sana baru kalau udah mandi boleh tidur."omel Arkhana.
"Iya iya bawel."
Zea pun berjalan ke arah kamar mandi,sepuluh menit berlalu zea pun keluar dengan menggunakan piyama tidurnya.
Kini giliran Arkhana yang membersihkan dirinya, sedangkan zea sudah langsung tidur di atas ranjang.
Sehingga saat Arkhana sudah selesai bersih bersih,zea sudah terlelap di alam bawah sadarnya.
Berbeda halnya dengan zea yang langsung beristirahat, Arkhana malah bergelut dengan laptopnya,harap maklum Arkhana itu jika satu hari saja tidak bekerja seperti ada yang kurang.
"Ze,bangun."Arkhana membangunkan zea karena zea harus makan malam.
Tadi ibunya menelpon dan menanyakan zea,lalu menyuruh Arkhana untuk membangunkan zea karena dari pagi tadi zea hanya makan sedikit.
"Eughhh."lenguh zea.
"Makan dulu,baru tidur lagi."ucap Arkhana,dia menyimpan makanan nya di atas nakas.
Zea pun bangun dan bersandar pada headboard, kemudian mengambil makanan yang berada di sampingnya itu.
Kebetulan sekali memang zea saat ini sedang lapar laparnya.
"Kenapa gak di habiskan?"tanya Arkhana kala melihat zea akan kembali tidur, padahal makanan di piring itu masih banyak.
"Gak mau,mual."ucap zea lalu kembali terlelap. Arkhana pun hanya bisa menggelengkan kepalanya.
Arkhana menutup laptop nya lalu berjalan menghampiri zea,dia mengambil makanan yang masih tersisa di atas piring itu dan mulai memakan nya hingga habis.
Entah apa yang terjadi pada Arkhana, padahal selama ini dia tak pernah mau memakan satu tempat dengan orang lain.
Namun dengan zea yang baru sah sebagai istrinya dia malah menghabiskan sisa makanan itu,dan tampak tak jijik walaupun itu sisa zea.
Setelah menghabiskan makan nya, Arkhana pun merebahkan tubuhnya di samping zea. Sejenak dia memandang wajah zea yang sedang terlelap di sampingnya.
"Saya gak nyangka gara gara kejadian malam itu kita bisa bersama karena ada benih yang tumbuh di rahim mu. Kamu satu satunya wanita yang mampu membuat saya tak berkutik karena semua ucapan kamu."gumam Arkhana.
Saat ini memang belum ada cinta di hati Arkhana,dia menikahi zea hanya karena tanggung jawab,dan adanya anak di rahim zea.
Tak lama dari sana Arkhana pun menyusul zea ke alam bawah sadar, mereka sama sama terlelap di atas ranjang yang sama untuk kedua kalinya.
Berbeda halnya dengan para pengantin baru yang pasti nya malam pertama mereka akan melakukan suatu ibadah perdana sebagai suami istri.
Mereka berdua malah tak melakukan apapun,hanya tertidur dan tidur nya pun berjauhan.
Memang satu sampai dua jam tertidur, keduanya berjauhan namun pada jam jam selanjutnya mereka malah saling berpelukan.
Hingga pagi menjelang, mereka masih di posisi yang sama yakni zea menghadap ke arah kanan membelakangi Arkhana sedangkan Arkhana memeluk zea dari belakang dan menelusupkan mukanya ke curuk leher zea.
Sedikit demi sedikit mata zea terbuka kala merasakan sinar matahari masuk ke dalam celah celah jendela kamar hotel.
Saat terbangun zea merasakan perutnya sedikit sesak. Pandangan nya pun tertuju pada perutnya, terlihat tangan besar tengah membelit perut zea.
Zea pun menengok ke sampingnya, matanya membola kala melihat seorang laki laki tengah memeluk tubuhnya.
"Ahhh."refleks zea mendorong Arkhana hingga membuat Arkhana jatuh dari atas ranjang.
Sedangkan zea sudah menelungkupkan wajah nya di antara dua lututnya sembari mengeratkan selimutnya.
"Awsss."ringis Arkhana kala punggung dan bokong nya membentur lantai dengan keras.
"Kam-"Arkhana awalnya akan marah pada zea,namun terhenti kala mendengar suara isak tangis istrinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 91 Episodes
Comments