Bab 11 Bermimpi

Hingga Amar pun kaget. Dan mengangkat wajahnya cepat. Namun tangan Lisa sudah memeluk erat tubuh Amar. Dan matanya kembali terpejam.

Deg....

Darah Amar berdesir saat ia merasakan benda kenyal itu. Amar terpaku menatap bibir pink Lisa di depannya. Sedangkan tubuhnya masih di peluk erat Lisa.

" Tidak....." kata Amar mengelengkan kepalanya. Dengan pelan pelan ia berusaha melepaskan tangan Lisa dari tubuhnya. Saat melihat mata Lisa terpejam. Namun tangan Lisa begitu erat memeluk tubuhnya.

" Bang Lisa sayang abang," guman Lisa mengigau. Kembali membuat Amar terdiam. Sambil memejamkan matanya. Dan tanpa sadar ia kembali mencium bibir Lisa. Entah setan mana yang merasukinya. Hingga ia pun melumat bibir mungil itu.

Dan Lisa pun membalas lumayan itu. Hampir 5 menit tautan bibir itu terlepas. Saat Amar sadar apa yang ia lakukan. Lalu dengan cepat melepas pelukan Lisa. Dan setelah itu Amar cepat cepat keluar dari kamar Lisa.

" Astagfirullah Al Adzim," kata Amar berjalan cepat masuk kekamarnya dan cepat menutup pintu kamarnya.

" Tidak...itu tidak mungkin," kata Amar Yang bersandar di balik pintu. Dan tubuhnya merosot turun kelantai dengan mata berkaca kaca.

" Amar kau gila, tidak mungkin ....." kata Amar tercekat. Ketika ia terbawa nafsu. Hingga ia nekat mencium bibir Lisa saat tertidur. Dan perasaan itu membuat Amar merasa bersalah.

" Ya Allah ada apa ini....." kata Amar lirih. Ketika ia sadar Lisa bukan adiknya. Ia begitu berat untuk meninggalkannya. Namun rasa itu bukan lagi seperti rasa sayang. Ada hal yang mustahil, yang tidak bisa ia jabarkan saat ini.

" Aku tidak mungkin...," kata Amar yang lalu bangkit membuka lemari pakaiannya. Dan mengambil tas untuk mengisi beberapa pakaian. Agar ia bisa pergi besok pagi. Dan juga mengemasi buku bukunya. Setelah selesai ia pun berbaring di tempat tidur.

" Aku harus pergi, aku tidak sanggup melihatnya," kata Amar merasakan hatinya begitu terasa sakit. Sambil memegang bibirnya. Lalu mengingat kejadian barusan

" Tidak mungkin," guman Amar. Sambil berusaha memejamkan matanya. Untuk melupakan kejadian di kamar Lisa.

*************

Paginya Lisa berangkat sekolah di antar Zain. Karna Amar sudah pergi pagi pagi dengan alasan pergi ke luar kota . Untuk melihat bengkel cabang milik bang Jali Yang membuat Lisa cemberut karna Amar tidak mengatakan apa apa padanya.

" Ada apa, kok ade melamun?" kata Zain melirik Lisa melamun.

" Tidak ada apa apa bang, Lisa cuma heran kok bang Amar ngak pamitan sama ade, kalo mau pergi " kata Lisa sambil mengingat mimpinya tadi malam

" Atau...." kata Lisa yang merasakan mimpi berpelukan erat dengan abangnya tadi malam

" Apa ..?" kata Zain.

" Ngak bang, Lisa hanya merasa aneh saja. Sepertinya bang Amar akan meninggalkan Lisa pergi jauh bang," kata Lisa. Yang bermimpi Amar memeluknya erat hingga Lisa sempat bersedih dan memanggil nama abangnya itu beberapa kali.

Deg ...

Zain pun terdiam. Tidak bisa berkata apa apa mengenai Amar. Apalagi Amar sudah meminta. Agar ia mengatakan sendiri tentang siapa dirinya pada Lisa adiknya.

" Kan masih ada bang Zain yang akan mengantar ade, Lisa tinggal telpon abang Zain ya jika pulang sore," kata Zain tersenyum. Sambil menoleh pada Lisa. Agar adiknya itu tidak canggung padanya.

" Tapi abang kan harus bekerja.Masa punya waktu sih, buat jemput Lisa " kata Lisa menatap Zain.

" Hei santai saja, kerjaan abang juga ngak banyak. Oh ya bagaimana akhir pekan besok Lisa temani abang untuk melihat lihat kota. Agar tidak jenuh di rumah," kata Zain

" Boleh....tapi apa bang Amar akan ikut?" kata Lisa.

" Boleh kaki mau ikut, tapi kalo Amar belum pulang dari luar kota bagaimana?" kata Zain

" Ya cuma sama ade dong," kata Lisa

" Ngak apa apa, sekalian kita jalan jalan. Biar abang tahu banyak tentang kota ini.," kata Zain yang memang bercerita baru datang ke jakarta karna pindahan dari Surabaya.

" Insyaallah ya bang, kalo Lisa ngak sibuk. Lisa akan menemani abang jalan jalan. Tapi apa Lisa juga boleh belajar menyetir sama bang Zain, " kata Lisa melirik Zain.

" Apa ade ingin belajar menyetir?" kata Zain melirik Lisa.

" Ya bang, ade pengen bisa menyetir. Biar pas pergi pergi bisa bawa mobil sendiri Seperti bang Amar juga. Sejak motor Lisa rusak Lisa ngak bisa bawa motor lagi. Apalagi mobil ayah," kata Lisa

" Hahaha....ya pake mobil abang aja. Nanti kalo ade sudah kuliah. Abang akan belikan mobil untuk Lisa. Jika Lisa sudah punya SIM," kata Zain.

" Hah ...benaran bang, apa uang bang Zain banyak. Kok begitu niat banget mau belikan Lisa mobil," kata Lisa kaget.

" Ade kan sudah mau kuliah, kalo bawa mobil itu akan aman. Jika pulang malam kalo ada kegiatan di kampus. Apalagi kalo musim hujan. Ngak akan kehujanan. Kalo ade naik motor akan repot. Tapi mobilnya untuk hadiah ade lulus nanti. Jika ade lulus dengan nilai bagus," kata Zain.

" Masya Allah serius bang , Lisa mau bang. Tapi apa itu ngak kemahalan," kata Lisa menatap Zain ragu.

" Tidak, abang sudah punya gaji besar di perusahaan tempat abang Zain bekerja. Jadi abang bisa mengumpulkan uangnya untuk beli mobil ade," kata Zain tersenyum.

" Alhamdulilah, mudahan bang Zain naik gaji lagi dan dapat bonus besar ya bang. Lisa ikut senang dengarnya. Apalagi ade mau di belikan mobil. ," kata Lisa tersenyum bahagia. Jika Zain akan memberikan hadiah untuknya.

" Aamiin ," kata Zain membuang nafas kasarnya sembari tersenyum. Saat melihat tingkah polos Lisa. Karna ia juga ingin berbagi kebahagian bersama adiknya.

***************

Disisi lain Amar berbaring sambil menatap langit langit kamar mewahnya. Yang 4 kali lebih besar dari kamarnya di rumah. Namun rumah itu terasa sangat sepi. Setelah makan malam tadi papinya langsung pergi keruang kerja. Dan maminya sedang bicara pada seseorang. Hingga membuat Amar merasa asing di rumahnya sendiri.

Padahal biasanya di malam seperti ini. Amar berkumpul bersama ayah dan bundanya untuk nonton tv bersama di ruang tengah. Sambil bercanda dengan Lisa adiknya. Yang membuat Amar rindu dengan keluarga lamanya. Padahal baru sehari ini ia tidak bertemu. Namun Amar merasakan sangat rindu pada keluarga lamanya.

" Ade . ." kata Amar saat mengingat Lisa Yang biasa mengodanya. Tawa adiknya itu kadang membuatnya terhibur saat lelah pulang bekerja.

" Apa kabarmu hari ini de" kata Amar yang langsung meraih ponselnya. Untuk menelpon Lisa.

Dan Amar dengan sabar menunggu sambungan ponselnya. Karna tadi pagi ia belum sempat berpamitan pada adiknya

Dan tidak lama ...

" Bang Amar jahat, kenapa ngak bilang ade. jika abang mau keluar kota?" kata Lisa dengan suara memelas dari sebrang sana.

" Maaf , abang lupa karna tadi pagi buru buru," kata Amar memberi alasan. Sembari memindahkan mode vidio call. Untuk bisa melihat wajah Lisa.

" Ya abang tega," kata Lisa manyun Saat melihat wajah Amar di ponselnya.

" Maaf , tapi sekarang abang sudah bilang sama ade kan," kata Amar.

" Telat....., tapi bang. tadi malam Lisa bermimpi di peluk bang Amar erat. Lisa sempat mau nangis, saat abang lepas pelukannya. Seperti mau ninggalin ade pergi jauh," kata Lisa dengan wajah sendu.

Deg.......

" Ade bermimpi?" kata Amar yang langsung teringat ciumannya malam itu. Hingga menatap lekat wajah Lisa di layar ponsel. Yang membuat Amar menelan salivanya. Saat melihat bibir mungil Lisa.

" Ya bang, apa benar abang lama disana. Jangan lama lama ya bang Lisa kangen," kata Lisa memanyunkan bibirnya.

Hingga Amar pun cepat mengalihkan pandangannya ke tempat lain. Pura pura sedang mencari sesuatu di samping bantalnya

" Abang juga," kata Amar sembari berusaha membuang pikiran kotornya. Entah mengapa melihat bibir Lisa ia ingin melumatnya lagi.

" Ya makanya cepat pulang ya bang. Kan abang mau wisuda," kata Lisa

" Ya de, sudah dulu ya de. Abang akan pulang nanti jika dekat wisuda. Ini ada teman yang mau tanya tanya. Sudah dulu ya assalamualaikum," kata Amar yang tidak mau berlama lama bicara dengan Lisa.

" Yah...kok cuma sebentar sih?" kata Lisa cemberut.

" Nanti abang kirim pesan, jika mau tanya ade. Dah.... selamat malam. Jangan lupa berdoa kalo mau tidur. Abang sayang ade," kata Amar cepat mematikan ponselnya. Karna pikiran kotornya mulai berkecamuk dalam dirinya.

" Huh.... ya tuhan ada apa dengan ku," kata Amar memegang dadanya yang berdegup kencang. Lalu memegang bibirnya. Saat teringat bibir itu yang mencium adik sendiri

" Tapi dia bukan adikku..." guman Amar

Terpopuler

Comments

neng ade

neng ade

koq blm ada yg menjelaskan tentang Amar dan Zain. .. kenapa harus di tunda2

2024-12-12

1

Marsiyah Minardi

Marsiyah Minardi

Wesss angel angel angel
Berat ya cobaan hati Amar
Kuatkan iman

2024-11-30

1

Eka Awa

Eka Awa

adek lah kan satu susuan

2025-01-22

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Curiga.
2 Bab 2 Pertemuan Dengan Teman Lama.
3 Bab 3 Kenyataan Yang Memilukan.
4 Bab 4 Wajah Sembab Bunda.
5 Bab 5 Teman Amar
6 Bab 6 Kaget
7 Bab 7 Orang Baru
8 Bab 8 Alasan Sudah Nifas
9 Bab 9 Lisa Penasaran
10 Bab 10 Permintaan Mami Amar
11 Bab 11 Bermimpi
12 Bab 12 Melihat Mia
13 Bab 13 Pesona Dean
14 Bab 14 Pesona Dean 2
15 Bab 15 Perasaan Lisa
16 Bab 16 Alasan Amar
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 107
107 Bab 108
108 Bab 108
109 Bab 109
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1 Curiga.
2
Bab 2 Pertemuan Dengan Teman Lama.
3
Bab 3 Kenyataan Yang Memilukan.
4
Bab 4 Wajah Sembab Bunda.
5
Bab 5 Teman Amar
6
Bab 6 Kaget
7
Bab 7 Orang Baru
8
Bab 8 Alasan Sudah Nifas
9
Bab 9 Lisa Penasaran
10
Bab 10 Permintaan Mami Amar
11
Bab 11 Bermimpi
12
Bab 12 Melihat Mia
13
Bab 13 Pesona Dean
14
Bab 14 Pesona Dean 2
15
Bab 15 Perasaan Lisa
16
Bab 16 Alasan Amar
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 107
107
Bab 108
108
Bab 108
109
Bab 109

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!