Chapter 5. Pukulan untuk kafka

Key berjalan semakin cepat agar Kafka tidak bisa mengejarnya, namun tetap saja dia kalah dengan jangkauan langkah kaki Kafka yang mempunyai tinggi 178 cm itu. Kafka menraih tangan Key dengan tiba-tiba menariknya kedalam pelukan. Jangan tanya bagaimana kondisi Key saat itu, tentu dia rindu dengan pelukan Kafka, aroma khas tubuh Kafka yang juga selalu dia ingat. Namun Key segera berusaha melepaskan dirinya dari pelukan Kafka.

“Maaf dokter, maaf karena aku mucul lagi di hadapan dokter Kafka. Aku sudah berjanji tidak akan menganggu dokter Kafka, aku tidak tahu kalau proyek kerja sama SGH dengan RS Haarapan ada dokter di dalamnya.” Asha berusaha mendorong tubuh Kafka agar melepaskan pelukannya.

“Asha tolong sebentar saja, kita perlu bicara lebih dulu. Hmm .. bisa kan Sha?” rasanya sakit sekali mendengar ucapan Key yang seperti itu bagi Kafka, dia semakin mengeratkan pelukannya pada Key.

Tak ada lagi panggilan hangat dari Key padanya seperti dulu, dia tahu kesalahannya pada Asha sangat besar. Tapi kali ini tidak akan disiakannya semua hal tentang Asha, Kafka masih tidak melepaskan pelukannya sampai ada seseorang yang tiba-tiba mendorongnya dari samping. Membuat Kafka jatuh tersungkur di tanah.

“Buk,” satu pukulan mendarat di wajah Kafka.

“Ngapain lu disini kak? Mau nyakitin kakak gue lagi? Gak puas lu udah buat dia hampir kehilangan nyawanya?.” Rion menarik kerah baju Kafka yang masih terduduk ditanah.

“Rion please. Dek kakak mohon, jangan pukul kak Kafka dong.” Key berusaha menghentikan Rion yang masih ingin memukul kafka, di hadangnya Rion agar tidak memukul Kafka kembali.

“Kak Key masih belain laki-laki brengsek seperti dia? kakak lupa apa yang kakak alami karena dia?” Kafka hanya terdiam tanpa ada niat membalas pukulan dan amarah dari Rion. Dia tahu Rion saat ini dalam kondisi emosi, siapa yang tidak akan marah jika bertemu dengan orang yang sudah menyakiti hati kakaknya.

“Bukan seperti itu Rion, dokter Kafka besuk ada operasi. Banyak pasien yang membutuhkannya, dia tidak boleh mengalami luka fisik. Dia harus sehat untuk bisa melakukan tindakan operasinya besuk.” Key berusaha menenangkan adiknya, diusapnya lembut lengan Rion.

“Hmm .. kamu mengerti kan dek?.” Rion melepaskan cengkeraman tangannya dari kerah baju Kafka. Key meminta Rion untuk menunggu sebentar agar dia bisa berbicara dengan Kafka yang masih terduduk di tanah.

“Kak aku tahu Rion salah karena memukul kakak. Tapi bisakah aku minta tolong maafkan dia?” Key mengulurkan tangannya untuk membantu kafka berdiri, lalu membawanya duduk pada kursi yang ada tidak jauh dari tempat mereka tadi.

“Asha, aku hanya ingin bicara denganmu. Ada banyak hal ingin aku katakan, tentang sembilan tahun lalu dan hal-hal lain.” Key tersenyum kecut mendengar perkataan kafka.

“Ada apa dengan Sembilan tahun lalu kak? Sepertinya tidak ada yang perlu kita bahas tentang sembilan tahun lalu bukan? Aku menepati janjiku untuk tidak lagi muncul dalam hidupmu, kalau karena hari ini kita bertemu kembali aku minta maaf karena ini bukan kemauanku” mendengar ucapan Key membuat hati kafka seperti teriris-iris yang membuatnya merasa semakin bersalah.

“Tidak bisakah untuk kita …” belum sempat Kafka melanjutkan kalimatnya, Rion datang menarik tangan Key, meminta sang kakak untuk ikut dengannya pulang. Bunda sudah menantikan kedatangan Key dari siang.

“Kita akan bicara tapi tidak sekarang, jangan lupa obati memar dan luka kakak,” Key berlalu pergi dari hadapan Kafka yang masih duduk mematung sampai tak terlihat lagi punggung Key.

“Maafkan aku Asha, kali ini aku akan egois untuk sekali lagi. Tidak akan kubiarkan kamu hilang dari pandangan ku lagi,” Gumam Kafka yang meringis merasakan nyeri akibat pukulan dari Rion.

Sepanjang perjalanan pulang Rion benar-benar tidak berhenti mengomel pada kakaknya, Key membiarkan semua yang ingin dikatakan adik bungsunya itu. Dia biarkan Rion mengeluarkan semua unek-uneknya, anggap saja Rion sedang mengeluarkan stress released.

“Oora masih diparkiran atau sudah keluar dari RS,” tanpa sepengetahuan Rion Key mengririm pesan pada Amoora.

“Baru mau keluar, kenapa?” awalnya Key ragu meminta tolong pada Amoora, tapi akhirnya dia tetap minta tolong pada Amoora.

“Tolong pergi kedekat pintu utama IGD, aku minta toling lihat dokter Kafka. Suruh dia obati lukanya, Rion baru saja memukulnya.” Amoora meminta Argan membaca pesan dari Key, kalau-kalau dia salah baca. Argan sama terkejutnya dengan Amoora setelah membaca pesan dari Key.

“What? Gimana bisa bocah tengil satu itu mukul dokter Kafka?” Key menghela napas panjang membaca pesan balasan dari sahabatnya itu.

“Besok aku cerita, tenagaku seperti sudah benar-benar habis.” Key menyimpan ponselnya dan menurunkan kaca mobilnya sambil menikmati pemandangan jalanan.

Semilir angin yang menyentuh wajah membuat Key perlahan seperti mendapatkan usapan lembut yang membawanya semakin tidak dapat menahan rasa kantuk. Dia memundurkan kepalanya bersandar pada kursi dengan kaca mobil yang masih terbuka, perlahan dia mulai tertidur. Melihat kakaknya yang tertidur Rion meminggirkan mobilnya berhenti sejenak untuk memastikan kakaknya tidur dengan posisi nyaman, dia mengambil jaket untuk menyelimuti kakaknya setelah menutup kaca mobil yang tadi dibuka oleh Key.

“Kak, hiduplah dengan bahagia. Sembuhlah tanpa terluka, gue, bunda dan kak Cia akan selalu ada buatmu. Kali ini gue gak akan biarin si brengsek itu nyakitin lu kak,” Rion kembali melajukan mobilnya, memastikan kecepatannya tidak membuat kakaknya terbangun hingga sampai rumah.

Sementara itu Amoora dan Argan menghampiri Kafka yang masih termenung di tempatnya. Suara Amoora memecah keheningan membuat dokter Kafka sedikit terkejut melihat mereka berdua datang menghampirinya.

“Dokter Kafka baik-baik saja?” Amoora meminta Argan memastikan kondisi Kafka meskipun sebenarnya dia enggan.

“Iya dokter Amoora, saya baik-baik saja” walaupun nampaknya tidak begitu, karena kafka terlihat sedikit meringis menahan sakit.

“Gimana dok? Pukulan dari bocah tengil satu itu cukup menyakitkan bukan? berani juga dia mukul dokter Kafka ternyata,” Argan sebenarnya malas kalau bukan karena key yang minta tolong untuk melihat kondisi Kafka.

“Kenapa kalian kesini?” Kafka tampak serius melihat kedua sahabat Key itu dan masih sedikit meringis merasakan perih diwajah dan ujung mulutnya.

“Key yang minta kami melihat kondisi dokter, dia bilang Rion memukul dokter.” Amoora menunjukkan pesan yang dikirim Key untuk dilihat Kafka.

“Dokter bisa pulang sendir atau perlu kami antar? Setidaknya kami pastikan dokter baik-baik saja.” Argan memberikan air mineral yang diambilnya dari mobil untuk Kafka.

“Trimakasih dokter Argan, dokter Amoora. Saya baik-baik saja, saya bisa pulang sendiri, sekali lagi trimakasih.” Kafka beranjak dari tempatnya untuk pulang, dia meninggalkan mobilnya di RS dan memilih memesan grabcar untuk pulang.

“Jangan lupa diobati dok lukanya, setidaknya jangan biarkan Key lebih terluka melihat luka anda. Dia pasti kesulita saat tadi berada diantara kalian berdua, Rion adalah adiknya sedangkan dokter Kafka adalah orang yang membuat Key.” Argan tak melanjutkan kalimatnya karena sudah ditarik oleh Amoora untu kembali ke mobil karena takut Argan akan ngoceh lebih dari itu.

Kafka memilih pulang keapartemennya dari pada pulang kerumah, tidak mungkin untuknya pulang kerumah dengan kondisi memar di wajah. Belum memungkinkan juga dia bercerita tentang Asha yang saat ini sudah kembali pada orang tuanya.

Sepanjang perjalanan pulang Kafka termenung, dia teringat satu kalimat yang di ucapkan Rion. Rion bilang Asha hampir kehilangan nyawanya karena dia. Apa yang sebenarnya terjadi setelah mereka bertengakar saat itu, sejak saat itu Kafka benar-benar tidak melhat Asha. Bukan hanya Asha tapi keluarganya tiba-tiba pindah seoalah menghilang tanpa jejak selama satu tahun. Mama Kafka berjumpa lagi dengan Bunda Asha, namun tak ada sedikitpun informasi yang di dapatkan dari bunda Maira tentang Asha saat itu.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Pemberitahuan
3 Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4 Chapter 3. Bertemu Kembali
5 Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6 Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7 Chapter 6. Hati yang retak
8 Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9 Chapter 8. Awal mula benci
10 Chapter 9. Asha crayon Kafka
11 Chapter 10. Kembalinya Ashana
12 Chapter 11. Makan siang bersama
13 Chapter 12. Masalah baru
14 Chapter 13. Kesalah pahaman
15 Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16 Chapter 15. Kelulusan Kafka
17 Chapter 16. Makan malam
18 Chapter 17. Asha dan semestanya
19 Chapter 18. Harvard
20 Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21 Chapter 20. Indonesia
22 Chapter 21. Tidak antusias lagi
23 Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24 Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25 Chapter 24. Kehilangan
26 Chapter 25. Luka
27 Chapter 26. Stanford
28 Chapter 27. Salah paham lagi
29 Chapter 28. Asha kecelakaan
30 Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31 Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32 Chapter 31. Rion si overprotektif
33 Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34 Chapter 33. Penyesalan kafka
35 Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36 chapter 35. Key X Kafka satu team
37 Chapter 36. Sikap Profesional Key
38 Chapter 37. Sama-sama terluka
39 Chapter 38. Jangan Pulang
40 Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41 Chapter 40. Cincin di jari manis
42 Chapter 41. Kena Amukan Key
43 Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44 Chapter 43. Trauma
45 Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46 Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47 Chapter 46. Siapa Altezza
48 Chapter 47. Kafka marah
49 Chapter 48. A2R si kompor
50 Chapter 49. Kegagalan Kafka
51 Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52 Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53 Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54 Chapter 53. Menginap
55 Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56 Chapter 55. Baikan
57 Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58 Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59 Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60 Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61 Chapter 60. Masalah baru
62 Chapter 61. Dek Sha
63 Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64 Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65 Chapter 64. Alena
66 Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67 Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68 Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69 Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70 Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71 Chapter 70. Aku mau bayi kol
72 Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73 Chapter 72. Lita dkk berulah
74 Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75 Chapter 74. Key Marah
76 Chapter 75. Rion si bocah
77 Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78 Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79 Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80 Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81 Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82 Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83 Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84 Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85 Chapter 84. Penyesalan Argan
86 Chapter 85. I love you Ashana
87 Chapter 86. Tim K2 n A2R
88 Chapter 87. Couple A2
89 Chapter 88. Sarapan bersama tim
90 Chapter 89. Ajakan bulan madu
91 Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92 Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93 Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94 Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95 94. Will you marry me (Alena)
96 95. Pasar malam
97 96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98 97. Pacaran Halal
99 98. Puncak Bogor
100 Liburan singkat penuh arti
101 dokter Shanine
102 Suami dek Sha tersayang
103 Keputusan dokter Shanine
104 Ketrampilan tersembunyi Key
105 Karena mereka percaya kemampuanmu
106 Briefing
107 Key memimpin operasi
108 Perjuangan Key & tim
109 Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110 Obrolan Ringan dalam mobil
111 Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112 Sahabat saling menguatkan
113 Maaf. dia belum ada di sini
114 Dukungan Key untuk Amoora
115 Pernikahan Naren & Cia
116 Mensyukuri keterpaksaan
117 Key merajuk
118 test pack
119 Kabar bahagia
120 Manis tapi lebih manis dari gula
121 Biar kamu makin cinta
122 Pengganti es coklat
123 Dapat sepasang
124 Jatuh dari tangga
125 Istriku kenapa Van?
126 Keguguran
127 Datang untuk minta maaf
128 Berdua saling menguatkan
129 Sama-sama kehilangan
130 Permintaan maaf Lita
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Pemberitahuan
3
Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4
Chapter 3. Bertemu Kembali
5
Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6
Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7
Chapter 6. Hati yang retak
8
Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9
Chapter 8. Awal mula benci
10
Chapter 9. Asha crayon Kafka
11
Chapter 10. Kembalinya Ashana
12
Chapter 11. Makan siang bersama
13
Chapter 12. Masalah baru
14
Chapter 13. Kesalah pahaman
15
Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16
Chapter 15. Kelulusan Kafka
17
Chapter 16. Makan malam
18
Chapter 17. Asha dan semestanya
19
Chapter 18. Harvard
20
Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21
Chapter 20. Indonesia
22
Chapter 21. Tidak antusias lagi
23
Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24
Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25
Chapter 24. Kehilangan
26
Chapter 25. Luka
27
Chapter 26. Stanford
28
Chapter 27. Salah paham lagi
29
Chapter 28. Asha kecelakaan
30
Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31
Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32
Chapter 31. Rion si overprotektif
33
Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34
Chapter 33. Penyesalan kafka
35
Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36
chapter 35. Key X Kafka satu team
37
Chapter 36. Sikap Profesional Key
38
Chapter 37. Sama-sama terluka
39
Chapter 38. Jangan Pulang
40
Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41
Chapter 40. Cincin di jari manis
42
Chapter 41. Kena Amukan Key
43
Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44
Chapter 43. Trauma
45
Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46
Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47
Chapter 46. Siapa Altezza
48
Chapter 47. Kafka marah
49
Chapter 48. A2R si kompor
50
Chapter 49. Kegagalan Kafka
51
Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52
Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53
Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54
Chapter 53. Menginap
55
Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56
Chapter 55. Baikan
57
Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58
Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59
Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60
Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61
Chapter 60. Masalah baru
62
Chapter 61. Dek Sha
63
Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64
Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65
Chapter 64. Alena
66
Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67
Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68
Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69
Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70
Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71
Chapter 70. Aku mau bayi kol
72
Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73
Chapter 72. Lita dkk berulah
74
Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75
Chapter 74. Key Marah
76
Chapter 75. Rion si bocah
77
Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78
Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79
Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80
Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81
Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82
Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83
Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84
Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85
Chapter 84. Penyesalan Argan
86
Chapter 85. I love you Ashana
87
Chapter 86. Tim K2 n A2R
88
Chapter 87. Couple A2
89
Chapter 88. Sarapan bersama tim
90
Chapter 89. Ajakan bulan madu
91
Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92
Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93
Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94
Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95
94. Will you marry me (Alena)
96
95. Pasar malam
97
96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98
97. Pacaran Halal
99
98. Puncak Bogor
100
Liburan singkat penuh arti
101
dokter Shanine
102
Suami dek Sha tersayang
103
Keputusan dokter Shanine
104
Ketrampilan tersembunyi Key
105
Karena mereka percaya kemampuanmu
106
Briefing
107
Key memimpin operasi
108
Perjuangan Key & tim
109
Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110
Obrolan Ringan dalam mobil
111
Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112
Sahabat saling menguatkan
113
Maaf. dia belum ada di sini
114
Dukungan Key untuk Amoora
115
Pernikahan Naren & Cia
116
Mensyukuri keterpaksaan
117
Key merajuk
118
test pack
119
Kabar bahagia
120
Manis tapi lebih manis dari gula
121
Biar kamu makin cinta
122
Pengganti es coklat
123
Dapat sepasang
124
Jatuh dari tangga
125
Istriku kenapa Van?
126
Keguguran
127
Datang untuk minta maaf
128
Berdua saling menguatkan
129
Sama-sama kehilangan
130
Permintaan maaf Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!