Chapter 8. Awal mula benci

Flasback on

"Bunda .. bunda," Seorang gadis remaja berusia sepuluh tahunan nampak keluar dari balik pintu mobil, memanggil-manggil bundanya yang saat itu sedang menggendong bayi.

"Sayang jangan lari nanti jatuh," dia terus berlari menuju bunda nya sampai tak sadar kalau ada orang lain yang sedang berjalan di depannya dia tubruk.

"Bruk .. Sshh sakit," Keduanya mengerang kesakitan dalam posisi sama-sama jatuh membentur tanah bebatuan di teras depan rumah.

Sementara dua orang lelaki dewasa yang berdiri tak jauh dari sana nampak berlari menghampiri dua anak yang terjatuh tadi. Mereka adalah Althan Malvin Zerrano pemilik perusaan IT yang cukup terkenal sementara istrinya adalah seorang designer dengan butik yang tersebar tidak hanya di dalam negeri tapi juga luar negeri dan Keenan Malik Alkafi pemilik hotel Bintang lima juga beberapa restoran yang ada di dalam maupun luar negri. Sementara dua wanita dewasa lainnya memilih untuk tetap diam ditempatnya sambil tersenyum, dia adalah Orin Humaira Zekai yang tak lain adalah istri dari Althan Mavin Zerrano yang lebih akrab di sapa Malvin dan satu lagi adalah Mutiara Anaya Rabela istri dari Keenan Malik Alkafi.

"Ada yang sakit sayang?" Malvin berjongkok memastikan salah satu putri kesayangannya itu baik-baik saja.

"Sakit ayah," Dengan mata berkaca-kaca menunjukkan lecet dilutut dan telapak tangannya yang dibalas dengan sentuhan lembut dari sang ayah untuk dibersihkannya luka dengan tisu basah.

Sementara seorang anak laki-laki yang usianya satu tahun lebih tua darinya itu sedang sibuk membersihkan tanah yang menempel pada celana jins dan kaos yang dia kenakan. Sedikit lecet pada pelipis dan dahi karena jatuh tersungkur, namun tak membuatnya gentar atau menangis. Keenan sang ayah membantu anak laki-lakinya itu berdiri.

"Kafka ok?" tanya sang ayah yang melihat pelipis dan dahi putra pertamanya itu sedikit lecet.

Sambil tersenyum dia menjawab ayahnya. "Ok ayah, kakak kan laki-laki jadi tidak boleh cengeng" Malvin dan Keenan terkekeh mendengar ucapannya.

Mereka semua sudah berada di ruang tamu rumah keluarga Keenan, saling melepaskan rindu satu sama lain karena sudah lama tidak bertemu. Malvin dan keluarga baru saja sampai di Jakarta setelah bertahun-tahun menetap di Singapur. Mulai hari ini Malvin dan keluarganya akan tinggal di Jakarta untuk mengurusi perusahaan yang ada di sini.

Malvin dan Keenan sudah bersahabat dari semenjak SMP, mereka terpisah jarak sejak Malvin harus ke Singapura untuk meneruskan perusahaan milik orang tuanya. Sementara Keenan mengembangkan perusahaan yang ada di Indonesia miliknya, sesekali dia keluar negeri untuk mengunjungi perusahaan dan restoran milik keluarganya yang di pegang orang-orang keercayaannya.

Mereka saling memperkenalkan anggota keluarga mereka, Maira dan Tiara tentu sudah saling mengenal satu sama lain karena suami mereka yang bersahabat. Bahkan mereka berdua juga menjadi lebih dekat, saling berkirim kabar satu sama lain. Saat ini masing-masing sudah punya putra dan putri yang cantik, Malvin Maira memiliki dua putri cantik dan satu putra bungsunya yang masih bayi. Sementara Keenan Tiara dikaruniai dua putra yang tampan.

'Kakak itu apa?" gadis cantik dengan setelan casualnya terlihat tertarik dengan aktivitas Kafka, namun yang ditanya hanya diam masih sedikit kesal setelah insiden di teras depan tadi. Keenan yang mengetahui hal itu mendekati keduanya.

"Kak Kafka sini dulu," Kafka menghentikan aktivitasnya dan berjalan menuju ayahnya.

Kafka mendekat pada ayahnya diikuti Asha yang mengekorinya dari belakang. Asha yang merasa dicueki memilih mendekat pada Malvin dan memeluk tangan sang ayah. "Sayang tadi sudah minta maaf belum sama kakaknya?" Malvin mengusap lembut kepala putri pertamanya itu yang diikuti gelengan kepala dari Asha.

"Sayang minta maaf dulu sama kakaknya ya, tadi Asha nabrak kak Kafka sampai jatuh dan lecet kan?" Maira yang awalnya fokus pada Rion dan Cia mengalihkan pandangan pada putri pertamanya.

Asha yang tampak berkaca-kaca mendekat menuju Kafka, ketika kedua orang tuanya sudah bersuara berarti dia harus melakukannya. Asha mengulurkan tangannya sambil meminta maaf "Kakak maafin Asha tadi sudah nabrak kakak."

"Iya, aku maafin." Kafka membalas uluran tangan Asha. Seketika suasana di ruang tengah itu menjadi menghangat dengan gelak tawa dari anak-anak yang mulai akrab sedang bermain.

Semua berawal dari sini, jarak usia Kafka dan Asha hanya satu tahun. Mereka berada disekolah yang sama, saat itu Asha berada di kelas 5 SD sedangkan Kafka kelas 6 SD. Mereka selalu pulang bersama, terkadang Asha yang ikut mobil jemputan keluarga Kafka atau sebaliknya. Sampai suatu hari Asha tidak bisa menepati janjinya pada Kafka.

"Bunda ... bunda." Asha berlari menuju kamar bundanya yang sedang menyusui Rion.

"Kakak no .. no .. tidak boleh lari-lari di dalam rumah kata bunda," Protes Cia yang masih berusia 5 tahun itu ketika melihat kakaknya lari dengan antusias.

"Kakak bunda selalu bilang apa kalau pulang sekolah?" Dengan lembut Maira berusaha mengingatkan putrinya.

Asha menepuk jidatnya "Ganti baju dan bersih-bersih dulu bun." Dia berbalik menuju kamarnya untuk ganti baju cuci tangan dan kaki sebelum akhirnya tetap dengan antusias berlari menuju bunda Maira.

Dengan antusias Asha bercerita pada Maira tentang hari-harinya di sekolah, tentunya selalu tak luput dari ceritanya adalah tentang Kafka. Kafka yang minggu depan akan ulang tahun yang ke dua belas dan akan ada perayaan sederhana di rumah Kafka.

"Bunda kakak boleh beli kado kan buat kak Kafka?" Dengan mata memohon dia mencoba merayu bundanya.

"Memang kakak punya uang?" Asha memang dari keluarga yang cukup berada, tapi sedari kecil Malvin dan Maira mengajarkan padanya bahwa untuk mendapatkan sesuatu harus ada kerja keras.

Asha nampak berpikir, "Asha punya Tabungan bun, boleh asha pakai untuk beli kadonya kak Kafka?" Masih dengan mata merayu pada bundanya.

Setelah mendapat ijin dari bundanya dengan diantar pak Maman dan ditemani bi Ana juga Cia mereka berangkat ke PIM membeli kado untuk Kafka. Dengan di bantu bi Ana akhirnya mereka sudah dapat kado yang diinginkan, sweater berwarna biru langit untuk Kafka.

Hari yang di tunggu tiba, karena ayah Malvin ada meeting yang tidak dapat di tinggal saat itu jadinya Asha hanya pergi bersama bunda beserta kedua adiknya. Mereka mampir dulu ke toko kue membeli tart kesukaan Kafka, Asha sudah tidak sabar ingin bertemu dengan Kafka. Siapapun yang melihat binar mata Asha saat itu pasti akan terpesona, anak perempuan yang bulan depan berusia 11 tahun itu mulai beranjak remaja. Tentu saja siapa yang tidak akan terpesona melihat binar mata indah yang mewarisi darah campuran sang ayah Indo-China-Turki sedangkan sang bunda yang mewarisi darah campuran Indo-China.

Maira sedang fokus berada dalam toko bersama Rion memilih tart yang akan dibeli, pak Maman saat itu sedang ketoilet saat Cia dan Asha bercanda diluar toko kue sambil memainkan bola mainan punya Rion. Asha tidak bisa menangkap bola yang dilempar Cia, bola tersebut menggelinding kearah jalan raya. Tanpa di duga saat Asha mengambilnya ada sebuah mobil dengan kecepatan tinggi dari arah belakang tidak dapat mengendalikan setirnya sehingga oling kekiri.

Pengendara mobil berusaha menghentikan laju mobilnya dengan membanting setirnya kekanan, namun tepat dikanan ada Asha yang sedang mengambil bola. Dalam sepersekian detik tubuh kecil Asha terpelanting, pak Maman yang baru kembali dari toilet berteriak dan mendekat pada Asha seketika memeluk tubuh gadis kecil itu yang sudah berlumuran darah.

Maira yang melihat kondisi putrinya tergugu lemas tak berdaya dengan Rion yang masih dalam gendongannya, beruntung ada pengunjung yang memapahnya. Cia menangis sekencang-kencangnya melihat kakaknya tak lagi bergerak.

Malvin langsung meninggalkan ruang meeting begitu mendapatkan kabar tentang putrinya. Ditebasnya macet jalanan Jakarta dengan kecepatan penuh tanpa perduli keselamatan, dia hanya ingin segera sampai di rumah sakit. Memastikan putri pertamanya baik-baik saja.

Kafka dengan gelisah menanti Asha yang tak kunjung datang, Asha sudah janji padanya akan datang karena itu dia tidak boleh meniup lilin tanpa Asha.

"Kak Kafka, tiup lilin dulu yuk. Kasian teman-temannya sudah nunggu lama," Tiara menghampiri Kafka yang berada di depan pintu menunggu kedatangan Asha.

"Tapi kakak mau nungguin Asha dulu ma, dia bilang aku gak boleh tiup lilin sebelum Asha datang." Tiara mengusap lembut punggung putranya, selama satu tahun ini memang mereka berdua sangat dekat.

"Mama telpon tante Maira dulu ya, siapa tahu mereka terkena macet," Tiara menghubungi Maira berkali-kali, tapi nomornya tidak aktif. Tiara yang sudah kehilangan akal meminta Keenan suaminya untuk membujuk Kafka.

Akhirnya Kafka meniup lilin dan acara berlangsung dengan lancar meskipun Kafka masih tampak melihat terus kearah pintu berharap Asha akan datang. Namun sampai malam tiba Asha tidak datang ke rumah Kafka, Tiara masih berusaha menghubungi Maira. Begitu juga Keenan berusaha menghubungi Malvin, tapi nihil semua nomor mereka tidak aktif. Kafka terlihat kecewa karena Asha yang mengingkari janjinya pada Kafka.

Sementara di tempat lain Malvin sudah sampai di rumah sakit, Cia dan Rion saat ini sudah dibawa pulang bi Ana dan asistennya yang lain karena mereka tidak boleh ada di rumah sakit. Malvin yang melihat darah di baju pak Maman menjadi sangat khawatir dengan keadaan Asha. Dilihatnya Maira yang berdiri dengan bersandar pada tembok rumah sakit, dengan penuh derai air mata menatap nanar para dokter dan perawat yang sedang menangani putri mereka.

Dipeluknya istri tercintanya itu dengan erat, berusaha menenangkan meskipun Malvin sendiri sama hancurnya melihat putrinya terbaring tak sadarkan diri. Tapi dia adalah kepala keluarga yang harus tetap kuat apapun yang terjadi. Dokter menghampiri mereka berdua dengan ekspresi yang tak dapat digambarkan saat itu.

"Mohon maaf pak, terdapat luka di kepala dan juga cidera parah pada kaki kanan putri bapak." Maira meremat kemeja Malvin semakin kencang, menenggelamkan wajahnya pada dada suaminya itu agar isak tangisnya tak terlalu terdengar. Sementara Malvin tetap berusaha tegar mendengarkan yang dokter katakan.

Asha harus segera menjalani tindakan operasi untuk menyelamatkan nyawanya, dokterpun tidak bisa menjanjikan keselamatan Asha karena kondisinya. Malvin memutuskan membawa Asha ke SGH berharap putrinya mendapat penanganan terbaik. Semua prosedur pemindahan mulai di siapkannya dengan cepat, bahkan tak sempat dia mengabari Keenan.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Pemberitahuan
3 Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4 Chapter 3. Bertemu Kembali
5 Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6 Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7 Chapter 6. Hati yang retak
8 Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9 Chapter 8. Awal mula benci
10 Chapter 9. Asha crayon Kafka
11 Chapter 10. Kembalinya Ashana
12 Chapter 11. Makan siang bersama
13 Chapter 12. Masalah baru
14 Chapter 13. Kesalah pahaman
15 Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16 Chapter 15. Kelulusan Kafka
17 Chapter 16. Makan malam
18 Chapter 17. Asha dan semestanya
19 Chapter 18. Harvard
20 Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21 Chapter 20. Indonesia
22 Chapter 21. Tidak antusias lagi
23 Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24 Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25 Chapter 24. Kehilangan
26 Chapter 25. Luka
27 Chapter 26. Stanford
28 Chapter 27. Salah paham lagi
29 Chapter 28. Asha kecelakaan
30 Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31 Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32 Chapter 31. Rion si overprotektif
33 Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34 Chapter 33. Penyesalan kafka
35 Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36 chapter 35. Key X Kafka satu team
37 Chapter 36. Sikap Profesional Key
38 Chapter 37. Sama-sama terluka
39 Chapter 38. Jangan Pulang
40 Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41 Chapter 40. Cincin di jari manis
42 Chapter 41. Kena Amukan Key
43 Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44 Chapter 43. Trauma
45 Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46 Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47 Chapter 46. Siapa Altezza
48 Chapter 47. Kafka marah
49 Chapter 48. A2R si kompor
50 Chapter 49. Kegagalan Kafka
51 Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52 Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53 Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54 Chapter 53. Menginap
55 Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56 Chapter 55. Baikan
57 Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58 Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59 Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60 Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61 Chapter 60. Masalah baru
62 Chapter 61. Dek Sha
63 Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64 Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65 Chapter 64. Alena
66 Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67 Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68 Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69 Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70 Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71 Chapter 70. Aku mau bayi kol
72 Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73 Chapter 72. Lita dkk berulah
74 Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75 Chapter 74. Key Marah
76 Chapter 75. Rion si bocah
77 Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78 Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79 Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80 Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81 Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82 Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83 Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84 Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85 Chapter 84. Penyesalan Argan
86 Chapter 85. I love you Ashana
87 Chapter 86. Tim K2 n A2R
88 Chapter 87. Couple A2
89 Chapter 88. Sarapan bersama tim
90 Chapter 89. Ajakan bulan madu
91 Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92 Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93 Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94 Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95 94. Will you marry me (Alena)
96 95. Pasar malam
97 96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98 97. Pacaran Halal
99 98. Puncak Bogor
100 Liburan singkat penuh arti
101 dokter Shanine
102 Suami dek Sha tersayang
103 Keputusan dokter Shanine
104 Ketrampilan tersembunyi Key
105 Karena mereka percaya kemampuanmu
106 Briefing
107 Key memimpin operasi
108 Perjuangan Key & tim
109 Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110 Obrolan Ringan dalam mobil
111 Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112 Sahabat saling menguatkan
113 Maaf. dia belum ada di sini
114 Dukungan Key untuk Amoora
115 Pernikahan Naren & Cia
116 Mensyukuri keterpaksaan
117 Key merajuk
118 test pack
119 Kabar bahagia
120 Manis tapi lebih manis dari gula
121 Biar kamu makin cinta
122 Pengganti es coklat
123 Dapat sepasang
124 Jatuh dari tangga
125 Istriku kenapa Van?
126 Keguguran
127 Datang untuk minta maaf
128 Berdua saling menguatkan
129 Sama-sama kehilangan
130 Permintaan maaf Lita
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Pemberitahuan
3
Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4
Chapter 3. Bertemu Kembali
5
Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6
Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7
Chapter 6. Hati yang retak
8
Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9
Chapter 8. Awal mula benci
10
Chapter 9. Asha crayon Kafka
11
Chapter 10. Kembalinya Ashana
12
Chapter 11. Makan siang bersama
13
Chapter 12. Masalah baru
14
Chapter 13. Kesalah pahaman
15
Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16
Chapter 15. Kelulusan Kafka
17
Chapter 16. Makan malam
18
Chapter 17. Asha dan semestanya
19
Chapter 18. Harvard
20
Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21
Chapter 20. Indonesia
22
Chapter 21. Tidak antusias lagi
23
Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24
Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25
Chapter 24. Kehilangan
26
Chapter 25. Luka
27
Chapter 26. Stanford
28
Chapter 27. Salah paham lagi
29
Chapter 28. Asha kecelakaan
30
Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31
Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32
Chapter 31. Rion si overprotektif
33
Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34
Chapter 33. Penyesalan kafka
35
Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36
chapter 35. Key X Kafka satu team
37
Chapter 36. Sikap Profesional Key
38
Chapter 37. Sama-sama terluka
39
Chapter 38. Jangan Pulang
40
Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41
Chapter 40. Cincin di jari manis
42
Chapter 41. Kena Amukan Key
43
Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44
Chapter 43. Trauma
45
Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46
Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47
Chapter 46. Siapa Altezza
48
Chapter 47. Kafka marah
49
Chapter 48. A2R si kompor
50
Chapter 49. Kegagalan Kafka
51
Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52
Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53
Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54
Chapter 53. Menginap
55
Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56
Chapter 55. Baikan
57
Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58
Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59
Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60
Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61
Chapter 60. Masalah baru
62
Chapter 61. Dek Sha
63
Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64
Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65
Chapter 64. Alena
66
Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67
Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68
Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69
Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70
Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71
Chapter 70. Aku mau bayi kol
72
Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73
Chapter 72. Lita dkk berulah
74
Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75
Chapter 74. Key Marah
76
Chapter 75. Rion si bocah
77
Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78
Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79
Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80
Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81
Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82
Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83
Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84
Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85
Chapter 84. Penyesalan Argan
86
Chapter 85. I love you Ashana
87
Chapter 86. Tim K2 n A2R
88
Chapter 87. Couple A2
89
Chapter 88. Sarapan bersama tim
90
Chapter 89. Ajakan bulan madu
91
Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92
Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93
Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94
Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95
94. Will you marry me (Alena)
96
95. Pasar malam
97
96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98
97. Pacaran Halal
99
98. Puncak Bogor
100
Liburan singkat penuh arti
101
dokter Shanine
102
Suami dek Sha tersayang
103
Keputusan dokter Shanine
104
Ketrampilan tersembunyi Key
105
Karena mereka percaya kemampuanmu
106
Briefing
107
Key memimpin operasi
108
Perjuangan Key & tim
109
Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110
Obrolan Ringan dalam mobil
111
Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112
Sahabat saling menguatkan
113
Maaf. dia belum ada di sini
114
Dukungan Key untuk Amoora
115
Pernikahan Naren & Cia
116
Mensyukuri keterpaksaan
117
Key merajuk
118
test pack
119
Kabar bahagia
120
Manis tapi lebih manis dari gula
121
Biar kamu makin cinta
122
Pengganti es coklat
123
Dapat sepasang
124
Jatuh dari tangga
125
Istriku kenapa Van?
126
Keguguran
127
Datang untuk minta maaf
128
Berdua saling menguatkan
129
Sama-sama kehilangan
130
Permintaan maaf Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!