bab 14. rencana pernikahan

Tak ada lagi pilihan yang zea ambil,selain menerima Arkhana untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya.

Zea sudah memikirkan semuanya semalaman,dia memang setuju dengan perkataan Abang nya yang menyuruh memikirkan nasib masa depan anak nya.

Bukan hanya itu saja,namun karena tekanan dari pak Ardan juga membuat dirinya mau menerima Arkhana.

Pagi tadi keluarga Arkhana datang kembali dan menanyakan keputusan dari zea, setelah mengetahui keputusan dari zea mereka pun memutuskan akan melangsungkan acara pernikahan Minggu depan.

Walaupun tadi sempat ada perdebatan dimana zea tak mau ada acara acara,namun orang tua Arkhana tetap Keukeh ingin mengadakan acara.

Tadinya akan di gelar lima hari empat malam,sekalian dengan resepsi pernikahan. Namun karena zea terus bersikeras tak mau ada acara.

Akhirnya hanya akan ada acara akad nikah dengan di hadiri oleh beberapa kerabat dekat saja,dan zea juga meminta agar tak mempublikasikan pernikahan ini.

Sedangkan Arkhana dia mengikuti saja apapun yang menjadi keputusan kedua orang tuanya. Mau akad nikah saja,atau mau di selenggarakan tujuh hari tujuh malam pun Arkhana tak masalah.

Yang terpenting pernikahan nya sah di mata hukum dan agama, dan anak yang sedang zea kandung di akui.

Semua biaya dan persiapan di lakukan oleh keluarga dari Arkhana, keluarga zea hanya akan menerima beres saja.

***

Dua hari zea berada di rumah sakit,dan sekarang dia baru bisa pulang. Sebenarnya kemarin juga sudah bisa pulang namun calon ibu mertua nya ingin zea benar benar pulih. Hingga membuat zea harus menginap di rumah sakit satu hari lagi.

"Istirahat yang cukup,makan yang banyak dan makan makanan sehat,jaga kesehatan kamu dan baby. Jangan sampai nanti pas acara kamu sakit okey,kalau butuh sesuatu atau kamu pengen apapun itu jangan sungkan telpon mami atau enggak Arkhana."ucap Anita sebelum dia pulang dari kediaman pak Ardan.

Zea memang sangat merasakan bagaimana kasih sayang Anita,belum sah menjadi menantu saja Anita sudah menyayanginya.

Bahkan Anita sekolah memperhatikan apapun yang zea butuhkan,Anita merawat zea saat di rumah sakit,dan hari ini pun mengantarkan zea pulang ke rumah.

"Gih istirahat dek,denger kan apa yang dikatakan oleh mama mertua mu. Jaga kesehatan nya."titah Felix.

Zea pun mengangguk lalu pergi ke kamarnya,namun tak sengaja saat di depan ruang kerja ayah nya dia mendengar suara sang ayah yang sedang berbicara dengan seseorang dari balik telpon genggamnya.

"Apa ini didikan yang telah kamu berikan pada zea selama ini hah? Dia hamil di luar nikah,kamu sangat tak becus jadi seorang ibu."ucap Ardan.

Kini zea mengetahui jika ayah nya itu tengah berbicara dengan mommy nya di sebrang telpon sana.

(Zea pas sama aku baik baik aja yah,dia gak pernah melakukan hal di luar batasan. Sekarang sama kamu,ya itu salah kamu. Kamu yang gak bisa duduk zea sampai jadi kayak gitu,dia pasti terkekang sama kamu)

(Jangan terus terusan menyalahkan aku yah,zea juga anak kamu. Disini aku udah punya keluarga,sudah cukup aku rawat,duduk dan bawa dia selama tujuh tahun sekarang giliran kamu. Jika zea melakukan kesalahan berarti itu salah kamu,bukan salah aku)

Entah mungkin Ardan yang memakai loud speaker atau memang suara ibunya yang keras, hingga zea bisa mendengarkan percakapan antara kedua orang tuanya.

"Hah percuma saja bicara sama kamu,malah menyalahkan saya yang tak tau apa apa. Pasti kamu yang mengajari zea berbuat seperti itu, pergaulan disana kan bebas."

(Kamu kok terus terusan yalahin aku,gantian kenapa buat ngebesarin zea. Sudahlah aku gak mau tau lagi tentang anak itu, sekarang dia jadi tanggung jawab kamu dan keluarga mu yang disana)

"Ck kamu memang gak berubah dari dulu tak mau di salahkan, baiklah jika itu memang keinginan mu. Aku ingin mengabarkan juga padamu jika empat hati lagi zea akan menikah dengan laki laki yang sudah memakai nya. Terserah kamu mau datang ataupun tidak."ucap Ardan sebelum mengakhiri sambungan telpon itu.

Rasanya sakit amat sangat,Kaka mendengar penuturan dari ibunya sendiri. Mereka berdua saking menyalahkan,tanpa ada yang mau introspeksi diri.

Setidak mau itukah kedua orang tuanya mengurus dirinya,jika memang tak mau mengapa tak langsung bicara saja.

Zea bisa hidup sendiri,tanpa harus ada bayang bayang orang tuanya. Jika di suruh memilih zea juga akan hidup sendiri dari pada hidup dengan salah satu dari keluarga baru kedua orang tuanya.

Yang sama sekali tak mengharapkan ada. "Sebenarnya aku ini siapa? Kenapa kalian Setega itu pada ku."lirih zea,tanpa terasa air matanya turun membasahi pipi.

Setelah mendengarkan percakapan antara kedua orang tuanya,zea pun langsung berlari masuk kedalam kamar.

"Kapan aku akan merasakan kebahagiaan itu tuhan?"gumam nya sendiri

***

Arkhana sedang fokus dengan laptopnya di ruang keluarga, Hendra dan putra bungsunya tengah bermain PS, sedangkan Anita sedang fokus memilih dekorasi untuk nanti acara pernikahan putra sulungnya.

"Papa yang ini bagus gak? Atau yang ini?"tanya Anita memperlihatkan dua contoh dekorasi pernikahan.

"Dua duanya bagus ma,jangan tanya ke papa dong tanyain ke yang mau nikah."ucap Hendra.

"Arkha terserah mami aja."ucap Arkhana tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Kamu ini sama kayak calon istri kamu, semuanya nyerahin ke mama. Padahal yang mau nikah itu kamu sama ze."ucap Anita kesal.

"Lagi pula siapa yang pengen ada acara, bukannya ze cuman mau akad nikah sederhana aja tanpa ada hiasan apapun."timpal Arkhana.

"Ya ampun arkha,masa anak sulung mama ini gak ada acara apapun dalam pernikahan nya. Enggak,mana gak bisa, padahak mama maunya tuh acaranya bermalam malam yang meriah,mewah,di hadiri semua orang,kolega bisnis kita, pokoknya semua orang harus tau pernikahan anak mama."ucap Anita.

Ith adalah salah satu impian Anita,dia ingin menyelenggarakan pernikahan yang super besar dan mewah di hadiri oleh orang orang yang mereka kenal dan diketahui oleh semua orang.

Bahkan tadinya mami Anita akan menyewa beberapa media untuk meliput pernikahan putra sulungnya,namun malah harus pupus karena pengantin wanita nya ingin pernikahan yang sederhana tak ada resepsi,hanya akad saja dan memilih untuk menyembunyikan pernikahan ini.

Ya, walaupun pernikahan ini berlandaskan karena sebuah kesalahan,namun mama Anita menginginkan pernikahan yang sama mewah nya,agar pernikahan putra sulungnya itu berkesan dan dapat di kenang.

"Emang siapa sih mam,calon Abang kok Aryan gak di kasih tau."ucap Aryan yang sama sekali tak mengetahui muka dan nama dari calon Kaka iparnya itu.

"Kamu mau liat?"tanya Anita di balas anggukan oleh Aryan.

"Dia cantik,baik,mama aja yang pertama kali liat udah jatuh cinta loh sama dia. Mama yakin dia itu wanita yang baik,lemah lembut penyayang sesuai kriteria menantu mama."ucap Anita sembari membuka ponselnya untuk memperlihatkan wajah calon menantunya pada putra bungsunya itu.

"Jangan di kasih liat mam,biar nanti aja pas acara liat nya."cegah Arkhana.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***