Bab 17

Setibanya di sana, mereka semua di buat terkejut dan berteriak histeris tak kala melihat tubuh seorang siswi yang sudah terbaring tak berdaya dengan banyak darah yang keluar dari kepala dan beberapa bagian anggota tubuh lainnya.

Kanaya yang melihat wajah dari siswi tersebut pun tak mampu menahan keterkejutan nya, ia mengingat nama gadis tersebut adalah Juwita Permata, gadis desa yang beberapa hari lalu ia tolong saat beberapa siswi membully nya di Wc sekolah.

Saat itu kanaya tidak mengetahui siapa saja murid yang membully Juwita, jadi ia tak bisa melaporkanya. Lagipula Juwita tak bercerita padanya jadi ia tak ambil pusing, namun tak di disangka kini kondisi Juwita begitu mengenaskan.

"Woy panggil Ambulans" teriak Verel yang langsung tersadar akan rasa terkejutnya, langsung saja beberapa siswa memanggil Ambulans terdekat dari sekolah.

Dari kejauhan terlihat seorang Dokter penjaga Uks berlari mendekat dan langsung memeriksakan kondisi korban.

"Syukurlah dia masih bernafas, tapi darahnya semakin banyak yang keluar dan kita tidak bisa langsung mengangkatnya begitu saja karena takut itu akan menimbulkan cedera pada bagian leher dan tengkorak kepalanya" ucapnya memberikan penjelasan saat melihat ada tanda-tanda cedera yang terlihat di baginya kulitnya yang terlihat memar.

Mendengar penjelasan Dokter setidaknya membuat mereka bisa bernafas lega, namun berbeda dengan salah satu siswi disana yang tak terlihat senang mendengarnya, ia mengepalkan tangannya saat mengetahui gadis tersebut tidak tiada dan malah selamat.

'Sial rencana gue gagal buat bunuh jalang itu, gue harus lakuin sesuatu jangan sampai dia sadar, kalo gak rencana gue bisa terbongkar'

Kini mereka hanya bisa menunggu dengan menghentikan pendarahan dengan menekan bagian luka dengan menggunakan perban saja karna seperti yang di katakan Dokter tadi mereka takut semakin membuat kondisi Pasien lebih parah.

Tak berselang lama mereka menunggu, kini ada Ambulans yang sudah tiba, segera para petugas menggotongnya dan membawanya dengan didampingi Dokter sekolah dan salah satu wali kelas siswi tersebut.

Melihat Ambulans yang sudah tak terlihat kini semua murid mulai berbisik-bisik mengenai kejadian yang baru saja mereka saksikan.

Dari tempatnya berdiri, Kanaya bisa melihat di ujung koridor sana ada seorang siswi yang terlihat menatap tajam Ambulans yang membawa Juwita, kini Kanaya jadi berpikir apakah kejadian itu ada kaitannya dengan siswi tersebut.

Entahlah, Kanaya akan mencari tahu dengan beralih profesi menjadi seorang Detektif.

Setelah seluruh murid di hebohkan dengan adanya siswi yang terjatuh dari atas gedung, kini pihak seolah memutuskan untuk memulangkan semua siswa-siswi tanpa terkecuali guna mempermudah penyelidikan lebih lanjut dengan memanggil pihak yang berwajib.

Kini Kanaya hanya memiliki waktu satu Jam untuk bersiap pulang sebelum pihak kepolisian tiba jadi dia memanfaatkan waktunya untuk berbincang dengan Cici seraya menunggu Kenan menjemputnya.

"Nay pulang bareng siapa lo?" tanya Cici menghampiri mejanya.

"Bareng pacar gue dung" Jawabnya sombong

"Aelah sombong lu" ujar cici memutar matanya malas

" heheheh " cengirnya konyol.

Saat keduanya masih bercanda bersama, tiba-tiba dari arah pintu terlihat David dkk berjalan menuju mejanya.

" Pulang bareng gue " ujar David to the point membuat Kanaya mengernyitkan alisnya.

' Ni cowo gak punya kata-kata lain apa, to the point banget, heran deh "

" sorry Dav...gue gak bisa, udah ada janji " ucapnya sedikit ketus tanpa menatapnya sama sekali. Entah mengapa, tapi kini Kanaya sungguh merasa risih berdekatan dengan David

" TATAP GUE KANAYA ADELINE " sentaknya kesal saat kanaya tak menatapnya balik, David langsung menarik tangan kanaya paksa membuat sang empu terkejut dan dengan reflek Kanaya berdiri dari tempatnya.

' David b*bi ' batin Kanaya mengelus dadanya yang berdetak kencang seraya menatap David berang.

Saat Kanaya ingin bersuara, ia di kagetkan lagi dengan suara bentakan yang berasal dari depan pintu kelas yang tertuju untuk David.

"DAVID ANJ*NG.. APA MAKSUD LO BENTAK KANAYA BRENGSEK " Bentak Saga dari depan pintu masuk, ia segera menghampiri keduanya dan langsung membawa kanaya ke belakang tubuhnya.

Begitupun dengan inti Dragon, mereka merasa geram dan marah saat David membentak Kanaya. Dulu, senakal-nakalnya mereka dalam menjahili kanaya, tak pernah sekalipun diantara mereka ada yang tega membentak kanaya atau menaikan nada suaranya.

" Gue udah kasih peringatan sama lo, jangan pernah nyakitin Kanaya termasuk juga naikin nada bicara lo sama dia, lo budek apa tuli anj*ng " sentak Saga lagi, sungguh kini ia ingin memukul pria di hadapanya ini.

" Ini bukan urusan lo jadi jangan ikut campur " jawab David membuat inti Dragon tak bisa menahan emosinya lagi khususnya Jesen, ia segera maju dan langsung menonjok David menyebabkan sudut bibirnya mengeluarkan darah segar yang langsung di usapnya.

" Brengsek " tak terima David pun langsung membalas dengan menonjok Jesen lebih keras yang menyebabkan ia terdorong ke belakang dan menabrak beberapa meja dan kursi.

Mereka yang menyaksikan tentu saja terkejut, belum habis tadi pertengkaran di lapangan kini tambah lagi di kelas.

Salah satu anggota Osis yang melihatnya segera menemui guru Bk guna melaporkanya.

"Jesen " teriak Kanaya seraya menghampiri dan membantu Jesen berdiri dengan bantuan Indra.

" Lo gak papa" tanyanya terlihat khawatir melihat adanya luka di pipi kanan nya.

" Gue gak papa Nay,..jangan khawatir " jawabnya tulus mengelus lembut rambut kanaya.

" Lo udah keterlaluan Dav " ujar Reyhan terlihat kecewa melihat kelakuan ketuanya tersebut, sedari awal mereka memang mendukung keputusan David untuk mengejar Kanaya, tapi saat itu mereka belum mengetahui jika kanaya memiliki kekasih.

Dan saat sudah mereka mengetahuinya, mereka mulai melarang David mengejarnya terlalu terang- terangan apalagi membuat Kanaya tak nyaman. Namun apalah daya, David pria yang keras kepala dan itu membuat mereka menyerah untuk menasehatinya.

" Gue hanya perjuangin apa yang seharusnya jadi milik gue " jawab David datar menatap tajam Reyhan.

" Tapi lo denger sendiri dia udah punya pacar, jadi jangan lo ganggu hubungan mereka, itu bukan cinta David,... tapi obsesi " ujarnya tajam, diantara inti lainya memang hanya Reyhan yang berani pada David.

Jika di ukur dari kekuatan dan kepintaran, bisa dikatakan mereka hampir setara. Hanya saja yang membedakan itu dari segi keluarga, jika David berasal dari keluarga konglomerat maka berbeda dengan Reyhan, dia hanya salah satu siswa beasiswa di antara inti Demon, ditambah mereka tidak pernah tau siapa orang tuanya ataupun kehidupan pribadi nya.

" Maksud lo apa!! jaga ucapan lo " seru David tak terima dengan perkataan yang di ucapkan sahabat nya itu.

Saat Kanaya ingin mengatakan sesuatu, lagi-lagi ucapanya terhalang dengan datangnya guru Bk yang sudah berada didepan pintu kelas.

" Apa yang kalian ributkan...,kalian yang terlibat segera ikuti bapak ke ruang kepala sekolah dan yang tidak terlibat segera pulang ke rumah masing-masing " marahnya seraya mengacungkan sebuah tongkat di sebelah tangannya.

Mereka yang mendengarnya tentu saja langsung patuh dan segera mengikuti pak Umar dari belakang.

' aaaah jancuk... ini semua karena David tai ' maki Kanaya dalam hati setelah mendengar perintah dari pak Umar, ia dengan terang-terangan melayangkan tatapan tajam pada David.

Setelah sampai di ruang kepala sekolah mereka segera duduk di sofa yang tersedia.

" Bapak dengar, kalian sudah membuat keributan dua kali dalam sehari,..apa itu benar? " tanya pak Wahid tegas.

" bener pak "

" Apa yang menjadi masalahnya? " tanyanya lagi menatap mereka satu per satu tanpa ada yang ingin bersuara.

Terpopuler

Comments

Armyati

Armyati

ayo Lanjutt lagi kak 🙏😍 semangat teruussss 💪💪💪💪

2025-01-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!