"Gak papa Nas.. Santai aja, nanti Tante bungkusin.."
"Jangan Tante, ndak usah... Nasta jadi nggak enak dehh.."
"Sudah gak papa, kamu yang nyantai aja ya Nas, anggap tante ini tante kamu sendiri. Tante gak punya anak perempuan. Dan kayaknya karena kepribadian kamu, Tante jadi suka deh sama kamu.."
Apa? Nasta nggak salah denger kan?
Rupanya peribahasa "Akan ada pelangai setelah badai berlalu" itu benar adanya. Buktinya, Nasta menemukan Tante baik setelah bertemu dengan Gorila Gila yang angkuh dan arogan itu.
"Aduh, terimakasih Tante.. Tante baik sekali. Tapi rasanya Nasta yang tidak pantas diperlakukan sebaik ini sama Tante..."
Menggelikan sekali saat mengingat sikap ibu dan anak yang begitu berbeda dirumah ini. Nasta jadi berpikir jahat. Kira-kira bagaimana bisa ya, Tante Maria yang berhati baik seperti malaikat penolong ini memiliki anak yang sombong mirip tokoh kartun Tsukasa Domyoji.
Sekedar info nih ya.... Tsukasa Domyoji itu merupakan tokoh dalam anime Boys Before Flower atau Meteor Garden yang super sombong, pelit dan kaya raya. Sebenernya tidak pelit amat sih, cuma dia sering memandang rendah orang yang tidak selevel dengannya.
Yakaaann mirip banget sama Gorila Gila itu?
"Oh iya Nas, dilihat dari pakaian dan amplop coklat yang kamu bawa itu. Kamu lagi nyari kerjaan ya?"
Sekali lagi, Nasta memperhatikan dirinya sendiri. Tuh, Orang yang normal pasti tau kalau pakaian begini sudah umum digunakan untuk mencari pekerjaan. Berbeda kalau orang itu sudah tidak normal.
Maksudnya, tidak normal bukan karena gangguan mental atau kekurangan fisik. Tapi tidak normal yang lebih ke penyakit hati. Antara iri dan dengki. Mungkin ada bagian kelebihan dari diri Nasta yang sanggup dilihat oleh mbak-mbak penunggu kasir toko kebutuhan pokok tadi.
Sedikit, Nasta masih dendam kayaknya..
Sampai menyuruh Nasta menggunakan pakaian yang sedikit berkelas? Oh bukan, Nasta tau bukan itu yang benar-benar menjadi tujuannya. Tapi lebih tepat seperti kalimat sindiran. Intinya, Nasta tidak diterima bekerja ditempat tadi.
"Hehe iya tante. Tapi sepertinya hari ini belum rezeki Nasta deh..."
Nasta menjawab sambil nyengir. Memang itulah kenyataannya. Jaman sekarang, mencari pekerjaan ditengah hiruk piruknya kota itu sulit. Apalagi hanya bermodalkan ijazah SMA. Nasib baik belum menghampirinya.
"Bagus dong... kebetulan nih, ada salah satu toko milik Tante yang lagi butuh karyawan dibagian Kepala Toko. Gimana kalau kamu aja? Gajinya lumayan loo"
Nasta membulatkan matanya. Yang dia dengar gak salah kan? Indra pendengarannya masih bekerja normal kan Benarkah Tuhan memberi jalan semudah ini untuk Nasta memiliki pekerjaan?
"Tapi Tante, Apa Nasta cocok? Secara ijazah Nasta kan cuma sampai SMA...
Sebenarnya Nasta mau saja menerima tawaran ini. Dengan senang hati malah. Tapi sadar diri untuk saat ini lebih baik dari pada harus menanggung kecewa belakangan nanti.
Basic yang Nasta miliki tidak begitu tinggi. Nasta juga belum memiliki pengalaman dalam hal bekerja. Nasta merasa serakah kalau langsung menerima tawaran yang menggiurkan ini tanpa memberi tahu dulu sejauh mana kemampuan yang dia miliki.
Kalaupun memang ijazahnya tidak cocok untuk jabatan kepala toko, setidaknya karena kejujurannya Tante Maria masih sudi memberinya pekerjaan lain yang memang sesuai.
Meskipun hanya penjaga stand produk tertentu, Nasta juga mau kok. Baginya, apapun pekerjaan itu sama. Selagi bekerja dengan jalan yang benar dan menghasilkan penghasilan yang halal.
Pokoknya semua pekerjaan itu sama. Gaji tinggi pastilah dengan resiko yang besar pula. Sedangkan yang gajinya sedang, biasanya resikonya lebih ringan. Itu sudah merupakan hukum alam.!
Tante Maria tersenyum lebar. Pandangan matanya menatap Nasta hangat. Nasta gadis yang cantik dan apa adanya tanpa make up berlebihan seperti perempuan jaman sekarang pada umumnya. Satu tangannya mengusap punggung tangan milik Nasta.
"Percaya sama Tante Nas, meskipun kamu cuma lulusan SMA, Tante yakin kok kamu bisa menjaga amanah dari pekerjaan yang akan tante serahkan ke kamu ini dengan baik. Lagian ya Nas, kalau untuk bagian kepala toko, syarat utama yang menjadi acuan tante bukan pada ijasah apa yang dia punya. Tapi dari sikap dan kepribadian orang itu sendiri. Tante butuh orang yang jujur, tulus dan bertanggung jawab untuk menjadi kepala toko di tempat usaha Tante. Dan Tante rasa, semua kepribadian yang tante butuhkan itu ada di kamu deh..."
Penjelasan tante Maria harusnya masuk akal sih. Kalau dipikir memang ada bener nya. Jabatan kepala Toko tidak bisa diberi ke sembarang orang hanya dengan melihat latar belakang pendidikannya.
Karena jabatan kepala toko ini akan sangat berpengaruh dengan kelangsungan kerukunan karyawan toko lainnya.
Kalau Kepala Tokonya bener, maka secara otomatis karyawan lainnya tidak akan sibuk membuat drama seolah dia bekerja sangat tekun didepan atasannya. Apalagi kalau Kepala Tokonya bisa mengayomi, sudah pasti mereka akan rukun. Bekerja dari hati, dengan hati dan sepenuh hati dengan sendirinya meskipun tanpa diawasi
"Emmm.. Ta.. tapi tante..?"
"Kenapa lagi Nas? Jangan takut. Pekerjaannya nggak berat kok. Kamu cuma bagian mengawasi kinerja mereka saja. Kalau ada yang salah, kamu tegur.. ibaratnya nih ya, kamu tangan kanan saya.
Diterima ya.. plisss.."
Nasta terkekeh geli. Bukan masalah jika pekerjaannya berat sekalipun. Nasta akan tetap semangat. Lagian mana sampai hati Nasta hanya mengawasi sementara lainnya kerja berat?
Dan lagi, Kenapa malah bossnya yang memohon kepada calon karyawannya begini sih? Bukankah ini berlebihan?
Seharusnya kan pelamar kerja yang memohon kepada boss untuk diterima sebagai pekerjanya. Bukan boss yang memohon kepada pelamar untuk menerima pekerjaannya.
Nasta tersenyum senang. Matanya berbinar. Segala syukur dia panjatkan dalam hati kepada Tuhan. Dompet itu membawa keberuntungan. Akhirnya Nasta mendapat pekerjaan juga untuk membantu pemasukan Ayah dan Ibu.
"Terimakasih ya Tante, sudah percaya kepada Nasta..."
Eh tunggu, kalau Nasta bekerja ditoko Tante Maria, itu artinya dia bekerja dengan manusia gorila itu kan? Gak mau. "Tapi Tante... soal anak Tante gimana?"
"Oh Pandu.., Jangan khawatir. Tempat kerja kamu nanti beda kok sama tempat kerja Pandu. Itu toko milik Tante. Pandu mungkin cuma sesekali doang Tante suruh ngecek. Itu kalau Tante repot..."
Hahh... akhirnya Nasta bisa bernafas lega. Terimakasih Tuhan.
"Baiklah Tante... Nasta cuman gak enak kalau nanti ada keributan seperti tadi sama anak Tante ditempat kerja. Secara sepertinya anak Tante gak suka banget deh sama Nasta..."
"Pandu bukannya nggak suka sama kamu.. Tapi memang begitulah sifat anak resek itu."
Nasta terkekeh geli. Mama nya saja bilang dia anak resek.. Gak salah dong Nasta bilang dia angkuh dan arogan.? Beneran cocok dengan julukan Gorila Gila. Sudah resek, angkuh dan arogan lagi..!
"Baiklah Tante.. sekali lagi terimakasih atas bantuan Tante... Kalau begitu, Nasta pamit pulang ya Tante.. kasian Ayah pasti sudah nungguin Nasta dirumah."
"Biar dianterin sama supir Tante Nas...."
"Eh ehh gak usah Tante... Nasta bisa pulang sendiri kok.."
Nasta gak mau terlihat serakah. Sudah cukup kebaikan Tuhan yang Dia berikan lewat Tante Maria. Nasta sudah cukup bersyukur.
"Tidak ada penolakan Nas.. anggap saja ini untuk membayar waktu kamu yang terbuang sia-sia demi mengantarkan dompet Tante ini."
"Baiklah.. sekali lagi terimakasih ya Tante.."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 134 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
Tante Maria baik banget
2023-01-09
1
Yunita Riva
Bagusss Thor.. semangatt
2020-08-22
0