Chapter 7. Akan menebus yang hiang

Kakfa merebahkan dirinya di sofa apartemennya, luka di sudut bibir dan pipinya masih dia biarkan tanpa dia obati terlebih dahulu. Dia berusaha memejamkan matanya untuk melepas semua rasa lelah, namun bayang-bayang ucapan Rion terus mengganggunya. Semua hal-hal tentang Asha menyeruak muncul membuat rasa bersalahnya semakin besar.

Kafka bangun dari sofa menuju kamar untuk mandi dan membersihkan lukanya, dia memilih langsung merebahkan dirinya di kasur untuk langsung tidur di bandingkan makan malam. Rasanya sudah tidak ada lagi nafsu makan setelah semua yang dia alami hari ini.

Malam semakin larut dan jam sudah menunjukkan pukul 00.00 wib, tapi Kafka masih juga tak bisa tidur sampai subuh datang dia baru bisa terlelap. Semakin berusaha memejamkan mata maka semakin dia teringat pada Asha, dia sendiri yang dari dulu selalu berusaha mengusir Asha dari hidupnya. Selalu berusaha menunjukkan rasa tidak suka setiap kali Asha berusaha mendekat dan melakukan apapun untuknya. Bahkan Kafka sengaja menjadikan Alena sebagai kekasihnya agar Asha menjauh.

Dia berhasil membuat gadis itu menjauh darinya, bukan hanya menjauh tapi menghilang dari jarak pandangnya. Seharusnya Kafka tersenyum lega karena tidak lagi mendengar rengekan manja atau rentetan pesan whatsapp dari Asha. Namun hari-harinya menjadi berbeda, kekhawatiran selalu menyergap dirinya, perasaan bersalah selalu menghampiri. Hari-harinya menjadi berbeda setelah hari itu dia hancurkan hati gadis yang seharusnya menjadi tanggung jawabnya.

Hari ini Kafka ada operasi, mau tak mau dia harus tetap ke rumah sakit meskipun dengan memar yang masih menghiasi sudut bibir dan wajahnya. Dokter Revan yang melihat memar pada wajah Kafka tentu saja heran bagaimana dia bisa mendapatkan luka seperti itu. Kafka berusaha untuk tidak menjadi pusat perhatian, dia buru-buru keluar dari lift dan disusul Revan yang mengekori dan mencecar Kafka.

“Kaf .. apa yang terjadi dengan wajahmu?”

“Tidak apa-apa, semalam habis sparing dengan temanku,” Revan tentu tidak percaya begitu saja, dia sudah mengenal Kafka lebih dari sepuluh tahun.

“Gak .. itu bukan sparing tapi habis dipukuli Kaf,” Kafka yang mendengar itu reflek menutup mulut Revan dari samping.

“Sssttt .. jangan keras-kerasa nanti ada yang dengar.” Revan mengerlingkan matanya seolah mengatakan dia akan diam tapi Kafka harus menceritakan yang terjadi.

“Dipukuli adik iparku semalam, tidak sengaja bertemu di depan RS saat dia menjemput Asha” Revan yang mendengar itu bukannya prihatin tapi tertawa lirih sambil menepuk-nepuk pundak Kafka.

“Kamu memang pantas dipukuli Kaf, terima nasib saja kalau begitu karena ulahmu dimasa lalu.” Kafka menghela napas panjang karena yang dikatakan Revan adalah sebuah kenyataan.

“Lalu apa rencanamu Kaf? Kamu sudah mencarinya selama ini, saat ini dia sudah ada dihadapanmu, pikirkan baik-baik langkah kedepan dan jangan gegabah lagi sperti dulu,” Revan memang tahu apa yang terjadi diantara Kafka dan Keyra, karena dia ada disana saat Kafka mencecar Keyra dengan kata-kata yang menyakitkan.

Revan saja tidak tega melihat Keyra yang tampak kebingungan dan sudah berkaca-kaca saat itu, dia sudah berusaha mengingatkan sahabatnya itu agar tidak terlalu keras pada Keyra. Namun perkataan Revan tak digubris Kafka yang saat itu dalam kondisi emosi yang tidak stabil dengan banyak masalah.

“Aku akan mencari waktu untuk bicara dengannya. Entah apa yang akan terjadi di depan yang pasti aku harus menebus semua yang hilang, mengembalikan lagi senyum yang tidak lagi aku temui darinya Van. Menebus semua tanggungg jawab sembilan tahun yang aku abaikan.”

“Apapun itu aku akan selalu mendukungmu, kalau butuh bantuan bilang saja. Sekarang kita fokus dulu karena banyak nyawa yang harus kita usahakan hidupnya.” Revan menepuk pundak sahabatnya itu dan mereka berpisah jalan karena beda ruangan.

Key, Amoora dan Argan sudah ada di ruangan mereka, bukan mereka yang datang lebih pagi tapi Kafka yang sedikit terlambat. Key yang dari tadi selalu melihat kearah pintu masuk membuat Amoora menggeser kursinya mendekat pada Key.

“Dia tidak apa-apa, aku dan Argan sudah memastikannya semalam” Key menghela napas lega.

“Hmm .. hari ini dia ada operasi bersama Argan, aku takut itu berpengaruh nanti.” Argan tiba-tiba menepuk pundak Key dan tanpa mereka sadari Kafka melihat itu dari pintu masuk seraya mengepalkan tangan dikedua sisi. Ada rasa tidak suka melihat Argan melakukan itu pada Key.

“Jangan khawatir, semua akan baik-baik saja.” Key menganggukkan kepalanya pada Argan.

“Selama pagi semua, dokter Argan bisa keruangan saya sebentar? Ada yang mau saya bahas sebelum nanti tindakan operasi.”

“Baik dok.” Argan menowel pipi Amoora sambil berlalu tak lupa tersenyum puas.

“Yaaa .. Ish Argan jelek, awas ya nyet” Key yang melihat tingkah dua orang itu tersenyum sambil menggelengkan kepala.

Dokter Argan sudah kembali duduk dimejanya setelah selesai berdiskusi dengan dokter Kafka. Amoora fokus pada EMR pasien-pasien yang dia tangani, sedangkan Key masih melirik Kafka dari tempatnya duduk. Kebimbangan muncul dalam benak Key, haruskah dia kesana menemuai Kafka. Tapi dia sudah minta maaf semalam atas nama Rion, lagi pula dia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Kafka untuk saat ini kecuali tentang pekerjaan. Sementara dari balik ruangan Kafka memperhatikan Key yang nampak gusar, tak sekalipun terlintas dalam benaknya bahwa akan ada situasi dimana dia akan bekerja bersama Key.

 “Oora .. Ooraaa.” key sedikit mengguncang-guncangkan lengan Amoora.

“Hmm .. kesana aja, tapi ingat sebatas hanya mengobati luka dan kasih sarapan yang sudah kita beli tadi. Ingat Keyra .. dokter Keyra hanya untuk mengobati luka bukan untuk terluka lagi,” Amoora mengatakan dengan penuh penekanan, dia tahu Key paling tidak bisa melihat orang terluka karena dia meskipun orang tersebut sudah jahat padanya. Terlebih lagi Kafka terluka karena dipukul Rion.

“Ingat nyet .. ingat hanya mengobati, atau kita seret kamu nanti dari sana kesini,” Argan mengatakan hal yang sama dan penuh dengan penekanan mengingatkan sahabatnya itu. Bagaimana dia terluka saat itu karena Kafka.

Key bangkit dari duduknya dan membawa kotak ajaib miliknya yang selalu dibawa kemanapun saat dia bepergian. Diketuknya pintu ruangan Kafka, kepalanya menyembul dari pintu.

“Boleh saya masuk?” Kafka yang tahu siapa orang tersebut tentu saja merasa seperti ada kupu-kupu yang sedang berputar-putar dalam hatinya. Tapi tidak untuk Key, dia berusaha sedatar mungkin dan seprofesional mungkin. Dia mengutuk dirinya sendiri dalam hati, kalau bukan karena Rion dia tidak mau repot-repot perduli pada Kafka.

“Silahkan masuk.” Key menghela nafas, dia masih nampak berpikir harus berkata apa dan harus bagaimana.

“Ah bodo amat, ingat Key kamu hanya mau mengobati memarnya.” Ucap Key dalam hati.

“Kenapa bengong? Dokter Key .. dokter Key .. Asha,” Key sedikit tersentak mendengar Kafka memanggilnya Asha.

“Bisa dokter kesini sebentar?” Titah Key yang membuat Kafka bangkit dari kursi menuju Key yang masih berdiri di depan meja Kafka.

Key membuka kotak yang dibawanya, mengeluarkan beberapa obat dan plester luka. Key memintanya duduk dikursi yang bedara disampingnya atau lebih tepatnya didepan meja Kafka. Kafka yang melihat itu tersenyum.

Dengan telaten Key membersihkan luka disudut bibir Kafka, mengoleskan salep untuk mengurangi nyeri dan bengkak. Menutup luka diwajah Kafka dengan plester gambar anime yang biasa dia gunakan untuk pasien anak-anak. Kafka tak protes dengan itu, dia hanya fokus menatap setiap inci wajah Key, tidak yang berubah hanya sedikit lebih cuby dan lebih menggemaskan menurut Kafka.

Key bukannya tidak menyadari tatapan Kafka padanya, hanya saja dia tidak perduli. Dia ingat dengan jelas perkataan dua sahabatnya, dia ingat dengan jelas rasa sakit yang dia lalui karena pria yang ada dihadapannya saat ini.

“Sudah selesai dok, maaf untuk yang semalam. Tidak seharusnya Rion melakukan hal itu, saya permisi.” Key menutup kotak obatnya dan akan keluar ruangan, namun lagi-lagi Kafka berhasil menahannya tanganya sebelum Key berhasil pergi.

Kafka berdiri  mensejajarkan tubuhnya yang memiliki tinggi 178 cm itu dihadapan Key dengan tinggi 165 cm, dia mendekatkan tubuhnya sedikit maju pada Key. Membuat Key memundurkan tubuhnya hingga menempel pada meja. Dengan dua tangan yang bertumpu pada meja, Kafka semakin mendekat pada Key. Mereka berdua saling menatap, tatapan Kafka yang sangat dalam pada Key. Sementara hanya ada tatapan dingin dari balik mata Key yang menyiratkan betapa dia seolah membenci Kafka.

Kafka mendekatkan wajahnya tepat disamping wajah Key dengan masih menjadikan dua tangannya sebagai tumpuan. Membisikkan kata-kata yang membuat Key mengepalkan kedua tangannya disamping.

“Asha .. maaf untuk semua yang telah terjadi. Aku akan menebus semuanya mulai sekarang.” Dia membisikkan kata-kata yang membuat emosi Key mulai terpancing.

“Tidak ada yang perlu ditebus antara kita dokter, saat ini saya dan dokter hanya sebatas rekan kerja. Saya akan kembali ke SGH dalam beberapa bulan. Tidak perlu melakukan apapun atau kamu hanya akan membuat saya semakin membencimu,” Perkataan key yang penuh penekanan dan datar berusaha menyembunyikan setiap emosi yang dia tahan karena tak ingin mengacaukan harinya.

“Aku akan tetap melakukannya sekalipun kamu akan membenciku. Aku akan meluluhkanmu lagi,” ucap kafka yang semakin mendekatkan wajahnya pada Key dan hendak mendaratkan satu kecupan manis dikeningnya namun berhasil Key tepis.

“Dokter jangan keterlaluan, kamu tidak berhak melakukan hal apapun padaku termasuk hal barusan.” Key mendorong tubuh Kafka dengan sekuat tenaga dan berhasil keluar dari kungkungan.

“Kenapa tidak Sha? Kamu yang memilih muncul berarti kamu kembali menjadi tanggung jawabku. Aku masih suamimu dan akan tetap menjadi suamimu,” Key yang mendengar itu tersenyum kecut, perih sekali hatinya mendengar ucapan Kafka.

“Jangan panggil saya Asha dok, saya Key .. Keyra, Asha sudah tidak ada. Dia telah mati bersama semua rasa yang dia lepaskan saat kembali dari standford.” Key berlalu dengan tatap dinginnya pada Kafka, meninggalkan ruangan itu.

“Asha .. Ashana Keyra Zerrin, aku bilang aku akan menebusnya.” Kafka terduduk dikursinya, mendengar ucapan Key membuat dadanya merasa sesak hingga tak terasa Kafka meneteskan air matanya.

Dalam hati dia berjanji akan mengusahakan apapun untuk Asha kali ini, sembilan tahun yang Kafka sia-siakan. Kebodohannya dan keegoisannya sembilan tahun lalu akan ditebusnya. Sekalipun harus berjuang lebih keras untuk mendapatkan maaf dari Asha, Bunda Maira, Cia dan Rion, apapun akan dia lakukan.

Meskipun pernikahannya dengan Asha saat itu adalah karena tanggung jawab dan permintaan terakhir ayah Asha yang tak lain adalah sahabat ayah Kafka. Tapi Kafka tidak mau mempermainkan pernikahan dengan ikatan suci, dia hanya ingin itu belaku sekali seumur hidupnya. Itu berarti dia harus menerima Key dengan sepenuhnya meskipun kali ini Kafka harus berjuang dari awal dan mungkin tidak mudah.

 

 

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Pemberitahuan
3 Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4 Chapter 3. Bertemu Kembali
5 Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6 Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7 Chapter 6. Hati yang retak
8 Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9 Chapter 8. Awal mula benci
10 Chapter 9. Asha crayon Kafka
11 Chapter 10. Kembalinya Ashana
12 Chapter 11. Makan siang bersama
13 Chapter 12. Masalah baru
14 Chapter 13. Kesalah pahaman
15 Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16 Chapter 15. Kelulusan Kafka
17 Chapter 16. Makan malam
18 Chapter 17. Asha dan semestanya
19 Chapter 18. Harvard
20 Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21 Chapter 20. Indonesia
22 Chapter 21. Tidak antusias lagi
23 Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24 Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25 Chapter 24. Kehilangan
26 Chapter 25. Luka
27 Chapter 26. Stanford
28 Chapter 27. Salah paham lagi
29 Chapter 28. Asha kecelakaan
30 Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31 Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32 Chapter 31. Rion si overprotektif
33 Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34 Chapter 33. Penyesalan kafka
35 Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36 chapter 35. Key X Kafka satu team
37 Chapter 36. Sikap Profesional Key
38 Chapter 37. Sama-sama terluka
39 Chapter 38. Jangan Pulang
40 Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41 Chapter 40. Cincin di jari manis
42 Chapter 41. Kena Amukan Key
43 Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44 Chapter 43. Trauma
45 Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46 Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47 Chapter 46. Siapa Altezza
48 Chapter 47. Kafka marah
49 Chapter 48. A2R si kompor
50 Chapter 49. Kegagalan Kafka
51 Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52 Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53 Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54 Chapter 53. Menginap
55 Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56 Chapter 55. Baikan
57 Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58 Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59 Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60 Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61 Chapter 60. Masalah baru
62 Chapter 61. Dek Sha
63 Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64 Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65 Chapter 64. Alena
66 Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67 Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68 Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69 Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70 Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71 Chapter 70. Aku mau bayi kol
72 Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73 Chapter 72. Lita dkk berulah
74 Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75 Chapter 74. Key Marah
76 Chapter 75. Rion si bocah
77 Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78 Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79 Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80 Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81 Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82 Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83 Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84 Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85 Chapter 84. Penyesalan Argan
86 Chapter 85. I love you Ashana
87 Chapter 86. Tim K2 n A2R
88 Chapter 87. Couple A2
89 Chapter 88. Sarapan bersama tim
90 Chapter 89. Ajakan bulan madu
91 Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92 Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93 Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94 Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95 94. Will you marry me (Alena)
96 95. Pasar malam
97 96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98 97. Pacaran Halal
99 98. Puncak Bogor
100 Liburan singkat penuh arti
101 dokter Shanine
102 Suami dek Sha tersayang
103 Keputusan dokter Shanine
104 Ketrampilan tersembunyi Key
105 Karena mereka percaya kemampuanmu
106 Briefing
107 Key memimpin operasi
108 Perjuangan Key & tim
109 Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110 Obrolan Ringan dalam mobil
111 Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112 Sahabat saling menguatkan
113 Maaf. dia belum ada di sini
114 Dukungan Key untuk Amoora
115 Pernikahan Naren & Cia
116 Mensyukuri keterpaksaan
117 Key merajuk
118 test pack
119 Kabar bahagia
120 Manis tapi lebih manis dari gula
121 Biar kamu makin cinta
122 Pengganti es coklat
123 Dapat sepasang
124 Jatuh dari tangga
125 Istriku kenapa Van?
126 Keguguran
127 Datang untuk minta maaf
128 Berdua saling menguatkan
129 Sama-sama kehilangan
130 Permintaan maaf Lita
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Pemberitahuan
3
Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4
Chapter 3. Bertemu Kembali
5
Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6
Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7
Chapter 6. Hati yang retak
8
Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9
Chapter 8. Awal mula benci
10
Chapter 9. Asha crayon Kafka
11
Chapter 10. Kembalinya Ashana
12
Chapter 11. Makan siang bersama
13
Chapter 12. Masalah baru
14
Chapter 13. Kesalah pahaman
15
Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16
Chapter 15. Kelulusan Kafka
17
Chapter 16. Makan malam
18
Chapter 17. Asha dan semestanya
19
Chapter 18. Harvard
20
Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21
Chapter 20. Indonesia
22
Chapter 21. Tidak antusias lagi
23
Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24
Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25
Chapter 24. Kehilangan
26
Chapter 25. Luka
27
Chapter 26. Stanford
28
Chapter 27. Salah paham lagi
29
Chapter 28. Asha kecelakaan
30
Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31
Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32
Chapter 31. Rion si overprotektif
33
Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34
Chapter 33. Penyesalan kafka
35
Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36
chapter 35. Key X Kafka satu team
37
Chapter 36. Sikap Profesional Key
38
Chapter 37. Sama-sama terluka
39
Chapter 38. Jangan Pulang
40
Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41
Chapter 40. Cincin di jari manis
42
Chapter 41. Kena Amukan Key
43
Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44
Chapter 43. Trauma
45
Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46
Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47
Chapter 46. Siapa Altezza
48
Chapter 47. Kafka marah
49
Chapter 48. A2R si kompor
50
Chapter 49. Kegagalan Kafka
51
Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52
Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53
Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54
Chapter 53. Menginap
55
Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56
Chapter 55. Baikan
57
Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58
Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59
Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60
Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61
Chapter 60. Masalah baru
62
Chapter 61. Dek Sha
63
Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64
Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65
Chapter 64. Alena
66
Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67
Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68
Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69
Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70
Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71
Chapter 70. Aku mau bayi kol
72
Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73
Chapter 72. Lita dkk berulah
74
Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75
Chapter 74. Key Marah
76
Chapter 75. Rion si bocah
77
Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78
Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79
Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80
Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81
Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82
Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83
Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84
Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85
Chapter 84. Penyesalan Argan
86
Chapter 85. I love you Ashana
87
Chapter 86. Tim K2 n A2R
88
Chapter 87. Couple A2
89
Chapter 88. Sarapan bersama tim
90
Chapter 89. Ajakan bulan madu
91
Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92
Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93
Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94
Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95
94. Will you marry me (Alena)
96
95. Pasar malam
97
96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98
97. Pacaran Halal
99
98. Puncak Bogor
100
Liburan singkat penuh arti
101
dokter Shanine
102
Suami dek Sha tersayang
103
Keputusan dokter Shanine
104
Ketrampilan tersembunyi Key
105
Karena mereka percaya kemampuanmu
106
Briefing
107
Key memimpin operasi
108
Perjuangan Key & tim
109
Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110
Obrolan Ringan dalam mobil
111
Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112
Sahabat saling menguatkan
113
Maaf. dia belum ada di sini
114
Dukungan Key untuk Amoora
115
Pernikahan Naren & Cia
116
Mensyukuri keterpaksaan
117
Key merajuk
118
test pack
119
Kabar bahagia
120
Manis tapi lebih manis dari gula
121
Biar kamu makin cinta
122
Pengganti es coklat
123
Dapat sepasang
124
Jatuh dari tangga
125
Istriku kenapa Van?
126
Keguguran
127
Datang untuk minta maaf
128
Berdua saling menguatkan
129
Sama-sama kehilangan
130
Permintaan maaf Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!