titik balik

Pagi yang Tidak Biasa

Reintara berdiri di balkon apartemennya, memandangi kota yang mulai sibuk di pagi hari. Meski ia berusaha menjalani hari seperti biasa, pikirannya tetap dihantui oleh obsesi Ria yang semakin menjadi-jadi.

Bunyi ponselnya membuyarkan lamunannya. Nomor Maya, asistennya, muncul di layar.

“Maya, ada apa?” tanyanya langsung.

“Maaf, Tuan. Tapi saya pikir Anda harus tahu ini. Ada seorang wanita bernama Apria yang datang ke kantor pagi ini, memaksa ingin bertemu dengan Anda. Kami sudah meminta keamanan untuk menanganinya, tapi dia... dia mengancam akan membuat keributan jika tidak diizinkan masuk.”

Reintara menghela napas panjang, menekan rasa frustrasinya. “Pastikan dia tidak masuk. Aku tidak peduli apa yang harus kalian lakukan. Jika perlu, panggil polisi.”

“Baik, Tuan.” Maya menutup telepon dengan cepat, meninggalkan Reintara dalam keheningan.

Di Kantor

Ria berdiri di depan gedung megah kantor Reintara, menatap pintu masuk yang dijaga ketat oleh tim keamanan. Ia mengenakan gaun elegan dan membawa buket mawar merah di tangannya.

“Aku hanya ingin menyerahkan ini sendiri,” katanya, mencoba membujuk salah satu petugas keamanan.

“Maaf, Nona. Anda tidak diizinkan masuk. Tolong tinggalkan area ini.”

Ria tersenyum tipis, tetapi sorot matanya menunjukkan ketegangan. “Kalian tidak mengerti. Aku adalah bagian penting dari hidupnya. Jika kalian menghalangiku, aku tidak akan diam saja.”

Namun, sebelum ia bisa melanjutkan argumennya, dua polisi tiba di lokasi, dipanggil oleh tim keamanan. Mereka mendekati Ria dengan tegas.

“Nona Apria, kami menerima laporan bahwa Anda telah melanggar perintah perlindungan. Kami harus meminta Anda meninggalkan tempat ini sekarang, atau kami akan mengambil tindakan lebih lanjut,” kata salah satu polisi.

Ria menatap polisi itu dengan pandangan dingin. “Aku tidak melakukan apa pun yang salah. Aku hanya ingin bertemu dengannya. Apa itu kejahatan?”

“Itu akan menjadi kejahatan jika Anda melanggar perintah pengadilan. Tolong ikuti peraturan, atau kami terpaksa menahan Anda.”

Dengan enggan, Ria akhirnya mundur. Namun, saat ia pergi, ia berbisik pada dirinya sendiri, “Ini belum berakhir, Rein. Kamu akan melihat aku lagi.”

Di Ruangan Reintara

Reintara duduk di kursinya, menatap laporan harian yang seharusnya menjadi fokusnya. Namun, pikirannya terus terganggu oleh insiden pagi ini.

Pintu ruangannya diketuk, dan Maya masuk dengan wajah cemas.

“Tuan, saya ingin memberi tahu bahwa Nona Apria sudah pergi setelah polisi datang. Tapi saya khawatir dia akan kembali.”

“Dia pasti akan kembali,” jawab Reintara dengan nada dingin. “Dia tidak pernah menyerah.”

Maya menunduk, merasa tidak nyaman. “Apa yang harus kita lakukan, Tuan?”

“Kita tingkatkan keamanan. Jangan biarkan dia mendekati gedung ini lagi. Dan pastikan semua staf tahu bahwa dia tidak diizinkan masuk dalam keadaan apa pun.”

“Baik, Tuan.”

Malam Hari

Ria kembali ke apartemennya dengan pikiran yang penuh gejolak. Ia duduk di kursinya, memandangi dinding yang penuh dengan foto-foto Reintara. Di meja di depannya terdapat peta kecil kantor Reintara yang telah ia tandai dengan berbagai catatan.

“Aku harus memikirkan cara lain,” gumamnya sambil menyalakan laptopnya.

Ia membuka folder berisi video dan rekaman suara Reintara yang diam-diam ia kumpulkan selama beberapa bulan terakhir. Baginya, ini bukan sekadar obsesi. Ini adalah bentuk pembuktian bahwa ia memahami Reintara lebih baik daripada siapa pun.

“Reintara, kamu tidak bisa lari dariku,” bisiknya sambil memutar salah satu video.

Keesokan Harinya

Saat Reintara tiba di kantor, suasana tampak lebih tegang dari biasanya. Tim keamanan terlihat lebih waspada, dan Maya langsung menyambutnya dengan laporan pagi.

“Tuan, kami menerima beberapa email anonim yang mengancam keamanan Anda. Saya sudah menyerahkannya ke tim IT untuk dilacak.”

Reintara mengernyit. “Ancaman? Apa isi email itu?”

“Isinya lebih seperti... peringatan, Tuan. Salah satu email berbunyi, ‘Jika kamu terus menjauh dariku, aku akan membuatmu menyesal.’”

Reintara menekan emosi yang mulai memuncak. “Pastikan email itu dilaporkan ke polisi. Aku tidak mau ada kelalaian dalam hal ini.”

“Baik, Tuan.”

Namun, meskipun semua langkah sudah diambil, Reintara tahu ini hanya permulaan dari sesuatu yang lebih besar. Ia merasa seperti sedang bermain dalam permainan yang tidak ia mengerti aturannya—sebuah permainan yang dikendalikan oleh Ria.

--

Eskalasi Obsesi (Lanjutan)

Hari yang Melelahkan

Reintara menghabiskan sepanjang siang dengan rapat-rapat penting bersama para pemegang saham. Meski fokus pada pekerjaan, ia tidak bisa menghilangkan rasa waspada yang terus menghantui. Setelah ancaman dalam email anonim itu, ia menyadari bahwa Ria semakin tak terprediksi.

Saat jam menunjukkan pukul delapan malam, Reintara memutuskan untuk tinggal lebih lama di kantor. Suasana kantor sudah sepi, hanya beberapa staf keamanan yang berjaga. Ia duduk di ruangannya, menatap layar laptop yang menampilkan laporan keuangan, tetapi pikirannya melayang-layang.

Tiba-tiba, suara dering telepon kantornya memecah keheningan. Reintara mengangkat telepon itu tanpa berpikir dua kali.

“Halo?”

“Rein,” suara itu terdengar lembut, namun penuh dengan nada misterius. Itu suara Ria.

Reintara langsung merasakan hawa dingin menyelinap ke tubuhnya. “Ria? Bagaimana kamu bisa mendapatkan nomor telepon ini?”

Ria terkekeh pelan. “Aku tahu banyak hal tentangmu, Rein. Aku tahu kamu masih di kantor sekarang, duduk sendirian di ruangan besar itu.”

Reintara segera berdiri, menatap sekeliling ruangan. “Apa maumu?” tanyanya dengan nada tegas.

“Yang kuinginkan sederhana. Aku ingin kamu berhenti menjauh dariku. Aku ingin kita bersama, seperti yang seharusnya.”

“Kamu gila,” balas Reintara dingin. “Aku sudah memperingatkanmu, Ria. Jangan main-main denganku.”

Sebelum Ria sempat menjawab, Reintara menutup telepon itu dan langsung menghubungi kepala keamanan untuk memeriksa ruangan dan sekitarnya.

Pesan Tak Terduga

Setelah memastikan tidak ada yang mencurigakan di kantornya, Reintara mencoba melanjutkan pekerjaannya. Namun, beberapa menit kemudian, ponselnya bergetar. Sebuah pesan masuk dari nomor anonim.

"Lihat ke meja kerjamu."

Jantung Reintara berdegup kencang. Ia menatap meja kerjanya dan menemukan sebuah amplop merah yang sebelumnya tidak ada di sana. Perlahan, ia membuka amplop itu dan menemukan selembar kertas dengan tulisan tangan:

"Kamu bisa mencoba menghindar, tapi aku akan selalu ada di sekitarmu. Cinta tidak bisa dihentikan, Rein. Aku akan membuktikannya."

Wajah Reintara mengeras. Ia segera memanggil tim keamanan untuk memeriksa CCTV, tetapi rekaman tidak menunjukkan apa pun yang aneh. Seolah-olah amplop itu muncul begitu saja tanpa ada yang melihatnya.

Di Apartemen Ria

Ria duduk di sofa dengan segelas anggur merah di tangannya. Ia memandangi layar laptop yang menunjukkan rekaman langsung dari kamera tersembunyi di ruang kerja Reintara. Senyum kecil menghiasi wajahnya saat melihat ekspresi bingung dan frustrasi pria itu.

“Aku sudah bilang, Rein. Aku tidak akan pergi ke mana-mana,” gumamnya, sambil menyeruput anggurnya.

Di dinding apartemennya, foto-foto Reintara tertempel rapi, disusun dalam pola seperti sebuah peta. Beberapa foto menunjukkan pria itu sedang bekerja, menghadiri acara formal, bahkan saat makan di restoran. Ria tidak pernah berhenti mengawasinya.

Terpopuler

Comments

Codigo cereza

Codigo cereza

Terharuuu, endingnya sedih tapi indah.

2024-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 awal pertemuan & ketertarikan berbahaya
2 ketertarikan berbahaya & garis yang di langgar
3 garis yang di langgar dan titik didi
4 titik didih
5 titik balik
6 Eskala obsesi
7 takdir tak tergenggam
8 permainan berbahaya
9 api dalam dingin
10 dinding yang retak & langkah terakhir
11 langkah gila
12 bayangan di blik jeruji
13 perang bayangan & perang terbuka
14 perang terbuka & ratu yang tak tergulingkan
15 jaring obsesif yang mencekik
16 perang digital
17 kekacauan
18 kemenangan yang terkendali
19 awal rencana yang sangat besar
20 terperangkap dalam jaring ria
21 bara yang masih menyala
22 jebakan di tengah perang
23 perjodohan
24 tekanan dari segala sisi
25 bayang bayang yang nengancam
26 cinta yg menyulut amarah
27 cinta yg tak goyah
28 kendali yang tak terlihat
29 janji sehidup semati
30 rencana baru
31 setahun
32 kebebasan yang di bayar mahal
33 kehadiran seseorang
34 dua rencana yang bertabrakan
35 obsesi yang tak terpendam
36 dua obsesi, satu hati
37 Kenangan yang Tak Terhapuskan
38 tekad yang kian menguat
39 ria yang hancur
40 terjebak dalam bayang bayang
41 melangkah di antara luka
42 mencari pelarian dalam kesibukan
43 Daddy ria
44 langkah teguh menuju masa depan
45 ria berjuang degan perasaanya
46 strategi di balik kegelapan
47 strategi baru
48 langkah awal melawan tuan findra
49 permainan strategi ria
50 tawaran berbahaya
51 kebenaran
52 kejatuhan yang tidak disadari
53 :>
54 strategi terakhir tuan findraa
55 ancaman di balik bayangan
Episodes

Updated 55 Episodes

1
awal pertemuan & ketertarikan berbahaya
2
ketertarikan berbahaya & garis yang di langgar
3
garis yang di langgar dan titik didi
4
titik didih
5
titik balik
6
Eskala obsesi
7
takdir tak tergenggam
8
permainan berbahaya
9
api dalam dingin
10
dinding yang retak & langkah terakhir
11
langkah gila
12
bayangan di blik jeruji
13
perang bayangan & perang terbuka
14
perang terbuka & ratu yang tak tergulingkan
15
jaring obsesif yang mencekik
16
perang digital
17
kekacauan
18
kemenangan yang terkendali
19
awal rencana yang sangat besar
20
terperangkap dalam jaring ria
21
bara yang masih menyala
22
jebakan di tengah perang
23
perjodohan
24
tekanan dari segala sisi
25
bayang bayang yang nengancam
26
cinta yg menyulut amarah
27
cinta yg tak goyah
28
kendali yang tak terlihat
29
janji sehidup semati
30
rencana baru
31
setahun
32
kebebasan yang di bayar mahal
33
kehadiran seseorang
34
dua rencana yang bertabrakan
35
obsesi yang tak terpendam
36
dua obsesi, satu hati
37
Kenangan yang Tak Terhapuskan
38
tekad yang kian menguat
39
ria yang hancur
40
terjebak dalam bayang bayang
41
melangkah di antara luka
42
mencari pelarian dalam kesibukan
43
Daddy ria
44
langkah teguh menuju masa depan
45
ria berjuang degan perasaanya
46
strategi di balik kegelapan
47
strategi baru
48
langkah awal melawan tuan findra
49
permainan strategi ria
50
tawaran berbahaya
51
kebenaran
52
kejatuhan yang tidak disadari
53
:>
54
strategi terakhir tuan findraa
55
ancaman di balik bayangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!