Chapter 1 : Pemberitahuan

Seperti hari-hari biasanya Ashana yang kini lebih suka dipanggil Keyra mengawali pagi harinya dengan segelas es coklat dan buah untuk sarapan. Sarapan berat untuk Key hanya akan membuat aktivitasnya sedikit terganggu, dia harus cekatan ketika pagi datang. Key baru akan makan berat setelah dia visit pasien paginya.

"Morning dokter Key." Panggil seorang perawat yang melihat Key hendak masuk lift.

"Morning ners Lili?," kay menoleh ke sumber suara.

Lili adalah salah satu perawat yang berada di tim Key, mereka berdua masuk lift menuju lantai lima untuk pertukaran shif dengan dokter maupun perawat lain. Disana sudah menunggu dua rekan Key yang lain, teman Key sedari mereka mengambil sekolah dokter sampai menjadi spesialis dibidang mereka masing-masing. Dia Ashana Keyra Zerrin dokter spesialis jantung anak, perempuan keturunan Indo-Turki dengan tinggi 165 cm berkulit putih bersih. Kemudian dua sahabatnya Zehra Amoora Zeliha yang juga spesialis jantung anak dan Argantara Gracio Linford sebagai dokter anestesi. Ketiganya adalah lulusan Harvard Medical School & Boston Children's Hospital dan sekarang berada dibawah asuhan dokter Andrew ahli bedah jantung ternama di rumah sakit Singapore General Hospital (SGH).

Key sedang melihat rekam medis beberapa pasien anak yang berada dibawah penanganannya saat dokter Andrew memanggilnya.

"Dokter Key, bisa keruangan saya?."

"Baik dok." (sambil meletakkan rekam medis pasiennya dimeja dan segera menuju ruangan dokter Andrew).

Awalnya mereka ngobrol cukup santai sambil membahas beberapa kasus yang saat ini sedang dalam penanganan Key, sampai pada pembahasan yang cukup serius antara dokter Andrew dengannya. Pembicaraan yang sebelumnya tidak akan pernah terpikirkan dalam benaknya sama sekali. Dia menghela nafas panjang setelah Kembali kemejanya, dilihatnya berkas-berkas dari dokter Andrew yang kemudian dia letakan di meja. Key harus fokus dulu untuk join visit pasien anak-anak yang ada di ruang intensif rawat jantung, seperti itulah hari-harinya dirumah sakit ini. Menjadi spesialis jantung anak tidak mudah juga, selain harus berhadapan dengan kondisi berbagai macam penyakit jantung anak dia juga harus berhadapan dengan karakter anak-anak dan tentunya harus lebih memperhatikan tidak hanya kondisi fisik tapi juga mental mereka. Sungguh ini adalah hal yang tidak pernah ada dalam benaknya sebelumnya, karena awalnya Key berniat mengambil spesialis bedah jantung. Namun karena suatu hal yang tidak disengaja malah membawanya menjadi spesialis jantung anak.

Tidak pernah sekalipun Key menyesalinya, justru saat ini dia bersyukur karena Argan yang tidak sengaja salah input data Key dan Amoora yang seharusnya spesialis bedah jantung malah masuk ke spesialis jantung anak. Sementara itu Argan sendiri juga salah input seharusnya dia masuk spesialis jantung anak tapi malah memasukkan namanya ke anestesi yang tertukar dengan Amoora.

"Yoo, ngelamunin apa sih?." Amoora menepuk Pundak Key dari belakang dan cukup membuatnya tersentak.

"Astagfirullah Amoora, sehari saja kamu tu kalau gak buat aku kaget kayaknya alergi."

Amoora terkekeh mendengar protes dari sahabatnya itu. Keyra menceritakan perihal dokter Andrew yang memintanya untuk membantu salah satu Rumah Sakit yang ada di Indonesia selama kurang lebih tiga bulan. Itu berarti Keyra harus kembali ke Indonesia setelah hampir lebih dari sembilan tahun dia tidak pernah pulang ke Jakarta. Mendengar penuturan sahabatnya itu Amoora hanya tersenyum sehingga membuat Keyra lagi-lagi protes.

"Ih, kenapa coba malah senyum gitu?" Amoora semakin terkekeh melihat sahabatnya itu mencebik kearahnya.

"key ... Key, dengerin dulu ish" Amoora mengatakan bahwa bukan cuma Key yang harus ke Indonesia tapi dia juga Argan sebagai tim di bawah asuhan dokter Andrew selama 3-4 bulan akan ikut. Dokter Andrew memang ada project kerjasama dengan salah satu rumah sakit di Indonesia yang mengharuskan mereka untuk sementara waktu akan berada di rumah sakti itu.

Sebagai sahabat Amoora paham ada banyak kekhawatiran yang saat ini dipikirkan Key, terutama tentang ketakutannya ketika harus bertemu dengan Kafka. Dia ingat betapa Key sangat berubah setelah hari itu, hari di mana Key yang tersenyum bahagia saat menceritakan akan ke California untuk daftar ulang spesialis bedah jantung Standford juga untuk menemui Kafka. Namun jauh dari yang ada harapannya, baru sehari sampai di California dia memutuskan untuk pulang ke Boston memilih untuk melanjutkan spesialisnya di Harvard lagi. Key kembali dengan membawa luka batin yang sialnya juga luka fisik karena kecelakaan saat dari bandara menuju kampus Harvard.

"Oh, kukira hanya aku yang akan di buang kesana. Tidak jadi sedih kalau gitu (sambil terkekeh)." Amoora langsung memukul lengan Key saat melihat tingkah sabahabatnya itu.

"Ish ... sshh sakit tahu Nyet." Rintih Key (dia, Amoora dan Argan memang selalu menggunakan panggilan Nyet ketika mereka sedang bercanda) karena saking akrabnya mereka, mereka bertiga memang sudah akrab sejak pertama berjumpa dalam kelas anatomi saat masih sama-sama menjadi mahasiswa kedokteran di Harvard.

Mereka berdua terkekeh bersama dan berubah menjadi lebih serius ketika sudah sampai di depan pintu ruangan PICU SGH. Pagi itu mereka melakukan visit pertama mereka, menanyakan satu per satu keluhan yang dialami oleh anak-anak, melihat rekam medis satu persatu dengan serius. Terkadang mereka sambil mendongengkan cerita atau ikut bermain sejenak dengan anak-anak, agar mereka tidak terlalu bosan berada di ruang rawat karena anak-anak lebih rentan dengan perubahan kondisi psikologis dan modnya.

Setelah visit pertamanya Key kembali sebentar keruangannya untuk makan dan minum sebentar sebelum melanjutkan menemui pasien-pasien rawat jalan. Dia sedikit termenung memikirkan akan kembali ke Indonesia setelah sekian lama dan tidak pernah terpikir hari itu akan datang. Mungkin dia memang egois, selama ini Bunda dan adik-adiknya lah yang selalu datang ke Singapur. Bagi Key masih sama bahkan setelah Sembilan tahun kejadian itu berlalu, masih segar diingatannya tentang hari di mana Kafka membentaknya dan mengatakan hal-hal menyakitkan.

Untuk pertama kalinya saat itu dia merasa bahwa Kafka benar-benar membencinya, dari sekian banyak Kafka berusaha mengusir Key dari hidupnya. Tepat sejak itu, sejak dia memilih kembali ke Harvard dan mengalami kecelakaan. Dia tidak mau lagi dipanggil dengan nama Ashana, Asha atau Sha, luka hati dan kecewanya terhadap Kafka terlalu dalam hingga dia hanya mau dipanggil dengan nama Keyra. Sejak saat itu pula hari-hari Asha yang sekarang lebih suka di panggil Key berubah, tidak ada binar mata teduh itu lagi. Key hanya ingin fokus pada Pendidikan spesialis dokternya, menjalani takdir yang Tuhan rencanakan untuknya. Sampai hari ini tiba mau tidak mau dia harus ke Indonesia untuk memenuhi tugasnya dari SGH.

Key tersadar dari lamunannya, segera dia habiskan makanannya dan menuju poli rawat jalan anak. Hari itu poli rawat jalan tidak terlalu banyak pasien, Key bisa selesai lebih awal dan sejenak istirahat sebelum visit pasien sore. Dia kembali keruangannya dan disana sudah ada Argan yang tampak serius melihat rekam medis pasien.

"Hari ini jadi timnya dokter Kaivan lagi?," tanya Key, sambil menuju meja Argan dan ikut melihat rekam medis pasien.

"Enggak tu, aku sudah kembali di bawah tim dokter Andrew," jawab Argan yang menarik kursi dari meja sebelah ke mejanya agar Key duduk di sampingnya.

"Argan."

"Hmm .. kenapa?" Argan yang semula serius melihat rekam medis menghentikan aktifitasnya dan beralih fokus pada Key.

"Kamu akan ke Jakarta juga?."

"Iya, sudah pasti dan minggu depan aku bersama dokter Andrew berangkat," Key nampak terkejut dengan yang ucapan salah satu sahabatnya itu. Ternyata Argan lebih dulu berangkat dengan dokter Andrew. Sama halnya dengan Amoora, Argan tahu apa yang ada di pikiran Key. Segala bentuk kekhawatiran yang sedang berkecamuk dan bergumul dalam benak sahabatnya itu.

"Jangan khawatir, aku dan Amoora akan selalu jadi garda terdepanmu. Nikmati saja hari-hari yang saat ini kamu lalui, mungkin saatnya untuk menghadapi yang kamu hindari selama ini Key. Bener gak nyet?," (Argan melontarkan pertanyaan pada Amoora yang ternyata sudah ada dibelakang Key tanpa dia sadari).

"Iyess, kita hadapi sama-sama nanti. Aku siapin palu besar buat mukul dia nanti kalau macam-macam sama sahabatku ini," Amoora terkekeh sambil merangkulkan tangannya kebahu Key yang disambut tawa Key dan Argan.

Setelah istirahat makan siang mereka bertiga kembali pada kegiatan masing-masing, Key dan Amoora kembali untuk visit terakhir di NICU dan bangsal anak sebelum pulang. Sedangkan Argan kembali mempelajari rekam medisnya untuk persiapan dia melakukan anestesi untuk operasi besar bersama dokter Andrew.

Sementara itu di Jakarta, di rumah sakit Harapan seorang dokter ahli bedah jantung baru saja selesai melakukan operasi katup jantung bersama timya. Dia Kafka Acacio Narendra, pria berusia 33 tahunan, tinggi 178 cm, kulit putih dengan hidung mancung keturunan Indo-china. Menyelesaikan pendidikan terakhir sebagai spesialis dokter bedah jantung sebagai lulusan terbaik di Standford dalam kurun waktu kurang dari 6 tahun. Dua tahun terkahir memilih untuk kembali ke Indonesia dan bekerja sebagai spesialis bedah jantung di Rumah Sakit Harapan Jakarta. Keahlian, kecerdasan dan ketepatannya dalam melakukan tindakan diakui oleh senior-seniornya sehingga membawanya masuk dalam tim utama yang berarti dia bisa melakukan tindakan dan memilih timnya sendiri.

"Dokter Kafka, mau kekantin bareng?," tawar seorang rekannya saat melihat Kafka baru saja duduk di ruangannya setelah selesai operasi.

"Oke Revan, aku juga sudah lapar." Kafka beranjak dari kursinya menuju kantin bersama rekannya, mereka berdua sampai kantin dan sudah berada di meja kantin sedang menunggu makanan.

"Kamu sudah dengar belum Kaf, minggu depan akan datang tim spesialis jantung yang akan mengerjakan project kerjasama sekaligus diperbantukan menjadi dokter di sini?,"

"Hmm ... dari yang aku dengar belum semua tim akan datang minggu depan."

"Oh, lalu apa kamu sudah tahu siapa saja mereka?," mendengar pertanyaan dari rekannya itu tiba-tiba Kafka merasa akan ada sesuatu yang terjadi, entah mungkin hanya firasatnya saja.

"Sementara ini dari yang dokter kepala sampaikan dokter Andrew akan membawa tim terbaik yang ada di bawah bimbingannya. Minggu depen dokter Andrew beserta dokter anestesi yang akan datang lebih dulu, kalau tidak salah namanya Argantara. Selebihnya untuk dua dokter lain belum ada keterangan." Makanan mereka sudah datang dan perbincangan pun berhenti berganti menikmati makan siang yang sudah sangat terlambat itu.

Kafka sudah kembali keruangannya, sejak dari kantin tiba-tiba dia membuka file yang dikirimkan oleh dokter kepala tentang kerjasama yang akan dilakukan rumah sakit harapan dengan rumah sakit SGH. Ada lima pasien dokter Andrew yang akan melakukan tindakan operasi jantung di rumah sakit Harapan dan mereka adalah pasien anak-anak dengan rentang usia 10-16 tahun. Dari data yang tertera dokter Andrew membawa 3 dokter yang akan ikut serta, 1 dokter anestesi dan 2 dokter spesialis jantung anak. Namun untuk 2 dokter jantung anak belum tertera profilnya secara lengkap dan hanya menyertakan nama dokter Keyra dan dokter Amoora, namun bukan nama lengkap. Kafka menutup kembali filenya kemudian dia bergegas untuk pulang karena jadwal hari itu sudah selesai.

Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 : Pemberitahuan
3 Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4 Chapter 3. Bertemu Kembali
5 Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6 Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7 Chapter 6. Hati yang retak
8 Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9 Chapter 8. Awal mula benci
10 Chapter 9. Asha crayon Kafka
11 Chapter 10. Kembalinya Ashana
12 Chapter 11. Makan siang bersama
13 Chapter 12. Masalah baru
14 Chapter 13. Kesalah pahaman
15 Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16 Chapter 15. Kelulusan Kafka
17 Chapter 16. Makan malam
18 Chapter 17. Asha dan semestanya
19 Chapter 18. Harvard
20 Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21 Chapter 20. Indonesia
22 Chapter 21. Tidak antusias lagi
23 Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24 Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25 Chapter 24. Kehilangan
26 Chapter 25. Luka
27 Chapter 26. Stanford
28 Chapter 27. Salah paham lagi
29 Chapter 28. Asha kecelakaan
30 Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31 Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32 Chapter 31. Rion si overprotektif
33 Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34 Chapter 33. Penyesalan kafka
35 Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36 chapter 35. Key X Kafka satu team
37 Chapter 36. Sikap Profesional Key
38 Chapter 37. Sama-sama terluka
39 Chapter 38. Jangan Pulang
40 Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41 Chapter 40. Cincin di jari manis
42 Chapter 41. Kena Amukan Key
43 Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44 Chapter 43. Trauma
45 Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46 Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47 Chapter 46. Siapa Altezza
48 Chapter 47. Kafka marah
49 Chapter 48. A2R si kompor
50 Chapter 49. Kegagalan Kafka
51 Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52 Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53 Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54 Chapter 53. Menginap
55 Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56 Chapter 55. Baikan
57 Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58 Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59 Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60 Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61 Chapter 60. Masalah baru
62 Chapter 61. Dek Sha
63 Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64 Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65 Chapter 64. Alena
66 Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67 Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68 Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69 Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70 Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71 Chapter 70. Aku mau bayi kol
72 Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73 Chapter 72. Lita dkk berulah
74 Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75 Chapter 74. Key Marah
76 Chapter 75. Rion si bocah
77 Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78 Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79 Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80 Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81 Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82 Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83 Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84 Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85 Chapter 84. Penyesalan Argan
86 Chapter 85. I love you Ashana
87 Chapter 86. Tim K2 n A2R
88 Chapter 87. Couple A2
89 Chapter 88. Sarapan bersama tim
90 Chapter 89. Ajakan bulan madu
91 Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92 Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93 Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94 Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95 94. Will you marry me (Alena)
96 95. Pasar malam
97 96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98 97. Pacaran Halal
99 98. Puncak Bogor
100 Liburan singkat penuh arti
101 dokter Shanine
102 Suami dek Sha tersayang
103 Keputusan dokter Shanine
104 Ketrampilan tersembunyi Key
105 Karena mereka percaya kemampuanmu
106 Briefing
107 Key memimpin operasi
108 Perjuangan Key & tim
109 Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110 Obrolan Ringan dalam mobil
111 Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112 Sahabat saling menguatkan
113 Maaf. dia belum ada di sini
114 Dukungan Key untuk Amoora
115 Pernikahan Naren & Cia
116 Mensyukuri keterpaksaan
117 Key merajuk
118 test pack
119 Kabar bahagia
120 Manis tapi lebih manis dari gula
121 Biar kamu makin cinta
122 Pengganti es coklat
123 Dapat sepasang
124 Jatuh dari tangga
125 Istriku kenapa Van?
126 Keguguran
127 Datang untuk minta maaf
128 Berdua saling menguatkan
129 Sama-sama kehilangan
130 Permintaan maaf Lita
Episodes

Updated 130 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 : Pemberitahuan
3
Chapter 2. Pulang ke Indonesia
4
Chapter 3. Bertemu Kembali
5
Chapter 4. Masihkah ada kesempatan?
6
Chapter 5. Pukulan untuk kafka
7
Chapter 6. Hati yang retak
8
Chapter 7. Akan menebus yang hiang
9
Chapter 8. Awal mula benci
10
Chapter 9. Asha crayon Kafka
11
Chapter 10. Kembalinya Ashana
12
Chapter 11. Makan siang bersama
13
Chapter 12. Masalah baru
14
Chapter 13. Kesalah pahaman
15
Chapter 14. Hukuman dari bu eli
16
Chapter 15. Kelulusan Kafka
17
Chapter 16. Makan malam
18
Chapter 17. Asha dan semestanya
19
Chapter 18. Harvard
20
Chapter 19. Ulang tahun Kafka
21
Chapter 20. Indonesia
22
Chapter 21. Tidak antusias lagi
23
Chapter 22. Kecelakaan sang ayah
24
Chapter 23. Berpulangnya Ayah Asha
25
Chapter 24. Kehilangan
26
Chapter 25. Luka
27
Chapter 26. Stanford
28
Chapter 27. Salah paham lagi
29
Chapter 28. Asha kecelakaan
30
Chapter 29. Aku bukan lagi Ashana
31
Chapter 30. Hidup Baru Sebagai Key
32
Chapter 31. Rion si overprotektif
33
Chapter 32. pertemuan maira dan tiara
34
Chapter 33. Penyesalan kafka
35
Chapter 34. Bucket Bunga Mawar
36
chapter 35. Key X Kafka satu team
37
Chapter 36. Sikap Profesional Key
38
Chapter 37. Sama-sama terluka
39
Chapter 38. Jangan Pulang
40
Chapter 39. Memperjuangan Key di mulai
41
Chapter 40. Cincin di jari manis
42
Chapter 41. Kena Amukan Key
43
Chapter 42. Amoora memberitahu Kafka
44
Chapter 43. Trauma
45
Chapter 44. Penyebab & Penawar Luka
46
Chapter 45. Menghabiskan hidupku bersamamu
47
Chapter 46. Siapa Altezza
48
Chapter 47. Kafka marah
49
Chapter 48. A2R si kompor
50
Chapter 49. Kegagalan Kafka
51
Chapter 50. Usaha mama Tiara untuk Kafka
52
Chapter 51. Deeptalk Key x Kafka
53
Chapter 52. Obrolan Kafka x Altezza
54
Chapter 53. Menginap
55
Chapter 54. Mengurai kesalah pahaman
56
Chapter 55. Baikan
57
Chapter 56. Pergi satu yang lain datang
58
Chapter 57. Obrolan singkat Key dan bunda
59
Chapter 58. Lima Sekawan (Key, Kafka, A2R)
60
Chapter 59. Berhasil melakukan tindakan
61
Chapter 60. Masalah baru
62
Chapter 61. Dek Sha
63
Chapter 62. Tawaran kerja sama dari Lita
64
Chapter 63. Pertemuan 3 dokter
65
Chapter 64. Alena
66
Chapter 65. Vincent pindah ruangan
67
Chapter 66. Teman lama Kafka & Revan
68
Chapter 67. Awal kedekatan Asha & Alena Remaja
69
Chapter 68. Kita ketemu di sasana
70
Chapter 69. Deeptalk Kafka bersama Key, A2R, Vincent dan Alena
71
Chapter 70. Aku mau bayi kol
72
Chapter 71. Aku Menyukai Alena
73
Chapter 72. Lita dkk berulah
74
Chapter 73. Revan Alena salah tingkah
75
Chapter 74. Key Marah
76
Chapter 75. Rion si bocah
77
Chapter 76. Deeptalk Kafka x Rion
78
Chapter 77. Deeptalk Kafka x Key (2)
79
Chapter 78. Deeptalk Kafka x Key (3)
80
Chapter 79. Kamu adalah obat terbaik
81
Chapter 80. fase Kubler-Ross Key
82
Chapter 81. Makan malam bersama setelah sembilan tahun
83
Chapter 82. Kafka dan bunda Maira
84
Chapter 83. Tidak bisa gegabah
85
Chapter 84. Penyesalan Argan
86
Chapter 85. I love you Ashana
87
Chapter 86. Tim K2 n A2R
88
Chapter 87. Couple A2
89
Chapter 88. Sarapan bersama tim
90
Chapter 89. Ajakan bulan madu
91
Chapter 90. Rindu seorang mama mertua
92
Chapter 91. Hodie untuk Ķafka
93
Chapter 92. Namanya Ashana Keyra Zerrin
94
Chapter 93. Amarah Tiara yang tertunda
95
94. Will you marry me (Alena)
96
95. Pasar malam
97
96. Pasar malam 2 (Sederhana menghangatkan hati)
98
97. Pacaran Halal
99
98. Puncak Bogor
100
Liburan singkat penuh arti
101
dokter Shanine
102
Suami dek Sha tersayang
103
Keputusan dokter Shanine
104
Ketrampilan tersembunyi Key
105
Karena mereka percaya kemampuanmu
106
Briefing
107
Key memimpin operasi
108
Perjuangan Key & tim
109
Satu atau dua tampan atau cantik sepertimu
110
Obrolan Ringan dalam mobil
111
Kerandoman pagi ruangan tim bedah Kafka
112
Sahabat saling menguatkan
113
Maaf. dia belum ada di sini
114
Dukungan Key untuk Amoora
115
Pernikahan Naren & Cia
116
Mensyukuri keterpaksaan
117
Key merajuk
118
test pack
119
Kabar bahagia
120
Manis tapi lebih manis dari gula
121
Biar kamu makin cinta
122
Pengganti es coklat
123
Dapat sepasang
124
Jatuh dari tangga
125
Istriku kenapa Van?
126
Keguguran
127
Datang untuk minta maaf
128
Berdua saling menguatkan
129
Sama-sama kehilangan
130
Permintaan maaf Lita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!