"Bukan nya kita akan ke atap?" Tanya santi bingung menatap 30 kali lipat ruangan yg lebih megah dari ruangan yg ia pernah kunjungi tadi
"Kita akan menunggu di sini terlebih dahulu,, tuan ingin bicara pada mu nona." Ucap seketaris itu menunduk hormat
"Harus kah? aku ingin interview sebentar lagi." Ucap santi mengengok ke kanan juga kiri ruangan itu yg terkesan serba mahal
"Apa dia tidak tau jika ia sudah lolos interview?" Gumam seketaris itu menggaruk kepala nya yg tak gatal
"Nona silahkan duduk, anggap saja ruangan pribadi." Ucap asisten yg baru saja memasuki ruangan itu tergesa-gesa
"Ohhh, aku pernah melihat mu! tapi dimana yaa.. dan apa itu kau? soalnya yg tadi kulihat mempunyai poni yg acak-acakan." Ucap santi tersenyum menatap asisten yg terlihat tegas tadi terkesan menciut mengingat kejadian tadi yg menurut nya memalukan
"Seperti nya kau salah orang." Ucap asisten itu terpaksa tersenyum dan menendang seketaris yg sedang menertawakan nya
"Ohhh,,, aku memang gampang lupa." Ucap santi tersenyum lebar dan duduk nyaman di sifa empuk berwarna gold itu
"Apa nona ingin makan atau minum?" Tanya asisten iti ramah
"Apakah disini ada yg jual warung?" Ucap santi balik tanya
"Ahh,, tidak warung.. tapi kami akan menyiapkanya jika nona mau sesuatu." Ucap asisten itu seraya tersenyum
"Oke,, aku mau es dawet satu, kerak telor nya seporsi yaa." Pinta santi tersenyum lebar dan mengelus-elus permukaan sofa yg sangat empuk itu
"Hah, dia pikir kita penjual di pinggir jalan gitu." Gumam seketaris itu menatap tak percaya pada santi
"Sudahlah, siap kan sajaaa.. kalau perlu stok di sini juga semua makanan itu,, tuan sangat tidak suka ke kurangan kau tau?" Ucap asisten itu terpaksa ikut tersenyum ketika santi melihat ke arah nya
"Baiklah, aku akan mengatur nya,, dari pada bersama dengan nona aneh ini." Ucap seketaris itu pegih secepat kilat dari ruangan itu
"Ehh, kenapa dia pergih?" Tanya santi sedih menatap asisten dengan penasaran nya
"Ada hal yg harus di urus, nona." Ucap asisten itu dengan ramah
"Kapan kita akan ke atap?" Tanya santi mulai bosan tinggal di ruangan itu
"Setelah tuan, datang." Jawab asisten itu dengan kesabaran yg ia tingkatkan di dalam diri nya
"Kapan tuan itu akan datang." Ucap santi lelah menunggu
Tap..tap..tap.. tap.. terdengar langkah yg mendekati sofa yg santi tempati itu, sosok itu dengan angkuh nya duduk dan menyilangkan kaki nya arogant
"Dengan siapa aku berbicara?" Ucap sosok angkuh itu memandang santi tajam
"Nona, perkenalkan diri mu." Bisik asisten disamping santi itu pelan
"Aku santi, salam kenal." Ucap santi tersenyum dan langsung mengambil tangan sosok angkuh itu dan ia gerakan ke atas dan ke bawah
Sosok itu menatap tak percaya akan hal yg ada di depan nya itu
"Kau memilih si aneh ini dari ruangan tadi? untuk menjadi istri kontrak ku?" Triak sosok itu kencang pada wajah asiste nya
"Aa..kuu, sudah memerikasa data-data diri nya tuan,, dan saya kira itu hal yg bagus untuk pernikahan yg akan tuan laksanakan lusa.. nanti." Ucap asisten itu bergemetar ketakutan
"Tapi tidak dengan si aneh ini! aku menyuruh mu mengeluarkan ia dari ruangan itu agar tidak merusak mata ku! owhh.. ini sama saja kau ingin aku mati malu! menikah dengan nya." Ucap sosok itu kesal menunjuk-nunjuk kearah santi
"Permisi,, apa aku boleh keluar? aku mau interview kerja." Ucap santi menunduk pelan di sela-sela keheningan yg terjadi di ruangan itu
"Tidak! kau diam dan duduk disana dengan patuh." Printah sosok angkuh itu dengan triak
"Maaf,, santi ngga bermaksud begitu,, santi minta maaf.." Ucap santi menangis kencang dan meringkuk di atas sofa
"Lihatlah dia, yg kau pilihkan untuk menjadi istriku! aku seorang Hendra mauranu!!" Ucap hendra menatap kesal pada asisten nya itu
"Tapi dia sangatlah cocok dengan krakter yg dinginkan oleh nya." Ucap asisten nya itu memberanikan diri untuk menjawab
"Arggh, sial.. kenapa allmarhum kakek meminta hal yg menyebalkan ini." Ucap hendra memukul senderan sofa itu dengan amarah yg ia luapkan
"Tuan, lusa adalah hari terakhir penentuan akan hak ali waris yg tuan terima! dengan syarat harus melangsungkan pernikahan di hari itu juga dengan krater yg ia minta di surat wasiat itu." Ucap asisaten itu mengingatkan kembali akan pristiwa kemarin
"Tapi dia? yg kurus kering! rambut kelihataan tidak pernah keramas! wajah yg terlihat kusam melebihi keset!" Maki hendra menatap tajam ke arah santi yg menundukan kepala nya sambil menekuk kedua lutut untuk menyembunyikan tangisan nya
"Ayolah! kau pasti bercandakan? masih ada banyak waktu! kita bisa memilih yg lebih cantik dari nya." Ucap hendra tertawa kecil dan menepuk bahu asisten nya itu kencang
"Tidak bisa tuan! lusa adalah hari H nya, dan tuan janji sendiri tidak akan menolak kembali lagi wanita pilihan yg saya ajukan terakhir hari ini." Ucap asisten itu memberanikan diri nya menatap balik sang atasan
"Hah, baiklah! tapi aku akan menceraikan nya setelah usia setahun pernikahan!" Ucap hendra dalam hati tensenyum miring menatap santi yg sedang meringkuk di atas sofa
"Tidak ada pilihan lain, persiapkan dia! dan buat dia lebih enak di lihat untuk acara lusa nanti." Ucap hendra setuju dan melenggang pergih meninggalkan asistenya juga santi di ruangan pribadi milik hendra yg arogant itu
"Baik, tuan." Ucap asisten itu tersenyum senang akhirnya ia tak perlu di hantui oleh wanita-wanita yg mengajukan diri nya untuk menjadi istri dari seorang Hendra mauranu
"hey, anda tidak apa-apa?" Tanya asisten itu mengoyang-goyangkan lengan santi secara pelan
"Maaf tuan,, santi baru ingat mau pergih interview." Ucap santi sesegukan dan mengambil tas selempang kecil nya ingin pergih keluar
"Ehhh, tunggu dulu! kau sudah lulus interview." Ucap asisten itu seraya tersenyum untuk menyakinkan
"Benarkah? aku di terima berkerja?" Tanya santi tersenyum lebar dan ntah kemana kesedihan tadi lenyap pergih begitu saja setelah orang arogant itu pergih jauh dari ruangan itu
"Benar! selamat yaaa! ohh.. yaa, perkenalkan nama ku jono abromo! panggil saja jono." Ucap jono sang asisten itu tersenyum kuda
"Wahhh, nama nya persis nama kuda tetangga ku di kampung." Ucap santi jujur dan ikut tersenyum lebar
"Aa...paa? kuda? aku disamakan dengan kuda?" Tanya jono menatap santi tak percaya akan kejujuran yg ia pancarkan terlalu terang sampai menusuk kerelung hati yg terdalam bagi jono
"Nama kuda? bukan kuda nyaa.. kan mas jono manusia." Ucap santi tersenyum lebar menjelaskan ucapan nya tadi
"Allhamdulilah, kalo cuma sama nama nya aja." Ucap jono mengucapkan syukur dan mengelus dada bidang nya untuk seraya salalu bersabar
TBC...
......Hendra & Santi 🍁......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 99 Episodes
Comments
Wiwien Budi Winarti
lanjut thor
2021-04-18
1
Rozh
Hai,,, malam Thor 👋
suka tulisanmu Thor💖💖
semangat terus ya, dan jaga kesehatan nya💪
Mampir di novel baru ku ya, "Suami Dadakan" makasih🙏
Salam dari Kisah danau hijau buatan kakek💖👍
2020-08-24
4
Mei
semangat thor
2020-08-23
3