Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?

Mereka kembali fokus ke pembahasan tentang Atlantika. Key masih sambil mencermati ulang EMR milik pasien kecilnya itu. Baru setelah itu menjawab pertanyaan yang dilontarkan dokter Kafka tadi.

“Kita harus pastikan lebih dulu bakteri apa yang saat ini membuat kelainan jantung Atlantika menjadi lebih buruk dok. Setelah itu baru bisa kita pastikan harus segera dilakukan tindakan pembedahan atau masih hanya perlu dengan pemberian obat-obatan.”

Mendengar penjelasan Key entah kenapa Kafka merasa seperti ada kupu-kupu yang berputar-putar dalam perutnya. Key yang dulu baginya hanya selalu bermain dan mengekori juga mengganggunya setiap ada kesempatan kini telah banyak berubah.

“Sepertinya hasil dari kultur darahnya sudah keluar, mungkin dokter Key bisa melihatnya agar lebih cepat dilakukan tindakan,” kali ini Kafka fokus dan professional saat berdiskusi dengan Key.

“Tidak perlu menunggu lebih lama lagi kalau begitu, kita langsung saja melihat kondisi pasien.”

“Hei, serius mau langsung sekarang Key? apa tidak bisa besok saja, kamu belum istirahat Key,” Amoora mengutarakan pendapatnya yang diikuti anggukan Argan. Mereka berdua tahu benar bagaimana Key, kalau tidak dipaksa istirahat dia tidak akan berhenti sampai semua dia rasa sudah beres.

“Hmm ... semakin cepat semakin baik, aku bisa segera pulang untuk istirahat kan? Tidak perlu harus menunggu besok,” dokter Andrew bukannya mengiyakan protes Amoora tapi justru mengiyakan pemikiran Key.

“Ish .. dasar batu, guru sama murid benar-benar batu. Intrupsiku selalu kalah kalau sama kalian.” Amoora menghentakkan satu kakinya di lantai sembari mencubit lengan Argan.

“Yaaa, marah sih marah tapi gak langsung nyubit aku juga nyet. Kamu juga sama aja batu nya kayak mereka.” Argan menyenggol lengan Amoora sampai dia sedikit terhuyung ke samping. Mereka berdua saling memalingkan muka, membuat Key menggelengkan kepala melihat tantrum Amoora juga Argan.

“Sudah jangan pada tantrum lagi, ayo tunjukin dimana ruangan Atlantik. Aku capek dan lapar ini, mau segera pulang ketemu bunda. Sudah Sembilan tahun aku gak pulang lho Oora, gak kasihan sama aku?” Key merangkul lengan Amoora dan membawanya keluar dari ruangan meeting yang diikuti dokter Kafka juga Argan, sedangkan dokter Andrew kembali ke ruangannya untuk keperluan lain.

Key dan Amoora berjalan lebih dulu, sedangkan Kafka beserta Argan berjalan di belakang mereka yang sedikit tertinggal. Amoora tampak menjahili Key dengan menggelitik badannya dari samping, Key membalas Amoora dengan sedikit menyenggolnya kesamping. Mereka berjalan sambil tertawa dilorong rumah sakit yang sepi karena kegiatan senggol menyenggol mereka.

“Dokter Argan kenal dekat dengan dokter Key?” Pertanyaan Kafka membuat Argan mengernyitkan dahi.

“Cukup dekat, kalau bisa kujadikan kekasih pasti sudah kupacari atau kunikahi dok,” Argan terkekeh, namun sebenarnya dia ingin melihat respon dokter Kafka jika dia mengatakan hal itu. Mengingat sekarang Argan tahu bahwa ternyata Kafka yang di maksud Key adalah dokter Kafka yang selama kurang lebih satu bulan ini menjadi partnernya selama di ruang operasi. Kafka tampak mengepalkan kedua tangannya disamping saat mendengar perkataan Argan.

“Dokter Kafka tertarik dengan Key? jangan ya dok, tantruman anaknya, selain itu dia sudah ada suami. Tapi sayanganya selama sembilan tahun suaminya gak tahu tuh inget dia gak, soalnya pertama dan terakhir kali dia tahu sudah jadi istri malah di minta pergi menjauh dari suaminya.”

“Tapi kalau pria brengsek itu muncul aku pastikan kurebut Key darinya, Key terlalu berharga untuk di sia-siakan.” Argan sedikit berlari kedepan mengejar dua sahabatnya dan meninggalkan Kafka. Dia merentangkan kedua tangannya untuk memeluk pundak dua sahabatnya itu dari belakang.

“Napain sih nyet asik bener gak ngajak-ngajak,” Argan yang datang tiba-tiba merangkul mereka berdua dari belakang. Key dan Amoora terkejut spontan melepaskan rangkulan tangan Argan pada mereka dan mendaratkan tendangan kaki Amoora pada pantat membuat Argan sedikitmeringis.

“Dasar Argan gesrek, kaget tau nyet. Bisa kena serangan jantung kita lihat tingkahmu, sono jauh-jauh kebelakang. Barengan sana sama dokter Kafka.”Amoora sudah nampak ingin memukul Argan lagi dan kali ini Argan ancang-ancang untuk mundur kebelakang sejajar dengan jalan dokter Kafka lagi. Key yang melihat tingkah mereka berdua tersenyum simpul, betapa bersyukurnya dia ada Amoora dan Argan dalam hidupnya saat ini.

Key masih tersenyum melihat Argan yang tampak masih saling adu mulut dengan Amoora dari belakang dan saat melihat Kafka dia senyum yang tadi indah menjadi redup dan berbalik fokus jalan kedepan sembari menggandeng lengan Amoora .

Kafka menyadari perubahan itu, dia sadar berharap Asha akan bersikap hangat setelah terakhir kali mungkin kata-katanya melukai Asha pun tak berani. Tapi bagaimanapun dia adalah suami sah Asha, karena sudah bertemu kembali dia harus menyelesaikan semua yang terjadi antara mereka berdua.

Mereka sampai pada ruangan di mana Atlantik dirawat, dari yang awalnya masih senyum dan bercanda antara Key dan Amoora kini terlihat lebih serius dan fokus. Mereka masuk ruangan dan meminta EMR pada perawat yang ada di sana.

“Yoo, halo gadis kecilku yang manis. Bagaimana Atla hari ini?” Key mendekat pada gadis kecil berusia dua belas tahun yang sudah sekitar satu tahun terkahir menjadi pasiennya, diusapnya kepala Atla dengan lembut.

“Emm .. Kakak Key dan kak Amoora sudah disini, Atla akan baik-baik saja,” gadis itu tetap berusaha untuk mejawab pertanyaan Key meskipun terlihat sedikit kesusahan karena terhalang oleh masker oksigen yang dia pakai.

“Good job, Atla sayang sama momy?” Pertanyaan itu diikuti dengan anggukan kepala oleh Atla.

“Emm .. kalau begitu masuk ruang operasi mau ya? Nanti Atla bisa nemenin momy, katanya mau keliling dunia sama momy. Kalau Atla sakit nanti kapan jalan-jalan sama momy?” gadis kecil itu nampak memikirkan perkataan Key.

“Atla mau, tapi harus ada kakak Key,” Key tersenyum dan menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan permintaan Atla.

Amoora yang sedang melihat catatan medis tersenyum mendengar itu, Key memang tak pernah gagal soal membujuk pasien anak-anak mereka. Dia kemudian menarik tangan Argan dan dibawanya mendekat pada ranjang Atlantika.

“Yoo, gadis kecil lihat meskipun dia tidak setampan Seokjin BTS tapi dia adalah dokter anestesi terbaik, jadi jangan khawatir.” Argan langsung menyenggol lengan Amoora.

“Seokjin ma kalah sama ketampanan dan kecerdasan Argan,” Argan yang memuji dirinya sendiri membuat semua yang ada di ruangan itu terkekeh, tak terkecuali Atla walaupun hanya dengan senyuman.

Key kemudian berdiri menuju Kafka, Kafka yang terkejut karena Key menggenggam tangannya untuk menariknya mendekat ke Atla. Jangan tanya bagaiman saat itu hati dan pikiran Kafka, ada rasa sedih, senang, penyesalan dan banyak hal yang tak bisa diungkapkan. Walaupun tidak demikian dengan Key, dia benar-benar bisa mengendalikan setiap emosi dan ekspresinya.

Asha yang selalu menunjukkan ekspresi dan apapun yang ada dihadapannya berbeda dengan Key yang saat ini di hadapan Kafka. Asha yang sekarang menjadi lebih dingin, lebih pendiam dan lebih bisa menahan banyak hal, lebih dewasa tentunya. Tantrumya, ngomelnya dengan segala tingkah ajaibnya sekarang hanya dia tunjukkan ketika bersama Amoora dan Argan.

“Atla lihat di sini bukan hanya dokter Argan tapi juga ada dokter terbaik yang akan mengusahakan jantung Atla tidak sakit seperti sekarang. Dokter Kafka tak kalah tampan juga dari dokter Argan.”

“Tampan gak tuh, heeh tapi masih lebih tampan aku sih,” Argan yang tidak mau kalah tentunya dengan cletukannya.

“Iya kamu tampan nyet, tapi kalau di lihat pake sedotan dari gurun sahara,” Amoora dan Argan memang lawan yang sepadan, mereka seperti tom and jery tapi jangan di tanya kalau soal kerjaan mereka benar-benar profesional.

Sekali lagi Kafka takjup dengan perempuan yang ada disampingnya itu, perempuan yang selalu berusaha dia usir dari hidupnya. Perempuan yang dulu dia bentak dengan keras saat terkahir kali mereka bertemu telah berubah menjadi seorang wanita dewasa yang mempesona dengan segala kepribadian dan tanggung jawab yang ada padanya. Jika bisa memutar waktu, Kafka ingin kembali ke masa Sembilan tahun lalu untuk menghentikan dirinya agar tidak mengatakan hal-hal buruk yang membuat Key benar-benar menghilang dari hidupnya. Namun masih adakah kesempatan untuk memperbaiki atau mungkin sudah terlambat baginya.

Mereka sudah keluar dari ruang rawat Atlantik, kebetulan mereka berempat berada dalam satu ruangan kerja. Jadi mereka langsung membahas tindakan selanjutnya dan jadwal operasi untuk Atlantik, mengingat kondisinya yang harus segera ditangani.

“Oora aku pulang dulu, sebentar lagi bisa-bisa aku tidur sambil jalan.”

“Pulang sana hus … hus, soalnya aku gak mau lihat vampir pagi-pagi besok,” bukan Amoora tapi Argan yang menyahut, membuat Key memanyunkan bibirnya.

“Aku antar ya Key, tunggu sebentar aku rapikan mejaku dulu,” Amoora mulai merapikan mejanya Bersiap pulang juga.

“Gak usah, kamu kan mau ke Mitra 10 sama Argan. Mau cari beberapa perabot buat apartemen kan? sana mumpung belum malam. Rion bilang dia mau jemput aku,” Key pamit pada mereka berdua dan berjalan menuju area depan pintu masuk RS karena dia minta Rion untuk menjemputnya di sana tidak perlu masuk parkiran.

“Dokter Key kemana dok?” Kafka tadi baru ketoilet jadi dia tidak tahu kalau Key sudah pamit pulang.

“Sudah pulang baru saja keluar dok, kami duluan dokter Kafka,” Amoora pamit pergi sambil menarik Argan.

Kafka langsung buru-buru mengambil jaketnya dan berlari mencari keberadaan Key, dia berlari meuju area depan pintu masuk RS harapan. Berharap Key masih belum pergi, dari awal hari ini bertemu dengannya Kafka belum sempat bicara secara pribadi dengan Key.

“Asha ... Asha … Ashana Keyra Zerrin,” Dengan napas yang tersengal-sengal karena habis lari, Kafka berusaha menjangkau tangan Key yang saat itu berjalan tanpa memperdulikan panggilan Kafka. Dia tetap berjalan dan tidak mau menoleh kebelakang, saat ini Key belum siap untuk berbicara dengan Kafka kecuali tentang pekerjaan.

 

 

 

 

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Pemberitahuan
3 Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4 Chapter 3. Bertemu Kembali
5 Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6 Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7 Chapter 6. Hati yang retak
8 Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9 Chapter 8. Awal mula benci
10 Chapter 9. Asha crayon Kafka
11 Chapter 10. Kembalinya Ashana
12 Chapter 11. Makan siang bersama
13 Chapter 12. Masalah baru
14 Chapter 13. Kesalah pahaman
15 Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16 Chapter 15. Kelulusan Kafka
17 Chapter 16. Makan malam
18 Chapter 17. Asha dan semestanya
19 Chapter 18. Harvard
20 Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21 Chapter 20. Indonesia
22 Chapter 21. Tidak antusias lagi
23 Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24 Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25 Chapter 24. Kehilangan
26 Chapter 25. Luka
27 Chapter 26. Stanford
28 Chapter 27. Salah paham lagi
29 Chapter 28. Asha kecelakaan
30 Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31 Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32 Chapter 31. Rion si overprotektif
33 Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34 Chapter 33. Penyesalan kafka
35 Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36 chapter 35. Key X Kafka satu team
37 Chapter 36. Sikap Profesional Key
38 Chapter 37. Sama-sama terluka
39 Chapter 38. Jangan Pulang
40 Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41 Chapter 40. Cincin di jari manis
42 Chapter 41. Kena Amukan Key
43 Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44 Chapter 43. Trauma
45 Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46 Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47 Chapter 46. Siapa Altezza
48 Chapter 47. Kafka marah
49 Chapter 48. A2R si kompor
50 Chapter 49. Kegagalan Kafka
51 Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52 Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53 Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54 Chapter 53. Menginap
55 Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56 Chapter 55. Baikan
57 Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58 Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59 Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60 Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61 Chapter 60. Masalah baru
62 Chapter 61. Dek Sha
63 Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64 Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65 Chapter 64. Alena
66 Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67 Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68 Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69 Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70 Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71 Chapter 70. Aku mau bayi kol
72 Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73 Chapter 72. Lita dkk berulah
74 Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75 Chapter 74. Key Marah
76 Chapter 75. Rion si bocah
77 Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78 Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79 Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80 Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81 Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82 Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83 Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84 Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85 Chapter 84. Penyesalan Argan
86 Chapter 85. I love you Ashana
87 Chapter 86. Tim K2 n A2R
88 Chapter 87. Couple A2
89 Chapter 88. Sarapan bersama tim
90 Chapter 89. Ajakan bulan madu
91 Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92 Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93 Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94 Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95 94. Will you marry me (Alena)
96 95. Pasar malam
97 96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98 97. Pacaran Halal
99 98. Puncak Bogor
100 Liburan singkat penuh arti
101 dokter Shanine
102 Suami dek Sha tersayang
103 Keputusan dokter Shanine
104 Ketrampilan tersembunyi Key
105 Karena mereka percaya kemampuanmu
106 Briefing
107 Key memimpin operasi
108 Perjuangan Key & tim
109 Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110 Obrolan Ringan dalam mobil
111 Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112 Sahabat saling menguatkan
113 Maaf. dia belum ada di sini
114 Dukungan Key untuk Amoora
115 Pernikahan Naren & Cia
116 Mensyukuri keterpaksaan
117 Key merajuk
118 test pack
119 Kabar bahagia
120 Manis tapi lebih manis dari gula
121 Biar kamu makin cinta
122 Pengganti es coklat
123 Dapat sepasang
124 Jatuh dari tangga
125 Istriku kenapa Van?
126 Keguguran
127 Datang untuk minta maaf
128 Berdua saling menguatkan
129 Sama-sama kehilangan
130 Permintaan maaf Lita
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Pemberitahuan
3
Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4
Chapter 3. Bertemu Kembali
5
Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6
Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7
Chapter 6. Hati yang retak
8
Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9
Chapter 8. Awal mula benci
10
Chapter 9. Asha crayon Kafka
11
Chapter 10. Kembalinya Ashana
12
Chapter 11. Makan siang bersama
13
Chapter 12. Masalah baru
14
Chapter 13. Kesalah pahaman
15
Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16
Chapter 15. Kelulusan Kafka
17
Chapter 16. Makan malam
18
Chapter 17. Asha dan semestanya
19
Chapter 18. Harvard
20
Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21
Chapter 20. Indonesia
22
Chapter 21. Tidak antusias lagi
23
Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24
Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25
Chapter 24. Kehilangan
26
Chapter 25. Luka
27
Chapter 26. Stanford
28
Chapter 27. Salah paham lagi
29
Chapter 28. Asha kecelakaan
30
Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31
Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32
Chapter 31. Rion si overprotektif
33
Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34
Chapter 33. Penyesalan kafka
35
Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36
chapter 35. Key X Kafka satu team
37
Chapter 36. Sikap Profesional Key
38
Chapter 37. Sama-sama terluka
39
Chapter 38. Jangan Pulang
40
Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41
Chapter 40. Cincin di jari manis
42
Chapter 41. Kena Amukan Key
43
Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44
Chapter 43. Trauma
45
Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46
Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47
Chapter 46. Siapa Altezza
48
Chapter 47. Kafka marah
49
Chapter 48. A2R si kompor
50
Chapter 49. Kegagalan Kafka
51
Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52
Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53
Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54
Chapter 53. Menginap
55
Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56
Chapter 55. Baikan
57
Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58
Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59
Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60
Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61
Chapter 60. Masalah baru
62
Chapter 61. Dek Sha
63
Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64
Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65
Chapter 64. Alena
66
Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67
Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68
Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69
Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70
Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71
Chapter 70. Aku mau bayi kol
72
Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73
Chapter 72. Lita dkk berulah
74
Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75
Chapter 74. Key Marah
76
Chapter 75. Rion si bocah
77
Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78
Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79
Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80
Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81
Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82
Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83
Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84
Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85
Chapter 84. Penyesalan Argan
86
Chapter 85. I love you Ashana
87
Chapter 86. Tim K2 n A2R
88
Chapter 87. Couple A2
89
Chapter 88. Sarapan bersama tim
90
Chapter 89. Ajakan bulan madu
91
Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92
Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93
Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94
Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95
94. Will you marry me (Alena)
96
95. Pasar malam
97
96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98
97. Pacaran Halal
99
98. Puncak Bogor
100
Liburan singkat penuh arti
101
dokter Shanine
102
Suami dek Sha tersayang
103
Keputusan dokter Shanine
104
Ketrampilan tersembunyi Key
105
Karena mereka percaya kemampuanmu
106
Briefing
107
Key memimpin operasi
108
Perjuangan Key & tim
109
Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110
Obrolan Ringan dalam mobil
111
Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112
Sahabat saling menguatkan
113
Maaf. dia belum ada di sini
114
Dukungan Key untuk Amoora
115
Pernikahan Naren & Cia
116
Mensyukuri keterpaksaan
117
Key merajuk
118
test pack
119
Kabar bahagia
120
Manis tapi lebih manis dari gula
121
Biar kamu makin cinta
122
Pengganti es coklat
123
Dapat sepasang
124
Jatuh dari tangga
125
Istriku kenapa Van?
126
Keguguran
127
Datang untuk minta maaf
128
Berdua saling menguatkan
129
Sama-sama kehilangan
130
Permintaan maaf Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!