Luka Tak Berdarah

Luka Tak Berdarah

Pertanyaan Nisa menggantung di udara, seperti petir yang mengancam datang. Maya dan Arman terdiam, wajah mereka menegang, seolah sadar bahwa segalanya telah terbongkar. Nisa menatap mereka dengan mata yang penuh kebingungan, kecewa, dan juga rasa sakit yang mendalam. Mereka berdua tahu, waktu mereka untuk mempertahankan kebohongan itu sudah habis.

Nisa menunggu, tidak bergerak, hanya memandang mereka dengan tatapan yang penuh tanya, berharap, mungkin, mereka akan mengaku, atau setidaknya memberikan penjelasan yang masuk akal. Namun, Maya dan Arman tampak terjebak dalam keheningan, tak tahu harus berkata apa.

Maya mengalihkan pandangannya, tidak sanggup menatap mata putrinya. "Nisa..." suara Maya terdengar serak, hampir tak terdengar, "Ini bukan seperti yang kau pikirkan."

Arman, yang duduk di dekat Maya, menundukkan kepala, seolah tidak punya kekuatan untuk berbicara. Ia merasakan beban yang sangat berat, seolah dunia ini runtuh di atas kepalanya. "Nisa," katanya akhirnya dengan suara pelan, "kami... kami telah membuat kesalahan besar. Aku tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya."

Nisa merasa dunia seakan hancur. Kata-kata itu begitu sederhana, namun menyakitkan. Kesalahan besar. Kata itu menggema di telinganya, dan ia merasakan sesak di dadanya. Ia tahu bahwa jawaban yang ia dengar hanyalah pengakuan atas sesuatu yang lebih dalam dan lebih menyakitkan.

"Apa yang kalian lakukan?" tanya Nisa, suara yang hampir tak terdengar, tetapi penuh dengan beban emosi. Air mata mulai mengalir tanpa bisa ditahan lagi. "Kenapa? Kenapa kalian melakukannya pada aku? Pada keluarga ini?"

Maya akhirnya menatap Nisa, matanya penuh dengan penyesalan, tetapi juga rasa bersalah yang tak terungkapkan. "Aku tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, Nisa," katanya, suaranya penuh keraguan. "Aku... aku merasa kesepian. Aku tidak tahu bagaimana menjelaskan semuanya. Semua ini terjadi begitu cepat, dan aku tak bisa mengendalikan perasaanku."

Nisa terdiam, hatinya hancur mendengar penjelasan itu. Kesepian? Itu yang Maya katakan? Seharusnya Maya tahu bahwa keluarganya selalu ada untuknya. Seharusnya Maya bisa datang padanya, menceritakan perasaan itu, bukan menyembunyikannya dalam sebuah hubungan yang seharusnya tak pernah terjadi.

"Dan Arman?" tanya Nisa, beralih pada suaminya, dengan suara yang lebih rendah dan penuh dengan rasa sakit. "Apa yang membuatmu melakukan ini? Kenapa kamu membiarkan ibu melakukan ini? Kenapa tidak ada yang berhenti?"

Arman tidak bisa menjawab langsung. Ia menundukkan kepala, merasa terjebak dalam rasa bersalah yang tidak bisa dipungkiri lagi. "Aku... Aku tidak tahu. Semua ini... terlalu rumit. Aku tidak ingin menyakitimu, Nisa. Tapi aku telah melukai semuanya. Aku tahu itu."

Sebuah keheningan berat melanda ruangan itu. Nisa berdiri, seakan berusaha memegang dunia yang perlahan retak di depannya. Luka ini bukan luka yang bisa dilihat, tetapi sangat dalam, lebih dalam daripada apapun yang bisa disembuhkan oleh waktu.

"Aku tidak pernah membayangkan ini akan terjadi," kata Nisa, air mata mengalir deras. "Aku merasa telah dikhianati oleh dua orang yang paling aku percayai. Semua yang aku tahu tentang keluarga ini, semua yang aku pikir aku punya, hancur begitu saja."

Maya berusaha mendekat, ingin memeluk Nisa, tetapi Nisa mundur, menahan diri. "Jangan... Jangan dekati aku," ujarnya dengan suara bergetar, "Kalian berdua telah merusak segalanya."

Maya dan Arman saling pandang, tidak tahu apa yang harus mereka lakukan. Mereka sudah terlambat untuk memperbaiki kesalahan mereka. Nisa tahu, meskipun mereka meminta maaf seribu kali, tidak akan pernah ada yang bisa memperbaiki luka yang telah mereka buat.

---

Beberapa hari berlalu, dan rumah itu terasa semakin sepi. Nisa menghabiskan banyak waktu di kamarnya, menghindari percakapan dengan Maya dan Arman. Setiap kali mereka mencoba berbicara dengannya, Nisa hanya menjawab dengan kata-kata singkat, bahkan kadang tidak menjawab sama sekali. Luka ini terlalu dalam, dan ia merasa kesulitan untuk bisa memaafkan begitu saja.

Namun, meskipun ia ingin melupakan, bayangan antara Maya dan Arman terus menghantui pikirannya. Setiap kali ia melihat mereka bersama, hatinya terasa sakit. Tidak ada lagi rasa nyaman, hanya ketegangan yang tak bisa dihindari.

Hari-hari berlalu, dan Nisa merasa dirinya semakin terperosok dalam kekosongan yang dalam. Ada luka tak berdarah yang terbuka di dalam hatinya, luka yang tidak akan bisa dilihat oleh siapa pun, tetapi begitu nyata bagi dirinya sendiri. Ia merasa terperangkap dalam rumah yang dulu penuh dengan kehangatan, namun kini terasa seperti penjara yang menahan hatinya yang hancur.

Nisa tahu, suatu hari nanti ia akan memaafkan—meskipun itu tidak mudah. Namun, saat itu, ia tidak bisa membayangkan kembali hidup dengan orang-orang yang telah merobek hatinya. Luka tak berdarah ini mungkin akan memerlukan waktu yang sangat lama untuk sembuh, dan mungkin tidak akan pernah sembuh sepenuhnya.

Namun, Nisa juga tahu satu hal: hidup harus terus berjalan. Meski luka itu tak berdarah, ia tetap harus menemukan cara untuk hidup, meskipun di tengah rasa sakit yang tak terobati.

Episodes
1 Bab1. Awal Pertemuan
2 Bab2. Kesepian Yang Menyiksa
3 Bab3. Awal Kedekatan
4 Bab4. Pandangan Yang Salah
5 Bab 5. Godaan Halus
6 Bab 6. Rahasia Yang Dimulai
7 Hubungan Gelap
8 Kecurigaan Anissa
9 Semakin Curiga
10 Luka Tak Berdarah
11 Kenapa Mama Tega
12 Apakah Aku Bukan Anak Kandung Mama
13 Percayalah, Kau Anak Kandungku
14 Permintaan Maaf Maya Dan Arman
15 Ikhlas Memaafkan
16 Mama Dan Arman Berselingkuh Kembali
17 Rupanya Mama Hamil Anak Arman
18 Ingin Bercerai
19 Arman Tak Ingin Bercerai
20 Mama Meminta Arman Untuk Menikahinya
21 Akhirnya Resmi Bercerai
22 Anissa Pergi Dari Rumah
23 Anissa Tinggal Di Desa
24 Arman Dan Mama Menikah Sirih
25 Mendesak Menikah Secara Resmi
26 Mama Dan Arman Menikah Secara Resmi
27 Cibiran Tetangga
28 Maya Bertikai Dengan Ibu-ibu Julid
29 Maya Ngidam, Arman Sibuk Bekerja
30 Arman Tugas Keluar Kota Meninggalkan Maya Sendiri
31 Arman Berkenalan Dengan Sonya
32 Arman Dan Sonya Menghabiskan Waktu Berdua
33 Maya Digoda Oleh Pemuda Tampan Tetangganya
34 Maya Tak Mau Selingkuh
35 Akhirnya Arman Pulang
36 Ketika Sedang Bersama Sonya Menghubungi
37 Sonya Datang Ke Rumah
38 Arman Mulai Tergoda
39 Arman Selingkuh
40 Maya Melabrak Sonya
41 Anissa Menghubungi Mama
42 Pertemuan Mama Dan Anissa
43 Arman Dan Maya Bertengkar
44 Arman Pergi Dari Rumah
45 Mungkin Ini Karma Maya
46 Sonya Yang Licik
47 Sonya Ternyata Masa Lalu Arman
48 Arman Kembali Ke Rumah
49 Sonya Ke Rumah Arman
50 Sonya Ke Rumah Arman
51 Kebohongan Sonya
52 Maya Kecewa
53 Hampir Keguguran
54 Anissa Menemani Mama Melahirkan
55 Anissa Berkenalan Dengan Dokter
56 Arman Di Sekap Sonya
57 Arman Pulang Ke Rumah
58 Sonya Masuk Penjara
59 Cemoohan Tetangga
60 Apakah Semua Ini Karna Dosa Masa Lalu?
61 Memutuskan Berpisah
62 Anissa Sudah Memaafkan
63 Anissa Menikah Dengan Guru Di Desa
64 Tamat
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Bab1. Awal Pertemuan
2
Bab2. Kesepian Yang Menyiksa
3
Bab3. Awal Kedekatan
4
Bab4. Pandangan Yang Salah
5
Bab 5. Godaan Halus
6
Bab 6. Rahasia Yang Dimulai
7
Hubungan Gelap
8
Kecurigaan Anissa
9
Semakin Curiga
10
Luka Tak Berdarah
11
Kenapa Mama Tega
12
Apakah Aku Bukan Anak Kandung Mama
13
Percayalah, Kau Anak Kandungku
14
Permintaan Maaf Maya Dan Arman
15
Ikhlas Memaafkan
16
Mama Dan Arman Berselingkuh Kembali
17
Rupanya Mama Hamil Anak Arman
18
Ingin Bercerai
19
Arman Tak Ingin Bercerai
20
Mama Meminta Arman Untuk Menikahinya
21
Akhirnya Resmi Bercerai
22
Anissa Pergi Dari Rumah
23
Anissa Tinggal Di Desa
24
Arman Dan Mama Menikah Sirih
25
Mendesak Menikah Secara Resmi
26
Mama Dan Arman Menikah Secara Resmi
27
Cibiran Tetangga
28
Maya Bertikai Dengan Ibu-ibu Julid
29
Maya Ngidam, Arman Sibuk Bekerja
30
Arman Tugas Keluar Kota Meninggalkan Maya Sendiri
31
Arman Berkenalan Dengan Sonya
32
Arman Dan Sonya Menghabiskan Waktu Berdua
33
Maya Digoda Oleh Pemuda Tampan Tetangganya
34
Maya Tak Mau Selingkuh
35
Akhirnya Arman Pulang
36
Ketika Sedang Bersama Sonya Menghubungi
37
Sonya Datang Ke Rumah
38
Arman Mulai Tergoda
39
Arman Selingkuh
40
Maya Melabrak Sonya
41
Anissa Menghubungi Mama
42
Pertemuan Mama Dan Anissa
43
Arman Dan Maya Bertengkar
44
Arman Pergi Dari Rumah
45
Mungkin Ini Karma Maya
46
Sonya Yang Licik
47
Sonya Ternyata Masa Lalu Arman
48
Arman Kembali Ke Rumah
49
Sonya Ke Rumah Arman
50
Sonya Ke Rumah Arman
51
Kebohongan Sonya
52
Maya Kecewa
53
Hampir Keguguran
54
Anissa Menemani Mama Melahirkan
55
Anissa Berkenalan Dengan Dokter
56
Arman Di Sekap Sonya
57
Arman Pulang Ke Rumah
58
Sonya Masuk Penjara
59
Cemoohan Tetangga
60
Apakah Semua Ini Karna Dosa Masa Lalu?
61
Memutuskan Berpisah
62
Anissa Sudah Memaafkan
63
Anissa Menikah Dengan Guru Di Desa
64
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!