Kandang Gorila Gila

Pada waktu yang sama ditempat berbeda, laki-laki tampan yang tak lain adalah Direktur Utama sebuah perusahaan raksasa sedang terlihat mengesah kesal. Masih ada setumpuk berkas yang harus ditanda tangani olehnya.

Dia tak lain adalah Pandu.

Dibelakangnya berdiri laki-laki bernama Abraham. Sekretaris sekaligus tangan kanan Pandu yang sudah mengabdi dengan sumpah setia sejak lima tahun lalu. Sejak pertama kali perusahaan raksasa ini didirikan.

Abraham bukan hanya sekretaris biasa. Dibawah rengkuhan Pandu, dia menjadi sekretaris yang hebat dan sanggup melakukan semua hal untuk Tuannya.

Apalagi kemampuan bela dirinya. Abraham sudah mengantongi sabuk putih dari salah satu pencak silat di negri ini sejak kecil. Disisi lain, dia juga di didik langsung oleh ketua mafia dinegara sebrang.

Tapi tetap saja, ilmunya masih kalah tinggi dengan ilmu yang Pandu miliki.

Pandu, laki-laki berdarah dingin yang Abraham kenal memiliki kecerdasan dan kekuatan diatas rata-rata itu mampu membunuh lawannya dengan sekali pukulan.

Itu jika dia mau.

"Ham, setelah ini apa ada pertemuan penting lagi?"

"Tidak Tuan, ini berkas terakhir anda hari ini"

"Bagus.."

Pandu menyerahkan berkas terakhirnya yang sudah ditandatangani olehnya ke tangan Abraham. Dengan sigap, Abraham segera merapikan meja kerja Tuannya. Kemudian segera berjalan keluar. Menyerahkan berkas penting kontrak kerja sama dengan perusahaan lainnya untuk diurus tugas selanjutnya oleh staff sekretaris.

"Oh iya Ham, khusus hari ini suruh semua karyawan pulang cepat. Dan pastikan tidak ada yang pulang larut dari kantor."

"Baik Tuan"

Termasuk kamu.!"

"Tapi Tuan....."

"Ini perintah...!"

Abraham menundukkan kepalanya. Kata kata mutlak dari Tuannya yang sama sekali tidak bisa diganggu gugat.

"Terimakasih Tuan"

Dengan langkah tegap penuh wibawa, Pandu berjalan keluar meninggalkan ruangan kerjanya. Memasuki lift yang disediakan khusus untuk dirinya sendiri.

Sesampainya di lobby, semua petugas termasuk receptionist mengangguk hormat kepada atasan mereka yang terlihat berjalan didepannya. Sekalipun, tak pernah Pandu berniat membalas sapaan karyawannya.

Mobil Porsche Macan 2.0 berwarna hitam mengkilat sudah siap didepan perusahaan lengkap dengan dua pengawal yang sudah membukakan pintu.

Salah satu sopir mempersilahkan Pandu masuk. Namun niat itu diurungkan..

"Stop..! Aku akan mengemudi sendiri. Kalian istirahatlah."

Pandu sudah bersiap melajukan mobilnya. Duduk dikursi kemudi dengan kaca mata hitam bertengger dihidungnya.

"Jangan ada yang mengikutiku!"

Mobil melaju dengan kecepatan sedang diarea perusahaan. Sebelum akhirnya berjalan dengan kecepatan kilat menembus kepadatan jalan raya di jam pulang kantor seperti ini.

Tidak ada tujuan lain kecuali pulang dan segera merebahkan dirinya ditempat tidur. Senyum lebar tersungging dari bibir sensual Pandu.

"Dia masih saja cantik" Gumamnya lirih.

Ya, hari ini Pandu bahagia. Sangat bahagia. Entah perasaan seperti apa yang sedang berkecamuk didalam hatinya. Yang jelas, Hati yang tandus mirip padang pasir itu seperti mendapat hujan salju yang tiba-tiba.

Bertemu lagi dengan gadis cantik yang menjadi pujaan hatinya tidak pernah sekalipun Pandu bayangkan. Pandu terlalu takut walaupun sekedar memimpikannya. Tapi nyatanya Tuhan berkehendak lain, Tuhan memberi Pandu kesempatan tanpa harus membayarnya sepeserpun.

Terimakasih Tuhan.

Mobil mewah miliknya sudah memasuki area pelataran rumah. Pandu sudah mengurangi kecepatan lajunya. Dari pada Nyonya besar itu akan memakinya lagi ya kan. Lebih baik Pandu yang mengalah duluan.

Dia berjalan santai memasuki rumahnya lewat pintu utama. Dengan kaca mata hitam yang masih bertengger dihidungnya, membuatnya semakin tampan. Sempurna.

"Heh, ngapain kamu disini?"

***

Sambil menunggu kedatangan si pemilik dompet, Nasta duduk dikursi yang memang tersedia diteras rumah mewah itu.

Matanya mengedarkan pandangan keseluruh penjuru halaman rumah yang begitu luas. Penggabungan paving warna gelap dan terang yang sangat kontras membuat tampilannya lebih rapi.

Dibagian kiri ada taman yang dibangun memanjang sepanjang dari pintu gerbang masuk sampai teras rumah. Bahkan tanaman yang ditanam terawat rapi dan tumbuh indah.

Sedangkan disisi kanan, ada pavilium yang dibagun dibagian depan berdempetan dengan pagar masuk. Disusul bagunan mirip garasi mobil yang.... Ah, Nasta tidak sanggup membayangkan berapa banyak mobil yang bisa diparkirkan ditempat itu melihat panjangnya bangunan garasi.

Drrttt... drrttt...

Ponselnya bergetar. Memaksa Nasta menghentikan pandangan kagum nya ke halaman yang luas itu dan beralih membuka gawainya.

"Kok belum pulang Nak. Lagi dimana?". Ayah

Nasta tersenyum tipis mendapat perhatian yang berlebihan dari Ayahnya. Lihat, ini baru jam empat sore. Memang sih sejak dulu, Ayahnya melarang keras Nasta pulang larut apalagi kalau sampai keluar malam. Tapi sekarang?

Nasta kan sudah besar sekarang.!

Nasta mengabaikan sekitarnya. Jari jemarinya bergerak lihai untuk segera membalas pesan singkat dari laki-laki yang merupakan cinta pertamanya itu.

Nasta mulai fokus merangkai kata yang akan dikirim ke ayahnya. Yang penting harus tetap sopan dan jangan sampai membuat ayah khawatir. Apalagi murka.

Nasta selalu bergidik ngeri jika mengingat kemarahan ayahnya. Sampai tak sadar sedari tadi ada seorang laki-laki yang sudah berdiri didepannya. Memperhatikannya.

"Heh, ngapain kamu disini?"

Nasta terhentak kaget. Kepalanya mendongak mencari tersangka yang harus bertanggung jawab karena detakan jantungnya yang tiba - tiba naik. Dahi nya berkerut menatap laki-laki yang berdiri angkuh dengan kedua tangan masuk disaku celananya.

"Kamu,..!"

Seketika memori otaknya memutar ulang kejadian pagi hari. Dimana Nasta berdiri didepan sebuah toko kosmetik ternama dikotanya. Laki-laki ini dengan angkuhnya menghampiri Nasta.

Cantik-cantik kok kumel. Memangnya kamu mau jadi apa disini?

Lihat, tempat ini jualan kosmetik. Kalau pelayannya aja kayak kamu gini, mana ada yang mau beli?

Nasta memutar bola mata nya malas. Dosa apa yang sudah dia lakukan memangnya? Kenapa pula harus bertemu dengan laki-laki super arogan ini lagi? Astagaa, Nasta menghembuskan nafasnya kasar.

"Bukan urusan kamu.!"

"Idih brengsek..!"

Wajah pandu tampak merah padam menahan emosinya. Rahangnya mengeras. Tapi Nasta malah terkekeh getir.

Lebih mudah mancing emosi rupanya dari pada mancing ikan.!

"Santai mass.. santaiii.! Marah-marah cepet mati lo.!"

Nasta mencebikkan bibirnya mengejek. Bodo Amat mau dia akan digampar kek. Mau dipenggal juga terserah. Yang penting Nasta nggak nyolong ya disini.!

"Yang sopan dikit, kamu pikir kamu sekarang ada dimana? Ini rumahku. Ngapain kamu disini?

Ngemis kerjaan? Mau jadi pelayan?"

"Berisik banget sih Mas"

"Pergi sana!"

Nasta hendak berdiri. Lebih baik memang dia pergi saja dari pada harus berdebat dengan laki-laki sok berkuasa itu disini. Apalagi seperti yang dia dengar, ini kandang gorila itu kan?

Dasar, Gorila gila.!

Tapi.....

"Kenapa sih Ndu teriak-teriak... Rame banget masak sampek kedengeran sampai kamar Mama.?"

Seorang wanita yang sudah berumur keluar dari balik pintu. Berpakain rapi dan elegan. Meskipun kulit wajahnya sudah tak begitu kencang, tapi Nasta bisa lihat

kulit wajah yang terawat disana. Putih, mulus dan sangat bersih.

Nasta mengangguk hormat. Ini pasti Nyonya yang dimaksud pak security tadi kan? Ya ampun kelihatan berkelas banget. Semoga aja dia orang baik.

"Ini nih Ma, ada pengemis disini.!" Ucap Pandu dengan suara dingin dan telunjuk mengarah ke wajah Nasta.

"Eh.Eh, sembaraangaan!"

Terpopuler

Comments

Amelia Syharlla

Amelia Syharlla

rupanya pagi tadi udah ketemu🤣🤣🤣😱🤣😱

2023-01-09

1

Saskiya Kukar

Saskiya Kukar

aduh pandu jgn terlalu arogan masak orng nyapa gk dibls.
mmmmm?? kira2 siapa cwek yg disukai pandu??

2022-10-30

0

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 Hari Pertama
3 Kandang Gorila Gila
4 Mengembalikan Dompet
5 Tsukasa Domyoji
6 Jika Tuhan Mengizinkan
7 Kertas Merah Berpita
8 Seperti Apa Cinta?
9 Akhir Bulan
10 Demi Sang Ibu
11 Sayang Ibu
12 Satu Sama
13 Berkelana
14 Malu tapi Mau
15 Ikatan Batin Seorang Ibu
16 Bukan Pernikahan Impian
17 Perbedaan Sudut Pandang
18 Berwarna Dalam Keramaian
19 Dengan Sengaja
20 Untung Cuma Mimpi
21 Perdamaian
22 Sesuai Umur Mereka
23 Pipi Merah Merona
24 Duka Luka Dan Lara
25 Lelaki Penuh Misteri
26 Whisky And Words
27 Kelepasan Emosi
28 Vampire Ompong
29 Bagai Langit Dan Bumi
30 Awas Nanti Jatuh Cinta
31 Memberimu Pelajaran
32 Beradu Pandang
33 Calon Koki
34 Candu
35 Takut Ketahuan
36 Memasak
37 Kepala Suku
38 Menjadi Sebuah Keharusan
39 Bukan Cenayang
40 Harga Membawa Rupa
41 Menjaga Batasan
42 Dunia Tipu-Tipu
43 Tidak Terima
44 Salah Paham
45 Salah Paham (2)
46 Merobohkan Pembatas
47 Susu Jahe Hangat
48 Peringatan Papa Mertua
49 Mendung Kelabu
50 Lima Menit
51 Makan Malam
52 Makan Malam (2)
53 Makan Malam (3)
54 Makan Malam (4)
55 Pengaruh Alkohol
56 Bisakah Kita Bertahan?
57 Belajarlah Mencintaiku
58 Cium Kening
59 Tugas Belanja
60 Keluarga Jauh
61 Berubah Hangat
62 Benang Merah
63 Kabar Ibu
64 Cemburu
65 Kenangan Masa Lalu
66 Menikmati Akhir Pekan
67 Membersihkan Rumah
68 Drama Mau Mandi
69 Menginap
70 Di Grebek (1)
71 Di Grebek (2)
72 Di Grebek (3)
73 Di Singapura
74 Ungkapan Cinta
75 Hadiah Menyapu
76 Para Penghina
77 Hang Out Bersama Dina
78 Di Food Court
79 Perasaan Terusik
80 Musuh Bebuyutan
81 Gara-Gara Mengerikan
82 Perkara Kartu
83 Pagi Hari di Kantor
84 Usaha Sheizas
85 Sekretaris Abrahan
86 Ungkapan Raditya
87 Aku Marah
88 Pamer Stempel Kepemilikan
89 KeKhawatiran Raditya
90 Mencharge Diri
91 Wanita Pemuas Nafsu
92 Tentang Bibi Mina (1)
93 Tentang Bibi Mina (2)
94 Trauma Ibu
95 Kejahilan Pagi Hari
96 Peraturan Dadakan
97 Sekretaris Malang
98 Penasaran
99 Kabar Terindah
100 Lamunan
101 Wanitaku
102 Dasar Banci
103 Imbalan
104 Hak Milik
105 Martabak Spesial
106 Kesempatan Emas
107 Wajah Asli
108 Hidangan Paling Nikmat
109 Pandai Merayu
110 Kisah Dramatis
111 NAL's Hotel
112 Bersikaplah Profesional
113 Pengunduran Diri
114 Cinta, atau Terbiasa
115 Cemas
116 Tamu Spesial
117 Amnesia Disosiatif
118 Pemeriksaan
119 Pertemuan Direncanakan
120 Penyesalan Tinggallah Penyesalan
121 Keputusan Seorang Ibu
122 Jangan Kau Lepas
123 Terpancing
124 Terbongkar
125 Keputusan Terbaik
126 Jangan Tinggalkan Aku
127 Aktifitas Normal
128 Obat Dewa
129 Gigi Susu
130 Pelan Tapi Pasti
131 Patah Hati Nasional
132 Rencana Berhasil
133 Antara Ibu dan Suami
134 Fakta Tersembunyi
Episodes

Updated 134 Episodes

1
PROLOG
2
Hari Pertama
3
Kandang Gorila Gila
4
Mengembalikan Dompet
5
Tsukasa Domyoji
6
Jika Tuhan Mengizinkan
7
Kertas Merah Berpita
8
Seperti Apa Cinta?
9
Akhir Bulan
10
Demi Sang Ibu
11
Sayang Ibu
12
Satu Sama
13
Berkelana
14
Malu tapi Mau
15
Ikatan Batin Seorang Ibu
16
Bukan Pernikahan Impian
17
Perbedaan Sudut Pandang
18
Berwarna Dalam Keramaian
19
Dengan Sengaja
20
Untung Cuma Mimpi
21
Perdamaian
22
Sesuai Umur Mereka
23
Pipi Merah Merona
24
Duka Luka Dan Lara
25
Lelaki Penuh Misteri
26
Whisky And Words
27
Kelepasan Emosi
28
Vampire Ompong
29
Bagai Langit Dan Bumi
30
Awas Nanti Jatuh Cinta
31
Memberimu Pelajaran
32
Beradu Pandang
33
Calon Koki
34
Candu
35
Takut Ketahuan
36
Memasak
37
Kepala Suku
38
Menjadi Sebuah Keharusan
39
Bukan Cenayang
40
Harga Membawa Rupa
41
Menjaga Batasan
42
Dunia Tipu-Tipu
43
Tidak Terima
44
Salah Paham
45
Salah Paham (2)
46
Merobohkan Pembatas
47
Susu Jahe Hangat
48
Peringatan Papa Mertua
49
Mendung Kelabu
50
Lima Menit
51
Makan Malam
52
Makan Malam (2)
53
Makan Malam (3)
54
Makan Malam (4)
55
Pengaruh Alkohol
56
Bisakah Kita Bertahan?
57
Belajarlah Mencintaiku
58
Cium Kening
59
Tugas Belanja
60
Keluarga Jauh
61
Berubah Hangat
62
Benang Merah
63
Kabar Ibu
64
Cemburu
65
Kenangan Masa Lalu
66
Menikmati Akhir Pekan
67
Membersihkan Rumah
68
Drama Mau Mandi
69
Menginap
70
Di Grebek (1)
71
Di Grebek (2)
72
Di Grebek (3)
73
Di Singapura
74
Ungkapan Cinta
75
Hadiah Menyapu
76
Para Penghina
77
Hang Out Bersama Dina
78
Di Food Court
79
Perasaan Terusik
80
Musuh Bebuyutan
81
Gara-Gara Mengerikan
82
Perkara Kartu
83
Pagi Hari di Kantor
84
Usaha Sheizas
85
Sekretaris Abrahan
86
Ungkapan Raditya
87
Aku Marah
88
Pamer Stempel Kepemilikan
89
KeKhawatiran Raditya
90
Mencharge Diri
91
Wanita Pemuas Nafsu
92
Tentang Bibi Mina (1)
93
Tentang Bibi Mina (2)
94
Trauma Ibu
95
Kejahilan Pagi Hari
96
Peraturan Dadakan
97
Sekretaris Malang
98
Penasaran
99
Kabar Terindah
100
Lamunan
101
Wanitaku
102
Dasar Banci
103
Imbalan
104
Hak Milik
105
Martabak Spesial
106
Kesempatan Emas
107
Wajah Asli
108
Hidangan Paling Nikmat
109
Pandai Merayu
110
Kisah Dramatis
111
NAL's Hotel
112
Bersikaplah Profesional
113
Pengunduran Diri
114
Cinta, atau Terbiasa
115
Cemas
116
Tamu Spesial
117
Amnesia Disosiatif
118
Pemeriksaan
119
Pertemuan Direncanakan
120
Penyesalan Tinggallah Penyesalan
121
Keputusan Seorang Ibu
122
Jangan Kau Lepas
123
Terpancing
124
Terbongkar
125
Keputusan Terbaik
126
Jangan Tinggalkan Aku
127
Aktifitas Normal
128
Obat Dewa
129
Gigi Susu
130
Pelan Tapi Pasti
131
Patah Hati Nasional
132
Rencana Berhasil
133
Antara Ibu dan Suami
134
Fakta Tersembunyi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!