Bab 2 Pertemuan Dengan Teman Lama.

Sani hanya tersenyum. Lalu duduk mendekati Lisa. Lalu berbisik pelan di kuping Alisa.

" Sekali kali dekat sama orang asing kenapa sih, pria di dunia ini bukan hanya ayah dan abang Amar mu itu saja neng. Emang ngak bosan lihat tampang mereka," kata Sani.

" Ih sontoloyo loe San, keluarga itu lebih penting dari pada orang lain. Mereka yang akan menjaga kita. Jika sakit dan ketika kita butuh mereka. Aku ngak pernah merasa bosan tuh melihat ayah dan abangku. Bagiku cintaku pada keluarga kecil ku itu. Suatu hal yang sangat berharga" jawab Lisa dengan wajah serius.

" Hahaha....loe serius amat sih Lis, ya sudah anggap saja loe sedang punya kenalan baru. Kan loe bilang butuh orang buat ngajarin loe, nah mumpung ada kenapa tidak," kata Sani tersenyum.

" Oke...tapi belajarnya harus sama loe, gue ngak mau hanya berduaan. Nanti malah jadi fitnah," kata Lisa.

" Ok sahabatku yang cantik, ngak masalah. Kalo aku sih, malah senang belajar berduaan. Sama tuh cowok keren.Jika ada yang bikin fitnah, minta di kawin aja sama tuh cowok," kata Sani tertawa.

" Dasar cewek gatal loe," kata Lisa manyun.

" Hei gue ini lagi masa puber, lagian sudah mau ujian juga.Dan kita akan lulus sekolah. Gue lagi malas kuliah, gue nyari laki aja ya beb. Sudah malas mikir gue. Enakkan juga dirumah punya laki dan terima duit," kata Sani

" Dasar gila loe San, benaran pengen nikah loe, aku mah ogah," kata Lisa cemberut.

" Ya iyalah, lagian sekolah tinggi tinggi ngapain coba. Ujung ujungnya juga nyari kerja dan punya suami. Lalu ngurus anak dan rumah. Ya sama ajakan pada akhirnya kita di tempatkan di dapur.," kata Sani.

" Pemikiran mu sempit San, tidak semua wanita harus kedapur, kedapur itu wajib bagi kita. Karena itu kodrat kita sebagai seorang wanita. Sedangkan bekerja untuk berkarier. Agar bisa hidup mandiri. Buktinya bundaku saja bisa tuh, membagi waktu. Antara pekerjaan rumah dan pekerjaan di kantornya.," jelas Lisa memberi tahu Sani.

" Iya juga ya, tapi gue malas mikir Lis. Pastinya pelajarannya tambah susah. SMA saja sudah 14 pelajaran. Kalo kuliah pasti tambah banyak. Pasti bakal banyak tugas. Pusing pusing," kata Sani seraya memijat keningnya. Yang membuat Alisa tersenyum melihat tingkah sahabatnya itu.

" Ya sudah lesnya akan mulai kapan?" tanya Lisa mengalihkan pembicaraan

" Sore ini juga bisa, jadi setelah pulang kita bisa langsung les. Biar ngak mikir kemana mana," kata Sani.

" Ok, sekalian ngak repot. Ngak nyampe magrib kan?" tanya Lisa.

" Ngak lah , kan hanya belajar dua jam beb. Ngapain lama lama. Makin buntu otak gue nanti, kelamaan mikir," jawab Sani.

" Hush ngak usah ngomong gitu. Ayo ke kantin. Lapar nih," kata Lisa beranjak dari kursinya.

" Ok neng ayo jajan..." jawab Sani, yang ikut beranjak dari tempat duduknya. Lalu kedua nya pun pergi keluar dari kelas.

Sedangkan Amar baru saja ingin masuk ke ruangan kelasnya. Namun tiba tiba saja gawai di kantong celananya bergetar. Dengan cepat Amar pun meraih gawai di saku celananya. Lalu mengangkatnya walau yang ia terima nomor tak di kenal.

" Ya hallo?" jawab Amar.

" ........." suara pelan di sebrang sana yang hanya di dengar oleh Amar.

" Baik saya akan segera kesana," kata Amar dengan wajah terlihat panik. Lalu cepat menutup pembicaraan. Sambil menaruh gawainya ke dalam saku celananya. Dan berbalik arah menuju lorong kampus.

" Mar loe mau kemana?" teriak temannya. Saat melihat Amar.

" Gue izin hari ini, nanti gue minjam catatan loe ya Bram. Gue mau kerumah sakit sebentar, ini darurat ," teriak Amar sembari melangkah pergi. Meninggalkan kelasnya dan hilang di kejauhan.

********************

Dirumah sakit seorang pria paruh baya dan seorang pria muda duduk menemani pak Farhan. Yang tadi mereka tolong. Saat pak Farhan mengalami kecelakaan di tabrak truk. Dan untungnya pria yang menolongnya pak Zaki teman lamanya.

" Aku sudah lama mencari mu han, Dia ini adalah putramu... bayi kita tertukar. Sebab itulah aku memintanya untuk menyumbang kan darah untukmu. Karna kau adalah ayah kandungnya," kata pak Zaki. Sembari menatap pria muda di sampingnya.

" Ini tidak mungkin !!" kata pak Farhan. Cukup terkejut mendengar perkataan pak Zaki. teman lamanya itu.

" Ya , tapi inilah faktanya. Karna saat aku terkena serangan jantung. Darahnya tidak sama dengan ku, begitu juga dengan maminya," kata pak Zaki lagi menjelaskan semuanya.

" Pak Zaki....." kata pak Farhan bingung. Sedangkan pria muda di dekatnya. Hanya tertunduk diam menghadapi kenyataan lain tentang dirinya. Namun papinya tetap akan menganggapnya dirinya anak kandungnya. Sampai Zain menemukan kedua orang tua kandungnya. Begitu pula pak Zaki yang ingin bertemu putra tunggalnya yang sudah tertukar sejak dari bayi.

Kenyataan itu sangat pahit. Namun pak Zaki tidak bisa diam saja. Setelah tahu fakta sebenarnya. Ia berusaha tegar dan menjelaskan semuanya pada sang istri dan Zain putra tunggalnya. Agar bisa menerima kenyataan itu. Lalu mereka pun mencari keberadaan pak Farhan. Yang pada akhirnya tak sengaja bertemu. Saat pak Farhan mengalami kecelakaan. Yang di tolong oleh pak Zaki sendiri.

" Anakku, tapi bagaimana dengan Amar? Dia sudah seperti putraku sendiri," kata pak Farhan. Merasa berat akan kehilangan Amar. Yang selama ini mereka asuh dengan kasih sayang yang tulus.

" Aku masih menganggap Zain seperti putra ku sendiri han, tak ada yang berubah dengan hal itu. Walau pun Amar tinggal bersama kami. Kami tidak akan mengusir Zain. Dan itu terserah pada Zain, jika masih ingin tinggal di rumah kami. Kami tidak pernah merasa keberatan. Tapi semua ini harus kita luruskan. Karena kebenaran itu tidak mungkin kita tutupi selamanya," kata pak Zaki. Yang terlihat begitu tenang

" Ya kau benar, kita harus meluruskan semuanya" kata pak Farhan dengan mata berkaca kaca. Lalu meraih tangan Zain dan memegangnya sambil mengusapnya.

" Apa kau terkejut nak?" tanya pak Farhan.

" Awalnya iya, tapi seiringnya waktu. Zain harus menerima kenyataan ini. Karena kebenaran tidak akan bisa kita tutupi. Tapi bolehkan jika Zain tetap menganggap papi, papi Zain," kata pria itu terlihat gugup. Seraya menoleh pada pak Zaki dengan wajah sendu.

" Ya dia tetap papi mu. ini bukan salahmu, tapi takdir lah Yang sudah memisahkan kita. Dan takdir jua yang mempertemukan kita kembali," kata pak Farhan yang berusaha menerima apa yang ia hadapi saat ini. Karna selama ini pak Farhan tidak pernah menyangka. Putra yang ia besarkan, ternyata bukan putra kandungnya. Namun itu tidak membuatnya menyesal. Karena putranya juga tumbuh menjadi pria yang sangat baik. Bahkan Zain juga tergolong anak yang pintar. Sebab Zain sudah menjadi wakil direktur di perusahaan papinya. Yang baru lulus kuliah tahun kemaren.

" Ya han, kau benar. Tapi bagaimana dengan Amar sekarang ? Apa dia kuliah dengan baik. Seperti apa putraku itu tumbuh?" kata pak Zaki penasaran

" Amar sedang menyelesaikan kuliahnya mungkin 6 bulan lagi dia akan wisuda. Ia akan menjadi seorang arsitek," kata pak Farhan pelan.

" Alhamdulilah, dia pasti tumbuh menjadi anak pintar dan menjadi pria yang tampan sama seperti Zain," kata pak Zaki merasa terharu. Jika putranya itu, juga memilih menjadi seorang arsitek seperti dirinya.

" Ya putramu itu anak yang sangat pintar dan juga baik. Dia berkuliah dengan jalur beasiswa. Bahkan dia juga sudah bekerja paru waktu di sebuah bengkel. Untuk belajar hidup mandiri," kata pak Farhan.

" Ayah......." kata sebuah suara berat. Yang berdiri terpaku sedari tadi. Mendengarkan semua perkataan ayahnya. Sehingga ketiga pria itu menoleh kearah suara tersebut.

Terpopuler

Comments

Marsiyah Minardi

Marsiyah Minardi

Bersyukurlah Zain, Amar, sama sama dibesarkan di keluarga baik, dilimpahi cinta, kasih sayang
Malah jadi nambah saudara pula

2024-11-22

1

neng ade

neng ade

berarti Amar bukan kakak kandung nya Lisa

2024-11-23

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Curiga.
2 Bab 2 Pertemuan Dengan Teman Lama.
3 Bab 3 Kenyataan Yang Memilukan.
4 Bab 4 Wajah Sembab Bunda.
5 Bab 5 Teman Amar
6 Bab 6 Kaget
7 Bab 7 Orang Baru
8 Bab 8 Alasan Sudah Nifas
9 Bab 9 Lisa Penasaran
10 Bab 10 Permintaan Mami Amar
11 Bab 11 Bermimpi
12 Bab 12 Melihat Mia
13 Bab 13 Pesona Dean
14 Bab 14 Pesona Dean 2
15 Bab 15 Perasaan Lisa
16 Bab 16 Alasan Amar
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 Bab 91
92 Bab 92
93 Bab 93
94 Bab 94
95 Bab 95
96 Bab 96
97 Bab 97
98 Bab 98
99 Bab 99
100 Bab 100
101 Bab 101
102 Bab 102
103 Bab 103
104 Bab 104
105 Bab 105
106 Bab 107
107 Bab 108
108 Bab 108
109 Bab 109
110 Bab 110
111 Bab 111
112 Bab 112
113 Bab 113
114 Bab 114
115 115
116 Bab 116
117 Bab 117
118 Bab 118
119 Bab 119
120 Bab 120
121 Bab 121
122 Bab 122
123 Bab 123:
124 Bab 124
125 Bab 125
126 Bab 126
127 Bab 128
Episodes

Updated 127 Episodes

1
Bab 1 Curiga.
2
Bab 2 Pertemuan Dengan Teman Lama.
3
Bab 3 Kenyataan Yang Memilukan.
4
Bab 4 Wajah Sembab Bunda.
5
Bab 5 Teman Amar
6
Bab 6 Kaget
7
Bab 7 Orang Baru
8
Bab 8 Alasan Sudah Nifas
9
Bab 9 Lisa Penasaran
10
Bab 10 Permintaan Mami Amar
11
Bab 11 Bermimpi
12
Bab 12 Melihat Mia
13
Bab 13 Pesona Dean
14
Bab 14 Pesona Dean 2
15
Bab 15 Perasaan Lisa
16
Bab 16 Alasan Amar
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
Bab 91
92
Bab 92
93
Bab 93
94
Bab 94
95
Bab 95
96
Bab 96
97
Bab 97
98
Bab 98
99
Bab 99
100
Bab 100
101
Bab 101
102
Bab 102
103
Bab 103
104
Bab 104
105
Bab 105
106
Bab 107
107
Bab 108
108
Bab 108
109
Bab 109
110
Bab 110
111
Bab 111
112
Bab 112
113
Bab 113
114
Bab 114
115
115
116
Bab 116
117
Bab 117
118
Bab 118
119
Bab 119
120
Bab 120
121
Bab 121
122
Bab 122
123
Bab 123:
124
Bab 124
125
Bab 125
126
Bab 126
127
Bab 128

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!